• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar Anatomi Arthrologi Umum Khusus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahan Ajar Anatomi Arthrologi Umum Khusus"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Judul Blok : Biomedik 1 (5 SKS)

Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan Ilmu Biomedik pada Sistem Muskuloskeletal

Indikator : Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik Sistem Muskuloskeletal untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Level Kompetensi : 4 A

ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS dr. Faqi Nurdiansyah Hendra

Alokasi Waktu : 2 x 50 menit

Tujuan Instruksional Umum :

Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai anatomi persendian secara umum dan secara khusus.

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah selesai mempelajari bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian dari persendian

2. Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi dari persendian 3. Menyebutkan dan menjelaskan struktur anatomi dari persendian 4. Menyebutkan dan menjelaskan terminologi pergerakan

(2)

ARTHROLOGI

Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling berhubungan membentuk articulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk bipedal yang berdiri dan berjalan dengan menggunakan extremitas inferior, dan extremitas superior dipakai untuk memasukkan makanan ke dalam cavus oris.

ARTHROLOGI UMUM

Atas dasar struktur dan fungsi articulus dibagi menjadi: SYNARTHOSIS dan DIARTHOSIS.

I. SYNARTHOSIS

Diantara kedua ujung tulang yang membentuk articulus terdapat suatu jaringan. Terdiri dari :

1. SYNDESMOSIS, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.

a. SUTURA, tepi-tepi tulang yang bertemu diperhubungkan oleh suatu jaringan ikat yang tipis, misalnya sutura pada calvaria cranii.

b. SCHINDYLISIS, suatu tulang yang terjepit di dalam celah pada tulang lainnya, misalnya antara rostrum sphenoidale dan vomer.

c. GOMPHOSIS, suatu tulang yang berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk, alveolus, yang sesuai pada tulang yang lain, misalnya dentes pada maxilla dan mandibula. d. SYNDESMOSIS ELASTICA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut

elastis, misalnya ligamentum flavum di antara arcus vertebrae.

e. SYNDESMOSIS FIBROSA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut kolagen, misalnya membrana interossea antebrachii, di antara radius dan ulna.

2. SYNCHONDROSIS, jaringan penghubung dan diaphyse sebelum penulangan selesai atau symphysis osseum pubis pada usia dewasa.

(3)

II. DIARTOSIS

Ujung-ujung tulang yang membentuk articulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Salah satu ujung tulang membentuk caput articulare dan ujung tulang yang lain membentuk cavitas glenoidas.

2. Kedua ujung tulang dibungkus oleh capsula articularis, yang terdiri dari stratum fibrosum di sebelah superficialis dan statum synoviale di sebelah profunda; stratum synoviale menghasilkan synovia (filtrasi plasma darah) yang membuat licin permukaan kedua ujung tulang.

3. Cavum articulare ialah rongga potensil yang terdapat di antara ujung-ujung tulang, dan berisi synovia.

4. Alat-alat khusus yang meliputi : a. labium articulare ;

b. discus dan menicus articularis sebagai alat untuk menahan tumbukan, penyangga dan mengurangi discongruentio di antara ujung-ujung tulang yang bersendi ;

c. bursa mucosa di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan dengan cavum articulare untuk memudahkan gerakan ;

d. ligamentum, yang sebenarnya adalah bagian dari capsula articularis dan selanjutnya terpisah dari capsula itu.

Berdasarkan kemungkinan gerak Diartrosis dibagi menjadi: AMPHIARTHROSIS, kemungkianan gerak sedikit sekali. ARTICULATIONES, kemungkinan gerak yang luas.

Luas gerakan pada articulationes ditentukan oleh jumlah axis, sebagai berikut: 1. Mono axial

a. GINGLYMUS, sumbu gerak terak lurus pada arah panjang tulang, misalnya artic.interphalangealis, artic.humero-ulnaris, artic.talocruralis.

(4)

2. Biaxial, kedua garis berpotongan tegak lurus.

a. ARTICULATIO ELLIPSOIDEA, caput articulare berbentuk ellipsoid dalam arah sumbu panjang dan sumbu pendek, mis.art.radiocarpea.

b. ARTULATIO SELLARIS, permukaan sendi berbentuk pelana artinya dalam arah sumbu yang satu permukaan itu cembung, dalam arah sumbu yang lain cekung (concave-convex), mis. Art.carvo-metacarpea.

3. Multi axial (tri axial), kemungkinan gerak sangat luas. Caput articularea berbentuk bola. a. ARTICULATIO GLOBOIDEA, cavitas glenoidalis mencakup kurang dari setengah

caput articulare, mis. Art.humeri ;

b. ENARTHROSIS, cavitas glenoidalis mencakup lebih dari setengah caput articulare, kemungkinan gerak lebih daripada art.globoidea, mis. Art.coxae.

NOMENCLATUR GERAKAN

Arah dan luas gerakan ditentukan oleh permukaan dari kedua ujung tulang yang membentuk articulus dan kedudukan dari capsula articularis serta ligamentum articulare. Luas gerakan berbeda secara individual. Nomenclatur gerakan didasarkan pada Posisi Anatomi (awal atau akhir dari suatu gerakan), dan gerakan-gerakan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

 FLEXION (flexi) adalah gerakan yang terjadi terhadap axis transversal dan membentuk

sudut yang lebih kecil antara kedua tulang bersangkutan.

 EXTENSION (Extensi) adalah gerakan yang berlawanan dengan gerakan Flexi, yaitu

membentuk sudut yang lebih besar (tulang saling menjauhi satu sama lain).

Terminologi khusus digunakan pada gerakan badan (= truncus), articulatio humeri, ankle joint dan gerakan ibu jari (articulatio metacarpo-phalangea I). Badan yang digerakkan ke arah tungkai dinamakan Flexi badan terhadap tungkai dan gerakan tungkai ke ventral mendekati badan disebut Flexi tungkai terhadap badan. Gerakan sebaliknya ke arah dorsal disebut Extensi. Gerakan truncus ke lateral disebut Latero-fleksi.

(5)

Pada articulatio humeri gerakan fleksi disebut Anteflexi, yaitu gerakan lengan ke arah ventral; gerakan sebaliknya disebut Retroflexi (= Extensi).

 ABDUKSI adalah gerakan yang menjauhi sumbu badan; gerakan yang mendekati sumbu

badan disebut ADDUKSI.

 ROTASI merupakan gerakan yang terjadi terhadap sumbu longitudinal; ada Rotasi Medial

dan Rotasi Lateral. Rotasi ke kanan atau ke kiri terdapat pada columna vertabralis.

 CIRCUMDUCTION merupakan kombinasi dari gerakan flexi, abduksi, extensi, adduksi dan rotasi, yang menghasilkan suatu bentuk kerucut dengan puncaknya berada pada pusat sendi berangkutan.

 PRONASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah medial.  SUPINASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah lateral.

 Kedua gerakan terakhir ini gerakan yang terjadi pada articulatio radio-ulnaris proximalis

(radius berputar terhadap ulna).

 EVERSION adalah gerakan pronasi pada pedis yang dikombinasi dengan gerakan abduksi.  INVERSION adalah kombinasi gerakan adduksi dengan supinasi pada pedis.

 DOWNWARD ROTATION adalah gerakan rotasi ke caudal dari scapula terhadap axis

tegak lurus pada permukaan scapula, dalam hal ini acromion berpindah ke caudal dan medial, angulus inferior bergerak ke medial dan lateral.

 UPWARD ROTATION adalah rotasi ke cranial dari scapula.

 Gerakan Flexi dan Extensi ibu jari terjadi pada articulatio carpo-metacarpalis pollicis, yaitu pada bidang yang sama dengan gerakan abduksi-adduksi jari-jari lainnya; jadi gerakan Extensi pollicis adalah gerakan ke arah lateral yang sesuai dengan gerakan abduksi jari-jari lainnya, dan gerakan sebaliknya adalah Flexi.

 Gerakan Abduksi dan Adduksi pollicis terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan Flexi

dan Extensi jari-jari lainnya.

 Abduksi pollicis adalah gerakan yang menjauhi sisi manus, berlangsung pada bidang yang tegak lurus pada vola manus (sama dengan flexi jari-jari lainnya) dan sebaliknya adalah Adduksi (sama dengan extensi jari-jari lainnya).

 OPPOSISI adalah gerakan ibu jari yang mencapai ujung jari-jari lainnya, yaitu kombinasi

(6)

ARTHROLOGI KHUSUS

ARTICULUC CINGULU MEMBRI SUPERIORIS

1. ARTICULATIO STERNOCLAVICULARIS

Dibentuk oleh ujung pars sternalis calviculare, manubrium sterni dan ujung pars cartilaginis costa I. Cavum articulare dibagi menjadi dua bagian oleh suatu discus articularis, yang di satu pihak melekat pada ujung clavicula di bagian cranialis dan di pihak lain melekat pada ujung costa I. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum sternoclavicularis anterius dan ligamentum sternoclavicularis posterius. Ligamentum lainnya yang juga memperkuat capsula articularis adalah ligamentum interclaviculare, yang melekat pada kedua ujung clavicula, dan ligamentum costoclaviculare (=rhomboid ligament) yang mengikat osta I pada clavicula, dan berada di sebelah lateral capsula articularis. Ligamentum costoclavicularis sangat kuat, merupakan faktor stabilisasi yang kuat bagi articulus bersangkutan. Pada posisi protraksi dan hyperabduksi ligamentum ini menjadi tegang.

Di bagian ventral dari articulatio ini terdapat tendo caput sternalis m.sternocleidomastoideus; di bagian dorsal terdapat tendo m.sternohyoideus dan m.sternothyreoideus.

PERGERAKAN

Titik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum costoclaviculare, yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling berlawanan. Apabila pars acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis claviculare akan bergerak turun, demikian sebaliknya pula.

a. ROTASI dari clavicula adalah gerakan yang pasif b. ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae

(7)

2. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS

Dibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies articularis acromii. Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada scapula. Pada articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada prosessus coracoideus, jadi merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas dua bagian, yaitu (1) ligamentum trapexoideum dan (2) ligamentum conoideum. Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik dengan apexnya melekat pada processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum conoideum claviculae. Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum conoideum, dan letaknya hampir horizontal.

PERGERAKAN

Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian ini.

Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan scapula terhadap dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut :

a. PROTRAKSI dan RETRAKSI b. ROTASI

c. ELEVASI dan DEPRESI

Dapat juga terjadi gerakan kombinasi. Dan semua gerakan-gerakan tersebut diteruskan melalui/oleh ligamentum kepada clavicula.

3. ARTICULATIO HUMERI

(8)

Caput longum m.biceps brachii berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis.

Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan adduksi.

Otot-otot yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang, berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya. Keadaan ini dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus, ligamentum coraco-acromiale

dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada

ujung acromion di sebelah anterior articulatio acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral processus coracoideus.

Di antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini bersama-sama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis.

Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk Rotator Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2) m.infraspinatus, (3) m.teres

minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan (4) m.subscapularis berada di sebelah ventral.

Di bagian caudal capsula articularis tidak diperkuat sama sekali.

Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo dari m.triceps brachii caput longum dan m.teres major menempel pada capsula articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas pada posisi ini.

PERGERAKAN

(9)

4. ARTICULATIO CUBITI

Articulus ini termasuk tipe Ginglymus, yang hanya memberi kemungkinan gerakan Flexi dan Extensi. Articulus ini dibentuk oleh tiga buah tulang, yaitu (a) ujung distal humerus, (b) ujung proximal radius dan (c) ujung proximal ulna.

Secara structural terbentuk tiga buah articulus, masing-masing (1) articulatio humeroradialis, (2) articulatio humeroulnaris dan (3) articulatio radioulnaris proximalis. Ketiga-tiganya berada dalam satu capsula articularis.

 Articulatio humeroradialis dibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii.  Articulatio humeroulnaris dibentuk oleh trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnea.  Articulatio radioulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii (circumferentia articularis)

dengan incisura radialis ulnea.

Capsula articularis dari persendian ini bentuknya tipis di bagian anterior dan di bagian posterior, ditutupi oleh m.brachialis dan m.triceps brachii, mengadakan perlekatan di bagian anterior pada humerus di sebelah cranialis dai fossa radialis dan fossa coronoidea, dan di bagian caudal melekat pada ligamentum anulare radii dan pada processus coronoideus. Di bagian dorsal capsula articuralis melekat pada tepi cranialis olecranon. Di bagian medial dan lateral capsula articularis diperkuat oleh ligamentum collateral ulnare (mediale) dan ligamentum collaterale radiale (laterale).

PERGERAKAN

Gerakan yang mungkin hanyalah Flexi dan Extensi.

5. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS

Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio radio-ulnaris proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c) syndesmosis, di bagian tengah (membrana interossea antebrachii).

(10)

Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan mengecil di bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya.

Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior) dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia articularisnya di satu pihak dengan incisura ulnaris radii di pihak lain. Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia. Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari Wrist Joint.

PERGERAKAN

Pronasi dan Supinasi

6. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)

Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os lunatum dan os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung distal radius bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan konkaf. Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal. Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus ulnae sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus.

PERGERAKAN

Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis. Gerakan Abduksi (=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-posterior.

7. ARTICULATIO INTERCARPALIS

(11)

dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os triquetrum, sementara itu permukaan yang konveks dari bagian distal os scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk oleh os trapexium dan os trapezoideum.

PERGERAKAN

Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio mediocarpalis.

8. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS

Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum. Basis metacarpalis III membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya.

Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang dapat melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio carpometacarplis lainnya. Yang dimaksud dengan gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi, rotasi medial dan adduksi sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari lainnya. Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak, sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-benda dalam genggaman dengan sempurna.

9. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS

(12)

10.ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS

Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis phalangis dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada articulatio metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada keempat jari yang mesial adalah gerakan flexi dan extensi.

ARTICULATIO MEMBRI INFERIORIS 1. ARTICULATIO COXAE

Dibentuk oleh caput femoris dengan acetabulum. Articulus ini termasuk tipe Ball and Socket. Facies articularis caput femoris berbentuk 2/3 bagian dari suatu bulatan, dan facies articularis dari acetabulum berbentuk tapak kuda (horseshoeshaped). Capsula articularisnya kuat sekali, mengadakan perlekatan pada tepi acetabulum di bagian proximal dan di bagian distal melekat pada linea intertrochanterica dan sepanjang collum femoris, di sebelah proximal dari crista intertrochanterica.

Pada fovea capitis femoris terdapat Ligamentum teres femoris, yang ke arah distal melekat pada ligamentum acetabuli dan di dalamnya berjalan serabut saraf dan pembuluh darah yang menuju ke caput femoris.

PERGERAKAN

Anteflexi dan Retroflexi, Abduksi dan Adduksi, Rotasi, dan Circumdiktio. Articulatio coxae sangat stabil, yang disebabkan oleh karena fossa acetabuli membentuk lekukan yang dalam dan membungkus caput femoris dengan baik; selain itu stabilitas diberikan juga oleh ligamentum yang kuat, yang berada di bagian anterior coxae.

2. ARTICULATIO GENUS

Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal condylus tibiae dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.

(13)

Ligamentum :

- Lig. Collaterale laterale/fibulae - Lig. Popliteum Arcuatum - Lig. Collaterale mediale/tibiae - Lig. Popliteum Obliquum

- Lig. Patella - Lig. Cruciatum anterior + posterior

Meniscus medialis dan meniscus lateralis adalah dua buah fibrocartilago yang berbentuk cresentic (sebagian dari lingkaran), mengadakan perlekatan pada fecies cranialis ujung proximal tibia. Pada penampang melintang meniscus berbentuk segitiga. Meniscus medialis bentuknya

lebih besar daripada meniscus lateralis, dengan bagian yang terbuka meliputi (kaki huruf “C”)

meniscus lateralis.

PERGERAKAN

Gerakan utama adalah Flexi dan Extensi, yang terjadi terhadap axis trasversal.

3. ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS

Antara tibia dan fibula terbetuk articulus pada ujung proximal, ujung distal dan di sepanjang corpus kedua tulang tersebut. Persendian pada ujung proximal berupa suatu articulatio (diarthrosis) yang memberi kemungkinan gerakan menggelincir. Capsula articularisnya kuat di bagain ventral, melebihi yang di bagain dorsal. Di antara tendo m.popliteus dan capsula articularis terdapat bursa m.popliteus. Persendian ini disebut ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS.

Antara corpus tibiae dan corpus fibulae terdapat membran interossea, yang melekat pada crista interossea tibiae dan crista interossea fibulae dengan arahnya ke caudal-lateral, membentuk suatu Syndesmosis. Fungsi membrana interossea selain memfiksir tibia pada fibula juga tempat melekat beberapa otot cruris.

(14)

4. ARTICULATIO TALOCRURALIS (= ANKLE JOINT)

Persendian ini adalah suatu Hinge Joit yang terbentuk oleh os talus di satu pihak dan facies distalis tibia, facies articularis malleoli lateralis et medialis serta ligamentum tibiofibularis transversus di pihak lain, yang membentuk cavitas articularis. Ligamentum tibiofibularis transversus adalah bagian dari ligamentum malleoli lateralis posterius (= ligamentum tibiofibularis posterior inferior) yang berada di bagian caudal dan profunda.

Capsula articularis melekat pada tepi facies articularis dari ketiga buah tulang tadi kecuali di bagian anterior dari os talus, yang melekat agak jauh ke anterior pada collum tali. Di bagian dorsal capsula articularis melekat juga pada ligamentum tibiofibularis posterior. Capsula ini tipis di bagian anterior dan posterios, menebal di bagian medial dan lateral membentuk ligamentum mediale (= ligamentum deltoideum) dan ligamentum laterale.

Ligamentum deltoideum berbentum segitiga dan tebal, melekat pada ujung malleolus medidalis, terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan superficialis dan lapisan profundus. Lapisan superficialis disebut pars tibiocalcaneus (=ligamentum calcaneotiboale), berjalan ke caudo-dorsal dan melekat pada bagian cranialis dari sisi sustenta culum tali. Lapisan profundus atau pars deltoidea mengadakan perlekatan pada facies medialis talus (di luar facies articularis), ada serabut-serabut di bagian anterior yang mencapai (melekat) os nviculare.

Ligamentum laterale terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut:

1) Ligamentum calcaneofibulare yang berjalan ke arah caudo-dorsal, mulai dari ujung malleolus lateralis sampai pada sisi calcaneus;

2) Ligamentum talofibulare posterius yang melekat pada sisi medial malleolus lateralis, berjalan ke arah medio-dorsal, dan di pihak lain melekat pada processus lateralis tali; 3) Ligamentum talofibulare anterius yang melekat pada tepi anterior malleolus lateralis dan

di lain lihak melekat pada collum tali.

PERGERAKAN

(15)

5. ARTICULATIO TALOCALCANEA

Persendian ini terdiri atas : (a) ARTICULATIO TALONAVICULARIS, yang dibentuk oleh facis articularis navicularis tali dengan facies proximalis ossis navicularis dan (b) ARTICULATIO TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA ET POSTERIOR, yang dibentuk oleh facies articularis calcanea anterior et media et posterior dengan facies articularis anterior et media et posterior calcanei.

Articulatio TALANAVICULARIS bersama dengan articulatio TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA berada dalam satu cavum articulare, dan membentuk Articulatio TALOCALCANEONAVICULARE.

6. MIDTARSAL JOINT

Articulus ini terdiri dari dua bagian, yang pertama dibentuk oleh os cubeideum dengan os calcaneus, yang kedua dibentuk oleh os talus dengan os naviculare.

Articulatio CALCANEOCUBOIDEA terletak transversal menyilang pedis dan berada pada satu garis dengan Articulatio TALONAVICULARIS. Kedua articulus ini membantu gerakan inversi, eversi, plantar flexi dan dorsoflexi. Pada persendian ini terdapat 4 buah ligamenta, yaitu (a) ligamentum calcaneo naviculare plantare, (b) ligamentum bifurcatum, (c) ligamentum plantare longum dan (d) ligamentum calcaneocuboideum plantare.

7. PERSENDIAN INTERTARSALIS LAINNYA,

ARTICULATIO TARSOMETATARSALES dan ARTICULATIO INTERTARSALIS Persendian antara os naviculare dengan ketiga buah os cuneiforme, persendian antara sesama os cuneiforme, persendian antara os cuniforme intermedia dan os cuneiforme laterate dengan basis ossis metatarsalis II dan III, persendian antara sesama basis ossis metatarsalis II – IV dan persendian antara os cuneiforme laterate dengan os cuboideum, masing-masing persendian tersebut mempunyai cavum articulare tersendiri.

(16)

Semua persendian tersebut tadi mempunyai ligamentum plantaris dan ligamentum dorsalis serta ligamentum interosseus. Gerakan yang ada hanya gerakan menggelincir yang sangat terbatas.

8. ARTICULATIO METATARSOPHALANGEALIS dan ARTICULATIO

INTERPHALANGEALIS

Articulatio METATARSOPHALANGEALIS berbentuk ellipsoidea dan berkaitan dengan gerakan plantar flexi dan dorsiflexi.

Articulatio INTERPHALANGEALIS mempunyai bentuk condyloidea.

Gerakan dorsiflexi pada Articulatio METATARSOPHALANGEALIS adalah lebih luas daripada gerakan plantar flexi. Hal yang sebaliknya terjadi pada Articulatio INTERPHALANGEALIS.

PERESENDIAN PADA TRUNCUS

 Columna Vertebralis berhubungan → bentuk persendian

o Di Cranial : dengan Os Occipitale o Di Lateral :

• V.T.I-XII dgn Costa I–XII

• Sacrum dgn Os Coxae o Di antara Vertebra :

• Antara Corpus

• Antara proc. Articularis

• Antara proc. Transversus

• Antara proc. Spinosus

• Antara Lamina arcus vertebralis  Persendian pada Truncus, terdiri

o Pada Sternum + Ujung Sternal Costa I-X, masing-masing antara :

• Manubrium Sterni –Corpus Sterni → Synchondrosis/Synostosis

• Corpus Sterni –Proc.Xiphoideus → Synchondrosis/Synostosis

• Cartilago costalis V –X → Synchondrosis

• Manubrium + Corpus –Costa → Synchondrosis o Pada ujung vertebrae+ COSTA I-XII, masing-masing antara :

• Costa I-XII – corpus V.T.I-XII → Diarthrosis (art. plana)

• Costa I-XII – Proc.Trans.V.T.I-X → Diarthrosis (art.plana)

Gerakan pada kedua persendian di atas → secara bersama-sama

(17)

 Persendian pada Truncus (lanjutan) o Antara Os Occipitale – V.C.I

- Art. Atlantooccipitalis

- Diarthrosis (art. Condyloidea) - Gerakan: ante, retro, lateroflexi o Antara V.C. I – II

- Art. Atlantoepistrophica - Diarthosis (art. Plana) - Gerakan : Rotasi o Synchondrosis

- Antara Corpus Vertebra C.II-III s/d L.I-S.I

- Dibentuk discus Intervertebralis (st. fibrocartilago)

- Discus Intervertebralis terbesar → L.I – S.I = PROMONTORIUM  Persendian pada Truncus (lanjutan)

o Syndesmosis Elastica → antara arcus Vertebra (lig flavum) o Syndesmosis Fibrosa

- Lig. Longitudinale ant + post → antara corpus vert. - Lig. Interspinosum , intertransversarium, supraspinosum o Diarthrosis → zygapophyseal joint antara proc. articularis Vertebrae  Gerakan SUMASI seluruh Columna Vertebralis

o Anteflexi o Retroflexi o Lateroflexi

Referensi

Dokumen terkait