DR. H. AWANG FAROEK ISHAK
GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR
DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM INTERNATIONALREHABILITASI LAHAN PASCA TAMBANG 06 MARET 2012
Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah ± 22,98 juta Ha dengan luas wilayah daratan ± 19,85 juta Ha dan luas pengelolaan laut sejauh 4 - 12 mill dari panjang
garis pantai ± 3,13 juta Ha. Atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Daerah-daerah Kabupaten di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9
).
MALAYSIA KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATANGEO ECONOMIC
KALIMANTAN TIMUR
• Strategis berada di Selat Makassar ALKI-II, yang menghubungkan daerah Utara (Philipina) ke
arah Selatan Samudra Hindia
• Titik kuat koneksivitas pulau Kalimantan dan antar pulau di Kawasan Timur Indonesia
4
MP3EI : KORIDOR EKONOMI INDONESIA KALIMANTAN
Tema Pembangunan Koridor Ekonomi Kalimantan “Pusat Produksi Dan Pengolahan Hasil Tambang &
1. BALIKPAPAN 2. SAMARINDA 3. BONTANG 4. TARAKAN KECAMATAN : 136 DESA/KELURAHAN : 1.417 1. NUNUKAN 2. MALINAU 3. KUTAI BARAT 4. BULUNGAN 5. BERAU 6. KUTAI TIMUR 7. KUTAI KARTANEGARA 8. PENAJAM PASER UTARA 9. PASIR
MENCIPTAKAN KALTIM YANG AMAN, DEMOKRATIS, DAN DAMAI DIDUKUNG PEMERINTAHAN YANG
BERSIH DAN BERWIBAWA
MEWUJUDKAN EKONOMI DAERAH
YANG BERDAYA SAING DAN PRO
RAKYAT
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA DAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT
VISI KALTIM BANGKIT 2013
Mewujudkan Kaltim Sebagai Pusat Agroindustri
Dan EnergiTerkemuka Menuju Masyarakat Adil
Dan Sejahtera
7
PEMBANGUNAN BERSIFAT INKLUSIF DAN BERKEADILAN
• Pembangunan harus dimuarakan kepada tujuan untuk meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat
10 isu
Strategis
Pembangunan
Kaltim
Kemandirian & Kedaulatan Pangan Pengentasan Kemiskinan
Pengangguran
Keterbatasan Akses Permodalan
Reformasi Birokrasi/Pelayanan Publik
Degradasi Mutu Lingkungan
Daya Saing dan Iklim Investasi
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Infrastruktur
Pembangunan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal
UPAYA MERUBAH STRUKTUR EKONOMI
BERBASIS RENEWABLE RESOURCES
Pergeseran Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui ke yang dapat diperbaharui dilakukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang berdaya saing, melalui pengembangan beberapa kawasan industri dengan Pendekatan Cluster
Ditetapkannya Kalimantan Timur sebagai Cluster Industri berbasis:
1. Pertanian, Oleochemical di Kawasan Maloy Kutai Timur 2. Migas dan kondensat di Kota Bontang
oleh Pemerintah Pusat. (melalui INPRES NOMOR 01 TAHUN 2010)
Kalimantan Timur berperan penting dalam menggerakkan perekonomian Nasional dan memberikan harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan rakyat YANG BERKEADILAN
Tantangan Pemerintah Provinsi kedepan memberi dukungan;
1.infrastruktur yang baik,
2.ketersediaan bahan baku yang berkualitas, 3.SDM yang handal,
PENDUDUK
•
PENDUDUK Tahun 2011 (3.603.038 jiwa) dengan tingkat
Pertumbuhan 5,31%
•
ANGKATAN KERJA Tahun 2011 (1.764.696 orang)
•
PENGANGGURAN Tahun 2011 (173.693 orang atau 9,84 %)
•
IPM Tahun 2011 (75,56%-Rangking 5)
•
PENDUDUK MISKIN (September 2011)
(247.130 orang atau 6,63%)
•
ANGKA KEMATIAN BAYI Tahun 2010 (29/1.000 bayi)
•
ANGKA BUTA HURUP Tahun 2010 (1,2%)
•
ANGKA HARAPAN HIDUP Tahun 2010 (12,7%)
EKONOMI
•
PDRB pada Tahun 2011 (359,6 trilyun)
•
PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2011 (1,74%)
•
Sektor Dominan pada Tahun 2011 yaitu ;
PERTAMBANGAN (44,88%), INDUSTRI PENGOLAHAN (24,74%),
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN (8,15%) dan
PERTANIAN (5,86%)
•
PENDAPATAN PERKAPITA Tahun 2011 dengan Migas
(Rp. 38,64 juta)
•
EKSPOR Tahun 2011 $14 Milyar (Migas $7,5 M dan Batubara
$6,5M)
KALTIM LUMBUNG ENERGI NASIONAL
Cadangan : 24,58 TSCF (24,8% Nasional) Produksi : 1,98 TSCF ( 37,0% Nasional) Cadangan : 745,75 MMSTB (11,0% Nasional) Produksi : 57,0 MMSTB (6,1% Nasional)
Sampai dengan sekarang : 37,5 Milliar Ton Cadangan : 7,798 Milliar Ton
Produksi : 148 Juta Ton (60 % Nasional)
Cadangan : 108,3 TSCF (23,5% Nasional)
Potensi : 4.710 MW Bangun : 160 MW POTENSI
SUMBERDAYA
ENERGI BIO MASSA
GAS METANA BATUBARA (GMB) MINYAK BUMI
GAS BUMI BATUBARA
TENAGA AIR Potensi : 6.969,9 MWBangun : 0,4 MW ENERGI TAK TERBARUKAN (UNRENEWABLE ENERGY) ENERGI TERBARUKAN (RENEWABLE ENERGY) Eksplorasi / Riset PKP2B : 33 KP. Ekpr : 936 KP. Ekpt : 335 Jumlah : 1.304 Luas : 3,27 Juta Ha WKP Ekpt = 26 WKP Ekpr = 30
TENAGA SURYA Potensi : TersebarBangun : 19.191 unit (0,96 MW)
STATUS Nopember Ta. 2010
STATUS 2010 STATUS 2010 STATUS 2010 WKP Ditawarkan Migas : 14 CBM : 4 POTENSI ENERGI
MMSTB = Million Metric Stock Tank Barrels TSCF = Ton Standar Cubic Feet
DENGAN KLASIFIKASI :
- Sumberdaya
: 28.429.000.000 M ton
- Cadangan
: 7.798.000.000 M ton
Produksi Tahun 2010 : 148.000.000 M ton
(60% nasional)
Umur tambang saat ini hingga kedepan + 50 Tahun
Kalori 5000 s/d 7000 Ccl, Sulfur 0,8 s/d 1,5
Isu Peran Strategis Provinsi Kalimantan Timur dalam Konstelasi
Nasional dengan Kekayaan Sumber Daya Alam dan Potensi
Pengembangan
Peran strategis propinsi Kalimantan Timur dengan kekayaan SDA Energi & Migas sebagai pusat produksi migas dan turunan produk olahanya yang menjadi kepentingan strategis Nasional
Sektor tambang dan migas yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Propinsi Kalimantan Timur
Di Indonesia Provinsi Kalimantan Timur merupakan Provinsi Terluas ke-dua setelah Provinsi Papua, dan penyumbang PDBR Terbesar Kelima. dengan potensi untuk dikembangkan setelah Pulau Jawa,
1
2
3
IUP DAN PKP2B DI KALTIM
IUP Eksplorasi : 939 perusahaan
IUP Produksi : 335 perusahaan
PKP2B Eksplorasi : 4 perusahaan
PKP2B Konstruksi : 6 perusahaan
PKP2B Eksploitasi : 22 perusahaan
LUAS WILAYAH PERTAMBANGAN
IUP EKSPLORASI : 2.897.150,85 Ha
IUP PRODUKSI : 500.765,85 Ha
Batubara
dan
Lingkungan Hidup
Konsumsi energi kita dapat memiliki dampak
penting terhadap lingkungan hidup. Menekan
dampak negatif dari kegiatan manusia terhadap
lingkungan hidup termasuk penggunaan energi
merupakan PRIORITAS GLOBAL.
Perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang baik
akan menekan dampak pertambangan terhadap
lingkungan hidup dan membantu melestarikan
keanekaragaman hayati.
Batubara memberikan kontribusi yang penting bagi
perkembangan ekonomi dan sosial di seluruh dunia,
dampak terhadap lingkungan hidup merupakan suatu
masalah.
Tambang batubara terutama tambang terbuka,
memerlukan lahan yang luas untuk diganggu
sementara. Hal tersebut menimbulkan permasalahan
lingkungan hidup
, termasuk erosi tanah, polusi debu,
suara
dan
air,
serta
dampat
terhadap
keanekaragaman hayati setempat. Tindakan-tindakan
dilakukan dalam operasi tambang modern untuk
menekan dampak-dampak tersebut.
VOID (LUBANG BEKAS TAMBANG DI KEC. TENGGARONG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TAMPAK DUA VOID (LUBANG BEKAS TAMBANG) DI KEC. TENGGARONG SEBERANG, KAB.KUTAI KARTANEGARA.
JUMLAH DAN LUAS VOID UNTUK PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA PKP2B di
KALIMANTAN TIMUR
NO NAMA PERUSAHAAN JUMLAH VOID LUAS VOID (HA) KETERANGAN
1 PT. Kaltim Prima Coal 1 10,5
2 PT. Berau Coal 2 59,72
3 PT. Kideco Jaya Agung 2 1181,83 4 PT. Multi Harapan Utama 14 98,38
5 PT. Tanito Harum 6 32,08
6 PT. Gunung Bayan I 27 135,51 7 PT. Insani Bara Perkasa 3 3,40 8 PT. Indominco Mandiri 18 250,00 9 PT. Lanna Harita Mining 10 8,81 10 PT. Mahakam Sumber Jaya 8 118,00
11 PT. Santan Batubara 2 15,36
12 PT. Pesona Katulistiwa 1 1,60
SUB DAS
DAS LAIN
SUB DAS
SUB DAS
DAS
WILAYAH DARATAN DIBAGI HABIS DALAM WILAYAH DAS/SUBDASKERUSAKAN Daerah AliranSungai (DAS)
DI KALIMANTAN TIMUR
(DAS)
Upstream (Bagian Hulu) Midstream (Bagian Tengah) Dawnstream (Bagian Hilir)
BAGIAN HULU DAN BAGIAN TENGAH DAS:
Hutan Lindung Hutan Konservasi Hutan Produksi Perkebunan Perladangan Pertambangan
Kawasan Budidaya Non Kehutanan
BAGIAN HILIR DAS:
Pemukiman Persawahan
Perikanan / Pertambakan Kawasan Usaha Lain
OUTLET / PATUSAN DAS:
Debit Aliran Air Sungai Beban Sedimen
Kualitas Air
OUTLET / PATUSAN DAS Back Water / Arus Air Balik
Gambar: Peta Penutupan
Lahan/Vegetasi di Wil. Kaltim
Didominasi
Kawasan Hutan ± 72%
Semak belukar ± 22%
Luas Lahan Kritis pada 31 DAS di Kaltim
No.
Nama DAS
Luas
(Ha)
(Ha)
Lahan Kritis
(%)
1. DAS Adang-Kuaro 104.381 38.679 37,1 2. DAS Batakan 7.195 592 8,2 3. DAS Bengalon 388.381 104.310 26,9 4. DAS Berau 1.677.724 641.347 38,2 5. DAS Bontang 9.603 1.162 12,1 6. DAS Dumaring 182.050 107.617 59,1 7. DAS Karangan 529.141 226.420 42,8 8 DAS Kayan 3.703.251 570.831 15,4 9 DAS Kendilo 447.550 212.860 47,6 10. DAS Kerang-Segendang 223.979 93.651 41,8 11. DAS Mahakam 7.724.365 2.974.504 38,5 12. DAS Manggar 11.893 725 6,1 13. DAS Manubar 375.731 176.014 46,8
No. Nama DAS Luas
(Ha) (Ha)Lahan Kritis(%)
14. DAS Pulau Derawan 4.201 588 14,0 15. DAS Pulau Nunukan 23.501 6.900 29,4 16. DAS Pulau Tarakan 25.282 2.076 8,2 17. DAS Pemaluan 26.905 2.055 7,6 18. DAS Riko 60.052 2.114 3,5 19. DAS Samboja 71.215 9.244 13,0 20. DAS Santan 193.187 119.348 61,8 21. DAS Sebuku 480.786 216.058 44,9 22. DAS Sebakung 597.403 36.635 6,1 23. DAS Semoi 8.424 241 2,9 24. DAS Sengata 262.613 170.754 65,0 25. DAS Sepaku 23.899 915 3,8 26. DAS Sesayap 1.644.808 305.281 18,6 27. DAS Tabalar 225.373 70.545 31,3 28. DAS Telake 392.420 206.080 52,5 29. DAS Tengin 32.057 1.244 3,9 30. DAS Tunan 78.663 39.253 49,9 31. DAS Wain 24.097 3.600 14,9 Jumlah 19.560.130 6.341.643 32,4
PERMASALAHAN HUTAN, LAHAN DAN
SUMBERDAYA AIR
HUTAN GUNDUL EROSI LONGSOR HULU Nilai Koefisien Rejim Air Sungai pada 31
DAS di Kaltim sebagian besar termasuk
kategori tinggi.
Nilai Muatan Sedimen pada 31 DAS berkisar
antara sebagian kategori sedang dan tinggi.
Dewasa ini banjir secara periodik sering
terjadi seperti di Kota Samarinda, Tenggarong,
Melak, Balikpapan, Tanah Grogot, Bontang,
Sengata, dan Tarakan, serta pada beberapa
bagian wilayah Kab. Berau dan Kab. Bulungan.
PENGELOLAAN DAS
Pengelolaan DAS adalah:
upaya manusia dalam mengendalikan
hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dengan manusia di
dalam DAS dan segala aktivitasnya,
tujuannya untuk membina kelestarian dan
keserasian ekosistem serta
mening-katkan kemanfaatan sumberdaya alam
bagi manusia secara berkelanjutan.
Pengelolaan DAS Terpadu:
Proses formulasi dan aplikasi bidang
kegiatan (SDA dan SDM) dalam suatu DAS;
Memperhatikan faktor-faktor sosial, politik,
ekonomi dan kelembagaan pada DAS;
Diperoleh keseimbangan secara integratif
dari berbagai kepentingan yang terkait
sesuai dengan tujuan kesepakatan
Urutan Prioritas DAS pada 31 DAS di Kaltim
No. Nama DAS Luas (Ha) Prioritas DAS
1. DAS Mahakam 7.724.365 I
2. DAS Manggar 11.893 I
3. DAS Bontang 9.603 I
4. DAS Pulau Nunukan 25.282 I 5. DAS Pulau Tarakan 26.905 I
6. DAS Batakan 7.195 II
7. DAS Samboja 71.215 II
8. DAS Sengata 262.613 II
9. DAS Kendilo 447.550 II
10. DAS Adang Kuaro 104.381 II 11. DAS Kerang Segendang 223.979 II
12. DAS Santan 193.187 II
No. Nama DAS Luas (Ha) Prioritas DAS 14. DAS Riko 60.052 II 15. DAS Pemaluan 23.501 II 16. DAS Sepaku 23.899 II 17. DAS Telake 392.420 II 18. DAS Semoi 8.424 II 19. DAS Tunan 78.663 II 20. DAS Tengin 32.057 II
21. DAS Karangan 529.141 III 22. DAS Manubar 375.731 III 23. DAS Dumaring 182.050 III 24. DAS Berau 1.677.724 III
25. DAS Wain 24.097 III
26. DAS Pulau Derawan 4.201 III 27. DAS Sebakung 480.786 III 28. DAS Sesayap 1.644.808 III 29. DAS Tabalar 225.373 III
30. DAS Sebuku 597.403 III
31. DAS Kayan 3.703.251 III Jumlah 19.560.130
A. Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan RHL
No.
Uraian
Luas (Ha)
Nilai Persentase
1. Total lahan
kritis
6.341.643
Luas rencana
pena-naman terhadap
luas total lahan kritis
= 1,7%
Luas realiasi
pena-naman terhadap
luas total lahan kritis
= 1%
2. Rencana
penanaman
109.122
Luasrencana
pena-naman terhadap
luas realisasi
pena-naman = 58,7%
3. Realisasi
penanaman
64.033
1. Gangguan Lahan
Dilakukan kajian selama beberapa tahun terhadap lingkungan yang
akan dijadikan lahan tambang untuk menentukan kondisi yang ada dan
mengidentifikasikan kepekaan dan masalah – masalah yang mungkin
akan timbul. Kajian – kajian tersebut mempelajari dampak
pertambangan terhadap air permukaan dan air tanah, tanah dan tata
guna lahan setempat, tumbuhan alam serta populasi fauna setempat.
2. Pencemaran Air
Acid mine drainage (AMD – drainage tambang asam) adalah air yang
mengandung logam yang terbentuk dari reaksi kimia antara air dan
batuan yang mengandung mineral belerang. AMD dapat diolah secara
pasif atau aktif. Pengolahan aktif termasuk mendirikan pabrik
pengolahan air dimana AMD diberikan kapur untuk menetralisir asam
dan kemudian dialirkan ke tangki pengendapan untuk membuang
edimen dan partikel-partikel logam. Pengolahan pasif dimaksudkan
untuk mengembangkan sistem yang beroperasi sendiri yang dapat
mengolah efluen tanpa ada campur tangan manusia yang konstan.
3. Polusi Debu dan Suara
Debu bisa dikendalikan dengan menyiramkan air ke jalanan,
tumpukan batu bara atau ban berjalan. Tindakan-tindakan lain
juga bisa dilakukan termasuk memasang sistem pengumpulan
debu pada mata bor dan membeli lahan tambahan di sekitar
tambang untuk dijadikan zona penyangga antara tambang dan
daerah sekitarnya. Pepohonan yang ditanam di zona penyangga
tersebut juga bisa menekan dampak pandangan dari operasi
penambangan terhadap masyarakat setempat. Kebisingan bisa
dikendalikan dengan melakukan pemilihan peralatan dan
penyekatan secara hati-hati serta keterpaparan suara di sekitar
mesin. Dalam praktek yang terbaik, setiap tapak harus terpasang
peralatan pemantauan kebisingan dan getaran sehingga tingkat
kebisingan dapat diukur untuk memastikan bahwa tambang
berada dalam batas yang telah ditentukan.
4. Timbulnya
polutan,
seperti oksida belerang dan nitrogen (SOx dan NOx),
serta partikel dan unsur penelusuran, seperti
merkuri, merupakan suatu masalah. Teknologi telah
dikembangkan dan
dikerahkan untuk menekan
emisi-emisi tersebut.
Clean Coal Technology (CCT – teknologi batu bara
bersih) merupakan kisaran dari opsi teknologi yang
mampu meningkatkan kinerja lingkungan batu bara.
Teknologi tersebut mengurangi emisi, mengurangi
limbah dan meningkatkan jumlah energi yang
diperoleh dari setiap ton batu bara.
REKLAMASI
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan
sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi
kembali sesuai dengan peruntukannya
RUANG LINGKUP REKLAMASI
Pemulihan
LAHAN BEKAS TAMBANG
untuk memperbaiki lahan yang terganggu
ekologinya akibat aktifitas penambangan
Mempersiapkan
LAHAN BEKAS TAMBANG
YANG SUDAH DIPERBAIKI
ekologinya
untuk pemanfaatan selanjutnya
SASARAN REKLAMASI
Terciptanya LAHAN BEKAS TAMBANG
yang kondisinya aman, stabil dan tidak
mudah tererosi sehingga dapat
dimanfaatkan kembali sesuai dengan
peruntukannya.
CONTOHNYA : Untuk pertanian,
perkebunan, budidaya perikanan,
pemungkiman, parawisata, dll
PERENCANAAN REKLAMASI
Harus mengacu dengan TATA RUANG
(tata guna lahan pasca tambang)
Harus
SUDAH
DISIAPKAN
sebelum
operasi tambang
PROGRAM TERPADU dengan operasi
penambangan.
PENGGUNAAN LAHAN PKP2B
AREAL TERBUKA : 49.417,12 Ha
AREAL REKLAMASI DAN REVEGETASI 19.723,58
Ha
REKLAMASI INFRASTRUKTUR
BEKAS TAMBANG
Jalan dan jalan tambang
Instalasi Jaringan Listrik dan Komunikasi
Lubang Bekas Tambang
Terowongan dan Sumuran yang
POTENSI DAN PERUNTUKAN LAHAN BEKAS TAMBANG
1. DIPERUNTUKAN MENJADI HUTAN KEMBALI
Agar tanaman-taman lokal dapat tumbuh dan berkembang seperti pada saat lokasi tersebut belum dilakukan penambangan
2. DIPERUNTUKAN UNTUK MENJADI PENGEMBANGAN KOTA BARU / KOTA SATELIT / PEMUKIMAN / REAL ESTATE. (Terutama tambang yang
berdekatan dengan kota).
3. DIPERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN (FOOD ESTATE / RICE ESTATE).
Dengan Melakukan penanaman padi dan palawija seperti : ketela pohon, jagung, kedelai, singkong, jenis kacang-kacangan dan jenis sayur-sayuran 4. DIPERUNTUKAN LAHAN PERKEBUNAN
Melakukan pananaman yang mempunyai umur tanam jangka panjang seperti ; kelapa sawit
5. DIPERUNTUKAN BUDIDAYA PERIKANAN / TAMBAK / KERAMBA
GP2-IPT (GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI IKAN PASCA TAMBANG) Untuk budidaya perikanan Untuk sumber air bersih dan PDAM Untuk sumber air pertanian/ irigasi.
REKLAMASI EKS TAMBANG CETAK SAWAH JARING APUNG IKAN BUDIDAYA LAHAN KERING
6. DIPERUNTUKAN TAMAN WISATA
Lapangan Golf / Taman wisata air dengan
memanfaatkan kolam sebagai tempat pemancingan
dan olahraga air, Areal perkemahan.
Tersedianya keragaman lanskap baik bersifat terrestrial
maupun akuatik sehingga pemanfaatan kubangan besar
dijadikan danau, SITU atau kolam besar sebagai badan air
yang dikombinasikan dengan RTH.
Pemanfaatan lanskap untuk fungsi perlindungan tanah &
air, konservasi biodiversity, penyimpanan karbon dan
keindahan lanskap bagi fungsi kenyamanan & estetika
lingkungan
Diperlukan desain lanskap dengan basis pengelolaan yang
berkelanjutan.
Kegiatan eksplorasi tambang mengakibatkan hutan alami hilang
yang berarti biodiversitas menurun secara drastis.
Industri tambang dituntut untuk mampu mengembalikan lahan
bekas tambang ke kondisi yang sesuai dengan persyaratan
tataguna lahan, misal dengan teknik bioremediasi.
Reklamasi perlu direncanakan secara terintegrasi secara
ekologis, ekonomis dan kultural.
55
Usaha Pertambangan (non-renewabel resources) harus
mampu mewujudkan pembangunan berkelanjutan setelah
pasca tambang, yaitu, keberlanjutan ekonomi, sosial, dan
lingkungan
Setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyisihkan dana
dari keuntungan bersih usahanya untuk Dana Cadangan
(hilanganya cadangan yg tdk dapat diperbaharui) pada daerah
tersebut) sebagai pengganti serta dapat dimanfaatkan
sebagai Re-Investasi terhadap peningkatan sumberdaya
Manusia, penanganan dampak2 setelah pasca tambang
Pelaku usaha pertambangan harus memiliki kesadaran tinggi
terhadap
kepedulian
Lingkungan
pertambangannya,
termasuk wajib ikut bertanggung jawab meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar tambang
56
• Perlu digali alternatif pengganti sumber daya
alam bahan tambang untuk menjadi motor
penggerak pembangunan pada masa pasca
tambang.
• Aspek yang menjadi prioritas dalam perencanaan
dan skenario pemanfaatan lahan pasca tambang
yang menunjang pembangunan berkelanjutan.
LUBANG BEKAS TAMBANG
Untuk lubang bekas tambang yang tidak dapat tertutup (sesuai dengan dokumen AMDAL), dapat dimanfaatkan sebagai :
1. Kolam cadangan air bersih, dari penampungan aliran air pada catsment area yg ada
2. Pemanfaat lubang bekas tambang sebagai daerah budidaya perikanan
3. Kolam tampungan air juga bermafaat untuk penyeimbang air tanah (sebagai Bio Pori besar) 4. Sebagai kawasan wisata air, Lapangan Golf bila
lokasi tersebut dekat dengan kawasan perkotaan
5. Sebagai pengembangan kawasan pemukiman dan difungsikan sebagai polder air untuk penampungan banjir perkotaan, bila lokasi tersebut dekat dengan kawasan perkotaan
58
KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN (KBK)
Pasca Tambang pada KBK, wajib dihutankan kembali dangan tanaman lokal yang sesuai dengan tanaman hutan awalnya, untuk infrastruktur yang ada pada kawasan tersebut apabila pemerintah daerah memerlukan sarana tersebut seperti jalan angkut, pelabuhan dsb, maka kawasan tersebut tidak dihutankan kembali dan Pemerintah Daerah akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan.
Untuk Daerah bekas tambang, yang diarahkan untuk keperluan perkembangan kota (dekat dengan perkotaan), perusahaan tambang harus memperhatikan sistem penimbunan secara benar dan mengacu pada tataruang kota yang ada.
Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK)
Apabila kawasan bekas tambang diarahkan untuk aktivitas masyarakat, seperti:
1. Perkebunan, dari awal perusahaan pertambangan harus menyiapkan penataan lahan tersebut direklamasi sesuai kaidah pengolahan tanah untuk perkebunan, dan setelah ditanam tanaman pioner, selanjutnya ditanam dengan tanaman perkebunan seperti Kelapa Sawit, Karet dan tanaman Aren yang dibutuhkan untuk kelanjutan penghasilan kehidupan masyarakat.
2. Bila untuk keperluan pemukiman dan perladangan tentunya dari awal kegiatan penimbunan lubang bekas tambang harus menyesuaikan. 3. Pelaksanaan dari Penyiapan lahan, penanaman tanaman perkebunan,
tanaman pertanian lainya harus berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian dan Dinas-Dinas Terkait.
Dasar Hukum Pelaksanaan Penutupan Tambang
•Undang-Undang No.4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Minerba
•Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan kegiatanUsaha Pertambangan Mineral Batubara
- PERMEN ESDM No. 18 Tahun 2008, tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang
•
Mengingat kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentang alam; diperlukan upaya untuk menjamin pemanfaatan lahan di wilayah bekas kegiatan pertambangan agar berfungsi sesuaiperuntukannya;
•
Dengan dasar hukum yang ada merupakan jaminan kepastian hukum bagi Perusahaan yang akan melaksanakan Reklamasi dan Pasca tambang; Perlu perencanaan Reklamasi & Pasca tambang sejak awal (FS) untuk mengetahui manfaat yang sebenarnya (realHAL PENTING YANG MENJADI DASAR
PASCA TAMBANG
Perlindungan Lingkungan Hidup, meliputi :
• kualitas air permukaan, ABT, dan tanah, serta udara sesuai baku mutu lingkungan;
• stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, dam tailing, lahan bekas tambang serta struktur buatan (manmade
structure) lainnya;
• memperhatikan keanekaragaman hayati;
• lahan bekas tambang yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya;dan
• aspek sosial, aspek budaya dan aspek ekonomi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
• Penciptaan kondisi aman pada pelaksanaan reklamasi dan pascatambang.
Konservasi komoditi tambang
• Pengumpulan data yang akurat mengenai bahan galian yang tidak dieksploitasi dan/atau diolah serta sisa pengolahan komoditi tambang.
PERUSAHAAN TAMBANG BERKEWAJIBAN
Wajib mengangkat seorang petugas untuk memimpin langsung
masing-masing pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang;
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang wajib dilakukan
sesuai dengan Rencana Reklamasi dan RPT yang telah disetujui;
Pelaksanaan Reklamasi & Pascatambang wajib dilaporkan secara
berkala kepada Menteri atau Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya;
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang berakhir setelah
mendapat persetujuan Menteri atau Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
JAMINAN YANG MENJADI KEWAJIBAN PERUSAHAAN
JAMINAN KESUNGGUHAN
Kewajiban menyediakan Jaminan Kesungguhan; Jaminan
Kesungguhan berupa Deposito; Digunakan sbgai jaminan terlaksananya usaha pertambangan pada tahap Eksplorasi; pelaksanaan pekerjaan Pascatambang.
JAMINAN REKLAMASI
Kewajiban menyediakan Jaminan Reklamasi; Jaminan Reklamasi
harus ditempatkan sebelum memulai kegiatan Operasi Produksi dan ditempatkan setiap tahun. Bentuk Jaminan Reklamasi dapat berupa Deposito Berjangka atau Bank Garansi/Asuransi atau Cadangan Akuntansi (Accounting Reserve).
JAMINAN PASCATAMBANG
Kewajiban menyediakan Jaminan Pascatambang; Jumlah Jaminan
dihitung berdasarkan perkiraan biaya pemulihan, pemantauan dan pemeliharaan wilayah serta biaya penanganan B3 sebagaimana tercantum dalam RPT.
64