• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Siapa yang tak kenal film kartun, sebuah cerita yang dilakonkan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Siapa yang tak kenal film kartun, sebuah cerita yang dilakonkan oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang

Siapa yang tak kenal film kartun, sebuah cerita yang dilakonkan oleh beberapa tokoh kartun yang dibuat oleh tangan – tangan kreatif para pembuatnya, dan ditayangkan dalam beberapa durasi waktu dalam sekali duduk. Film sendiri mempunyai banyak pengertian yang masing – masing artinya dapat dijabarkan secara luas. Film mempunyai media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita banyak mengungkapkan realitas sosial yang terjadi disekitar lingkungan tempat dimana film itu tumbuh sendiri, film itu sendiri juga dapat berarti sebuah industri yang mengutamakan eksitensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron. Menurut Denis Mc Quail, “film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, music, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum”1.

1 Denis Mcquail, Teori komunikasi Massa (suatu pengantar), Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1987, hlm 13

(2)

Film kartun atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Imajinasi dan daya cipta sang seniman memiliki porsi yang sangat tinggi dalam membuat sebuah film kartun. Ciri khas dari film animasi adalah baik cerita, adegan, tokoh maupun gambarnya begitu bebas dan seringkali melampaui atau menentang batas – batas realita dunia nyata.

Wayang kulit merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.2

Bagaimana perasaan Anda ketika menyaksikan film kartun, tentunya ada beragam perasaan yang dirasakan ketika menonton film tersebut, di antaranya perasaan senang, gembira, dan penuh tawa. Ya, tujuan pembuatan film kartun adalah untuk menghibur penontonnya, jadi bukan hal yang aneh jika para penonton merasa terhibur.

Pada saat penulis kanak – kanak, menonton film kartun sudah menjadi rutinitas harian. Tak ada film katun yang akan dilewatkan untuk ditonton ketika hari Minggu tiba. Mulai dari pagi hingga sore, film kartun selalu menemani

2

Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004

(3)

penulis. Film kartun yang diputar pada zaman dulu benar – benar memiliki kualitas yang baik dan memiliki muatan edukasi yang cukup banyak.

Sebut saja film Remi yang mengisahkan pengamen cilik yang sedari kecil telah berlatih demi meraih cita – citanya. Lalu, ada film Honey Bee Hatchi, yang mengisahkan anak lebah yang harus berjuang keras untuk menemukan ibunya.

Film kartun seperti yang kita ketahui dan digemari anak – anak sampai hari ini, lahir di awal abad 20, dengan perusahaan dan studio film seperti Inkwell Studios, Fleischer Studios, Van Beuren Studios, Warner Bros Studios dan yang paling terkenal, Walt Disney Studios, semua didirikan dalam beberapa dekade pertama pada abad ke-20.

Anime adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi/ kartun Jepang. Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan bahasa Jepang menjadi animeshon, dan kemudian disingkat menjadi anime. Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi Jepang, tetapi kebanyakan orang menggunakan kata tersebut untuk membedakan antara film animasi buatan Jepang dan non Jepang.

Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Hingga sampai saat ini anime atau film kartun jepang yang berkembang pesan sampai saat ini.3

(4)

Dalam perkembangannya anime atau film kartun sendiri apakah masih ada muatan edukasi yang terkadung di dalamnya? Tak dapat dipungkiri, dewasa ini perkembangan anime atau film kartun yang lebih memiliki tendensi negatif ketimbang yang positifnya. Meski demikian, bukan berati tidak ada sama sekali film kartun yang sarat akan muatan positif.

Dalam penelitian film kartun yang akan dibahas ini adalah film kartun Shingeki no Kyojin merupakan seri manga Jepang yang dituliskan dan diilustrasikan oleh Hajime Isayama. Seri manga ini diserialisasikan di majalah manga Jepang Bessatsu Shounen Magazine yang diterbitkan oleh Kodansha pada September 2009 dan mendapatkan rangking 1 untuk kategori Shonen di tahun 2010. Versi lisensi Indonesianya telah diterbitkan di Indonesia oleh Level Comics sejak Juli 2013. Seri manga ini mencapai kesuksesan komersial dengan penjualan lebih dari 20 juta buku pada pertengahan 2013. Rilisan animenya juga mendongkrak popularitas seri ini dengan penulisnya menerima beberapa pujian kritikus terhadap atmosfer dan alur ceritanya.

Film kartun Singeki no Kyojin yang berasal dari jepang ini meceritakan tentang manusia yang diambang kepunahan karena terancam dimakan oleh makhluk raksasa telanjang, tanpa organ, reproduksi bernama Titan ini sangat menarik. Yang dimana beberapa ratus tahun yang lalu, umat manusia hampir punah akibat ulah para raksasa. Sama seperti raksasa yang sering diceritakan di beberapa cerita, mereka tinggi, besar, memiliki kecerdasan yang rendah, memakan manusia dan yang paling buruk adalah mereka melakukan hal tersebut hanya

(5)

untuk kesenangan semata. Sebagian kecil dari umat manusia bertahan hidup dengan melindungi diri dalam sebuah kota yang ditutupi oleh tembok yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari raksasa yang paling besar. Cerita berlanjut ke masa kini, di masa para raksasa tak terlihat lagi dari kota dalam kurun waktu seratus tahun lebih. Seorang pemuda bernama Eren dan adik angkatnya yang bernama Mikasa menjadi saksi pemandangan mengerikan akan runtuhnya tembok kota yang dihancurkan oleh sekumpulan besar raksasa yang muncul entah dari mana. Para raksasa yang berukuran lebih kecil membajiri kota dan kedua anak tersebut menyaksikan ibu mereka dimakan hidup – hidup. Eren bersumpah bahwa ia akan membunuh semua raksasa agar para manusia dan kota di mana ia tinggal terbebas dari ancaman raksasa tersebut.

Dan bila dilihat dari segi ratingnya Shingeki no Kyojin mendapat 8.9 dari keseluruhan season yang di mana jumlah penontonnya 3,766,194 yang merupakan film kartun yang memiliki daya tarik bagi setiap orang untuk menontonnya4. Shingeki no Kyojin ini memiliki Konstruksi teknologi yang mendetil, setiap bagian dari cerita anime ini dipersiapkan dan disusun dengan begitu baik sehingga mengikutinya adalah sebuah penjelajahan dan mempelajarinya adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Lalu, kombinasikan hal itu dengan manajemen yang baik sehingga setiap episode selalu informatif dan menarik, dan juga alur maju-mundur untuk menjaga ceritanya senantiasa berjalan lancar, maka penonton benar-benar akan menemukan salah satu teknik storytelling yang paling pandai yang pernah

4

(6)

ada di dalam industri anime secara khusus atau bahkan dunia literatur secara umum.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode semiotik Charles

Sanders Pierce, karena didalam film kartun ini banyak menceritakan tentang

tanda suatu hubungan eksplisit antara refresentasi suatu perjuangan sang tokoh dalam melawan makhluk raksasa (titan).

Dikarenakan film kartun ini berseri, maka penulis beberapa episode yang sesuai dengan heroisme sang tokoh utama dalam membantu teman – temanya yang dalam kesulitan melawan raksasa (titan). Episode yang diambil antara lain: episode 8 yang mendapat rating sebesar 6.4, kemudia episode 21 yang mendapat rating sebesar 6.4, dan yang terakhir episode 25 yang mendapat rating 5.9 yang di mana rating tersebut5.

Jika diperhatikan dengan saksama, visual anime ini belum sempurna. Sesekali terdapat animasi pergerakan para tokohnya yang masih tampak begitu kasar. Namun, yang kemudian menjadikan visual anime ini tetap unggul dibandingkan anime – anime lain adalah pada segi sinematografi. Dia tahu betul emosi apa yang harus dirasakan di masing – masing adegan dan juga tahu bagaimana membuat penonton bisa merasakannya. Gerakan cepat dan frantic selama pertempuran yang menegangkan. Slow motion untuk mewakili peristiwa tragis yang menyedihkan. Close up pada kejadian – kejadian yang membuat takjub. Atau perspektif yang berubah–ubah sebagai gambaran atas

(7)

perbedaan menakutkan antara manusia dan raksasa. Semua adegan terlihat dan terasa sebagaimana mestinya.

Dalam film kartun tersebut peran para tokoh kartun ini juga memiliki sifat komunitas yang nyata dimana sifat – sifat tersebut digambarkan dengan mereka yang beraneka ragam karakternya, akan tetapi mereka saling menghargai karakter satu sama lain, saling tolong menolong, dan saling memegang erat kebersamaan dalam memperjuangkan hak untuk merdeka.

Karakteristik fisikal dari seorang heroisme yang lebih diakui oleh kebanyakan orang dapat dilihat dari teori dualism metafisik. Jika manusia melihat dirinya sebagai bentuk pemisahan tubuh dan pikiran, maka mereka akan bertahan pada kesimpulan bahwa roh berada dalam bentuk hiper sensitive, yang terlalu lemah untuk berada pada tataran fisik, maka tubuh manusialah yang akan mendapat penghargaan yang lebih. Dari pandangan inilah sebagaian besar figure heroisme berada dalam kualifikasi seorang heroisme karena keunggulan fisik yang dimilikinya untuk menghadapi realitas pada tataran praktis.

Walau heroisme adalah konsep yang memiliki berbagai penafsiran, beberapa pendapat dan definisi menunjukkan bahwa makna heroisme yang “sebenarnya” bukan hanya sekedar tentang perbuatan yang menantang berbagai resiko kematian, tetapi adalah tentang membuat perbedaan positif dan meningkatkan kehidupan; kepahlawanan atau heroisme adalah suatu ketaatan kepada dorongan hati terdalam pada diri karakter seseorang.6

(8)

Tidak ada definisi tunggal mengenai heroisme, tetapi secara umum ia diartikan sebagai orang yang dianggap berjasa bagi kepentingan orang banyak. Heroisme adalah sosok yang berkorban untuk menyelamatkan nasib orang banyak. Sang pahlawan sendiri tidak peduli lagi nasibnya, apakah ia jadi martir (terluka) atau masih hidup.

Penjelajahan semiotik sebagai metode kajian cabang keilmuan ini dimungkinkan karena adanya kecenderungan memandang berbagai wacana sosial, berdasarkan pandangan semiotik bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa maka semuanya dapat dipandang sebagai bahasa. Dimana dalam pengertian disini menjelaskan ada dua tingkat pertanda yaitu denotasi, konotasi, denotasi (denotation) adalah hubungan aksplisit antara tanda dengan refresentasi atau realitas dalam pertanda , sedangkan konotasi (conotation) adalah aspek pertandaan makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai – nilai kebudayaan ideologi.

Karena dari film kartun tersebut juga menjelaskan dalam kehidupan intelektual dan sosial manusia yang didasarkan pada pembuatan dan pertukaran tanda ketika kita memberi isyarat, berbicara, menulis, dan membaca dalam film kartun ini menceritakan perilaku yang didasarkan tanda – tanda tersebut, dan film kartun ini juga memperkenalkan metode semiotika kepada masyarakat umum sebagai alat untuk mendapat pemahaman termediasi kita pada era modern pada saat ini.

(9)

1.2Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana simbol – simbol sosial dan pemaknaan heroisme dari sisi keberanian, pantang menyerah, rela berkorban, kesetiakawanan, sosial dalam fil kartun Shingeki no Kyojin ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol – simbol sosial dan pemaknaan heroisme dari sisi kepahlawanan, pantang menyerah, rela berkorban, kesetiakawanan sosial.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pengetahuan dibidang

broadcasting dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan

terhadap para pembuat film kartun agar dapat memberikan suatu sajian film yang lebih kreatif, bermanfaat, mendidik, dan menghibur bagi penikmat film kartun. Serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat berupa analisis bagaimana heroisme harus tetap terpelihara dan diteladani. Hasil analisis dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana baru bahwa heroisme harus diteladani dan dipelihara oleh setiap orang terutama generasi

(10)

muda sebagai penerus bangsa. Sehingga perjuangan para pahlawan tidak akan sia–sia, dan persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna  gedung  wajib  membayar  biaya  sewa  gedung  pembayaran  pertama  minimal  50%  pada  4  bulan  sebelum  pelaksanaan  acara  dan  melunasi 

a) Data sekunder bahan hukum primer, yaitu bahan yang sifatnya mengikat masalah-masalah yang akan diteliti, berupa peraturan perundang-undangan yang berkitan dengan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika

Medical Surgical and Critical Care Nursing Community Health and Primary Care Nursing Geriatric Nursing. Room 2

Stabilisasi penderita gawat darurat pada fase pra rumah sakit harus dilakukan secara optimal sesuai kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia, tetapi

Konsultan pajak adalah orang yang membantu Wajib Pajak dalam menyelenggarakan hak dan kewajiban dalam bidang perpajakan melalui upaya pemberian jasa konsultasi,

Sedang PT GGA memiliki prosedur pengelolaan fauna hanya mencakup sebagian kelompok jenis fauna (mamalia, reptilia dan burung) yang dilindungi dan/atau langka,

Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan