• Tidak ada hasil yang ditemukan

THP IN PK 04 / 5 Jam MELAKUKAN PENGEMASAN SECARA MANUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THP IN PK 04 / 5 Jam MELAKUKAN PENGEMASAN SECARA MANUAL"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MELAKUKAN PENGEMASAN

SECARA MANUAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

(2)

MELAKUKAN PENGEMASAN

SECARA MANUAL

Oleh : SUPRIYONO, SP

Editor :

Ir. SOESARSONO WIJANDI, M. Sc

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

2003

(3)

KATA PENGANTAR

Salah satu tantangan pendidikan, termasuk pendidikan menengah kejuruan adalah bagaimana membuat pendidikan itu, terutama tamatannya selalu mutahir sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dunia kerja. Menghadapi tantangan untuk selalu menyesuaikan pendidikan dengan dunia kerja itu telah ditanggapi oleh Depertemen Pendidikan Nasional, khususnya Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dit Dikmenjur), Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) melalui berbagai kebijakan dan kegiatan termasuk upaya standarisasi kompetensi profesi dan memutakhirkan kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan pada kompetensi (Competency-based Curriculum).

Kurikulum berdasarkan kompetensi yang dikembangkan juga didasarkan pada pertimbangan faktor sosial ekonomi bangsa, sehingga berisfat luwes multi entry dan multy exit. Kurikulum yang demikian itu memungkinkan peserta didik bukan hanya dapat masuk dan keluar saat- tertentu, tetapi juga setiap saat keluar telah memiliki satu atau lebih keterampilan untuk hidup (life skills). Salah satu sarana penting yang mutlak diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah ketersediaan bahan ajar berupa modul untuk proses belajar dan berlatih.

Melalui bantuan Pemerintah Jerman melalui IGI dan pinjaman ADB pada tahun 2003 antara lain untuk Bidang Pertanian telah dibuat tambahan 20 modul Bidang Keahlian Budidaya Ikan, 17 modul Bidang Keahlian Budidaya Ternak dan 18 modul Bidang Keahlian THP (Agroindustri). Diharapkan agar bahan ajar modul tersebut dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru SMK, sehingga memberikan kontribusi pada upaya peningkatan mutu SMK Pertanian.

Jakarta,

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Peta Kelompok dan Sub Kelompok Kompetensi iii

Senarai viii I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi B. Prasyarat

C. Petunjuk Penggunaan Modul a. Bagi Siswa

b. Peran Guru D. Tujuan Akhir

E. Format Unit Kompetensi F. Cek Kemampuan

II. PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1. Prinsip Mengemas Secara Manual A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

B. Uraian Materi C. Rangkuman D. Tes Formatif E. Kunci Jawaban

Kegiatan Belajar 2. Klasifikasi Kemasan Untuk Pengemasan Manual

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran B. Uraian Materi C. Rangkuman D. Tes Formatif E. Kunci Jawaban F. Tugas G. Penilaian Keterampilan

Kegiatan Belajar 3. Mengemas Komoditas dan Produk Olahannya secara Manual dan Semi Mekanis

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran B. Uraian Materi C. Rangkuman D. Tes Formatif E. Kunci Jawaban F. Lembar Kerja G. Penilaian Keterampilan III. Evaluasi Daftar Pustaka 1 1 1 1 1 2 2 3 4 5 6 6 6 11 12 13 14 14 14 20 21 22 23 26 27 27 27 33 34 35 36 40 41 45

(5)

Identifikasi Penanganan Pengeringan Pencampuran Pengemasan Penyimpanan Pengecilan Ukuran Ekstraksi Proses Termal Distilasi Fermentasi Bisnis Mandir i Pengawetan

PETA KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK KOMPETENSI BIDANG KEAHLIAN THP (AGROINDUSTRI)

KELOMPOK SUB KELOMPOK

UMUM INTI PILIHAN UMUM 1 UMUM 2 Keamanan Pangan

(6)

JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI

BIDANG KEAHLIAN: THP (Agroindustri)

NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI

AGIGEN

A. KOMPETENSI UMUM

1 AGIGENCOM 001.A Mengkomunikasikan Informasi Tempat Kerja 2 AGIGENMT 002.A Menggunakan Konsep Matematis Dasar

3 AGIGENIDAG 003.A Mengidentifikasi Bahan / Komoditas Pertanian 4 AGIGENIDEQ 004.A Mengidentifikasi Peralatan Digunakan

5 AGIGENBS 005.A Mengumpulkan Data/Informasi Harga Bahan 6 AGIGENGMP 006.A Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga Praktik

Pengolahan yang Baik (GMP)

7 AGIGENOHS 007.A Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan dan Keselamatan (Kerja) K3

8 AGIGENMP 008.A Mengikuti Pemeriksa dan Pemilahan Bahan/Produk 9 AGIGENQC 009.A Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga Mutu

10 AGIGENQC 010.A Menerapkan Sistem dan Prosedur Mutu 11 AGIGENIP 011.A Membersihkan Peralatan di Tempat 12 AGIGENSA 012.A Membersihkan dan Sanitasi Peralatan

13 AGIGENGMP 013.A Mengimplementasikan Prosedur Praktik Berproduksi yang Baik (GMP)

14 AGIGENOHS 014.A Menerapkan Sistem dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan (K3)

15 AGIGENOHS 015.A Memantau Penerapan Kebijakan dan Prosedur K3

AGICOR KOMPETENSI INTI

AGICORFS Kompetensi Inti untuk keamanan Pangan

16 AGICORFS 016.A Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga Keamanan Pangan 17 AGICORFS 017.A Menerapkan Program dan Prosedur Keamanan

Pangan

AGICORID Kompetensi Inti untuk Identifikasi

18 AGICORIDFL 018.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Curai 19 AGICORIDNF 019.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Noncurai 20 AGICORIDVG 020.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Sayuran Segar 21 AGICORIDFW 021.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Bunga Segar 22 AGICORIDFR 022.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Buah-buahan

Segar

23 AGICORIDAN 023.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Hasil Ternak 24 AGICORIDFS 024.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Ikan

25 AGICORIDBY 025.A Mengidentifikasi Bahan/Komoditas Hasil Samping

AGICORHD Kompetensi Inti untuk Penanganan

26 AGICORHDMN 026.A Melaksanakan Tugas Penanganan secara Manual 27 AGICORHDRM 027.A Memproses Awal (Pre-process) Bahan Mentah

(7)

NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI 28 AGICORHDHR 028.A Menerima dan Mempersiapkan Bahan 29 AGICORHDHC 029.A Memilah dan Membersihkan

30 AGICORHDHP 030.A Menangani dan Menumpuk/Menimbun Bahan 31 AGICORHDHS 031.A Mengemas dan Menyimpan Bahan

AGICORDR Kompetensi Inti untuk Pengeringan

32 AGICORDRDO 032.A Mengoperasikan Proses Pengeringan 33 AGICORDRDN 033.A Mengoperasikan Pengeringan Alami 34 AGICORDRDA 034.A Mengoperasikan Pengeringan Buatan 35 AGICORDRDE 035.A Mengoperasikan Proses Evaporasi

36 AGICORDRDC 036.A Mengoperasikan Pengeringan Modifikasi Udara 37 AGICORDRFD 037.A Mengoperasikan Pengeringan Beku

AGICORMX Kompetensi Inti untuk Pencampuran

38 AGICORMXMB 038.A Mempersiapkan Campuran Dasar 39 AGICORMXMW 039.A Mencampur Bahan Basah/Semi Basah 40 AGICORMXMB 040.A Mencampur Bahan Kering

41 AGICORMXMM 041.A Memilih Bahan, Cara dan Peralatan Pencampuran

AGICORPK Kompetensi Inti untuk Pengemasan

42 AGICORPKPN 042.A Mengidentifikasi Bahan Kemasan Alami 43 AGICORPKPA 043.A Mengidentifikasi Bahan Kemasan Buatan

44 AGICORPKPM 044.A Memilih Cara, Bahan Kemasan dan Alat Pengemasan Manual

45 AGICORPKPM 045.A Mengemas Secara Manual

46 AGICORPKPO 046.A Mengoperasikan Proses Pengemasan

47 AGICORPKPC 047.A Menerapkan Prinsip Pengemasan Komoditas Pertanian

48 AGICORPKPE 048.A Memilih Cara, Bahan Kemasan dan Alat Pengemasan Masinal

49 AGICORPKPS 049.A Mengoperasikan Proses Pada Sistem Pengemasan 50 AGICORPKGD 050.A Membuat Desain Grafis Kemasan

AGICORST Kompetensi Inti untuk Penyimpanan

51 AGICORSTSO 051.A Mengoperasikan Proses Penyimpanan 52 AGICORSTSP 052.A Menentukan Cara dan Peralatan Perlakuan

Prapenyimpanan Dingin

53 AGICORSTSD 053.A Mengidentifikasi dan Memantau Serangan Rodenta Gudang

54 AGICORSTSD 054.A Mengendalikan Hama Tikus/Rodenta Gudang 55 AGICORSTSI 055.A Mengidentifikasi dan Memantau Serangan

(8)

NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI 56 AGICORSTSF 056.A Mengidentifikasi Cendawan dan Serangannya pada

Komoditas/ Produk

57 AGICORSTSN 057.A Menentukan Cara dan Peralatan Penyimpanan Alami

AGICORZR Kompetensi Inti untuk Pengecilan Ukuran

58 AGICORZRZC 058.A Melakukan Proses Pemotongan 59 AGICORZRZL 059.A Melakukan Proses Pengirisan 60 AGICORZRZO 060.A Melakukan Proses Pencacahan 61 AGICORZRZS 061.A Melakukan Proses Pemarutan 62 AGICORZRZM 062.A Melakukan Proses Penggilingan 63 AGICORZRZG 063.A Mengoperasikan Proses Grinding

AGICOREX Kompetensi Inti untuk Ekstraksi

64 AGICOREXSL 064.A Melakukan Proses Ekstraksi Padat-Cair 65 AGICOREXLL 065.A Melakukan Proses Ekstraksi Cair-Cair

AGICORDT Kompetensi Inti untuk Distilasi

66 AGICORDTDW 066.A Melakukan Distilasi Biasa

67 AGICORDTWD 067.A Melakukan Distilasi Uap

68 AGICORDTVD 068.A Melakukan Distilasi Tekanan Rendah AGICORFT Kompetensi Inti untuk Fermentasi

69 AGICORFTFO 069.A Mengoperasikan Proses Fermentasi

70 AGICORFTID 070.A Mengidentifikasi Bahan, Cara dan Peralatan Fermentasi

71 AGICORFTSF 071.A Mengoperasikan Proses Fermentasi pada Media Padat

72 AGICORFTLF 072.A Mengoperasikan Proses Fermentasi pada Media Cair

AGICORBS Kompetensi Inti untuk Bisnis Mandiri

73 AGICORBSBI 073.A Mengumpulkan Berbagai Data/ Informasi Bisnis 74

AGICORBSBO

074.A

Mengevaluasi Diri dan Menentukan Jenis Bisnis akan Digarap

75 AGICORBSSM 075.A Mengadakan/Membeli Stok Bahan Baku dan Bahan Lain

76 AGICORBSPD 076.A Mengoperasikan Proses Produksi

77 AGICORBSBP 077.A Mengemas dan Menyiapkan Produk untuk Dipasarkan 78 AGICORBSBD 078.A Menyiapkan Berbagai Dokumen untuk Laporan Bisnis 79 AGICORBSBE 079.A Menyiapkan Dokumen untuk Evaluasi Bisnis

AGIOPT KOMPETENSI PILIHAN

80 AGIOPTFTPB 080.A Berpartisipasi secara Efektif di Pabrik Rerotian 81 AGIOPTFPMX 081.A Melakukan Proses Pencampuran Bahan Adonan

(9)

NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI 82 AGIOPTFTDG 082.A Mengoperasikan Proses Pembentukan Adonan 83 AGIOPTFTFP 083.A Melakukan Proses Pengembangan Akhir dan

Pemanggangan Roti

84 AGIOPTFTBK 084.A Melakukan Proses Produksi Roti 85 AGIOPTEXSL 085.A Melakukan Proses Produksi Pati

86 AGIOPTEXNM 086.A Melakukan Proses Ekstraksi Minyak Biji Pala 87 AGIOPTEXVG 087.A Melakukan Proses Membuat Susu Kedelai 88 AGIOPTFTNC 088.A Memproduksi Nata de Coco

89 AGIOPTFTTP 089.A Melakukan Proses Membuat Tempe 90 AGIOPTFTVG 090.A Memproduksi Asinan Sayuran 91 AGIOPTPRAN 091.A Memproduksi Teri Medan 92 AGIOPTPRAN 092.A Memproduksi Telur Asin 93 AGIOPTPRDR 093.A Memproduksi Pisang Sale 94 AGIOPTPRFR 094.A Memproduksi Manisan Buah 95 AGIOPTPRFRI 095.A Memproduksi Selai Buah (Jam) 96 AGIOPTZRZB 096.A Melakukan Proses Penghancuran 97 AGIOPTZRZG 097.A Melakukan Proses Produksi Tepung 98 AGIOPTZRZP 098.A Mengoperasikan Proses Pelleting

99 AGIOPTBSBD 099.A Menyerahkan Konsep laporan Kepada Pihak Berkepentingan

100

AGIOPTBSBK 100.A Membuat Laporan Teknis dan Keuangan Bisnis Mandiri 101 AGIOPTBSBR 101.A Melakukan Persiapan untuk Presentasi

102 AGIOPTBSBBR 102.A Melakukan Presentasi Laporan dan Mencatat Umpan Balik

Keterangan: Unit Kompetensi untuk kelompok Proses Termal dan Pengawetan belum tercantum karena baru diusulkan pada saat Lokakarya Nasional

(10)

SENARAI Hermetis Higroskopis Inert Kedap air Kemasan Disposabel Kemasan Kaku Kemasan Multi Trip Kemasan Primer Kemasan Sekunder Kemasan Tertier Kemasan Fleksibel Non-toksik PVC PVDC HDPE LDPE PP Permeabel Seludang

Keadaan dimana air/udara tidak dapat keluar masuk wadah Bersifat mudah menyerap air

Tidak bereaksi dan tidak menyebabkan reaksi Tahan terhadap air/kebocoran

Kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai Kemasan yang keras, kaku, tidak tahan lenturan

Kemasan yang dapat dipakai berulang kali

Kemasan yang berhubungan langsung dengan bahan yang dikemas

Kemasan yang melindungi kemasan primer

Kemasan yang diperlukan untuk setelah kemasan sekunder Kemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas

Bersifat tidak beracun

Sejenis plastik kelompok Polivinil Klorida Sejenis plastik kelompok Poliviniliden Klorida

Plastik tahan densitas tinggi (High Density Polietilen) Plastik tahan densitas rendah (Low Density Polietilen) Plastik Polipropilen

Kedap terhadap faktor lingkungan atau mampu menahan pengaruh luar, misalnya kedap air, kedap udara, dsb. Kulit pembungkus jagung

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul Melakukan Pengemasan Secara Manual memuat kegiatan-kegiatan belajar mengenai prinsip mengemas, teknik mengemas dan menge-mas komoditas dan produk olahannya.

Dalam modul ini dipelajari pengetahuan tentang ruang lingkup penge-masan, fungsi kemasan, teknik dan aplikasi pengemasan manual serta contoh-contoh pengemasan terhadap komoditas pertanian dan hasil olahannya. Setelah mempelajari isi modul ini, peserta diklat diharapkan mampu memper-siapkan dan menangani alat dan bahan pengemas manual, mampu dan menguasai kegiatan pengemasan serta mampu mengaplikasikan di lapangan kerja atau berwirausaha.

B. PRASYARAT

Kemampuan awal bagi peserta diklat dalam mempelajari modul ini antara lain adalah:

- Peserta diklat mengenal jenis kemasan yang ada.

- Peserta diklat mampu menerima dan menangani bahan kemasan dari pemasok.

- Peserta diklat dapat melakukan pengemasan secara manual. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini merupakan modul untuk mencapai Kompetensi Inti menyangkut dalam melakukan pengemasan secara manual dengan baik yang terdiri dari beberapa Kegiatan Belajar yang secara total memerlukan 5 Jam untuk kegiatan Fisik

a. Bagi Siswa

1. Ikuti tahapan-tahapan dalam modul ini secara berurutan.

2. Baca dan pahami uraian materi secara baik, kemudian persiapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan belajar.

(12)

3. Catat semua aspek yang anda temukan seperti sanitasi bahan kemasan.

4. Diskusikan dengan teman anda. Jika menemui kesulitan sebaiknya tanyakan kepada guru pembimbing.

b. Peran Guru

1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.

2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.

4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan dalam kegiatan belajar.

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6. Merencanakan pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

7. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya. 8. Melaksanakan penilaian.

9. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan dan ketrampilan dari suatu kompetensi, yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.

10. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat. D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari dan menguasai modul ini peserta diklat diharapkan:

1. Menguasai prinsip-prinsip pengemasan secara manual. 2. Dapat mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Dapat melakukan pengemasan secara manual.

(13)

E. FORMAT UNIT KOMPETENSI

Kode Unit: AGICORPKPM1B.A Judul Unit:

Mengemas Secara Manual

Uraian Unit:

Unit ini merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengemasan secara manual, teknik-teknik mengemas dan mengemas komoditas dan hasil olahannya.

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1.Prinsip mengemas 1.1. Menjelaskan prinsip mengemas . 1.2. Menjelaskan manfaat pengenasan secara manual.

2. Cara mengemas yang baik.

2.1. Menjelaskan cara-cara mengemas 2.2.Mendemonstrasikan teknik mengemas

secara terbatas

3. Melaksanakan pengemasan secara manual.

3.1. Mengidentifikasi alat dan bahan kemasan

3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengemasan diketahui

3.3. Melaksanakan pengemasan secara konsisten.

Persyaratan Unjuk Kerja:

1. Memiliki kemampuan mengenai teknik dan cara-cara mengemas yang baik 2. Memiliki pengetahuan tentang alat, bahan dan fungsi pengemasan secara

(14)

F. CEK KEMAMPUAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan jawaban YA/ TIDAK disebelah nomor urut pada tabel dibawah ini

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Kode dan Nama

Unit Kompetensi Mengemas Secara Manual

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Hubungan dengan Sub Kompetensi atau

Kriteria Kinerja

1 Y/T……Anda telah mengenal bahan kemasan 2.Y/T……Anda mengetahui fungsi pengemas

3.Y/T……Anda dapat memilahkan kemasan berdasarkan fungsinya

4.Y/T.…..Anda mengetahui prinsip pengemasan 5.Y/T……Anda mampu menangani stok bahan kemasan 6.Y/T……Anda mengetahui dan mampu mempersiapkan

peralatan yang dipergunakan untuk mengemas

P P P/K P P/K P/K

(15)

BAB II.

PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA

Unit Kompetensi Mengemas Manual akan meliputi kegiatan belajar:

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru

1. Pemilihan alat dan bahan - Menentukan peralatan - Menerima bahan

2. Mempersiapkan alat dan bahan

3. Memasukkan bahan dan mengemas secara manual

3. Memasukkan dan

mengemas secara semi mekanis

(16)

B. KEGIATAN BELAJAR I

PRINSIP MENGEMAS SECARA MANUAL

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Peserta diklat mengetahui prinsip-prinsip dalam mengemas. 2. Peserta diklat dapat menangani bahan baku kemasan dengan baik 3. Peserta diklat dapat mengidentifikasikan alat/peralatan/mesin yang

digunakan dalam pengemasan komoditas dan hasil olahannya. B. URAIAN MATERI

1. PENDAHULUAN

Mengemas disebut juga membungkus/mewadahi/mengepak memegang peranan penting dalam pengolahan dan pengawetan komoditas pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

Sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah menyajikan kemasan, seperti misalnya jagung yang dibungkus seludang, buah-buahan terbungkus kulitnya, buah kelapa yang terlindung baik dengan sabut dan tempurung, polong-polongan terbungkus kulit polong, bahkan manusiapun menggunakan kemasan

(17)

sebagai pelindung tubuhnya dari gangguan cuaca, serta supaya tampak lebih anggun dan menarik.

Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan kemasan alami untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan, pelepah atau kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat, tulang dan sebagainya.

Pengemas yang ideal adalah pengemas yang mampu mempertahankan bentuk komoditas dari lapang sampai ke tujuan akhir atau mempertahankan bentuk produk olahan sejak dari pengolahan sampai ke tangan konsumen.

2. PERSYARATAN BAHAN KEMAS

Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

2. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.

(18)

2. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.

3. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan. 4. Mempunyai ukuran, bentuk dan

bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :

1. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya)

2. Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, flavor dan cita rasa produk yang dikemas.

3. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya) 4. Kuat dan tidak mudah bocor

5. Relatif tahan terhadap panas

6. Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah. Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat di minimalisasi. Sampai saat ini pemakaian kemasan tradisional masih dipergunakan oleh sebagian besar pengusaha di bidang pertanian, hal ini

(19)

karena bahan bakunya mudah didapatkan, mudah dibuat, juga harganya relatif murah. Disamping itu sifat komoditas pertanian yang cepat rusak dan mengharuskan komoditas cepat sampai ke konsumen, maka pengemasan tradisional masih sering dipilih.

Penggunaan keranjang yang dibuat dari anyaman bambu yang dilengkapi dengan bahan penyekat berupa daun pisang basah maupun kering, daun ubikayu dan lainnya masih sering digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran dari sentra produksi sanpai ke pasar. Bentuk keranjang bambu dapat berbentuk persegi dan bentuk bulat.

Peti yang terbuat dari bahan kayu/papan dari bahan Pinus sp atau Jenjing (Albizia falcatra) juga banyak ditemui di pasar sebagai pengemas komoditas pertanian seperti buah-buahan (mangga, alpukat), sayur-sayuran, dan hasil ternak (telur). Biasanya kotak kayu tersebut dilengkapi bahan pembantu seperti penyekat dari daun pisang, pelepah batang pisang, kertas koran, dan sebagainya.

Karung goni juga masih banyak digunakan untuk mengemas komoditas pertanian seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, bahkan buah-buahan.

(20)

Berbagai komoditas pertanian dan produk yang dihasilkan terutama yang berhubungan dengan perdagangan luar negeri (ekspor ) menghendaki persyaratan kemasan tertentu. Sebagai contoh, teh yang akan diekspor dikemas dengan menggunakan peti yang di bagian dalamnya dilapisi dengan kertas aluminium foil. Hal ini dilakukan karena bubuk teh bersifat higroskopis sehingga kemasan yang kedap uap air dapat mencegah penyerapan uap air. Disamping itu kemasan juga harus mampu mencegah masuknya bau asing yang mempengaruhi aroma khas yang dimiliki teh tersebut.

Contoh produk lain yang membutuhkan perlakuan yang sama adalah coklat atau minyak makan. Minyak makan membutuhkan kemasan yang mampu menahan pengaruh udara dan cahaya yang menimbulkan reaksi kimia pada minyak tersebut terutama reaksi oksidasi yang menyebabkan bau minyak menjadi tengik.

Kulit hewan yang diekspor dalam bentuk olahan (processed hides

and skins) sebagian besar masih dalam keadaan basah (wet blue) yaitu

masih mengandung cairan yang berasal dari proses pengolahan. Cairan tersebut biasanya berbentuk H2SO4 dan chrome liquor, sehingga kemasannya harus memenuhi persyaratan kedap air dan tahan terhadap asam.

(21)

C. RINGKASAN

Mengemas disebut juga membungkus/mewadahi/mengepak bertujuan mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).

Fungsi kemasan yaitu untuk menempatkan suatu produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.

Pengemas harus memenuhi persyaratan-persyaratan : (1) kemampuan membungkus, (2) kemampuan melindungi isi, (3) kemampuan menarik konsumen, (4) kemampuan secara ekonomis, (5) mempunyai ukuran bentuk dan bobot sesuai standar.

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :

1. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya)

2. Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, flavor dan cita rasa produk yang dikemas.

3. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya) 4. Kuat dan tidak mudah bocor

5. Relatif tahan terhadap panas

(22)

F. TES FORMATIF

Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut pendapat anda Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Kode dan Nama Unit

Kompetensi

Mengemas secara manual

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Hubungan dengan sub kompetensi atau Kriteria Kinerja

1. Mengapa komoditas pertanian harus dikemas 5. Bagaimana pendapat anda jika komoditas

tersebut tidak terkemas dengan baik

6. Bagaimana pendapat anda jika peralatan dan bahan kemasan tidak memenuhi syarat.

7. Sebutkan fungsi/tujuan pengemasan khususnya secara manual

P P P/K

P

(23)

E. KUNCI JAWABAN

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan Kode dan Nama

Unit

Kompetensi

Mengemas Secara Manual

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan

Hubungan dengan sub kompetensi atau Kriteria Kinerja

Komoditas harus dikemas untuk memudahkan penanganan selanjutnya.

Banyak terjadi loss/kehilangan, tercecer dan bahkan dapat timbul kontaminasi berbagai penyakit.

Dapat menyebabkan kerusakan terhadap bahan, jumlah bahan tidak teridentifikasi, bahkan dapat menurunkan kualitas komoditas yang dikemas. Melindungi bahan terhadap penyebab kerusakan, seperti kerusakan fisik, kimia, biologis, mikrobiologis, mekanis, dsb. Serta mempermudah dalam penanganan selanjutnya.

P

P/K

P

P

(24)

KEGIATAN BELAJAR 2

KLASIFIKASI KEMASAN UNTUK PENGEMASAN MANUAL

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Peserta diklat mengenal jenis-jenis kemasan yang banyak digunakan dalam pengemasan secara manual.

2. Peserta diklat dapat membedakan jenis-jenis kemasan dengan baik 3. Peserta diklat dapat mengidentifikasikan kemasan yang digunakan

untuk berbagai komoditas dan hasil olahannya. B. URAIAN MATERI

Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri.

Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain: (1) Frekuensi pemakaian,

(2) Struktur sistem kemasan, (3) Sifat kekakuan bahan kemas,

(4) Sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan (5) Tingkat kesiapan pakai.

Berikut ini rincian kemasan beradasarkan penggolongan diatas: 1. Frekuensi Pemakaian

a. Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.

(25)

b. Kemasan yang Dapat Dipakai

Berulang Kali (Multi Trip), seperti

beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. c. Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi

Disposable). Wadah-wadah ini

biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem Kemas

Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :

a. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)

b. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak

(26)

utnuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.

c. Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. 3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan

kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.

b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu gelas dan logam.

c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta

4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan

Kemasan Hermetis, yaitu wadah

yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.

(27)

Kemasan Tahan Cahaya, yaitu

wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.

Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis

ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan pakai

a. Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

b. Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

(28)

Disamping jenis-jenis kemasan diatas, dewasa ini telah berkembang pesat sistem pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, plastic film, kertas timah coatings, bonding adhesives dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan ( manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan lengkap (mie, bihun, sambal goreng), bumbu lengkap (gule, opor, rawon dan sup), rempah-rempah (cabe giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat).

Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel dapat dilakukan dengan cara:

1. Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya : membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam kemasan kertas, dan sebagainya.

2. Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik.

(29)

3. Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motor berkecepatan tinggi. Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya.

(30)

C. RANGKUMAN

Pengemas sebagai salah satu unit pengolahan harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri.

Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain: - Frekuensi pemakaian (disposable, multi trip, semi disposable)

- Struktur sistem kemasan (kemasan primer, sekunder, tertier/kuartener)

- Sifat kekakuan bahan kemas (kemasan fleksibel, kemasan kaku, semi fleksibel)

- Sifat perlindungan terhadap lingkungan (kemasan hermetis, tahan cahaya, tahan suhu tinggi)

(31)

D. TES FORMATIF

Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut pendapat anda Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Kode dan Nama Unit

Kompetensi

Klasifikasi Kemasan untuk Pengemasan Manual

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Hubungan dengan sub kompetensi atau Kriteria Kinerja

Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan kemasan multi trip

Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan kemassan fleksibel

Mengapa kemasan harus bersifat hermetis

Sebutkan cara mengemas dengan sistem kemasan fleksibel

Berikan contoh mengemas secara semi mekanik

P P P/K P/K K Keterangan: P ? Pengetahuan K ? Keterampilan

(32)

E. KUNCI JAWABAN

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan Kode dan Nama

Unit

Kompetensi

Klasifikasi Kemasan untuk Pengemasan Manual

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan

Hubungan dengan sub kompetensi atau

Kriteria Kinerja

1. Kelebihannya dapat digunakan berulang-ulang dan menghemat biaya kemasan.

Kelemahannya jika pencucian/sterilisasi tidak sempurna dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi

2. Kelebihannya efisien tempat, menarik, mempermudah pengemasan berikutnya dan melindungi dan menjamin kesegaran isi

3. Dengan tidak dapat masuk/keluarnya udara dari dalam kemasan maka akan terbebas dari kemungkinan kontaminasi minroorganisme 4. Secara manual, semi mekanis dan mekanis 5. Mengemas kecap dalam botol, minuman botol,

mengemas abon dengan sealer

P

P

P

K K

(33)

F. TUGAS

Mengemas secara Manual dan Semi Mekanis

1. Tujuan :

Peserta diklat mampu melakukan/mengemas secara manual dan semi mekanis

2. Bahan : Air Plastik Kertas

Lilin dan korek api Botol Kecap

Tutup Botol/krop 3. Alat : Heat Sealer Penutup Botol 3. K3

? Sebelum anda bekerja gunakan pakaian kerja yang bersih, sepatu kerja, dan jika memungkinkan gunakan tutup kepala dan sarung tangan

? Periksalah kondisi bahan baku dan bahan tinambah. Apakah sudah sesuai standar dan jumlahnya terpenuhi

? Cek kondisi peralatan yang digunakan.

? Pada saat anda bekerja, bekerjalah dengan hati-hati sehubungan dengan penggunaan peralatan yang rentan terhadap kerusakan.

? Pada saat anda bekerja, jagalah ketertiban dan ketenangan didalam dan diantara kelompok anda.

? Setelah selesai bekerja, bersihkan meja kerja, peralatan dan lingkungan bekerja. Tempatkan kembali peralatan yang digunakan pada tempat penyimpanan dalam keadaan bersih dan siap digunakan pada kegiatan berikutnya.

(34)

4. Cara Kerja :

- Siapkan alat dan bahan untuk kegiatan belajar seperti kertas, plastik, dan lilin serta contoh makanan

- Lakukan latihan sebagai berikut:

Membungkus kembang gula dengan kertas dan dilapis plastik.

Membungkus teh dengan kertas

Merekatkan plastik berisi air dengan api lilin, kemudian setelah merekat balikkan plastik tersebut. Amati kebocoran yang terjadi. Jika bocor ulangi lagi.

(35)

Menutup botol yang telah diisi air, dengan penutup botol. Setelah ditutup balikkan botol tersebut. Jika terjadi kebocoran ulangi lagi.

(36)

G. PENILAIAN KETERAMPILAN

Cacatan Penilaian Berdasarkan Peragaan / Demontrasi Keterampilan Praktek

Nama Peserta Kode dan Nama

Unit Kompetensi Mengemas Secara Manual dan Semi Mekanis Sub Unit

Kompetensi Yang

Diperagakan

Mempelajari cara-cara pengemasan manual dan semi mekanis

Selama Peragaan /Demonstrasi keterampilan apakah para peserta:

Ya Tidak

1. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai prosedur 2. Memasukkan sampel dalam wadah dengan benar dan akurat

3. Melakukan pengemasan dengan benar 4. Memperoleh hasil kemasan yang rapih

Apakah Peserta secara menyeluruh memenuhi sesuai dengan standar

(37)

KEGIATAN BELAJAR 3

MENGEMAS KOMODITAS DAN PRODUK OLAHANNYA

SECARA MANUAL DAN SEMI MEKANIS

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Peserta diklat mengetahui cara-cara mengemas dalam pengemasan secara manual.

2. Peserta diklat dapat membedakan cara-cara mengemas dalam pengemasan manual/semi mekanis.

3. Peserta diklat dapat mengemas berbagai komoditas dan produk olahannya secara manual/semi mekanis

B. URAIAN MATERI

Dalam Kegiatan Belajar 1 dan Kegiatan Belajar 2 telah dipelajari prinsip-prinsip dan jenis-jenis pengemasan komoditas dan produk olahannya. Kegiatan Belajar 3 akan dipelajari tentang cara mengemas berbagai komoditas pertanian dan produk olahannya baik secara manual maupun secara semi mekanis. Mengemas secara semi mekanis dipelajari dalam Kegiatan Belajar 3 karena pada prinsipnya hasil pekerjaannya masih ditentukan oleh ketrampilan tangan dan bukan karena kemampuan mesin/alatnya. Misalnya dalam menutup botol dengan menggunakan alat penutup botol hasilnya masih ditentukan oleh cara menekan, kekuatan tekanan dan kecepatan penekanan.

Dalam Kegiatan Belajar 3 disajikan materi mengemas komoditas dan produk olahannya pada beberapa contoh saja, artinya anda dapat mengaplikasikan pada komoditas dan produk olahan sesuai dengan potensi daerah dimana anda berada, karena prinsip dasarnya adalah sama.

(38)

1. Mengemas Komoditas Pertanian a. Komoditas Buah-buahan

a.1. Buah Jeruk Siam

Mengemas buah jeruk dapat dilakukan dengan menggunakan karung goni, keranjang bambu dan peti kayu tergantung tujuan pemasaran. Untuk pasar lokal biasanya menggunakan kemasan keranjang bambu dengan kapasitas sesuai dengan besarnya keranjang. Sebelum jeruk dimasukkan terlebih dulu pada bagian pinggir dilapis dengan daun pisang segar untuk mencegah kecepatan respirasi. Pengisian jeruk harus sesuai kapasitas karung, jangan sampai ditekan atau dipaksakan diisi melebihi kapasitas, karena makin banyak tekanan terhadap jeruk sehingga mengalami kerusakan. Setelah jeruk dimasukkan, bagian atas karung dijahit rapih dengan menggunakan benang karung.

Untuk pasar ekspor, jeruk dikemas dengan peti kayu albasia berukuran 60x28,5x28,5 cm yang berventilasi. Buah jeruk diatur dalam bentuk lapisan-lapisan dengan baik dan antara buah jeruk diberi potongan-potongan kertas untuk mencegah gesekan.

Contoh lapisan jeruk Siam untuk Kelas A (diameter 7,1 cm) adalah 4 lapis dengan isi 100 buah , Kelas B (diameter 6,1-7,0 cm) 5-6 lapis dengan isi 100-176 buah, Kelas C (diameter 5,1-6,0 cm) 7 lapis dengan isi 176-294 buah, dan Kelas D (diameter 4,0-5,0

cm) 7 lapisan dengan isi 294 buah. a.2. Buah Pisang

Untuk pasar lokal buah pisang dikemas dengan keranjang bambu yang setiap lapisan diberi penyekat dari daun pisang kering untuk mencegah

(39)

Untuk pasar ekspor, pisang dikemas dalam kotak karton teleskopik. Pisang dipak ditengah-tengah peti dan sisir pisang lainnya diletakkan dengan posisi mahkota menempel pada dasar karton. Berat bersih per karton 12,3 kg dan ditengah-tengah karton perlu dibuat pemisah untuk meningkatkan kekuatan karton dan perlindungan terhadap buah.

a.3. Buah Alpukat

Pasar lokal untuk buah alpukat dikemas dengan kotak kayu albasia atau karung goni. Sedang untuk pasar ekspor buah dikemas dalam kotak fiberboard berventilasi. Bentuk peti kemasan ada 3 jenis yaitu kemasan 5,7 kg, 11,3 kg, dan 14,5 kg. Umumnya pasar dunia menyukai kemasan 5 kg.

Setelah dilakukan grading, di dalam peti buah hanya disusun selapis saja dan setiap buah diberi penyekat karton berbentuk H atau bentuk Z dengan tujuan agar tidak terjadi gesekan antar buah.

b. Sayur-sayuran b.1. Cabe

Setelah sortasi dan grading, cabe dipak dalam kotak kardus berukuran 25 kg, sedangkan untuk tujuan pasar swalayan biasanya dikemas dalam kemasan karton berventilasi yang berukuruan 5-6 kg per kemasan. Setiap karton kemudian ditutup dan direkat dengan selotip. Sedangkan untuk kemasan kecil (250 g) sebaiknya dikemas dalam plastik PVC yang bersifat kuat, mudah direntang, jernih dan bening. Kemasan plastik

(40)

b.2. Tomat.

Buah tomat mempunyai sifat mudah rusak terutama disebabkan tekanan mekanis (benturan atau tergencet) sehingga penanganannya harus hati-hati. Buah tomat dikemas dengan menggunakan peti kayu atau kotak karton dan diberi lapisan/bantalan dari potongan kertas atau daun pisang kering. Usahakan kapasitas tidak melebihi kapasitas kemasan dan tidak boleh ditekan atau dipaksakan.

b.3. Kubis/Kol

Karena kandungan air dalam kubis cukup tinggi dan sifat daun agak rapuh dan peka terhadap benturan, maka penanganannya harus hati-hati. Kubis/kol dikemas dengan cara diatur sedemikian rupa sehingga membentuk 2-3 lapisan dalam peti kayu atau keranjang bambu. Bagian tangkai yang sudah dipotong berada di bagian atas, kemudian tiap celah diberi penyekat. Sebaiknya jumlah kubis disesuaikan dengan ukuran peti atau keranjang dan tidak boleh ditekan/atau dipaksakan .

c. Daging dan Ikan

Daging segar dikemas dalam plastik PVC atau Selopan yang mempunyai permeabilitas tinggi, hal ini bertujuan untuk memberikan penampakan daging yang cerah merah. Sedangkan untuk daging beku dapat dipak dengan plastik LDPE. Perekat dapat menggunakan heat sealer

Daging unggas dikemas dalam plastik jenis EVA/PE (etilen vinil asetat/polietilen), sedangkan daging masak/olahan biasa dikemas dengan plastik kedap gas dan uap air seperti PE/PVDC/PA atau PE/PET. Di

(41)

beberapa negara pengemasan daging banyak digunakan kemas vakum. Ikan yang sudah diolah kemasannya sama dengan pengemas daging masak/olah. Sedangkan ikan beku dikemas dalam plastik HDPE atau LDPE.

4. Produk Olahan a. Produk Roti

Roti yang mengandung humektan membutuhkan kemasan yang kedap air sedangkan roti yang bertekstur renyah membutuhkan kemasan yang kedap udara. Untuk mencegah kekeringan dan bau apek pada cake digunakan kemasan selulosa yang berlapis (OPP). Biskuit dan makanan kering lainnya menggunakan selulosa yang berlapis (PP).

Cara mengemas untuk produk roti dapat digunakan perekat plastik (heat sealer) atau secara manual dengan menggunakan api lilin. Perekat lainnya adalah selotip, tetapi penggunaannya masih memudahkan udara keluar masuk ke dalam kemasan.

b. Makanan Kering dan Serealia Keripik kentang sangat sensitif terhadap O2 sehingga cocok dengan kemasan plastik yang dimetalisasi, atau bagian dalam dilapis aluminium foul. Untuk produk kering yang berlemak tinggi dapat digunakan kemasan plastik dilapis kertas atau plastik LDPE/Aluminium foil/LDPE/ kertas.

(42)

c. Kembang gula

Beberapa kembang gula dibungkus secara manual dengan menggunakan 2 lapisan. Lapisan bagian dalam menggunakan kertas berlapis aluminium sedangkan bagian luar menggunakan lapisan

plastik. Banyak bentuk kemasan plastik untuk mengemas kembang gula seperti terlihat pada gambar.

d. Minyak dan lemak

Penampakan plastik PVC yang bersih dan mengkilap sangat cocok untuk mengemas produk seperti minyak dan lemak. Untuk konsumsi segera, kemasan plastik berukuran 1/4 kg, 1/2 kg dan 1 kg dapat diikat dengan karet gelang. Karena minyak bersifat mudah teroksidasi dan menjdai tengik maka sebaiknya dihindari adanya udara dalam kemasan plastik tersebut.

e. Kecap

Kecap dapat dikemas dalam tiga jenis kemasan, yaitu kemasan plastik, kemasan botol plastik dan kemasan botol gelas. Umumnya ketiga jenis kemasan tersebut dipilih kemasan gelap karena bersifat tidak tembus cahaya yang mampu melindungi kestabilan isinya.

Untuk kemasan plastik biasanya berukuran kecil menggunakan roll film dan direkat dengan menggunakan heat sealer. Sedangkan untuk kemasan botol plastik

(43)

didalamnya berongga, bila hendak digunakan bagian runcing dipotong sehingga lubang/rongga terpotong dan kecap dapat mengalir keluar.

Botol gelas dapat ditutup dengan menggunakan sumbat mahkota dengan menggunakan tekanan dan akan melekat dengan bentuk lipatan pada mulut botol.

C. RANGKUMAN

Mengemas secara manual dapat diterapkan pada berbagai komoditas pertanian dan produk olahannya. Kemasan yang sering digunakan antara lain kemasan karung, peti kayu, plastik dan botol. Prinsip mengemas pada Kegiatan Belajar 3 ini adalah mengemas komoditas dan produk olahannya sehingga mempermudah dalam tahap penanganan berikutnya seperti transportasi, penyimpanan, penyusunan, pengolahan dan distribusi.

The Man Behind The Gun, keberhasilan proses mengemas tergantung dari ketrampilan manusianya dan bukan kecanggihan alat/mesinnya.

(44)

D. TES FORMATIF

Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut pendapat anda Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Kode dan Nama Unit

Kompetensi

Mengemas komoditas dan produk olahannya secara manual dan semi mekanis

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Hubungan dengan sub kompetensi atau Kriteria Kinerja

1. Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan kemasan keranjang bambu

2. Menurut anda apa kelebihan kemasan peti kayu 3. Jelaskan faktor keberhasilan merekat plastik

dengan api lilin

4. Jelaskan faktor keberhasilan menutup botol dengan penutup semi mekanis.

P P P/K P/K

(45)

E. KUNCI JAWABAN

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan Kode dan Nama

Unit

Kompetensi

Mengemas komoditas dan produk olahannya secara manual dan semi mekanis

Kunci Kunci Penting dicakup dalam Jawaban pertanyaan

Hubungan dengan sub kompetensi atau Kriteria Kinerja

1. Kelebihan keranjang bambu mudah diperoleh bahan bakunya, murah dan mudah membuatnya. Kelemahannya adalah faktor kekuatan yang masih tergantung pembuatannya.

2. Kelebihan peti kayu adalah kuat, mudah didapat, mudah dibuat dan relatif murah.

3. Faktor: besar/kecilnya nyala api, kecepatan merekatkan dan jenis plastiknya

4. Faktor: kualitas bahan penutup, tekanan yang diberikan dan kecepatan penekanan

P

P P/K P/K

(46)

F. LEMBAR KERJA

Mengemas secara Manual dan Semi Mekanis 1. Tujuan :

Peserta diklat mampu melakukan/mengemas secara manual dan semi mekanis

2. Bahan : Kecap

Permen/kembang gula (permen jahe) Plastik

Lilin dan korek api Botol Kecap

Tutup Botol/krop 3. Alat : Heat Sealer Penutup Botol 4. K3

? Sebelum anda bekerja gunakan pakaian kerja yang bersih, sepatu kerja, dan jika memungkinkan gunakan tutup kepala dan sarung tangan

? Periksalah kondisi bahan baku dan bahan tinambah. Apakah sudah sesuai standar dan jumlahnya terpenuhi

? Cek kondisi peralatan yang digunakan.

? Pada saat anda bekerja, bekerjalah dengan hati-hati sehubungan dengan penggunaan peralatan yang rentan terhadap kerusakan. ? Pada saat anda bekerja, jagalah ketertiban dan ketenangan

didalam dan diantara kelompok anda.

? Setelah selesai bekerja, bersihkan meja kerja, peralatan dan lingkungan bekerja. Tempatkan kembali peralatan yang digunakan pada tempat penyimpanan dalam keadaan bersih dan siap digunakan pada kegiatan berikutnya.

(47)

5. Cara Kerja :

? Siapkan alat dan bahan untuk kegiatan belajar seperti kertas, plastik, dan lilin serta contoh makanan

? Lakukan pekerjaan sebagai berikut: 5.1 Mengemas Kembang Gula

- Buat potongan kertas dan plastik berukuran 4 x 6 cm

- Susun kertas dan plastik membentuk dua lapisan, kertas dibagian atas

- Permen diletakkan pada bagian tengah atau diatas kertas

- Kedua sisi kertas/plastik disatukan kemudian diputar dengan arah berlawanan

(48)

5.2 Mengemas Kecap dalam Plastik Ukuran Kecil (Roll Film) dengan Menggunakan Heat Sealer

- Siapkan roll plastik atau kantong plastik ukuran kecil

- Masukkan 2 sendok makan kecap kedalam kantong plastik terebut

- Lakukan penutupan dengan menggunakan heat sealer

5.3. Mengemas Kecap Dalam Botol Gelas dengan Penutup Botol - Siapkan kecap, botol,

tutup botol dan penutup botol

- Sterilisasikan botol dan tutupnya dengan cara merebus /mengukus selama 15 menit pada air mendidih

(49)

- Masukkan kecap ke dalam botol steril.

- Lakukan penutupan dengan menggunakan penutup botol.

(50)

G. PENILAIAN KETERAMPILAN

Catatan Penilaian Berdasarkan Peragaan / Demontrasi Keterampilan Praktek

Nama Peserta Kode dan Nama

Unit Kompetensi Mengemas Secara Manual dan Semi Mekanis Sub Unit

Kompetensi Yang

Diperagakan

Mempelajari cara-cara pengemasan manual dan semi mekanis

Selama Peragaan /Demonstrasi keterampilan apakah para

peserta: Ya Tidak

1. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai prosedur 2. Memasukkan sampel dalam wadah dengan benar dan akurat

3. Melakukan pengemasan dengan benar 4. Memperoleh hasil kemasan yang rapih

Apakah Peserta secara menyeluruh memenuhi sesuai dengan standar

(51)

III. EVALUASI

1. Perencanaan Evaluasi a. Persiapan Peserta

Lakukan konsultasi awal dengan peserta

1. Konfirmasi dan diskusikan tujuan penilaian dengan siswa

2. Kumpulkan kriteria penilaian yang sesuai dan diskusikan dengan siswa

3. Diskusikan dan konfirmasikan metoda dan alat yang akan digunakan untuk keperluan penilaian

4. Identifikasi sumber daya dan peralatan yang diperlukan dalam penilaian

5. Diskusikan prosedur penilaian

6. Bicarakan harapan siswa maupun penilai serta yakinkan bahwa semua pertanyaan telah dijawab

7. Identifikasi orang-orang yang akan dihubungi untuk kepentingan penilaian

8. Konfirmasikan dan diskusikan jadwal penilaian, termasuk waktu dan lamanya

9. Diskusikan tentang peraturan/etika yang berkaitan dengan penilaian 10. Buat daftar kesepakatan atau pertimbangan khusus yang diperlukan

agar penilaian terhadap siswa dilaksanakan dengan adil, termasuk penilaian ulang serta proses banding

11. Yakinkan bahwa siswa benar-benar siap untuk dinilai 12. Gunakan komunikasi yang efektif

b. Penyiapan alat-alat evaluasi

1. Lembar evaluasi (Cek Kemampuan)

2. Lembar observasi (Format Unit Kompetensi) 3. Lembar pertanyaan (Tes Formatif)

4. Cek list unjuk kerja (Format Penilaian Kompetensi)

(52)

b. Beri siswa kesempatan untuk mencerna pertanyaan-pertanyaan sebelum menjawab

3. Membuat Keputusan Hasil Evaluasi a. Berdasarkan bukti-bukti yang ada b. Jika peserta belum berkompeten

1. Buat kesepakatan evaluasi ulang 2. Atur strategi untuk membantu siswa

3. Ulangi pada bagian yang tidak kompeten saja 4. Pertimbangkan metode evaluasinya

5. Pertimbangkan catatan pribadi siswa, laporan praktik dan pihak-pihak lain

4. Memberikan Umpan Balik

a. Umpan balik bukan merupakan kritikan. Fokuskan pada unjuk kerja, bukan pribadi siswa

b. Berikan sesegera mungkin c. Berdasarkan kenyataan saat ini

d. Fokuskan pada penyempurnaan kompetensi

e. Berikan di tempat yang tepat dengan cara yang tidak menakutkan f. Berikan rekomendasi jika diminta. Gunakan bahasa yang merendah,

bukan menggurui 5. Acuan Penilaian

Penilaian dilakukan beberapa kali, sekurang-kurangnya 3 kali untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Aspek yang dinilai mencakup aspek-aspek teoritis, ketrampilan dalam menjalankan pekerjaan praktis, dan aspek sikap yang mencakup ketaatan, kedisiplinan, tanggung jawab dan krativitas

a. Aspek teoritis

Pengetahuan bahan dan alat, keamanan pangan, dan K3 b. Aspek Ketrampilan

Mempersiapkan alat dan, memasukkan sampel dalam wadah, mengemas dengan benar dan sebagainya.

(53)

c. Aspek Sikap

Ketaatan dalam melaksanakan tugas, kesigapan dalam bekerja, rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab, dan ketelitian, kerapihan, ketertiban dalam bekerja

(54)

FORMAT PENILAIAN KOMPETENSI Catatan Penilaian Keseluruhan Praktek Nama Peserta

Kode dan Nama

Unit Kompetensi Mengemas Komoditas dan Produk olahannya Selama Peragaan /Demonstrasi keterampilan apakah

para peserta:

Ya Tidak 1. Pemilihan alat dan bahan secara benar

2. Mempersiapkan alat dan bahan dengan benar 3. Memasukkan bahan dalam kemasan dengan benar 4. Mengemas secara efektif dan efisien

5. Membuat bentuk kemasan yang rapih

Apakah Peserta secara menyeluruh memenuhi sesuai dengan standar

Komentar dan Saran : ……… ………

……… Hasil : Kompeten/Belum Kompeten*)

Tindak Lanjut : ………

………

Tanda Tangan Penilai Tanda Tangan

Siswa

……… ………

(55)

Daftar Pustaka

Hariyadi, Purwiyatno. 1996. Pengemasan Tempe. Pengembangan Industri Kecil Menengah Tempe. Kantor Meneg Urusan Pangan RI dan Pusbangtepa-LP,IPB

Pratomo, Moedjiarto dan Rizal Syarief. 1979. Penggudangan hasil Pertanian. Ditjen Dikdasmen. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang pengaruh pH air terhadap tingkat patogenitas viral nervous necrosis pada benih ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) telah dilakukan pada bulan

“penerangan dengan lampu neon kurang baik, karena cahaya lampu tersebut bergetar dan tidak mantap serta dapat mengganggu penglihatan mata”. Jadi dapat disimpulkan

Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami sesorang atau rumahtangga, sehingga tidak mampu memenuhi

Jika hakim mempertimbangkan bahwa kepailitan tersebut adalah akibat dari tindakan ultra vires sehingga Anggota Direksi harus bertanggung jawab secara pribadi, maka

Pengendapan yang berlangsung di sini merupakan kompetisi antara pengendapan bentuk hidroksida clan garam rangkap amonium nitrat, yang keduanya saling mendukung. Semakin besar

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu, (1) harga tembakau dalam negeri mempengaruhi ekspor tembakau

kedua terbesar setelah migas, dan urutan ketiga di bawah migas dan tekstil sejak medio 1990-an (Nurrochmat 2005). Sektor kehutanan juga telah membuktikan sebagai suatu sektor

Analisis kebutuhan sistem membahas secara garis besar kebutuhan sistem. Sistem yang dibangun ini melibatkan dua aktor yakni admin dan user. Aktifitas admin meliputi proses