• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo saat ini merupakan satu satunya rumah sakit. khusus mata milik pemerintah, berada di bawah Direktorat Jenderal Bina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo saat ini merupakan satu satunya rumah sakit. khusus mata milik pemerintah, berada di bawah Direktorat Jenderal Bina"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I 

PENDAHULUAN 

 

1.1 Latar Belakang 

Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo saat ini merupakan satu‐satunya rumah sakit  khusus  mata  milik  pemerintah,  berada  di  bawah  Direktorat  Jenderal  Bina  Pelayanan  Medik  Departemen  Kesehatan  (Depkes),  dan  merupakan  rumah  sakit  pusat  rujukan  kesehatan  mata  nasional,  sebagaimana  tercantum  dalam  Keputusan  Menteri  Kesehatan  Republik  Indonesia  Nomor  1040/Menkes/SK/XI/1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Mata  Cicendo Bandung. 

 

RSM  Cicendo  saat  ini  berencana  untuk  melakukan  perubahan  status  rumah  sakit  menjadi  Badan  Layanan  Umum  (BLU).  Rencana  perubahan  ini  diharapkan  dapat  terealisasi  pada  tahun  2007.  Dengan  adanya  perubahan  status  hukum  rumah  sakit  menjadi  BLU  maka  diharapkan  akan  dapat  memperlancar  pelayanan  kepada  masyarakat,  karena  kebutuhan  keuangan  tidak  lagi  dibatasi  peraturan  yang  tidak  fleksibel.  Dengan  status  BLU,  rumah  sakit  khusus/daerah  dapat  lebih  berkompetisi  di  tingkat  yang  lebih  tinggi  dengan rumah sakit swasta. 

 

1.2 Profil Perusahaan  1.2.1 Sejarah Perusahaan 

Diresmikan  oleh  Gubernur  Jenderal  J.B.  Van  Heutsz  pada  tanggal  3  Januari  1909.  Pada  awalnya,  Rumah  Sakit  Mata  (RSM)  Cicendo  bernama  Koningin  Wilhelmina  Gasthuis  voor  Ooglijders  (Rumah  Sakit  Mata  Ratu  Wilhelmina).  RSM Cicendo pada awalnya dipimpin oleh dr. CHA Westhoff sebagai direktur  pertama. 

(2)

2   

RSM  Cicendo  sempat  menjadi  rumah  sakit  umum  pada  jaman  pendudukan  Jepang  pada  tahun  1942‐1945,  menggantikan  posisi  Rumah  Sakit  Rancabadak  yang  menjadi  Rumah  Sakit  Militer.  Pada  kurun  waktu  penjajahan  Jepang  tersebut, RSM Cicendo dipimpin oleh Dr. Sukimin. Kemudian pada tahun 1980,  rumah  sakit  ini  berganti  nama  sesuai  dengan  nama  jalan  dimana  rumah  sakit  ini berada, yaitu menjadi Rumah Sakit Mata Tjitjendo pada tahun 1980. 

 

1.2.2 Lingkup Bidang Usaha 

RSM  Cicendo  melayani  berbagai  pasien  penyakit  atau  kecelakaan  yang  berkaitan  dengan  mata  dari  berbagai  daerah  tidak  hanya  terbatas  pada  Jawa  Barat,  tetapi  juga  dari  daerah  lain  di  Indonesia.  Sebagai  Pusat  Rujukan  Kesehatan  Mata  Nasional,  RSM  Cicendo  selain  memiliki  berbagai  macam  pelayanan  pasien,  juga  berfungsi  sebagai  laboratorium  pengembangan  dan  penelitian terhadap berbagai penyakit mata. RSM Cicendo merupakan lembaga  pendidikan  bagi  mahasiswa  kedokteran  dari  Bagian  Ilmu  Penyakit  Mata  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Padjadjaran  (Unpad),  dan  sebagai  fasilitator  dalam  memberikan  pendidikan  menegenai  masalah  kesehatan  mata  pada  masyarakat  Indonesia.  Seperti  dikatakan  oleh  Direktur  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo, Dr. Farida Sirlan, dr., SpM bahwa: 

“Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  mempunyai  tanggung  jawab  membantu  pemerintah  dalam  meningkatkan  derajat  kesehatan  mata  di  masyarakat  melalui  pelayanan,  pendidikan,  penelitian,  dan  memberikan  masukan  pemikiran  sebagai  dasar  kebijakan  pemerintah  dalam  menurunkan  jumlah  kebutaan  dan  morbiditas  penyakit  mata  serta  meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan mata di masyarakat” (Profil  Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006).    1.2.3 Visi Rumah Sakit Mata Cicendo  Rumah Sakit Mata Cicendo memiliki visi yaitu: “Diakui sebagai rumah sakit mata  rujukan yang mendunia”.   

(3)

1.2.4 Misi Rumah Sakit Mata Cicendo 

Misi yang ingin dilaksanakan oleh RSM Cicendo adalah dengan: 

• Mengembangkan  kesadaran  dan  kepekaan  masyarakat  tentang  makna  kesehatan  mata  bagi  kehidupan  individual  dan  sosial  serta  kehidupan  kerja yang produktif. 

• Mengembangkan  kecerdasan  masyarakat  untuk  bersikap  dan  berperilaku  yang  berdampak  positif  bagi  kesehatan  mata  dirinya  dan  lingkungannya. 

• Memberikan  pelayanan  kesehatan  mata  terbaik  bagi  seluruh  lapisan  masyarakat. 

• Memberikan  peluang  dan  lingkungan  belajar  terbaik  dan  inovatif  bagi  mereka  yang  ingin  mengembangkan  profesinya  di  bidang  kesehatan  mata. 

 

1.2.5 Motto Rumah Sakit Mata Cicendo 

Motto  yang  dijadikan  pedoman  oleh  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  dalam  kegiatan  dan  aktifitasnya  adalah  sebagai  “Pembawa  kecerahan  kehidupan  bagi  masyarakat agar sehat dan produktif”. 

 

1.2.6 Falsafah Rumah Sakit Mata Cicendo 

Falsafah yang diusung oleh Rumah Sakit Mata Cicendo untuk pelaksanaan visi  dan misi mereka adalah: 

• Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  adalah  wahana  bagi  orang‐orang  yang  mendapatkan  kehormatan  untuk  memberikan  pelayanan  dan  pendidikan kesehatan mata terbaik yang dihargai masyarakat luas.  • Pekerja  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  adalah  manusia  bermartabat  yang 

memiliki  potensi  untuk  berkontribusi  melalui  kerjasama  cerdas  guna  mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif. 

(4)

4   

• Keberhasilan  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  ditentukan  oleh  kemampuannya memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan mata  terbaik  kepada  masyarakat  agar  mereka  sehat  dan  mampu  ikut  aktif  dalam kegiatan produktif. 

• Kegiatan  pelayanan  dan  pendidikan  kesehatan  mata  merupakan  perwujudan  jati  diri  profesional  yang  menjadi  sumber  gagasan  bagi  peningkatan kualitas kesehatan mata. 

 

1.2.7 Struktur Organisasi 

Sebagai satu‐satunya rumah sakit khusus mata milik pemerintah dan bernaung  di  bawah  Direktorat  Jenderal  Bina  Pelayanan  Medik  Departemen  Kesehatan  (Depkes),  maka  dalam  hal  penentuan  struktur  organisasi  rumah  sakit  juga  diatur dalam suatu keputusan menteri, dalam hal ini adalah Menteri Kesehatan  Republik  Indonesia.  Struktur  Organisasi  tersebut  telah  dituangkan  ke  dalam  suatu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1040 Menkes/SK/XI 1992 tertanggal  19 November 1992, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut ini.                   

(5)

                              Gambar 1.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Mata Cicendo  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)  DIREKTUR

Komite Medik Direktur Administrasi Wakil Umum & Keuangan Wakil Direktur

Pelayanan

Bidang Keperawatan

Bidang Rekam Medis &

Informasi Bidang

Pelayanan SekretariatBagian

Bagian Keuangan Bagian Penyusunan Program & Pelaporan Bagian Kajibang & Diklat Seksi Pelayanan Medis Seksi Penunjang Medis Seksi Keperawatan I Seksi

Keperawatan II Seksi Pulahta

Seksi Publikasi & Informasi Seksi Rekam

Medis Subag

Penyusunan Laporan

Subag Evaluasi & Pelaporan

Subag Kepegawaian

Subag Umum & Perlengkapan Subag Tata Usaha

Subag Perbendaharaan Subag Akuntansi Subag Penyusunan Anggaran Subag Pengkajian & Pengembangan Subag Pendidikan & Pelatihan

1. Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Bedah 4. Instalasi Farmasi 5. Instalasi Gizi

6. Instalasi Elektro Diagnostik 7. Instalasi Patologi Klinik 8. Instalasi Optik 9. Instalasi Gawat Darurat

1. Instalasi Pengkajian dan Pengembangan 2. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan 3. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Staff Medis Fungsional

1. Refraksi dan Low Vision 2. Infeksi dan Imunologi 3. Katarak dan Bedah Refraktif 4. Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus 5. Glaukoma

6. Retina

7. Neuro Oftalmologi 8. Rekonstruksi dan Okuloplasti 9. Tumor

10. Oftalmologi Komunitas 11. Penunjang Mata

(6)
(7)

1.2.8 Fasilitas 

Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  melayani  klinik  rawat  jalan,  terdiri  dari  3  poli  spesialistik dan 10 poli subspesialistik; 125 tempat tidur sebagai fasilitas rawat  inap,  10  kamar  operasi,  Instalasi  Gawat  Darurat  serta  Paviliun  bagi  pasien  mampu bayar. Melalui fasilitas yang tersedia, RSM Cicendo mampu melayani  sekitar  100.000  pasien  rawat  jalan  dengan  jumlah  operasi  besar  sekitar  7.500  pertahun. Instalasi yang terdapat di Rumah Sakit Mata Cicendo:  1. Instalasi Rawat Jalan  • Refraksi dan Low Vision  • Infeksi dan Imunologi  • Katarak dan Bedah Refraktif  • Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus  • Glaukoma  • Retina  • Neuro Oftalmologi  • Rekonstruksi dan Okuloplasti  • Tumor  • Oftalmologi Komunitas  • Penunjang Mata    Pelayanan untuk pasien rawat jalan ini dapat dibagi menjadi rawat jalan  spesialistik  dan  sub‐spesialistik.  Pasien  yang  datang  dan  dilayani  oleh  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  cenderung  untuk  mengalami  peningkatan  seperti  ditunjukkan  oleh  Gambar  1.2,  untuk  pelayanan  spesialistik,  dan  Gambar 1.3, untuk pelayanan sub‐spesialistik, berikut ini. 

(8)

8      Gambar 1.2. Data Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan Spesialistik  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)      Gambar 1.3. Data Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan Sub Spesialistik  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)    2. Instalasi Rawat Inap  Fasilitas rawat inap memiliki 104 tempat tidur, dengan rincian:  • Paviliun  : 4 tempat tidur  • Kelas I  : 12 tempat tidur  • Kelas II  : 28 tempat tidur  • Kelas III   : 60 tempat tidur   

(9)

Berdasarkan pembagian kelas‐kelas yang ada maka pasien yang datang  ke Rumah Sakit Mata Cicendo dapat dibedakan menjadi kategori pasien  umum  dan  pasien  asuransi  kesehatan  (askes).  Seperti  terlihat  pada  Gambar 1.4 dan 1.5, pasien yang datang dan menginap di RSM Cicendo  ini cenderung untuk mengalami peningkatan.      Gambar 1.4. Data Rawat Inap Pasien Umum  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)      Gambar 1.5. Data Rawat Inap Pasien Askes  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)         

(10)

10   

 

3. Instalasi Bedah 

Fasilitas  instalasi  bedah  ini  memiliki  10  kamar  operasi.  Semenjak  tahun  2001,  jumlah  operasi  yang  dilakukan  di  RSM  Cicendo  mengalami  peningkatan  yang  cukup  signifikan,  seperti  ditunjukkan  oleh  Gambar  1.6.      Gambar 1.6. Data Jumlah Operasi  (Profil Rumah Sakit Mata Cicendo, 2006)    4. Instalasi Farmasi  5. Instalasi Gizi  6. Instalasi Elektro Diagnostik / Terapi & Radiologi  7. Instalasi Patologi Klinik  8. Instalasi Optik  9. Instalasi Gawat Darurat    1.2.9 Pelayanan 

Beberapa  pelayanan  yang  dikembangkan  sebagai  pelayanan  unggulan  oleh  RSM Cicendo adalah: 

(11)

1. Katarak dan Bedah Refraktif  Kegiatan Pelayanan: 

• Bedah  Katarak  (Fakoemulsifikasi,  Small  Incision  Cataract  Surgery  (SICS) )  • Bedah Refraktif (LASIK, LIO Fakik, Keratoplastik)    Kerjasama dengan organisasi lain:  • LVPEI, Hyderabad India  • ANZ Nijmegen Netherland  • Institusi Kesehatan Mata lainnya    2. Vitreo Retina  Kegiatan Pelayanan:  • Pelayanan vitreo retina paripurna  • Pelayanan rujukan kasus vitreo retina nasional  Kerjasama dengan organisasi lain:  • LVPEI, Hyderabad India  • ANZ Nijmegen Netherland  • Institusi Kesehatan Mata lainnya    3. Pediatrik Oftalmologi  Kegiatan Pelayanan:  • Kasus rujukan  kebutaan anak dari Jawa Barat. 

• Program  Avoidable  Children  Blindness  yang  merupakan  pilot  project  WHO/LCIF selama tahun 2004‐2008. 

• Studi penyebab kebutaan pada anak di daerah Jawa Barat.   

   

(12)

12    4. Oftalmologi Komunitas  Kegiatan Pelayanan:  • Mengembangkan pelayanan berbasis komunitas  • Menjalin kemitraan dengan organisasi non pemerintah  • Memberikan wawasan kesehatan mata komunitas bagi calon dokter  spesialis mata  • Kegiatan dalam gedung (hospital based)  • Kegiatan luar gedung (outreach services) 

• Melatih  kader,  guru  dan  masyarakat  dalam  membantu  melakukan  skrining kelainan mata 

Kerjasama dengan organisasi lain: 

• Eye Care Program Management Course di Khorat Course (Thailand).  • Eye  Care  Program  Management  Course  di  Lions  Aravind  Institute  of 

Community Ophthalmology (India).  • Program MSc for Community Ophtahalmology di International Center of  Eye Health, London.  • International Agency for Prevention of Blindness (IAPB) dalam Capacity  Building Rumah Sakit Mata Cicendo.    5. Paviliun 

Paviliun  didirikan  untuk  menyediakan  pelayanan  bagi  pasien  yang  mempunyai  waktu  terbatas  untuk  berobat  ke  rumah  sakit  dan  menyediakan  fasilitas  yang  membutuhkan  biaya  cukup  besar  sehingga  hanya  dapat  dimanfaatkan  oleh  masyarakat  kelas  menengah  ke  atas.  Kegiatan  paviliun,  dalam  rangka  menunjang  peningkatan  kualitas  tenaga  kesehatan,  adalah  menyelenggarakan  berbagai  pelatihan  bagi  dokter  dan  perawat.  Pelatihan  yang  telah  dilakukan,  antara  lain,  Basic  Ophthalmic  Nursing  Course  I  and  II,  Refraction  Examination  Course  for 

(13)

Nurses  I  and  II,  Seminar  Opticianry  Update,  Seminar  Katarak  dan  Bedah  Refraktif,  Seminar  Katarak  dan  Vitreo  Retina,  dan  Short  Course  Phacoemulsification.    6. Pelayanan Penunjang Non Medis:  • Asrama  • Kantin  • Wartel/ Kios Telepon  • Koperasi  • Parkir  • Mesjid    1.2.10 Sumber Daya Manusia  Rumah Sakit Mata Cicendo saat ini memiliki 418 karyawan, yang terdiri dari:  • 33 orang dokter spesialis mata;  • 2 orang dokter spesialis anestesi;  • 1 orang dokter spesialis patologi klinik;  • 43 dokter residen;  • 109 orang perawat;  • 67 orang tenaga paramedis;  • 126 orang tenaga administrasi;  • 37 orang tenaga honorer.    Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit  Mata  Cicendo  maka  instansi  juga  melakukan  pelatihan‐pelatihan  yang  dikoordinir  oleh  Bagian  Pengkajian  dan  Pengembangan  Pendidikan  dan  Pelatihan, dengan sertifikasi dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen 

(14)

14   

Kesehatan.  Program‐program  pelatihan  yang  diadakan  RSM  Cicendo  antara  lain: 

1. Pelatihan Perawat 

a. Pelatihan  Kesehatan  Mata  Masyarakat  bagi  Perawat  Puskesmas  (Community Eye Nurse). 

b. Pelatihan  Perawat  Mahir  Mata  bagi  Perawat  Puskesmas  dan  Rumah Sakit Daerah. 

c. Pelatihan  Perawat  Mata  Masyarakat  (Mid  Level  Ophthalmic  Personnel). 

2. Pelatihan Ketrampilan Bedah Katarak bagi Dokter Mata. 

3. Pelatihan Skrining Gangguan Penglihatan pada Anak bagi Guru SD dan  Skrining Buta Katarak bagi Kader Kesehatan. 

4. Pelatihan  ke  Luar  Negeri  atas  bantuan  Program  Capacity  Building  dari  International Agency for Prevention of Blindness (IAPB). 

 

Selain  pelatihan‐pelatihan  tersebut,  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  juga  telah  bekerjasama  dengan  Bagian  Ilmu  Penyakit  Mata  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Padjajaran  sejak  tahun  1961.  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  juga  berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan  untuk  dokter  umum  yang  akan  mengambil  spesialisasi  mata  maupun  mahasiswa ko‐asisten yang akan menjadi dokter umum. 

 

1.2.11 Strategi Rumah Sakit Mata Cicendo 

Strategi  yang  dilakukan  untuk  mendukung  pencapaian  visi  dan  misi  Rumah  Sakit Mata Cicendo dan juga untuk pencapaian Vision 2020 “The Right to Sight”,  yang  dicanangkan  oleh  World  Health  Organization  (WHO)  dan  the  International  Agency  for  the  Prevention  of  Blindness  (IAPB),  adalah  untuk  menjadikan  dan  mengembangkan  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  menjadi  Center  of  Excellence  agar 

(15)

dapat  berperan  optimal  dalam  menanggulangi  masalah  kesehatan  mata  dan  kebutaan, khususnya di Jawa Barat dan secara umum dalam skala nasional.   

Strategi tersebut harus diikuti dengan pengembangan dan peningkatan kualitas  sumber  daya  manusia  melalui  Program  Capacity  Building,  serta  melalui  peningkatan  pelayanan  kesehatan  mata  kepada  pasien  dan  fasilitas  yang  tersedia.  Selain  itu  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo  terlibat  aktif  dalam  program‐ program  nasional  dan  internasional  dengan  melakukan  kerjasama  dengan  beberapa institusi nasional dan internasional. RSM Cicendo sadar bahwa untuk  keberhasilan strategi tersebut tidak hanya terletak pada tenaga medis maupun  bidang  kedokteran  akan  tetapi  juga  perlu  melibatkan  banyak  unsur  seperti  lembaga  swadaya  masyarakat,  dunia  pendidikan,  pemerintah,  dan  berbagai  stakeholders lainnya. 

 

1.3 Isu Bisnis yang Dihadapi 

Rencana  perubahan  status  hukum  Rumah  Sakit  Mata  Cicendo,  dari  yang  saat  ini  berada  di  bawah  Direktorat  Jenderal  Bina  Pelayanan  Medik  Departemen  Kesehatan  (Depkes),  menjadi  Badan  Layanan  Umum  (BLU)  bertujuan  untuk  memperlancar dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bermula dari  tujuan  tersebut  diperlukan  pengaturan  yang  spesifik  mengenai  unit  pemerintahan  yang  melakukan  pelayanan  kepada  masyarakat  yang  saat  ini  bentuk dan modelnya beraneka macam. 

 

Gubernur  Jawa  Barat,  Danny  Setiawan,  dalam  sambutannya  dalam  Seminar  dan  Workshop  Nasional  Pengalaman  Persiapan  Rumah  Sakit  Menjadi  Badan  Layanan Umum Pengalaman mengatakan bahwa: 

“Perubahan  RSUD  menjadi  BLU  memerlukan  sejumlah  persiapan.  Sebagai  BLU,  RSUD harus memiliki efektivitas dan  produktivitas ala korporasi dengan memberikan  pelayanan terhadap semua kebutuhan masyarakat lokalʺ (Pikiran Rakyat, 2006). 

(16)

16   

 

Saat ini yang terjadi pada sebagian besar Badan Usaha Milik Negara dan Badan  Usaha Milik Daerah adalah bahwa mereka tidak dapat menjalankan fungsinya  sebagai  suatu  organisasi  yang  berorientasi  pada  pelanggan  atau  masyarakat.  Hal  ini  disebabkan  karena  adanya  sistem,  prosedur,  maupun  struktur  yang  terlalu  birokratis  dan  berhubungan  dengan  faktor  kekuasaan.  Faktor‐faktor  tersebut  harus  dipangkas  dan  ditiadakan  dalam  manajemen  BLU  sehingga  dapat lebih fokus terhadap masyarakat. 

 

Badan  Layanan  Umum  (BLU)  sebagai  suatu  institusi  atau  entitas  yang  berorientasi  pada  pelanggan  harus  memberikan  pelayanan  yang  lebih  baik  dengan  menumbuhkan  budaya  inovasi  dan  mewujudkannya  dalam  bentuk  pemberian  layanan  baru  dan  mengutamakan  kepentingan  masyarakat.  BLU  harus  menghindari  adanya  sistem  manajemen  dan  prosedur  yang  dapat  menghambat  pencapaian  tujuan  pendirian  Badan  Layanan  Umum.  Hanya  dengan  pengembangan  pelayanan  baru,  baik  dari  sisi  produk  maupun  jasa,  pembentukan Badan Layanan Umum akan memberikan nilai tambah terhadap  peningkatan kesehatan masyarakat. 

Referensi

Dokumen terkait

3,06, yang berarti secara bersama-sama/simultan variabel pemasaran internal dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa

mix merupakan rangsangan pemasaran yang dilakukan Dompet Dhuafa Jawa Timur untuk mempengaruhi keputusan donatur dalam memilih Dompet.. Dhuafa Jawa Timur sebagai

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pembelajaran online di era pandemi COVID-19 sangat memacu pertumbuhan pembelajaran online yang memudahkan

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa kolaborasi ataupun kerja sama Dinas Kebudayaan dengan masyarakat adat dalam pelestarian kebudayaan baik,

Teknik Perintah Individu merupakan teknik pengajaran membaca model baru yang dapat membuat siswa lebih minat mengikuti pembelajaran, khususnya membaca. Dengan

Rumah Sakit Mata Cicendo merupakan satu-satunya rumah sakit khusus mata milik pemerintah/Depkes RI dengan fungsi pelayanan dan pendidikan serta penelitian dalam

Pasien kemudian disarankan untuk menggunakan koreksi kacamata dengan lensa fotokromik, edukasi penggunaan alat bantu untuk membaca dekat, edukasi mengenai kondisi pasien kepada

Sifat kualitatif yang meliputi warna bulu pada berbagai bagian tubuh, warna paruh, shank dan bentuk shank antara burung ayaman (Gallirallus philippensis) jantan dan betina