• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kemajuan - PKM KC - 2013 - ROQY - Dipopure Alat Penjernih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kemajuan - PKM KC - 2013 - ROQY - Dipopure Alat Penjernih"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Dipo Pure, Alat Pemurni Air dengan Media Membran Reverse Osmosis sebagai Solusi Penangan Air Rob Masa Kini

BidangKegiatan: PKM-KC

DiusulkanOleh:

ROQY HEYDAR (21030110130085/ Angkatan 2010) MUDZOFAR SOFYAN (21030110130074/ Angkatan 2010) MOHAMMAD MUSLIHUDDIN (21030110130107/ Angkatan 2010) STEVEN SUHANDONO (21030111130041/ Angkatan 2011) PRAFITRA ASIH R.S.P. (21030110120038/ Angkatan 2010)

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

ii Membran Reverse Osmosis sebagai Solusi Penanganan Air Rob Masa Kini

2. Bidang Kegiatan : PKM-KC 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Roqy Heydar

b. NIM : 21030110130085

c. Jurusan : Teknik Kimia

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Gusti Putri II nomor 7 Semarang (024) 6714510/ 085640845971 f. Alamat email : roqy.heydar@yahoo.co.id 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Noer Abyor Handayani, ST., MT.

b. NIDN : 0015018601

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Tmn Srikaton Selatan No. 27 Purwoyoso/ (024) 7607004 7. Biaya Kegiatan Total :

a. Dikti : Rp10.900.000,00

b. Sumber lain : Rp -

(3)

i terjadi di kota besar. Terjadi di kota besar karena adanya dorongan untuk maju dan mengakibatkan adanya perubahan fungsi lahan yang akhirnya bisa menimbulkan dampak buruk. Upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi bencana air rob ini hanyalah sebatas penaikaan permukaan tanah yang sepertinya akan sia-sia pula apabila tanah juga semakin lama semakin turun. Oleh karena itu harus ada solusi lain yang bisa menanggapi bencana air rob ini. Dipo pure merupakan salah satu solusinya. Dipo pure ini adalah sebuah alat yang berfungsi memurnikan air rob menjadi air layak pakai sehingga bisa mengakibatkan pengurangan pemakaian air tanah yang akhirnya bisa mencegah adanya penurunan tanah lebih lanjut. Dipo Pure ini menggunakan media membran reverse osmosis dalam pemurniannya sehingga air hasil dari pemurnian menggunakan dipo pure ini benar-benar bisa digunakan. Dari analisa laboratorium baik dari analisa Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah maupun dari laboratorium Tirta Moedal menunjukkan bahwa air rob tidak layak digunakan maupun diminum. Dan hingga saat ini, 27 Juni 2014, pengerjaan Dipopure sudah mencapai 90% dan kegiatan PKM kami baru berjalan berkisar 80%. Tahapan kami selanutnya adalah menyelesaikan dipopure dan menguji hasil air yang dihasilkan oleh dipopure

(4)

iv HALAMAN PENGESAHAN ... ii RINGKASAN ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Luaran yang Diharapkan... 3

1.5 Kegunaan ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Banjir Pasang Air Rob ... 4

2.2 Membran ... 5

2.3 Membran Reverse Osmosi ... 6

BAB III. METODE PELAKSANAAN ... 7

BAB . IV HASIL YANG DICAPAI ... 8

BAB . V RENCANA TAHAP SELANJUTNYA ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 9 LAMPIRAN

Penggunaan Dana

(5)

v Gambar 2.1 Mekanisme Pemisahan pada Membran ... 6 Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan ... 8 Gambar 4.1 (a) tampak depan, (b) tampak belakang Prototype DipoPure . 9

(6)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kota besar di Indonesia biasanya memiliki jumlah penduduk yang cukup besar pula. Selain jumlah penduduk yang banyak terdapat pula dorongan untuk membuat kota semakin maju. Namun langkah untuk membuat kota semakin maju mengakibatkan perubahan pada kondisi fisik kota salah satunya adalah perubahan fungsi lahan. Dan hal ini pun juga bisa memberikan dampak yang cukup buruk bagi lingkungan, mengakibatkan musibah banjir misalnya.

Proses terjadinya banjir sendiri pada dasarnya dikarenakan oleh faktor antroposentrik, faktor alam dan faktor teknis. Faktor antroposentrik adalah aktivitas dan perilaku manusia yang lebih cenderung mengakibatkan luasan banjir semakin meningkat (Setyanto, Heru. 2002).

Salah satu banjir yang terjadi di negara ini adalah bencana banjir air rob. Bencana banjir ini diakibatkan karena aktivitas dan perilaku manusia yakni pengambilan air tanah secara besaran. Pemanfaatan air tanah secara besar-besaran yang tidak diimbangi dengan pengisian kembali air tanah dapat menyebabkan amblesnya permukaan air tanah dan intruisi air laut (Asdak, 1995). Dan akibatnya amblesnya permukaan air tanah ini pun juga mengakibatkan turunnya permukaan tanah dan akhirnya dapat mengakibatkan air laut lebih tinggi dari permukaan tanah. Hal inilah yang dikenal dengan banjir pasang air laut (rob).

Gambar 1.1 Keadaan Jalan ketika Terjadi Banjir Air Rob

Umumnya cara penanggulangan air rob saat ini adalah dengan cara penaikkan permukaan tanah. Penaikkan permukaan tanah ini tentu membutuhkan

(7)

dana yang tidak sedikit dan hal ini akan menjadi sia-sia untuk beberapa tahun ke depan apabila pengambilan air tanah ini masih besar-besaran yang mengakibatkan permukaan tanah turun lagi.

Berdasarkan masalah yang timbul akibat adanya air rob ini perlu adanya sebuah solusi yang tidak hanya sekedar menaikkan permukaan tanah saja. Solusi bisa dialihkan kepada pemanfaatan kembali air rob yang menjadi bencana. Saat ini teknologi pemurnian air telah berkembang pesat terkait berkembang pula beberapa sistem pemurnian air seperti teknologi membran. Dalam hal ini, membran digunakan sebagai alat pemisah zat yang menjadi pengotor dan tidak diperlukan dalam air bersih yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi membran juga telah bisa mengubah air laut menjadi air siap pakai bahkan siap minum. Dipo Pure, dalam desainnya menggunakan membran tipe reverse osmosis untuk memurnikan air rob yang berasal dari air laut menjadi air siap pakai untuk kebutuhan masyarakat. Harapannya alat ini dapat di scale up untuk diaplikasikan dalam pengurangan penggunaan air tanah dan mencegah adanya penurunan tanah yang bisa mengakibatkan makin parahnya bencana banjir air rob.

1.2 Perumusan Masalah

Air rob merupakan air yang berasal dari air laut dengan salinitas tinggi yang menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat pesisir. Salah satu solusi pemanfaatan air rob adalah mengadakan unit desalinasi untuk air tersebut sebagai usaha pemurniannya agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Reverse osmosis adalah metode yang semakin umum untuk desalinasi, karena konsumsi energi yang relatif rendah. Menurut Asosiasi Desalinasi Internasional, pada tahun 2011, reverse osmosis digunakan di 66% dari kapasitas terpasang desalinasi (44,5 dari 67,4 juta m3/hari), dan hampir semua unit desalinasi yang baru (International Desalination Association, 2012).

Dari beberapa indikasi di atas, maka perlu diadakannya unit pemurnian air robdengan segala perlengkapannya dalam skala prototype.

1.3 Tujuan

(8)

1. Memurnikan air rob yang mempunyai karakter seperti air laut menjadi air siap pakai dalam kebutuhan sehari-hari masyrakat.

2. Membuat Dipo Pure, prototypeunit pemurni air dengan bantuan membran reverse osmosis.

3. Karakterisasi hasil akhir air keluaran Dipo Pure.

1.4 Luaran yang diharapkan

Secara keseluruhan program ini akan memberikan luaran penelitian terpadu antara lain:

1. Prototipe alat penjernih air dengan sistem reverse osmosis dengan kapasitas 1500 liter/hari dengan nama dipo pure.

2. Data-data teknis eksperimen untuk desain proses

3. Manual prosedur penggunaan dipo pure, alat pemurni air sistem reverse osmosis.

4. Satu artikel ilmiah publikasi nasional 5. Satu draft usulan paten

1.5 Kegunaan

Manfaat yang dapat diperoleh dengan diterapkannya teknologi penjernihan air sistem reverse osmosis ini adalah

1. Masyarakat sekitar dapat memanfaatkan teknologi tepat guna dalam upaya pengolahan air rob menjadi air layak pakai dengan biaya operasional yang murah dan proses yang sederhana.

2. Dengan adanya teknologi ini dapat memberikan informasi dan pelatihan bagi masyarakat tentang penggunaan kembali air rob yang sebelumnya dianggap sebagai musibah berubah menjadi anugerah.

3. Mengurangi ketergantungan masyarakat dengan air tanah yang kadang kala bisa mati.

(9)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Banjir Pasang Air Rob

Banjir rob adalah kejadian atau fenomena alam dimana air laut masuk kewilayah daratan pada waktu permukaan air laut mengalami pasang (Wahyudi, 2007:28). Pasang surut air laut merupakan gejala fisik yang terjadi periode tertentu dan mempengaruhi daerah pesisir sehingga dapat menyebabkan genangan bahkan banjir yang pengaruhnya dirasakan langsung oleh masyarakat sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai (Rastihat, 2004). Banjir pasang air rob sering terjadi di berbagai kota di Indonesia. Dampak banjir rob yaitu genangan rob hingga 2.800-an Ha dan penyebabnya adalah letak topografi yang landai dengan kemiringan 0 - 2 % dengan sebagian besar wilayahnya hampir sama tingginya dengan permukaan laut seperti pada kasus di kota Semarang(Bappeda, 2000).

Penyebab lain banjir air rob karena kontur yang relatif datar sehingga menyulitkan drainase dalam mengalirkan air ke daerah perkotaan. Relief atau tinggi rendahnya kawasan daratan dan sistem drainase berpengaruh terhadap daratan dalam terjadinya rob pada saat terjadi pasang naik. Masalah rob dapat diperparah juga oleh adanya banjir yang diakibatkan oleh air hujan dan banjir kiriman dari daerah yang lebih tinggi. Sistem drainase yang dioptimalkan menjadi salah satu solusi bagi kota-kota yang pada daerah tertentu mengalami rob. Genan-gan rob ini menimbulkan dampak negatif pada penduduk yaitu kerugian harta benda dan bangunan. Selain itu, banjir rob juga mempengaruhi perekonomian masyarakat dan pembangunan kota secara keseluruhan(Oktavia,2012). Beban fisik bangunan dan pengambilan air tanah menyebabkan kondisi tanah mengalami pemampatan yang dapat dilihat dari subsiden bangunan yang mengakibatkan turunya permukaan lahan (Setyawan, 2009).

2.2 Membran

Membran adalah lapisan tipis, mempunyai stuktur planar dan merupakan material yang memisahkan dua lingkungan. Karena membran terletak diantara dua lingkungan atau dua fasa dan mempunyai volume yang terbatas, maka membran lebih layak disebut sebagai interphase daripada interface. Membran secara selektif mengontrol transport massa antara dua fasa atau lingkungan. Membran

(10)

bertindak sebagai penghalang yang mengijinkan beberapa fluida masuk sedangkan fluida yang lain tidak. Dalam hal ini, membran bisa digunakan untuk memisahkan suatu zat di dalam campurannya.

Teknologi pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode-metode pemisahan lainnya. Beberapa keuntungan menggunakan membran sebagai alat pemisah adalah tidak membutuhkan zat kimia tambahan, konsumsi energi yang rendah, sistem desain yang compact, ramah lingkungan, mudah dalam instalasi dan operasi, sistem modular, dan mudah dalam upscaling, downscaling dan melakukan integrasi terhadap proses lain (Samsudin, 2013).

Ada tiga mekanisme pemisahan yang tergantung pada satu sifat spesifik komponen untuk dihilangkan secara selektif oleh membrane (Wenten, 2000) yaitu:

1. Pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran. Operasi utamanya antara lain Microfiltrasi, Ultrafiltrasi, dan dialysis.

2. Pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan dan diffusivitas bahan. Operasi yang dilakukan biasanya permeasi gas, pervaporasi dan Reverse Osmosis.

3. Pemisahan berdasarkan perbedaan elektrokimia, dipisahkan dengan elektrodialisis dan dialysis Donnan.

Proses membran dicirikan bahwa aliran umpan dipilah menjadi dua aliran, yaitu aliran permeat/filtrat dan aliran retentat/konsentrat. Dua proses pemisahan Dead-End Filtration dan Crossfloq Filtration digambarkan sebagai berikut:

(11)

2.3 Membran Reverse Osmosis

Reverse osmosis RO (Osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran (Crittenden, 2005).

Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an (Glater, 1998).

Reverse osmosis adalah metode yang semakin umum untuk desalinasi, karena konsumsi energi yang relatif rendah. Dalam beberapa tahun terakhir konsumsi energi telah turun menjadi sekitar 3 kWh/m3, dengan pengembangan perangkat pemulihan energi efisien dan peningkatan bahan membran. Menurut Asosiasi Desalinasi Internasional, pada tahun 2011, reverse osmosis digunakan di 66% dari kapasitas terpasang desalinasi (44,5 dari 67,4 juta m3/hari), dan hampir semua unit desalinasi yang baru (International Desalination Association, 2012).

(12)

Unit lain kebanyakan menggunakan metode distilasi termal: Multi efek distilasi dan flash multi-tahap.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode pelaksanaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan IKJP (Indikator Keberhasilan Jangka Pendek) yaitu didapatkan desain alat yang lebih efektif.. Terdapat tujuh tahap pelaksanaan pada program ini, tujuh tahap yaitu:

1. Tahap pertama yaitu survey lokasi air rob, tahap ini bertujuan untuk mengobservasi air rob yang akan dimurnikan. Observasi air rob bertujuan untuk mengamati keadaan makro air terhadap segala pengotor yang masih kasat mata dan untuk meyakinkan air rob memang berasal dari laut.

2. Tahap kedua yaitu analisa awal air rob. Analisa ini terdiri dari analisa kadar garam, perbandingan air rob dengan air laut, dan meyakinkan apakah air rob layak untuk dimurnikan dengan sistem pemisahan dengan membran.

3. Tahap ketiga terkait dengan persiapan alat, maka diperlukan survey bahan pembuat alat, seperti tanki, pipa, pompa dan membran RO sendiri.

4. Tahap keempat adalah pengumpulan alat pada satu tempat (bengkel) untuk perakitan alat.

5. Tahap kelima adalah perakitan alat.

6. Tahap keenam adalah penerapan alat yang sudah siap ke media sampel air rob yang telah disediakan.

7. Tahap ketujuh merupakan analisa akhir dari air bersih (murni) yang dihasilkan dari keluaran akhir alat yang dibuat. Analisa akhir meliputi analisa kadar garam akhir, dan karakterisasi air. Karakterisasi air bertujuan untuk menganalisa apakah air yang dihasilkan layak untuk digunakan kebutuhan sehari-hari.

(13)

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

Sampai saat ini progress yang telah kami capai adalah 80%. Dari mulai survey lokasi air rob, analisa awal air rob, survey bahan untuk pembuatan alat, pengumpulan Bahan, dan perakitan alat. Kami melakukan Survey lokasi air rob di area stasiun Tawang, karena di area tersebut sangat sering tergenang air rob. Menurut hasil Balai Laboraturium Kesehatan Jawa Tengah dan analisa laboratorium PDAM Tirta Moedal menyatakan bahwa air tersebut tidak layak dipakai maupun diminum. Kami juga telah melakukan Survey bahan unutuk pembuatan alat dan akhirnya bahan-bahan untuk pembuatan alat kami dapatkan di Perusahaan Karya Utama Silba yang bertempat di daerah simongan, Semarang. Proses perakitan alat sudah mencapai 90% seperti yang terlihat pada gambar di bawah.

Survei Lokasi Air Rob

Analisa kadar Garam awal

Perbandingan Air Rob dengan Air laut

Studi kelayakan Sistem Pemunian

Air Rob dengan Membran Survey Bahan untuk

Pembuatan Alat

Pengumpulan Bahan

Perakitan Alat

Penerapan Alat

Analisa Akhir Air Rob Analisa kadar Garam akhir (Tahap 1) (Tahap 2) (Tahap 3) (Tahap 4) (Tahap 5) (Tahap 6) (Tahap 7) Karakterisasi Air

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Analisa Awal Air

(14)

(a) (b)

Gambar 4.1 (a) tampak depan, (b) tampak belakang Prototype DipoPure

BAB 5. RENCANA TAHAP SELANJUTNYA

Tahapan yang akan kami lakukan selanjutnya ialah menyempurnakan alat kami. Setelah itu kami akan melakukan pengujian alat prototype menggunakan air rob yang telah kami dapatkan. Hasil filter kemudian akan dianalisakan di Balai Laboraturium Kesehatan Jawa Tengah dan analisa laboratorium PDAM Tirta Moedal untuk mengetahui kualitas air hasil filter,

DAFTAR PUSTAKA

Crittenden, John; Trussell, Rhodes; Hand, David; Howe, Kerry and Tchobanoglous, George. 2005. Water Treatment Principles and Design, Edition 2. John Wiley and Sons. New Jersey. ISBN 0-471-11018-3

Glater, J. 1998. "The early history of reverse osmosis membrane development". Desalination 117: 297–309. doi:10.1016/S0011-9164(98)00122-2.

International Desalination Association. Yearbook 2012-2013

Samsudin, A.M. 2013. Membrane Separation: Introduction. Teknik Kimia Undip. Semarang

(15)

No. Hari, Tanggal Kegunaan Biaya 1 Minggu, 23 Februari 2014 Konsumsi Rp 20.000,00 Komunikasi Rp 11.500,00 2 Selasa, 25 Februari 2014

memeriksakan air secara

laboratorium Rp 31.000,00 Transportasi Rp 10.000,00 Konsumsi Rp 15.000,00 Komunikasi Rp 11.500,00 3 Rabu, 26 Februari 2014

Pemeriksaan kualitas air

secara kimia dan fisika Rp 132.000,00

Transportasi Rp 15.000,00 4 Jumat, 7 Maret 2014 Konsumsi Rp 21.000,00 Komunikasi Rp 10.000,00 5 Senin, 10 Maret 2014 Pembelian Solder Rp 45.000,00 Pembelian Lem Rp 8.000,00 Transportasi Rp 10.000,00 6 Kamis, 13 Maret 2014 Transportasi Rp 20.000,00 Konsumsi Rp 15.000,00 7 Selasa, 18 Maret 2014 Pembelian jerigen Rp 17.000,00 Transportasi Rp 15.000,00 Konsumsi Rp 15.000,00 Komunikasi Rp 11.500,00 8 Kamis, 20 Maret 2014 Konsumsi Rp 20.000,00 Pemesanan Zeolit Aktif,Arang Aktif Rp 180.000,00 Pembelian Lem Rp 8.000,00 9 Jumat, 21 Maret 2014

Pembelian filter aquarium

555, biofoam hitam Rp 13.500,00 Pembelian sarung tangan,

baume HCl, Soda Api Rp 34.500,00

Transportasi Rp 15.000,00

10

Senin, 24 Maret 2014

Membeli gelas ukur plastic, gelas ukur herma, masker

Rp 116.000,00

(16)

12 Kamis, 27 Maret 2014 Konsumsi Rp 20.000,00 Komunikasi Rp 11.500,00 13 Selasa, 1 April 2014

Pembelian ember cat

Rp 8.000,00 Transportasi Rp 10.000,00 14 Kamis, 3 April 2014 konsumsi Rp 20.000,00 Komunikasi Rp 21.000,00 15 Sabtu, 5 April 2014 FilterCP B 10" 01 micron Rp 20.000,00 houing Clear DBR 10" 1/2 Rp 75.000,00 Housing Refill 10 " Rp 25.000,00 Carbon Local Rp 24.000,00 Silica Rp 6.000,00 Zeolite Rp 10.000,00 Naple 1068 Rp 20.000,00 Selang RO 1/4 Rp 30.000,00 Transportasi Rp 15.000,00 Konsumsi Rp 15.000,00 16 Kamis, 10 April 2014 Konsumsi Rp 20.000,00 Komunikasi Rp 11.500,00 17 Senin, 5 Mei 2014

Pembelian Flash disk

Rp 55.000,00

Pembelian modem Rp 140.000,00

Pembelian nomor modem Rp 50.000,00

Konsumsi Rp 17.550,00 Transportasi Rp 20.000,00 18 Jumat, 9 Mei 2014 Pajak / pemotongan Rp 457.800,00 19 Senin 12 Mei 2014 Konsumsi Rp 107.000,00 20 Rabu, 14 Mei 2014 Housing Clear DBR 10" 3/4 Rp 150.000,00 Housing Refill 10" Rp 50.000,00 Housing Membran 10" Rp 85.000,00 Bracket House Plastic Rp 12.000,00

Flow Restrictor 400 Rp 55.000,00

Membrane Filmtec 100

(17)

Selang RO 1/4 Rp 10.000,00 Pump RO Micron 24V Rp 550.000,00 Fotokopi materi Rp 52.500,00 Konsumsi Rp 9.300,00 Transportasi Rp 10.000,00 21 Sabtu, 17 Mei 2014

Penjilidan untuk monev Rp 14.000,00

konsumsi Rp 38.000,00 22 Rabu, 21 Mei 2014 Konsumsi Rp 10.500,00 23 Sabtu, 31 Mei 2014 Fotocopy Rp 17.800,00 Konsumsi Rp 8.400,00 24 Senin, 2 Juni 2014 Pembelian CLPN17 Rp 90.000,00 Pembelian Container Rp 126.000,00 Konsumsi Rp 9.200,00 Transportasi Rp 10.000,00 25 Selasa, 3 Juni 2014 Pembelian roda Rp 125.000,00 Konsumsi Rp 9.250,00 Transportasi Rp 15.000,00 26 Rabu, 4 Juni 2014 Pembelian roda Rp 50.000,00

Pembelian pulsa modem Rp 100.000,00 27 Minggu, 15

Juni 2014

Pembuatan buku mengenai

membran sebagai reffrensi Rp 613.100,00

Transportasi Rp 15.000,00

28 Rabu, 18 Juni

2014

Kran Gucci Lidah Blue

Rp 3.000,00 Saklar Double Phillip Rp 20.000,00

Seal Tape Onda Rp 4.000,00

Stecker Single Omi Rp 10.000,00

Stop Kontak Engkel Rp 30.000,00

Kran Backwash RO Rp 300.000,00

Naple 4044 Rp 15.000,00

Naple 7044 Rp 22.500,00

Kran Hasil RO/Kran

Angsa Rp 125.000,00

Selang RO 1/4 Rp 12.000,00

Pump RO Micron 24V Rp 550.000,00

(18)

Fotocopy Rp 17.500,00

Konsumsi Rp 20.000,00

Pendaftaran PIM UNDIP Rp 15.000,00

Transportasi Rp 70.000,00 29 Kamis, 19 Juni 2014 Fotocopy Rp 21.300,00 Konsumsi Rp 25.000,00 30 Jumat, 20 Juni 2014 Konsumsi Rp 44.800,00 Total Pemakaian Dana Rp 6.755.500,00

BUKTI-BUKTI PENDUKUNG KEGIATAN

Alat penjernih air yang sudah ada yang diterapkan di Desa Bandaharjo, Semarang

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

Gambar

Gambar 1.1  Keadaan Jalan ketika Terjadi Banjir Air Rob
Gambar 2.1 Mekanisme Pemisahan pada Membran
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Analisa Awal Air
Gambar 4.1 (a) tampak depan, (b) tampak belakang Prototype DipoPure

Referensi

Dokumen terkait