• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kupu-Kupu Sembilang Dangku. Didukung oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kupu-Kupu Sembilang Dangku. Didukung oleh:"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

Kupu-Kupu

Sembilang Dangku

Didukung oleh:

(4)

Diterbitkan oleh:

ZSL Indonesia

Kupu-Kupu Sembilang Dangku

ISBN: 978-623-92487-4-1

Perpustakaan Nasional RI: Katalog dalam terbitan (KDT) Hak Cipta Teks dan Lay-Out

© ZSL Indonesia

Tim Produksi

Penulis : Ina Aprillia, Doni Setiawan, Muhammad Iqbal Guntur Pragustiandi dan Indra Yustian

Lembaga: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya

Kontributor: Arum Setiawan, Winda Indriati, Rio Firman Saputra, Pormansyah, Rhamdon Dorojatun T, Bella Priscillia, Krismanto dan Aldina Rahmadani

Design Sampul dan Lay-out: Rio Firman Saputra, Ina Aprillia dan Guntur Pragustiandi Foto-foto : Muhammad Iqbal, Doni Setiawan, Arum Setiawan dan Ina Aprillia

Gambar Sampul:

Tanaecia iapis (foto Ina Aprillia)

(5)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Buku ini merupakan output dari kegiatan kerjasama antara Zological Society Of London (ZSL) dan Jurusan Biologi beserta Pusat Kajian Sains dan Terapan (PKST) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sriwijaya di wilayah kerja ZSL-Kelola Sendang. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada ZSL dalam memfasilitasi kegiatan survei dan monitoring biodiversitas kupu-kupu di kawasan Sembilang – Dangku. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh rekan-rekan di proyek kerjasama ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Zoological Society of London (ZSL)–KELOLA Sendang Project, khususnya kepada Ibu Prof. Damayanti Buchori selaku Project Director yang telah memberikan dukungan sepenuhnya agar kegiatan lapangan dan proses pendokumentasian jenis-jenis ikan di kawasan Sembilang Dangku dapat diwujudkan. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak David Ardhian (Deputy Project Director), yang telah memberi bantuan terutama fasilitasi pada pertemuan awal agar kegiatan kerjasama antara KELOLA Sendang dan jurusan biologi FMIPA Universitas Sriwijaya dapat diwujudkan. Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Larissa D. Salaki dan Dafid Pirnanda, yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengawal dan membantu proses kegiatan lapangan dan pendokumentasian menjadi berjalan lancar.

Seluruh proses kegiatan lapangan yang kami lakukan, mendapat dukungan penuh dari Dekan FMIPA Universitas Sriwijaya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan di FMIPA Universitas Sriwijaya yang telah membantu seluruh proses kegiatan ini.

(6)

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Selatan, Bapak Genman S. Hasibuan, S.Hut., M.M. atas bantuannya agar kegiatan lapangan kami di Suaka Margasatwa (SM) Dangku bisa terlaksana. Secara khusus kami mengucapakan terima kasih kepada Bapak Abdul Halim (Kepala Resort Dangku SKW I) yang telah banyak memberikan bantuan sepenuhnya atas kegiatan lapangan kami di SM Dangku.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Balai Taman Nasional Berbak Sembilang dan PT Raja Palma yang telah memfasilitasi kegiatan survei lapangan kami di Sungai Bungin dan kawasan PT Raja Palma. Pada akhirnya kami mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam kegiatan ini, tetapi namun karena keterbatasan maka nama-namanya tidak bisa disebutkan satu per satu.

(7)

v

Sebagai proyek percontohan di tingkat lanskap, KS bertujuan untuk mengarusutamakan nilai-nilai konservasi pada pembangunan melalui

Tata kelola pendekatan lanskap menempatkan pemerintah sebagai pihak yang memimpin (government-led) karena pendekatannya yang holistic dan mencakup aspek kebijakan yang menjadi pilar bagi terlaksananya kegiatan-kegiatan di tingkat tapak. Pemerintah merupakan pihak yang memiliki kewenangan dalam penataan ruang wilayah dan perencanaan pembangunan di suatu wilayah. Di tingkat pusat, proyek ini diarahkan

Di tingkat provinsi, Proyek KELOLA Sendang bermitra dengan Pemerintah (KELOLA Sendang)

Mengenal kemitraan pengelolaan lanskap Sembilang Dangku

pembangunan hijau yang meliputi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kesejahteraan masyarakat, konservasi keanekaragaman hayati, konservasi hutan dan lahan gambut, serta pencegahan dikombinasikan dengan pengembangan kebijakan yang semuanya diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis lahan. kebakaran hutan dan lahan, memperkuat kelembagaan yang

oleh Project Steering Committe (PSC) yang terdiri dari unsur Restorasi Gambut (BRG), Kepala BAPPEDA Provinsi Sumsel, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badang Perwakilan Kabupaten, Perwakilan Konsorsium (ZSL) dan perwakilan lembaga donor (UKCCU). Komite Pengarah Proyek KELOLA Sendang ini berwenang untuk: mengesahkan Rencana Induk Proyek KELOLA Sendang beserta target-target pencapaian proyek per-tahunnya (project milestones); mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan proyek; memastikan kegiatan proyek terkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait, baik di tingkat provinsi maupun nasional, lembaga donor, dan sektor swasta yang relevan selama proyek berlangsung; dan mengadakan rapat untuk melakukan evaluasi tentang perkembangan/ kemajuan proyek.

Provinsi Sumatera Selatan melalui Tim Project Supervisory Unit dan

Project Implementation Unit (PSU/ PIU) KELOLA Sendang. Tim ini

dibentuk dengan SK Gubernur Sumatera Selatan 332/KPTS/BAPPEDA/2017.

Anggota dari tim ini adalah perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sumatera Selatan yang terkait langsung dengan pengelolaan Lansekap dan perwakilan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin. Tim ini bekerjasama dengan proyek

(8)

Keterlibatan pemerintah juga menjadi penting bagi keberlanjutan dari kegiatan di tingkat tapak dengan memasukkan program kedalam RPJMD. Landscape governance yang dimaksud disini adalah keberadaan sebuah “governing body” di tingkat lanskap yang menjadi ruang dialog antara program dan kegiatan proyek di Lansekap Sembilang Dangku.

dalam perencanaan, implementasi serta monitoring dan evaluasi

lanskap bisa dibicarakan bersama. Perencanaan yang disusun oleh PSU/ pemerintah pusat-daerah, lintas sektor dimana semua isu terkait PIU melalui diskusi dengan multipihak, dituangkan dalam dokumen Masterplan KELOLA Sendang 2018-2020 yang disahkan oleh PSC pada tahun 2018.

(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

KONDISI UMUM SEMBILANG-DANGKU ... 2

Taman Nasional Sembilang ... 2

Suaka Margasatwa Dangku ... 3

Sosial, Ekonomi dan Budaya ... 3

Aksesibilitas ... 4

BAB 2. PENGENALAN KUPU-KUPU ... 5

LEBIH DEKAT DENGAN KUPU-KUPU ... 6

Peranan Kupu-kupu ... 7

Kupu-kupu Sebagai Bioindikator ... 8

Ancaman Terhadap Populasi Kupu-kupu ... 9

BAB 3. KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU ... 11

KUPU-KUPU DI INDONESIA ... 12

(10)

BAB 4. HABITAT KUPU-KUPU ... 15

HABITAT KUPU-KUPU ... 16

TIPE HABITAT TERBUKA ... 17

Sekitar Camp. PT Raja Palma ... 19

Hutan Rawa PT. Raja Palma ... 19

Water Gate/ Pintu Air PT. Raja Palma ... 20

Sungai Petai ... 20

TIPE HABITAT TERTUTUP ... 22

Sungai Barong Kecil ... 23

Pangkalan Bulian ... 23

Bondon ... 24

BAB 5. JENIS KUPU-KUPU SEMBILANG DANGKU ... 27

JENIS KUPU-KUPU SEMBILANG DANGKU ... 28

PAPILIONIDAE ... 33 PIERIDAE ... 37 NYMPHALIDAE ... 42 LYCAENIDAE ... 60 RIODINIDAE ... 63 HESPERIIDAE ... 64 LAMPIRAN ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 71

(11)

ix

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1.

Kekayaan Jenis Kupu-kupu di Sumatera Selatan... 13 Tabel 2.

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Sembilang-Dangku ... 2

Gambar 2. Junonia atlites ... 12

Gambar 3. Hypolimnas bolina menghisap nektar bunga Ageratum sp. ... 16

Gambar 4. Peta Habitat Terbuka di Sembilang-Dangku ... 17

Gambar 5. Habitat Terbuka di Camp PT Raja Palma ... 18

Gambar 6. Hutan Rawa PT Raja Palma ... 19

Gambar 7. Pintu Air/ Water Gate di PT Raja Palma ... 20

Gambar 8. Lokasi Sungai Petai ... 20

Gambar 9. Kondisi Habitat Terbuka di Lokasi Sungai Petai ... 21

Gambar 10. Peta Habitat Tertutup di Sembilang – Dangku ... 22

Gambar 11. Sungai Barong Kecil ... 23

Gambar 12. Pangkalan Bulian ... 23

Gambar 13. Kondisi Habitat di Lokasi Bondon serta Pendataan Spesies .... 25

Gambar 14. Diagram Pie Perbandingan Jumlah Spesies antar Habitat ... 31

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Papilionidae ... 33

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Pieridae ... 37

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Nymphalidae ... 42

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Lycaenidae ... 60

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Riodinidae ... 63

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Sembilang-Dangku ... 2

Gambar 2. Junonia atlites ... 12

Gambar 3. Hypolimnas bolina menghisap nektar bunga Ageratum sp. ... 16

Gambar 4. Peta Habitat Terbuka di Sembilang-Dangku ... 17

Gambar 5. Habitat Terbuka di Camp PT Raja Palma ... 18

Gambar 6. Hutan Rawa PT Raja Palma ... 19

Gambar 7. Pintu Air/ Water Gate di PT Raja Palma ... 20

Gambar 8. Lokasi Sungai Petai ... 20

Gambar 9. Kondisi Habitat Terbuka di Lokasi Sungai Petai ... 21

Gambar 10. Peta Habitat Tertutup di Sembilang – Dangku ... 22

Gambar 11. Sungai Barong Kecil ... 23

Gambar 12. Pangkalan Bulian ... 23

Gambar 13. Kondisi Habitat di Lokasi Bondon serta Pendataan Spesies .... 25

Gambar 14. Diagram Pie Perbandingan Jumlah Spesies antar Habitat ... 31

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Papilionidae ... 33

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Pieridae ... 37

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Nymphalidae ... 42

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Lycaenidae ... 60

Pengenalan Spesies Kupu-kupu Famili Riodinidae ... 63

(14)
(15)

2

KONDISI UMUM SEMBILANG-DANGKU

Lansekap Sembilang Dangku terdiri dari dua kawasan dengan tampilan geografis yang berbeda, dimana pada Taman Nasional Sembilang (selanjutnya TNS) terletak di pesisir Banyuasin yang terdiri dari beragam tipe habitat seperti hutan Mangrove, hutan rawa, daerah pesisir dan sungai besar dan kecil. Sedangkan Suaka Margasatwa Dangku mewakili ekosistem hutan dataran rendah dengan berbagai tipe habitat seperti hutan primer, hutan sekunder dan campuran serta area terbuka yang hanya ditumbuhi oleh semak dan belukar berbunga.

Gambar 1. Peta Sembilang Dangku Taman Nasional Sembilang

Taman Nasional Sembilang terletak di pesisir provinsi Sumatera Selatan. Taman nasional ini memiliki luas +202. 896,31 ha, terletak pada koordinat 01º 38’ - 02º 25’ LSdan 104º 12’ - 1040 55’ BT, terdiri dari ekosistem hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar dan hutan riparian. Berbagai jenis flora

(16)

dan fauna hidup di daerah ini. Pada bulan tertentu Taman Nasional Sembilang juga merupakan habitat bagi burung-burung migran yang berasal dari Siberia (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-II/2003 Tanggal 19 Maret 2003. Lokasi pengambilan data di PT Raja Palma dan sekitarnya.

Suaka Margasatwa Dangku

Suaka Margasatwa (SM) Dangku adalah kawasan konservasi yang terletak di bagian tengah selatan Pulau Sumatera, yang secara geografis terletak pada posisi 103º 38 - 104º 4 Bujur Timur dan 2º 04 - 2º 30 Lintang Selatan. SM Dangku ditetapkan sebagai suaka margasatwa sejak tahun 1991 berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : 245/Kpts-II/ 1991 dengan luas wilayah + 31.752 Ha. Kemudian pada tahun 2013, SM Dangku mengalami perubahan luasan kawasan hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : SK. 822/Menhut-II/2013. Secara administratif pemerintahan, SM Dangku terletak di Kabupaten Musi Banyuasin. Topografi SM Dangku termasuk landai hingga bergelombang ringan dengan kelerengan 0–25%. Ketinggian kawasan antara 20–130 mdpl dengan suhu udara rata-rata antara 28°– 34° C. SM Dangku memiliki tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Penduduk disekitar wilayah KELOLA Sendang merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai suku pendatang (transmigrasi) dari berbagai wilayah di Indonesia, Yakni dari Aceh, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, lampung, Medan, Bali dan juga ada yang berasal dari masyarakat lokal (Palembang). Mayoritas pekerjaan yang banyak dijalani adalah sebagai petani dan nelayan, sementara lainnya adalah pedagang, pegawai negeri ataupun swasta (karyawan perusahaan sawit), TNI/ POLRI dan buruh bangunan. Sumber pendapatan sehari-hari warga adalah dari hasil penjualan getah karet, sawit, ikan, walet. Tradisi budaya yang masih dijalankan, yaitu: (1) tradisi Lelang Sungai dan Leba Lebung (danau kecil), dan (2) Sedekah Romo. Lelang Sungai dan Leba Lebung merupakan tradisi yang

(17)

4

dilakukan untuk menjaga sungai dan atau melestarikan sungai dari berbagai sumber kerusakan.

Aksesibilitas

Aksesibilitas ke Taman Nasional Sembilang dan PT. Raja Palma melalui jalur sungai menggunakan speedboat melalui jalur air sebagai akses utama menuju kawasan lindung dan desa-desa sekitar. Sedangkan akses ke Suaka Margasatwa Dangku dapat ditempuh melalui jalur darat.

(18)
(19)

6

LEBIH DEKAT DENGAN KUPU-KUPU

Tubuh serangga ini dipenuhi oleh sisik-sisik yang memberikan warna dan corak bagi kupu-kupu dewasa. Seringkali kupu-kupu sangat mirip dengan ngengat (Sub Ordo Heterocera) sehingga seringkali disamakan. Namun keduanya tentulah memiliki perbedaan yang antara lain: kupu-kupu memiliki corak sayap yang beragam, memiliki warna yang menarik, antenna menyerupai benang lurus dengan ujung yang membulat, serta melakukan aktifitasnya di siang hari. Sementara ngengat memiliki corak sayap yang kurang bervariasi, warna dasar sayap kebanyakan berwarna gelap dan umumnya aktif pada malam hari walaupun ada beberapa jenis yang aktif di siang hari (day-flying moth).

Mungkin hal yang terlintas dalam pikiran masyarakat awam mengenai kupu-kupu adalah serangga terbang kecil yang memiliki sayap dengan corak indah dan berwarna-warni. Namun, jauh sebelum itu, kupu-kupu menjalani stadia pradewasanya dalam 3 tahapan yaitu telur-larva (ulat)- pupa (kepompong) sehingga termasuk dalam hewan yang melakukan metamorfosis sempurna. Proses dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa memakan waktu yang cukup lama dan bervariasi antar jenisnya, sementara kupu-kupu dewasa hanya bertahan tidak lebih dari 7 hari saja.

Kupu-kupu merupakan anggota dari kelas insekta (serangga), Ordo Lepidoptera (lepido: sisik, pteron: sayap), Sub Ordo Rhopalocera dan memiliki 2 superfamili yaitu Papilionoidea dan Hesperiioidea. Papilionoidea terdiri dari 5 Famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Riodinidae dan Lycaenidae dianggap sebagai kupu-kupu sejati (true butterfly) karena memiliki corak warna yang lebih menarik dan beragam. Sementara Hesperiioidea hanya memiliki satu Famili yaitu Hesperiidae lebih monoton, memiliki bentuk antena yang

(20)

berbeda (saling berjauhan, bersudut) dan bersifat Krepuskular (aktif pada senja hari).

Sama seperti serangga lainnya tubuh kupu-kupu terdiri dari 3 bagian yaitu Caput (kepala), Thoraks (dada) dan Perut (abdomen) serta memiliki 3 pasang kaki. Kupu-kupu juga memiliki antena yang dilengkapi sel-sel saraf yang berperan sebagai alat penciuman dan peraba. Selain itu, kupu-kupu juga memiliki Probosis, yaitu organ seperti tabung panjang yang dapat dilipat untuk menggapai nektar di dasar bunga.

Peranan Kupu-Kupu

Secara umum peranan kupu-kupu dapat dibagi menjadi peranan secara ekologis dan peranan bagi manusia yang berupa peranan positif dan negatif. Secara ekologis, kupu-kupu tentu memiliki peran yang besar dalam rantai makanan, yaitu sebagai konsumen tingkat pertama yang menyediakan nutrisi bagi konsumen dalam tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, kupu-kupu juga berperan sebagai serangga yang membantu penyerbukan dari tumbuhan berbunga dalam aktifitasnya untuk mencari nektar. Sementara, bagi manusia kupu-kupu juga memberikan peranan positif di berbagai tempat khususnya dalam hal pariwisata. Banyak sekali tempat-tempat pariwisata

 Kingdom : Animalia  Fillum: : Arthropoda  Kelas : Insekta  Ordo : Lepidoptera  Sub-ordo : Rhopalocera

 Superfamili : Papilionoidea, Hesperioidea

 Famili : Papilionidae, Pieridae, Nymphalidea, Lycaenidae, Riodinidae dan Hesperiidae

(21)

8

baru yang menjadikan kupu-kupu sebagai higlight seperti Taman Kupu-kupu, pusat konservasi kupu-kupu bahkan menjadi ikon tersendiri seperti di TN Bantimurung yang kemudian dijuluki sebagai The Kingdom of Butterflies. Hal ini tentunya menjadi penggerak perekonomian masyarakat sekitarnya.

Kupu-Kupu Sebagai Bioindikator

Perubahan lingkungan seringkali dapat terdeteksi melalui agen-agen

biologis yang selanjutnya dikenal sebagai bioindikator. Tidak seperti capung yang dapat mendeteksi perubahan kualitas air, kupu-kupu justru menjadi indikator perubahan lingkungan dalam hal keanekaragaman vegetasi. Sifat kupu-kupu yang merupakan salah satu herbivore spesialis karena memiliki tumbuhan inang spesifik yang berbeda-beda dalam setiap spesiesnya. Sehingga keanekaragaman kupu-kupu di suatu kawasan dapat menjadi indikator bagi keanekaragaman vegetasi. Semakin banyak jenis kupu-kupu yang ditemukan, dapat berarti makin beragamnya vegetasi. Sebaliknya, semakin sedikit jenis yang ditemukan dapat menjadi indikator bahwa vegetasi yang ada di suatu tempat juga sedikit jenisnya. Bisa jadi di suatu tempat terdapat dominansi kupu-kupu tertentu karena sumber makanannya yang melimpah, sementara jenis yang ada sangat sedikit.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Azzahra (2016) diketahui bahwa kupu-kupu jenis Ypthima horsfieldii dan Polyura hebe merupakan jenis yang memiliki keterkaitan tertinggi serta dipengaruhi oleh paling banyak faktor-faktor lingkungan yang mencirikan habitat dengan potensi gangguan rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut memiliki kerentanan lebih tinggi apabila terjadi perubahan lingkungan karena memiliki preferensi lingkungan dengan gangguan yang rendah serta persyaratan kondisi lingkungan yang lebih kompleks dibandingan jenis lainnya. Di sisi lain, jenis Papilio demoleus dan Eurema hecabe menunjukkan keterkaitan yang erat dengan beberapa variabel lingkungan yang mencirikan

(22)

habitat terganggu. Dengan kata lain kehadiran dari jenis-jenis tersebut dapat menjadi indikator kesehatan habitat.

Ancaman Terhadap Populasi Kupu-Kupu

Habitat yang baik dengan faktor fisik yang optimum menjadi faktor terpenting dari keberadaan kupu-kupu. Kehilangan habitat akibat pembukaan hutan dan alih fungsi lahan sangat berpengaruh terhadap kepunahan kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh tumbuhan inang. Kehilangan tumbuhan inang membuat kupu-kupu dewasa tidak dapat meletakkan telurnya sehingga siklus hidupnya terganggu atau bahkan terputus. Jika hal ini terjadi di banyak tempat, bukan tidak mungkin hal tersebut menjadi akibat kepunahan lokal bagi populasi kupu-kupu. Indonesia sebagai salah satu negara dengan spesies endemik kupu-kupu terbanyak di dunia, menjadi rentan terhadap kepunahan jika alih fungsi hutan terus terjadi.

Selain alih fungsi lahan, isu perburuan liar di berbagai tempat juga menjadi salah satu ancaman yang terjadi saat ini. Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap awetan kering kupu-kupu khususnya permintaan di mancanegara; mengakibatkan perburuan secara besar-besaran tidak dapat terhindarkan. Sebagai salah satu contoh adalah kasus yang terjadi di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang dikenal sebagai “ Kingdom of Butterfly” dimana perburuan secara besar-besaran masih terjadi hingga saat ini sehingga mengakibatkan penurunan populasi kupu-kupu khususnya kupu-kupu yang bernilai ekonomi tinggi seperti Troides spp dan Cethosia

myrina walaupun spesies kupu-kupu tersebut telah dilindungi oleh

Undang-undang Republik Indonesia. Selain itu, di Sumatera Selatan sendiri, perburuan dilakukan di kawasan yang tidak terekspos selama ini yaitu Rimba Candi. Perlu dilakuakn upaya nyata dalam menanggulangi perburuan liar tersebut, salah satunya dengan pendekatan dengan masyarakat lokal serta dibarengi dengan pendampingan untuk penangkaran.

(23)
(24)
(25)

12

KUPU-KUPU DI INDONESIA

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak spesies kupu-kupu yang endemik di pulau-pulau tertentu saja. Ada dari sekitar 17.500 spesies kupu-kupu sedunia, sekitar 2.000 spesies terdapat di Indonesia. Sumatera diperkirakan terdapat 890

spesies, Jawa sekitar 640 spesies, Kalimantan sekurangnya 800 spesies, Sulawesi hampir 560 spesies, Nusa Tenggara 350 spesies, Maluku sekitar 400 spesies, dan Papua tercatat lebih dari 500 spesies. Angka-angka ini kemungkinan belum mencerminkan

keadaan sesungguhnya, karena masih banyak area yang belum tersentuh penelitian di kawasan timur Indonesia. Ada banyak spesies kupu- kupu yang sebarannya di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, sehingga jumlah spesies endemik di pulau-pulau ini juga tidak terlalu banyak.Tingkat endemisitas tertinggi berada di Sulawesi dengan 239 spesies endemik (Peggie, 2011).

Kupu-kupu di Sumatera Selatan

Daftar jenis kupu-kupu di Sumatera Selatan saat ini masih belum ada, akan tetapi beberapa penelitian pernah di lakukan di berbagai wilayah di Sumsel. Mulai dari ekosistem dataran rendah (hutan dataran rendah, hutan rawa, rawa lebak dan pesisir) hingga dataran tinggi (hutan perbukitan dan hutan pegunungan).

(26)

Tabel 1. Kekayaan Jenis Kupu-kupu di Sumatera Selatan

Nama Lokasi Jumlah jenis Tipe Ekosistem T a h u n

penelitian

SM Dangku 60 Hutan dataran

rendah 2020

PT Raja Palma 28 Gambut dataran

rendah 2019

HL Dempo 85 Hutan Dataran

tinggi 2019

Universitas Sriwijaya

Indralaya 55 Rawa lebak 2018-2019

PT Global Alam Lestari 39 Gambut dataran

rendah 2018

SM Gunung Raya 73 Hutan perbukitan 2017-2018

TN Kerinci Seblat (Muara

Kulam) 32 Hutan perbukitan 2016

TN Sembilang 16 Pesisir 2016

KPPN PT Bumi Mekar

Hijau 19 Gambut dataran rendah 2016

HL Bukit Cogong 23 Hutan perbukitan 2016

Berdasarkan data di atas diketahui sebanyak 161 jenis kupu-kupu tersebar pada berbagai ekosistem yang ada di Sumatera Selatan. Jika dibandingkan antara ekosistem dataran rendah dan dataran tinggi, maka terlihat bahwa jenis kupu-kupu terbanyak ada di dataran tinggi seperti HL Gunung Dempo dan SM Gunung Raya. Namun, dataran rendah sendiri menyimpan potensi yang tak kalah besar terlihat dari kekayaan jenis kupu-kupu di SM Dangku yang juga cukup tinggi, bahkan tak kurang dari 55 jenis kupu-kupu juga dapat ditemukan di Kawasan Kampus Universitas Sriwijaya. Belum adanya literatur mengenai daftar jenis kupu-kupu khusus di Sumatera Selatan menjadikan pengkoleksian dan penyusunan data base kupu-kupu menjadi penting.

(27)
(28)
(29)

16

HABITAT KUPU-KUPU

Kupu-kupu dapat di hidup di segala tempat, mulai dari dataran rendah

sampai dataran tinggi hingga ketinggian diatas 1000 mdpl, pesisir sampai hutan rawa gambut, perkebunan hingga permukiman sehingga dikenal juga sebagai makhluk yang kosmopolit. Sebaran kupu-kupu bergantung pada faktor biologis dari masing-masing jenis seperti morfologi (ukuran tubuh, rentang sayap, dan panjang proboscis). Faktor lainnya yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu antara lain tumbuhan inang baik inang larva maupun sebagai sumber nektar bagi imago, faktor fisik seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya juga menjadi faktor penting yang membatasi kehadiran kupu-kupu di suatu tempat.

Keanekaragaman jenis kupu-kupu berbeda di setiap tempat dan tidak terlepas dari daya dukung habitatnya. Setiap habitat memiliki keunikan tersendiri baik ditinjau dari faktor fisik maupun faktor biotik. Keunikan inilah yang membuat jenis yang hidup didalamnya memiliki karakter yang unik maupun berbeda satu sama lain. Daerah yang dilindungi dan berdekatan dengan hutan alami memiliki jumlah keanekaragaman dan kemerataan jenis di dalam komunitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan daerah yang

(30)

tidak dilindungi dan terpisah dari hutan. Kupu-kupu paling banyak ditemukan di hutan lindung, hutan primer, hutan yang sudah diolah, dan padang rumput. Jenis kupu-kupu yang eksotik dan dilindungi kebanyakan hidup pada daerah dengan ketinggian 400-1000 mdpl yang sebagiannya termasuk kedalam hutan dataran tinggi. Secara umum habitat kupu-kupu di Taman Nasional Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku terdiri dari 2 tipe habitat yaitu habitat terbuka dan tertutup ditinjau dari tutupan vegetasi yang ada.

TIPE HABITAT TERBUKA

(31)

18

Habitat terbuka yang menjadi titik pengamatan kupu-kupu di kawasan sembilang dan Dangku yaitu lokasi kamp PT Raja Palma, Hutan Rawa (zona peyangga Taman Nasional Sembilang yang berbatasan dengan PT Raja Palma) dan Sungai Petai (SM Dangku). Habitat terbuka mewakili lokasi dengan tutupan vegetasi yang sangat minim pepohonan sehingga intensitas cahaya matahari sangat tinggi. Selain itu, lokasi-lokasi tersebut telah mendapat gangguan manusia berupa pembukaan lahan untuk dijadikan perkebunan maupun karena kebakaran lahan. Dengan kondisi relatif terbuka dominansi tumbuhan berupa semak dan herba berbunga. Pada lokasi Sungai Petai bahkan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian sayur dan perkebunan karet telah dilakukan oleh masyarakat sekitar. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jenis kupu-kupu yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan habitat lainnya.

(32)

Sekitar Camp PT Raja Palma.

Area sekitar camp PT Raja Palma didominasi oleh semak belukar yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit. Di area ini dijumpai beberapa tumbuhan berbunga yang menjadi sumber nektar bagi kupu-kupu diantaranya Turnera subulata, Ludwigia sp., Ageratum conyzoides dan Emilia sp. Sementara hostplant larva yang ditemukan di area ini diantaranya Citrus sinensis dan Cleome rutidosperma. Lokasi ini merupakan area terbuka yang didominasi oleh rerumputan, semak dan perdu. Tidak ditemukan pohon yang dapat menjadi kanopi sehingga intensitas cahaya dan suhu udara sangat tinggi. Namun, banyaknya semak berbunga menjadi daya tarik bagi kupu-kupu yang ada disekitarnya. Setidaknya ditemukan 16 spesies kupu-kupu dengan total 42 individu sehingga menjadikan lokasi ini memiliki kekayaan spesies yang lebih tinggi dibandingkan 3 lokasi lainnya.

Hutan Rawa PT Raja Palma.

Lokasi ini bertipe rawa banjiran dengan ketinggian permukaan air yang bervariasi hingga 90 cm. Jenis tumbuhan yang mendominasi yaitu Perumpung (Phragmites karka), pakis sayur (Drypetes sp), pakis rambat (Acrosticum aureum), pakis gajah (Stenochlaena

palustris), ilalang (Imperata cylindrica) dan Belidang (Cyperus esculentum). Sementara pepohonan

yang dapat ditemukan di area ini adalah Pulai (Alstonia sp.). Pada lokasi ini ditemukan sebanyak 9 spesies kupu-kupu dengan total 17 individu.

(33)

20

Water Gate/ Pintu Air PT. Raja Palma

Lokasi ini mewakili tipe habitat riparian, dimana telah dijumpai vegetasi gabungan antara semak belukar dengan mangrove. Tumbuhan yang mendominasi adalah beluntas (Pluchia indica), tumbuhan semak berbunga yang merupakan sumber nektar

bagi kupu-kupu. Sementara pohon yang dapat dijumpai pada area ini adalah

Ficus sp. dan Rhizophora sp.

Sungai Petai

Sungai Petai merupakan area terbuka dengan minimnya tegakan pohon atau naungan yang berfungsi sebagai kanopi, sehingga intensitas cahaya sangat tinggi. Lokasi ini merupakan lahan perkebunan warga, yang ditanami oleh pohon karet

dan ubi, selain itu lokasi ini juga berdekatan dengan petak contoh penanaman cabai, yang merupakan program kemitraan antara warga setempat dengan ZSL-Kelola Sendang. Vegetasi alami pada lokasi ini didominasi oleh semak belukar dan herba berbunga.

Gambar 7. Daerah berhutan sekitar pintu air PT Raja Palma

(34)

Sungai Petai mewakili tipe habitat semak yang berbatasan langsung dengan perkebunan warga dan memiliki kekayaan jenis kupu-kupu paling rendah sedangkan kelimpahan individu sangat tinggi. Terdapat sebanyak 206 individu kupu-kupu dari 38 spesies yang berbeda. Dominansi spesies terlihat dengan melimpahnya individu dari Acraeae terpsicore yang ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak dibandingkan jenis lainnya. Bahkan larva dari kupu-kupu ini dapat dengan mudah ditemukan. Beberapa jenis tumbuhan inang yang ditemukan yaitu Passiflora foetida, Citrus sinensis, Cassia sp., Asystasia

intrusa dan Sida acuta. Area yang terbuka ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan

liar berbunga seperti Ageratum conyzoides, Asystasia intrusa, Lantana camara dan Clibodium surinamensis.

Lokasi ini mencerminkan daerah yang telah mengalami gangguan dari manusia berupa alih fungsi lahan menjadi perkebunan. Daerah perbatasan ini mungkin menguntungkan untuk spesies yang mendominasi, namun untuk spesies lainnya ini sangat merugikan. Hilangnya habitat asli berarti hilangnya vegetasi, sehingga kemungkinan besar hostplant dari suatu jenis ikut hilang. Spesies-spesies yang absen ditemukan pada lokasi tertentu, namun ditemukan pada lokasi lain walaupun masih dalam lanskap yang sama mungkin disebabkan oleh hal tersebut.

(35)

22

TIPE HABITAT TERTUTUP

Tipe habitat tertutup dicirikan dengan banyaknya pepohonan yang menjadi kanopi sehingga cenderung teduh dan ternaungi. Intensitas cahaya tidak terlalu tinggi karena terhalangi membuat temperatur udara menjadi lebih sejuk. Tumbuhan yang hidup di tepian sungai berupa pohon-pohon tinggi dan perdu berbunga mengundang kehadiran kupu-kupu disekitarnya. Habitat seperti ini dapat ditemukan di lokasi Sungai Barong Kecil, Pangkalan Bulian dan Bondon. Di lokasi Bondon dan Pangkalan Bulian masih dapat dijumpai pohon-pohon besar dengan diameter lebih dari 60 cm. Teramati beberapa jenis pohon yang menjadi hostplant bagi kupu-kupu diantaranya Rukam (Flacourtia rukam), mangga liar (Mangifera sp), Leea indica dan Durian liar (Durio oxleanus).

Gambar 10. Peta habitat tertutup (Sungai Barong Kecil, Pangkalan Bulian dan Bondon)

(36)

Sungai Barong Kecil.

Lokasi ini mewakili tipe habitat mangrove. Lokasi ini merupakan bekas lahan tambak udang yang sekarang dimanfaatkan masyarakat dengan menambah bibit ikan bandeng. Tumbuhan di dominasi oleh mangrove dari jenis Rizophora sp. Pada lokasi ditemukan juga tanaman jeruk (Citrus sp.) di dalam kawasan tambak yang sengaja di tanam oleh masyarakat sekitar. Tidak ditemukan jenis tumbuhan berbunga yang sesuai sebagai sumber nektar bagi kupu-kupu di sekitar area yang dikaji.

Pangkalan Bulian

Lokasi ini merupakan kawasan hutan sekunder cenderung heterogen, mewakili lokasi gabungan antara pohon sejati dan semak belukar, yang didominasi oleh tegakan beberapa jenis pohon

seperti Bellucia pentamera dan

Ficus sp, yang berfungsi sebagai

kanopi, sehingga intensitas cahaya yang masuk cenderung stabil.

Terdapat beberapa patch yang menjadi area terbuka tempat

ditumbuhinya tanaman herba Gambar 12. Pengambilan sampel di lokasi Pangkalan Bulian

(37)

24

berbunga serta sungai kecil yang menjadi lokasi berkumpulnya beberapa jenis kupu-kupu. Kekayaan spesies di lokasi ini paling tinggi disertai kelimpahan individu yang juga tinggi dibandingkan lokasi lainnya. Kebanyakan hostplant dari kupu-kupu yang melimpah tersebut berupa pohon kecil hingga pohon besar seperti Rukem (Flacourtia rukam) hingga tumbuhan Leea indica. Beragamnya vegetasi yang ada menyebabkan keberagaman kupu-kupu juga tinggi.

Selain tutupan vegetasi, di lokasi ini terdapat sungai kecil yang memiliki daerah tepian luas yang dapat dimanfaatkan kupu-kupu untuk melakukan

mudpuddling untuk mendapatkan zat mineral yang sangat berperan bagi

proses reproduksi terutama dalam hal pematangan telur. Banyak kupu-kupu yang terlihat berlalu lalang serta berjemur di pinggiran sungai. Terdapat banyak tumbuhan liar berbunga seperti Ageratum conyzoides, Lantana camara,

Clibodium surinamensis serta Leea indica. Selain itu, terdata beberapa spesies

tumbuhan yang menjadi sumber pakan bagi larva kupu-kupu yaitu Cleome

rutidospermae, Passiflora foetida dan Musaenda sp. Keanekaragaman jenis

vegetasi terbilang cukup tinggi dan penyebarannya tidak merata. Bondon

Lokasi ini mewakili tipe habitat hutan sekunder dengan vegetasi beragam. Akses jalan ke lokasi merupakan jalan tanah dengan jarak tempuh ± 3 jam dari resort SM Dangku. Terdapat banyak genangan lumpur yang menjadi lokasi berkumpulnya kupu-kupu. Terdapat beberapa jenis tumbuhan berbunga seperti Musaenda sp. Lantana camara, Stachytarpeta dan Leea indica. Jenis kupu-kupu yang cukup jarang ditemukan yaitu Graphium antiphates dan

Graphium evemon. Kedua jenis kupu-kupu tersebut memiliki kemampuan

terbang yang sangat cepat sehingga sulit untuk ditangkap, namun akan lebih mudah saat sedang puddling.

(38)
(39)
(40)
(41)

28

JENIS KUPU-KUPU SEMBILANG-DANGKU

Setidaknya 65 jenis kupu-kupu didapatkan selama penelitian di kedua kawasan dengan lokasi-lokasi yang telah dijabarkan di atas. Sebanyak 20 jenis kupu-kupu didapatkan di wilayah PT Raja Palma dan sekitarnya yang masih masuk dalam kawasan Penyangga Taman Nasional Sembilang. Sedangkan 61 jenis di dapatkan di wilayah Suaka Margastwa Dangku. Sementara itu, sebanyak 39 jenis kupu-kupu ditemukan di PT Global Alam Lestari dan 28 jenis di Taman Nasional Sembilang (Aprillia, 2019). Daftar jenis tersebut disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Jenis kupu-kupu yang berhasil didapatkan selama survey cepat di wilayah

Sembilang Dangku

No Famili Nama Latin Status

Konservasi LOKASI

IUCN PP Dangku RJP TNS GAL 1 Papilionidae Chilasa paradoxa NE TD √ - - -2 Papilionidae Graphium

agamemnon NE TD √ - - √

3 Papilionidae Graphium

antiphates NE TD √ - -

-4 Papilionidae Graphium doson NE TD √ - - -5 Papilionidae Graphium evemon NE TD √ - - -6 Papilionidae Papilio demoleus NE TD √ √ √ √ 7 Papilionidae Papilio Memnon NE TD √ - - √ 8 Papilionidae Papilio polytes NE TD √ √ - √

9 Pieridae Appias libythea NE TD √ √ √ √

10 Pieridae Appias paulina NE TD √ - -

-11 Pieridae Catopsilia pomona NE TD √ - - -12 Pieridae Catopsilia pyranthe NE TD √ - √ √ 13 Pieridae Catopsilia scylla NE TD √ - √

(42)

-15 Pieridae Eurema blanda NE TD √ - - √

16 Pieridae Eurema hecabe NE TD √ √ √ √

17 Pieridae Eurema sari NE TD √ - -

-18 Pieridae Gandaca harina NE TD √ - -

-19 Pieridae Leptosia nina NE TD √ - √ √

20 Nymphalidae Acraea terpsicore NE TD √ √ - √ 21 Nymphalidae Amathusia

phidippus NE TD - - √ √

22 Nymphalidae Ariadne ariadne NE TD √ - - √

23 Nymphalidae Athyma nefte NE TD √ - - √

24 Nymphalidae Athyma pravara NE TD √ - -

-25 Nymphalidae Athyma perius NE TD √ √ -

-26 Nymphalidae Cupha erymanthis NE TD √ - √ √ 27 Nymphalidae Danaus chrysippus LC TD - - - √ 28 Nymphalidae Danaus melanippus NE TD √ √ √ -29 Nymphalidae Doleschallia

bisaltide NE TD √ - √ √

30 Nymphalidae Euploea crameri NE TD √ √ - -31 Nymphalidae Euploea eunice NE TD - - √ √ 32 Nymphalidae Euploea mulciber NE TD √ √ √ √ 33 Nymphalidae Elymnias

hypermnestra NE TD √ - √ √

34 Nymphalidae Euthalia aconthea NE TD - - - √

35 Nymphalidae Faunis canens NE TD - - √ √

36 Nymphalidae Hypolimnas

misippus NE TD √ - √ √

37 Nymphalidae Hypolimnas bolina NE TD √ √ √ √ 38 Nymphalidae Ideopsis juventa NE TD - √ √ √ 39 Nymphalidae Ideopsis vulgaris LC TD √ √ √ √ 40 Nymphalidae Junonia almana NE TD - √

41 Nymphalidae Junonia atlites NE TD √ √ √ √ 42 Nymphalidae Junonia hedonia NE TD √ √ - √ 43 Nymphalidae Junonia orithya NE TD √ √ - -44 Nymphalidae Melanitis leda NE TD √ - √ √ 45 Nymphalidae Moduza procris NE TD √ - - -46 Nymphalidae Mycalesis horsfieldi NE TD √ √ -

(43)

-30

47 Nymphalidae Mycalesis

janardana NE TD √ - -

-48 Nymphalidae Mycalesis mineus NE TD - - √ √ 49 Nymphalidae Mycalesis orseis NE TD - - - √

50 Nymphalidae Neptis hylas NE TD √ √ √ √

51 Nymphalidae Orsotriaena medus NE TD √ - - √ 52 Nymphalidae Pantoporia hordonia NE TD √ - - -53 Nymphalidae Pandita sinope NE TD - √ - -54 Nymphalidae Parantica agleoides NE TD - √ - -55 Nymphalidae Parantica aspasia NE TD √ - -

-56 Nymphalidae Polyura hebe NE TD √ - -

-57 Nymphalidae Polyura athamas. NE TD √ - - -58 Nymphalidae Ragadia makuta NE TD - - - √ 59 Nymphalidae Tanaecia pelea LC TD √ - - -60 Nymphalidae Tanaecia iapis NE TD √ - - -61 Nymphalidae Vagrans sinha NE TD √ - - -62 Nymphalidae Vindula dejone NE TD √ - - -63 Nymphalidae Ypthima baldus NE TD √ - √ √ 64 Nymphalidae Ypthima horsfieldi NE TD √ - - -65 Nymphalidae Ypthima pandocus NE TD - - √ -66 Lycaenidae Allotinus unicolor NE TD √ - - -67 Lycaenidae Arhopala major NE TD √ - - -68 Lycaenidae Cheritra freja LC TD √ - - -69 Lycaenidae Discolampa sp. NE TD √ - - -70 Lycaenidae Drupadia theda NE TD √ - -

-71 Lycaenidae Rapala iarbus NE TD √ - -

-72 Riodinidae Zameros flegyas NE TD √ - - √

73 Riodinidae Abisara geza LC TD √ - -

-74 Hesperiidae Borbo cinnara NE TD - - √ √

75 Hesperiidae Parnara bada NE TD - - √

-76 Hesperiidae Pelopidas mathias NE TD - - - √ 77 Hesperiidae Telicota augias NE TD √ - -

-Keterangan: IUCN: international Union for Conservation Nature., NE : not evaluated, PP: Peraturan Pemerintah no 106 tahun 2018, TD : tidak dilindungi., SM Dangku, RJP: PT Raja Palma, TNS: Taman Nasional Sembilang, GAL: PT Global Alam Lestari

(44)

Dari jenis kupu-kupu yang berhasil terdata tersebut, diketahui beberapa jenis kupu-kupu dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas lingkungan khususnya dalam hal gangguan lingkungan. Kupu-kupu tersebut yaitu

Polyura hebe, Ypthima horsfieldi, berdasarkan penelitian dari Azzahra (2016)

menyatakan bahwa jenis-jenis tersebut memiliki preferensi habitat yang tinggi sehingga kehadirannya pada suatu habitat menjadi indikator bahwa habitat tersebut belum terganggu. Kupu-kupu tersebut hanya ditemukan pada tipe habitat tertutup sehingga sangat minim gangguan. Sebaliknya Papilio

demoleus dan Eurema hecabe menunjukkan keterkaitan yang erat dengan

beberapa variabel lingkungan yang mencirikan habitat terganggu.

Selain itu, jenis kupu-kupu Acraea terpsicore hanya ditemukan pada habitat terbuka, dan berbatasan dengan perkebunan sawit. Kelimpahan jenis kupu-kupu ini dikarenakan beberapa faktor yaitu: melimpahnya jenis tumbuhan inang, minimnya predator dikarenakan morfologi larva yang memiliki duri dan hidup berkelompok. Jenis kupu-kupu ini beberapa kali terlihat menyerbuki bunga sawit bersama jenis Amathusia phidippus dan pandita sinope.

Diagram diatas menunjukkan jumlah spesies kupu-kupu yang ditemukan pada masing-masing tipe habitat. Spesies kupu-kupu paling

(45)

32

banyak ditemukan pada kedua tipe habitat (terbuka dan tertutup), sementara paling sedikit ditemukan pada habitat terbuka. Hal ini dikarenakan pada tipe habitat terbuka telah mendapatkan gangguan baik dari alam seperti bekas terbakar ataupun pembukaan lahan oleh manusia sehingga vegetasi yang ada kurang beragam. Seperti pada lokasi sekitar campt PT Raja Palma maupun Sungai Petai di SM Dangku. Vegetasi didominasi oleh rerumputan, semak dan herba berbunga. Sedangkan pada tipe habitat tertutup gangguan masih sangat minim sehingga vegetasi yang ada sangat beragam, mulai dari rumput, semak dan pepohonan yang menjadi tumbuhan inang kupu-kupu. Seperti yang kita ketahui bahwa faktor yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu yaitu tumbuhan inang, suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan sumber air. Semakin baik kondisi suatu habitat, keanekaragaman kupu-kupu akan semakin tinggi.

(46)

Nama Ilmiah : Graphium agamemnon (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Bintik Hijau

Nama Inggris : Tailed Jay

Sebaran : India, Indo-China, peninsular Malaysia, Australia, Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini termasuk jenis yang umum ditemui mulai dari dataran rendah hingga perbukitan.

PAPILINODAE

Nama Ilmiah : Chilasa paradoxa (Zincken, 1831) Nama Lokal : Mime biru

Nama Inggris : Great Blue Mime

Sebaran Umum : India, Bangladesh, Myanmar, Cina, Vietnam, Laos,

Malaysia dan Palawan, Sumatra, Bangka, Nias dan Kalimantan.

Sebaran Lokal : SM Dangku (Sungai Petai)

C.paradoxa merupakan mimik dari berbagai spesies Euploea khsusnya E. mulciber

se-hingga seringkali sulit untuk dikenali tanpa pengamatan lebih dalam. Habitat dari kupu-kupu ini yaitu dataran rendah, khususnya daerah yang masih berhutan.

(47)

34

Nama Ilmiah : Graphium doson (Felder & Felder, 1864) Nama Lokal : Kupu Sirsak

Nama Inggris : Common Jay

Sebaran : India, Indo-Cina, Jepang, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini cukup susah dibedakan dengan G. evemon dan G. sarpedon karena memilki corak dan warna yang sangat mirip serta termasuk penerbang sangat cepat.

PAPIL-IONIDAE

PAPILINODAE

Nama Ilmiah : Graphium antiphates (Cramer, 1775) Nama Lokal : Kupu Ekor Pedang

Nama Inggris : Fivebar Swordtail

Sebaran : India, Cina, Thailand, Semenanjung Malaysia,

Singapura, Sumatera, Palawan dan Kepulauan Sunda Besar

Sebaran Lokal : SM Dangku

Termasuk jenis yang sangat jarang, terbang sangat cepat. Sering ditemukan sedang menghisap mineral pada genangan air atau tanah berlumpur.

(48)

Hostplant utama dari kupu-kupu ini yaitu dari famili Rutaceae yang merupakan tanaman jeruk-jerukan. Larva P. demoleus sangat mirip dengan larva dari genus Papilio yang lain seperti P. memnon dan P. polytes.

PAPILINODAE

Larva P. demoleus

Nama Ilmiah : Graphium evemon (Boisduval, 1836)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Lesser Jay

Sebaran : India, Malaysia, dan Indonesia

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kecepatan terbang sangat cepat, dan seringkali puddling secara berkelompok. Dapat ditemui mulai dari dataran rendah sampai daerah perbukitan.

Nama Ilmiah : Papilio demoleus (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Limau

Nama Inggris : Lime Butterfly

Sebaran : India, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Australia,

Sumatra, Jawa, Sumba, Alor, Flores dan Sulawesi.

(49)

36

Kupu-kupu ini berukuran paling besar dibandingkan genus Papilio lainnya. Antara jantan dan betina memiliki morfologi yang berbeda dan terdapat banyak variasi (Polimorfis)

PIERIDAE

Nama Ilmiah : Papilio polytes (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Limau Kecil

Nama Inggris : Common Mormon

Sebaran : India, Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

PAPILINODAE

Kupu-kupu ini memiliki perbedaan morfologi antara individu jantan dan betina (sexual dimorfisme). Jantan memiliki pita putih pada sayap belakang, sementara betina memiliki ekor dengan bercak berwarna merah

Nama Ilmiah : Papilio Memnon (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Great Mormon

Nama Inggris : Kupu Jeruk Besar

Sebaran Umum : India, Bangladesh, Srilanka, Jepang, Asia Tenggara Sebaran Lokal : SM Dangku

(50)

Termasuk jenis yang umum dijumpai di dataran rendah. Morfologi individu jantan dan betina berbeda. Hostplant yang paling sering dan mudah ditemukan yaitu Cleome rutisdospermae.

PIERIDAE

Nama Ilmiah : Appias paulina (Cramer, 1777)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Common albatross

Sebaran Umum : Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Australia Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini sepintas sangat mirip dengan A. libythea namun memiliki spot hitam pada tepi sayap depan pada sisi atas maupun sisi bawahnya. Jenis kupu-kupu ini terbang san-gat cepat dan cenderung menyukai cahaya matahari,

Nama Ilmiah : Appias libythea (Fabricius 1775) Nama Lokal : Kupu Rumput Liar

Nama Inggris : Stripped Albatross

Sebaran : Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra dan

Jawa.

(51)

38

PIERIDAE

Jenis ini terbang cukup cepat tapi tidak sekuat

Catopsilia pomona maupun C. scylla dan dapat

ditemui pada dataran rendah yang terbuka dan perbukitan.

Nama Ilmiah : Catopsilia pomona (Fabricius 1775) Nama Lokal : Kupu Kertas Putih

Nama Inggris : Lemon Emigrant

Sebaran : Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Australia, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini merupakan jenis yang memiliki banyak variasi sayap dan ditemukan di dataran rendah. Termasuk penerbang cepat.

Nama Ilmiah : Catopsilia pyranthe (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Kertas Buram

Nama Inggris : Mottled Emigrant

Sebaran : Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Australia,

Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

(52)

Cara terbang kupu-kupu ini sangat lembut dikarenakan sayapnya yang rapuh, namun dengan ketinggian yang sulit digapai. Tumbuhan inangnya adalah benalu.

PIERIDAE

Larva C. scylla

Larva D. hyparete Nama Ilmiah : Catopsilia scylla (Linnaeus 1763) Nama Lokal : Kupu Kertas Kuning Nama Inggris : Orange Emigrant

Sebaran : Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Australia,

Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini memiliki permukaan atas sayap berwarna putih dan kuning yang jelas berbeda dengan Catopsilia yang lainnya sehingga lebih mudah diidentifikasi.

Nama Ilmiah : Delias hyparete (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Benalu Putih

Nama Inggris : White Jezebel

Sebaran : Himalaya, Indo-Cina, Taiwan, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.

(53)

40

Dibandingkan Genus Eurema lainnya, kupu-kupu ini paling mudah dibedakan karena ber-cak cokelat pada sisi bawah ujung sayap depannya. Dapat dijumpai di dataran rendah sampai perbukitan.

Nama Ilmiah : Eurema sari (Horsfield 1829) Nama Lokal : Kupu Kuning Cokelat

Nama Inggris : Chocolate Grass Yellow

Sebaran : India, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini dapat ditemukan di semua tempat mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Biasa bergerombol saat menghisap mineral.

Nama Ilmiah : Eurema hecabe (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Rumput Biasa

Nama Inggris : Common Grass Yellow

Sebaran : Afrika tengah, Jepang, Australia, Sumatra, Jawa,

Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

(54)

Kupu-kupu berukuran kecil, terbang sangat lambat dan seringkali bersembunyi di rerumputan. Termasuk jenis umum di dataran rendah namun masih bisa ditemukan hingga perbukitan.

NIM-Kupu-kupu ini sekilas mirip dengan Eurema namun dengan warna yang lebih muda dan cenderung polos tanpa garis hitam pada pinggiran sayap belakangnya.

PIERIDAE

Nama Ilmiah : Gandaca harina (Horsfield 1829)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Tree Yellow

Sebaran : India, Indo-Cina, Thailand, Malaysia, Singapura,

Indonesia, dan Papua Nugini

Sebaran Lokal : SM Dangku

Nama Ilmiah : Leptosia nina (Fabricius 1793) Nama Lokal : Kupu Cacaputi

Nama Inggris : Oriental Psyche

Sebaran : India, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan

Tanimbar.

(55)

42

NYM-

PHALI-DAE

Sering ditemukan di tepian hutan dataran rendah, larva kupu-kupu ini memakan daun tumbuhan jarak.

Nama Ilmiah : Ariadne ariadne (Linnaeus 1763) Nama Lokal : Kupu Jarak Biasa

Nama Inggris : The Angled Castor

Sebaran : India, Cina, Thailand, peninsular Malaysia, Sumatra,

Jawa, Borneo dan Filipina

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini bukan merupakan jenis asli dari Indonesia. Penyebaran kupu-kupu ini di Indonesia kemungkinan besar akibat adanya perkebunan sawit.

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Acraea terpsicore (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Erbis

Nama Inggris : Tawny Coster

Sebaran : Sri Lanka dan India ke Vietnam sampai Thailand, semenanjung Malaysia dan Singapura

(56)

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Athyma nefte (Cramer 1780)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Color Sergeant

Sebaran : Peninsular Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan

Sebaran Lokal : SM Dangku

Biasa ditemukan soliter, tidak berkelompok.

Nama Ilmiah : Athyma perius (Linnaeus 1758)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Common Sergeant

Sebaran : Peninsular Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa

Tenggara dan Kalimantan

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

Kupu-kupu ini berukuran sedang, corak sayap sangat mirip dengan Neptis hylas. Bagian upperside sangat berbeda dengan underside. Kupu-kupu ini ditemukan pada semua lokasi penelitian di kawasan SM Dangku dengan jumlah yang sedikit.

(57)

44

Nama Ilmiah : Cupha erymantis (Drury 1773)

Nama Lokal : Kupu Rukam

Nama Inggris : Rustic butterfly

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini dijumpai di dataran rendah sampai berbukit. Biasa terbang cepat dan tinggi untuk menghindari predator.

Kupu-kupu ini terbang lambat dan bersifat territorial karena sering mengusir kupu-kupu lain yang berada di sekitarnya.

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Athyma pravara (Moore 1857)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Lance Sergeant

Sebaran : Thailand, Langkawi, Malaysia dan Sumatra Sebaran Lokal : SM Dangku

(58)

NYMPHALIDAE

Larva D. bisaltide

Nama Ilmiah : Danaus melanippus (Cramer 1777) Nama Lokal : Kupu Biduri

Nama Inggris : Black Veined Tiger

Sebaran : Peninsular Malaysia, Langkawi, Singapura, Sumatra,

Bangka dan Belitung.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

Spesies kupu-kupu yang ditemukan di Asia tropis yang memiliki sekitar 17 subspesies , dan kerabat terdekatnya adalah kupu harimau Melayu, Danaus affinis .

Nama Ilmiah : Doleschallia bisaltide (Cramer 1777) Nama Lokal : Kupu Daun Kering

Nama Inggris : Autmn Leaf

Sebaran : India, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Lombok dan Kalimantan.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini memiliki bentuk dan warna sayap yang menyerupai daun kering sehingga dapat berkamuflase dengan baik pada dedaunan di lantai hutan. Tumbuhan inang yang ditemukan di lokasi penelitian adalah Asystasia intrusa.

(59)

46

Nama Ilmiah : Euploea mulciber (Cramer 1777) Nama Lokal : Kupu Merak Biru

Nama Inggris : Blue Banded Crow

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

Kupu-kupu ini cukup melimpah di kawasan SM Dangku.

Kupu-kupu ini memiliki perbedaan morfologi antara individu jantan dan betinanya. Kupu jantan memiliki warna biru yang terang pada permukaan atas sayapnya, berbeda dengan betina yang lebih kecokelatan dan didominasi oleh garis-garis putih.

Nama Ilmiah : Euploea midamus (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Gagak

Nama Inggris : Blue Spotted Crow Sebaran Umum : India dan Asia Tenggara Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

(60)

NYM-

PHALI-DAE

Nama Ilmiah : Elymnias hypermnestra (Linnaeus 1763) Nama Lokal : Kupu Palem Biasa

Nama Inggris : Common Palmfly

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia,

Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Nusa Tenggara

Sebaran Lokal : SM Dangku

NYMPHALIDAE

Termasuk jenis yang umum ditemukan pada data-ran rendah hingga perbukitan.

Nama Ilmiah : Hypolimnas bolina (Linnaeus 1758) Nama Lokal : Kupu Telur

Nama Inggris : Great Eggfly

Sebaran : Madagaskar, India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

Kupu-kupu ini cukup mudah ditemukan di dataran rendah. Hostplantnya sangat beragam seperti Sida acuta dan Asystasia intrusa. Pola sayap antara Jantan dan betina berbeda.

(61)

48

Nama Ilmiah : Hypolimnas misippus (Linnaeus 1764) Nama Lokal : Kupu Mimik

Nama Inggris : Danaid Eggfly

Sebaran : Madagaskar, India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

Sebaran Lokal : SM Dangku

Nama Ilmiah : Ideopsis juventa (Cramer 1777) Nama Lokal : Kupu Harimau

Nama Inggris : Grey Glassy Tiger

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku

Sebaran Lokal : TN Sembilang (Water Gate)

Kupu-kupu ini meniru Danaus chrysipus yang sehingga sangat sulit dibedakan. Hal ini dilakukan untuk mengecoh predator karena D. chrysippus termasuk kupu-kupu yang beracun.

Termasuk spesies yang umum dijumpai di dataran rendah sampai perbukitan.

NYMPHALIDAE

(62)

Nama Ilmiah : Ideopsis vulgaris (Butler, 1874) Nama Lokal : Kupu Harimau Biru

Nama Inggris : Blue Glassy Tiger

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa

Tenggara

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

NYMPHALIDAE

Sama seperti I. juventa, kupu-kupu ini juga tersebar mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Berukuran lebih besar dari I. juventa serta pola pada sayap atas dan bawah kupu-kupu ini tidak berbeda

Nama Ilmiah : Junonia almana (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Merak

Nama Inggris : Peacock Pansy

Sebaran : India, Cina, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina,

Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

Sebaran Lokal : TN Sembilang

Termasuk jenis yang umum di dataran rendah dan cukup mudah dibedakan dari genus

(63)

50

Nama Ilmiah : Junonia hedonia (Linnaeus, 1764) Nama Lokal : Kupu Merak Abu-Abu Nama Inggris : Grey Pansy

Sebaran : India, Cina Selatan, Indo-Cina, Semenanjung Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TNS

Nama Ilmiah : Junonia atlites (Linnaeus, 1763) Nama Lokal : Kupu Merak Abu-Abu

Nama Inggris : Grey Pansy

Sebaran : India, Cina Selatan, Indo-Cina, semenanjung Malaysia, Filipina Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TNS

J. hedonia terbang rendah dan lambat. Karena warnanya yang gelap, kupu-kupu ini

terkadang tidak terlihat diantara semak.

Kupu-kupu ini cukup sering dijumpai di dataran rendah. Terbang tidak terlalu cepat dan cukup mudah diamati

(64)

Nama Ilmiah : Junonia orithya (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Merak Biru

Nama Inggris : Blue Pansy

Sebaran : Sri Lanka, India, Cina, Jepang, Asia tenggara, Sumatra,

vJawa, Bali, Nusa Tenggara (kecuali Timor) dan Sulawesi.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TNS

NYMPHALIDAE

Kupu-kupu jantan memiliki warna biru atau biru keunguan pada permukaan sayap atas, sedangkan pada betina sayap atas dan bawah berwarna coklat.

Nama Ilmiah : Melanitis leda (Linnaeus, 1758) Nama Lokal : Kupu Ilalang

Nama Inggris : Common Evening Brown

Sebaran : Sri Lanka, India, Cina, Jepang, Asia tenggara, Sumatra,

Jawa, Bali, Nusa Tenggara (kecuali Timor) dan Sulawesi.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini memiliki tampilan sayap yang berbeda pada musim kemarau dan musim hujan. Warna sayap akan lebih terang saat musim penghujan dan lebih gelap saat kemarau

(65)

52

Jantan dan betina memiliki morfologi yang serupa. Kupu-kupu ini dapat ditemukan pada dataran rendah hingga dataran tinggi

Nama Ilmiah : Moduza procris (Cramer, 1777) Nama Lokal : Kupu Procris

Nama Inggris : Commander

Sebaran : Asia Selatan dan Asia Tenggara Sebaran Lokal : SM Dangku

Nama Ilmiah : Mycalesis horsfieldi (Hubner, 1818) Nama Lokal : Kupu Rumput Coklat

Nama Inggris :

Sebaran : Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Palawan Sebaran Lokal : SM Dangku dan TNS

Termasuk jenis yang umum dan mudah ditemukan. Namun lebih mudah dijumpai di dataran rendah

(66)

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Mycalesis janardana (Moore, 1857)

Nama Lokal :

Nama Inggris : Mottled Bush Brown

Sebaran : Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra, Jawa, Bali,

Lombok, Kalimantan dan Sulawesi

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini merupakan jenis yang umum ditemukan pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Termasuk jenis yang terbang cukup lambat sehingga mudah untuk diamati. Nama Ilmiah : Neptis hylas (Linnaeus, 1758)

Nama Lokal : Kupu Zebra Biasa Nama Inggris : Common Sailor

Sebaran : India, Cina, Thailand, Sri Lanka, Malaysia, Singapur, Sumatra, Kalimantan, Palawan, Jawa, Sunda Besar.

Sebaran Lokal : SM Dangku dan TNS

Terbang lambat dan sering ditemukan hinggap pada rumput dalam waktu yang cukup lama namun mampu terbang dengan ketinggian yang sulit dijangkau.

(67)

54

Nama Ilmiah : Pantoporia hordonia (Stoll, 1790)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Common Lascar

Sebaran : Sri Lanka, India, Thailand, Peninsular Malaysia,

Sumatra, Borneo dan Jawa.

Sebaran Lokal : SM Dangku

Sebaran kupu-kupu ini mulai dari dataran rendah, perbukitan bahkan hingga di kaki gunung. Sekilas sangat mirip dengan Mycalesis

horsfieldi

Kupu-kupu ini memiliki corak dan warna sayap yang menyerupai genus Symbrenthia. Persebarannya di dataran rendah. Terbang cukup cepat.

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Orsotriaena medus (Fabricius, 1775) Nama Lokal : Kupu Rumput Hitam

Nama Inggris : Dark-Grass brown

Sebaran : India, Indo-Cina, Southeast Asia, Papua Nugini dan

Australia.

(68)

Kupu-kupu ini sekilas sangat mirip dengan Junonia hedonia dan dapat terbang cukup cepat.

Nama Ilmiah : Pandita sinope (Moore, 1858)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Colonel

Sebaran : Thailand, semenanjung Malaysia, Singapura Sumatra,

Jawa, Kalimantan dan Palawan.

Sebaran Lokal : TN Sembilang

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Parantica agleoides (Felder & Felder, 1860)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Dark Glassy Tiger

Sebaran : Burma, Thailand, Indo-Cina, semenanjung Malaysia

dan Singapura. Sebaran di Indonesia meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan.

Sebaran Lokal : TN Sembilang

Kupu-kupu ini cukup sulit dibedakan dari Ideopsis vulgaris karena memiliki corak sayap yang hamper sama. Berukuran cukup besar, berwarna coklat kehitaman serta garis dan

(69)

56

NYM-

PHALI-DAE

Kupu-kupu ini tidak sulit dikenali karena biasa terbang sangat pelan.

Nama Ilmiah : Polyura athamas (Drury, 1773) Nama Lokal : Kupu Ekor Gunting

Nama Inggris :

Sebaran : India

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu kanopi penerbang cepat yang ditemukan di Asia tropis.

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Parantica aspasia (Fabricius, 1787) Nama Lokal : Kupu Harimau Kuning Hijau

Nama Inggris : Yellow Glassy Tiger

Sebaran : Thailand, Indo-Cina, semenanjung Malaysia

dan Singapura, Sumatra, Jawa, Kalimantan

(70)

NYM-

PHALI-DAE

Larva dari kupu-kupu berwarna hijau terang dan memiliki warna hitam dan empat buah tanduk dibagian kepala.

Nama Ilmiah : Polyura hebe (Butler, 1866)

Nama Lokal : Kupu Saga

Nama Inggris : Plain Nawab

Sebaran : Burma, Thailand, Asia Tenggara dan Palawan

Sebaran Lokal : SM Dangku

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Tanaecia pelea (Fabricius, 1787)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Malayan Viscount

Sebaran : Singapura, daratan Malaysia, Kalimantan, Sumatera,

Nias dan Pulau Tioman

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini tersebar mulai dari dataran rendah hingga perbukitan.

(71)

58

Nama Ilmiah : Vindula dejone (Erichson, 1834)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : The Cruiser

Sebaran : Thailand, Singapura, dan Asia Tenggara

Sebaran Lokal : SM Dangku

Kupu-kupu ini tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kemampuan terbang cukup cepat. Termasuk jenis yang jarang dijumpai.

Kupu-kupu ini terbang cepat dan tinggi, namun seringkali ditemukan sedang menghisap mineral pada tanah yang basah.

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Vagrans sinha (Kollar, 1844)

Nama Lokal :

-Nama Inggris : Vagrant

Sebaran : India, Cina selatan dan asia Tenggara Sebaran Lokal : SM Dangku

(72)

Nama Ilmiah : Ypthima horsfieldi (Moore, 1884) Nama Lokal : Kupu Rumput Bintik 6

Nama Inggris : Horsfield Six Ring

Sebaran : Thailand, Malaysia, Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Bali Sebaran Lokal : SM Dangku dan TN Sembilang

Termasuk jenis yang umum ditemui di dataran rendah

NYMPHALIDAE

Nama Ilmiah : Ypthima baldus (Fabricius, 1775) Nama Lokal : Kupu Rumput Bintik 5

Nama Inggris : Common Fivering

Sebaran : Sumatera, Jawa, Kangean dan Bali

Sebaran Lokal : SM Dangku

Termasuk jenis yang umum ditemukan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Kecepatan terbang lambat sampai sedang dan cukup mudah untuk diamati.

Gambar

Gambar 1. Peta Sembilang Dangku Taman Nasional Sembilang
Tabel 1. Kekayaan Jenis Kupu-kupu di Sumatera Selatan
Gambar 3. Hypolimnas bolina sedang menghisap nektar Ageratum sp.
Gambar 4. Peta habitat terbuka (Sungai Petai, PT. Raja Palma dan sungai Bungin)
+7

Referensi

Dokumen terkait