• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR TINGKAT DUA DI TITIK REGULAR SINGULAR DENGAN DERET PANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR TINGKAT DUA DI TITIK REGULAR SINGULAR DENGAN DERET PANGKAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR TINGKAT DUA

DI TITIK REGULAR SINGULAR DENGAN DERET PANGKAT

Sangadji

1

ABSTRACT

The research discusses a method to solve ordinary differential equations of second order at regular singular points by power series. The method for solving ordinary differential equations at ordinary points by power series does not apply in this case. The first method is usually more complicated than the second one. If possible we avoid the singular points. But, these points are often of the great physical interest. The research is supplied with examples to ease the reader to understand..

Keywords: solution of differential equations, regular singular point, power series

ABSTRAK

Penelitian ini membahas metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa tingkat dua di titik-titik regular singular dengan deret pangkat. Metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa di titik-titik ordinari dengan deret pangkat dalam hal ini tidak berlaku. Metode pertama biasanya lebih sulit dari metode kedua. Bila mungkin, kita menghindari titik-titik singular. Tetapi, titik-titik singular ini sering menarik perhatian dalam ilmu fisika. Penelitian ini dilengkapi dengan contoh-contoh untuk mempermudah bagi pembaca dalam memahaminya.

Kata kunci: solusi persamaan diferensial, titik regular singular, deret pangkat

1

PPIN BATAN, Kompleks PUSPIPTEK, Serong-Tangerang, Indonesia sun@batan.go.id

(2)

PENDAHULUAN

Bila solusi eksak persamaan diferensial biasa di titik singular regular sulit atau tidak mungkin diperoleh, maka solusinya dapat diperoleh dengan metode deret pangkat. Pandang persamaan diferensial linear tingkat dua homogen

,

0

)

(

)

(

)

(

2 2

=

+

+

q

x

y

x

dx

dy

x

p

dx

y

d

... (1)

di mana akan dicari solusinya di titik

x

0 dengan deret pangkat. Bila

p

(

x

)

dan

q

(

x

)

keduanya analitik di

x

0, maka titik

x

0 disebut titik ordinary. Apabila tidak demikian, titik

x

0disebut titik singular. Metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa di titik ordinary dengan deret pangkat, dikenal dengan nama metode Frobenius (Simmons et al., 2007). Titik singular

x

0 dari persamaan diferensial (1) disebut titik regularsingular bila

)

(

)

(

x

x

0

p

x

dan

(

)

2

(

)

0

q

x

x

x

keduanya analitik di

x

0.

Sebagai contoh, persamaan diferensial

,

0

)

(

5

3

2 2 2

=

+

y

x

x

dx

dy

x

dx

y

d

... (2)

mempunyai titik regular singular di titik

x

=

0

,

karena di samping jelas bahwa titik tersebut titik singular juga berlaku ⋅ ( )= ⋅3 =3

x x x p x dan 2 ( ) 2 52⎟=−5 ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⋅ = ⋅ x x x q x keduanya analitik di x=0.

Bila solusi eksak persamaan diferensial biasa di titik regular singular sulit atau tidak mungkin diperoleh, maka solusinya diharapkan dapat diperoleh dengan deret pangkat. Untuk menambah informasi, pembaca dianjurkan membaca daftar pustaka [3] tentang gagasan dari Metode Deret Pangkat. Penelitian relevan: “Series solutions of coupled differential equations with one regular singular point” Tomantschger, K.W. Journal of Computational and Applied Mathematics, v 140, n 1-2, Mar 1, 2001-2, p 773-783, Compendex.

Solusi Persamaan Diferensial Linear Tingkat Dua

dengan Deret Pangkat

Penelitian ini membahas metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa di titik-titik

regular singular dengan deret pangkat. Misalkan persamaan diferensial (1) di atas mempunyai titik

0

=

x sebagai titik regular singular. Misalkan juga

∞ =

=

0

)

(

j j j

x

p

x

p

x

dan

∞ =

=

0 2

)

(

j j j

x

q

x

q

x

berlaku pada selang nontrivial

(

R

,

R

).

Akan dicari solusinya dalam bentuk

.

0 0 m j j j j j j m

x

a

x

a

x

y

+ ∞ = ∞ =

=

=

(3)

1 0

)

(

'

+ − ∞ =

+

=

j m j j

x

a

m

j

y

dan

.

)

1

)(

(

''

0 2

∞ = − +

+

+

=

j m j j

x

a

m

j

m

j

y

Kemudian, . ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 1 ' ) ( 0 1 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 0 j j j k j k k j m j j j k k k j m j j j j j j m j j m j j j j x j m a p k m a p x x k m a p x x j m a x p x x j m a x p x y x p

∑ ∑

∑ ∑

∞ = − = − − ∞ = = − − ∞ = ∞ = − ∞ = − + ∞ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = ⋅ o

di mana digunakan formula hasil kali dua deret pangkat. Untuk menambah pengertian tentang deret pangkat, pembaca disarankan untuk membaca daftar pustaka [2] tentang deret pangkat.

Dengan cara yang sama didapat juga

.

1

)

(

0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 j j j k j k k j m j j j k k k j m j j j j j j m j j m j j j j

x

a

q

a

q

x

x

a

q

x

x

a

x

q

x

x

a

x

q

x

y

x

q

∑ ∑

∑ ∑

∞ = − = − − ∞ = = − − ∞ = ∞ = − ∞ = + ∞ =

⎟⎟

⎜⎜

+

=

⎟⎟

⎜⎜

=

⎟⎟

⎜⎜

⎟⎟

⎜⎜

=

⎟⎟

⎜⎜

⎟⎟

⎜⎜

=

Dengan mensubstitusikan

y

"

,

p

y

'

,

dan

q

y

ke persamaan diferensial (1) diperoleh hasil

∞ = − + − + + 0 2 ) 1 )( ( j m j jx a m j m j + j j j k k k j m x k m a p x

∑ ∑

∞ = = − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 0 0 2 ) ( + 0 0 1 0 0 2 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ +

∑ ∑

∞ = − = − − j j j k j k k j m x a q a q x

Dengan membagi

x

m−2 diperoleh hasil

[

( )( 1) ( )

]

[

( )

]

0. 0 1 0 0 0 = ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ + + + + + + − + +

= − = − − j j j k k j k j k j m j m j m j p q a m k p q x a

(4)

Tentu saja setiap koefisien dari

x

jharuslah 0, sehingga diperoleh persamaan-persamaan rekursi

[

( )( 1) ( )

]

[

( )

]

0. 1 0 0 0 + + + + = + + − + + − =

j k j k j k k j m j m j m j p q a m k p q a

Untuk

j

=

0

,

persamaan rekursi menjadi

a

0

f

(

m

)

=

0

,

di mana

f

(

m

)

=

m

(

m

1

)

+

mp

0

+

q

0

.

Persamaan-persamaan rekursi selanjutnya adalah

,

0

)

(

)

1

(

0 1 1 1

f

m

+

+

a

mp

+

q

=

a

[

(

1

)

]

0

,

)

(

)

2

(

0 2 2 1 1 1 2

f

m

+

+

a

mp

+

q

+

a

m

+

p

+

q

=

a

K

[

(

1

)

]

0

,

)

(

)

(

m

+

j

+

a

0

mp

+

q

+

+

a

1

m

+

j

p

1

+

q

1

=

f

a

j j j

L

j dst.

Mengingat

a

0

0

,

persamaan rekursi pertama berakibat bahwa

f

(

m

)

=

m

(

m

1

+

mp

0

+

q

0

=

0

.

Persamaan ini disebut persamaan indisial. Akar-akar m1,m2 dari persamaan tersebut dinamakan

eksponen dari persamaan diferensialnya di titik-titik regular singular terkait.

Bila akar-akar m1 dan m2 berlainan dan selisihnya bukan bilangan bulat, maka metode solusi kita akan menghasilkan dua solusi yang bebas linear untuk persamaan diferensial (1). Bila m1 dan

2

m selisihnya suatu bilangan bulat, misalnya m1 =m2 + juntuk suatu bilangan bulat

j

1

,

maka

prosedur rekursi tidak bisa digunakan karena koefisien

a

j dalam persamaan rekursi yang ke

)

1

(

j

+

untuk m2akan bernilai 0-sehingga kita tidak dapat menyelesaikan untuk

a

j. Untuk kasus

2 1 m

m = , juga menimbulkan kesulitan karena metode kita hanya menghasilkan satu solusi. Kita

simpulkan pembicaraan kita dengan suatu teorema di bawah ini serta contoh-contoh soal. Daftar pustaka [1] cukup baik untuk mendapatkan fondasi tentang analisis matematika.

Teorema

Misalkan titik

x

0

=

0

adalah titik regular singular untuk persamaan diferensial linear tingkat dua

y

"

+

p

y

'

+

q

y

=

0

.

Misalkan deret pangkat untuk

x

p

(

x

)

dan

x

2

q

(

x

)

mempunyai jari-jari konvergensi R>0.Misalkan persamaan indisial

f

(

m

)

=

m

(

m

1

+

mp

0

+

q

0

=

0

mempunyai akar-akar m1,m2 dengan m2m1., maka persamaan diferensial tersebut mempunyai paling sedikit satu

solusi berbentuk

∞ = = 0 1 1 j j j m x a x y pada selang

(

R,R

)

.

Dalam hal m1m2bukan nol atau bilangan bulat positif, maka persamaan diferensial tersebut mempunyai solusi kedua yang independen

∞ = = 0 2 2 j j j m x b x y pada selang

(

R,R

)

. Contoh 1:

(5)

Solusi:

Perlu diperhatikan bahwa persamaan indisial adalah

m

(

m

1

)

+

2

m

=

0

atau

m

2

+

m

=

0

yang akar-akarnya jelas m1 =0 dan m2 =−1.

Bersesuaian dengan m1 =0, solusinya berbentuk , 0 j j jx a y

∞ = = dan turunannya , ' 1 1 − ∞ =

= j j jx ja y dan juga . ) 1 ( " 2 2 − ∞ =

− = j j jx a j j y

Dengan mensubstitusikan hasil-hasil ini ke persamaan diferensialnya diperoleh

. 0 2 ) 1 ( 0 1 1 2 2 = + + −

∞ = ∞ = − − ∞ = j j j j j j j j j x a x x ja x a j j x

Dengan mengatur indeks dan dimulai dengan

j

=

1

dan pangkatnya dalam bentuk

x

j

,

maka dapat dihasilkan

[

]

(

( 1 2( 1)

)

0. 2 1 1 1 1 +

+ + + + = ∞ = + − j j j j j j j a x a

a sehingga diperoleh persamaan-persamaan

rekursi 0 1 = a dan

a

j+1

[

j

(

j

+

1

)

+

2

(

j

+

1

)

]

+

a

j1

=

0

,

j

=

1

,

2

,

K

atau

K

,

2

,

1

,

0

)

1

)(

2

(

1 1

+

+

+

=

=

+

j

j

a

j

a

j j yaitu

.

,

2

,

1

,

)

1

)(

2

(

1 1

=

+

+

=

K

− +

j

j

j

a

a

j j Jadi

a

j

=

0

untuk

j

ganjil, dan juga diperoleh

, 2 3 4 5 6 7 , 2 3 4 5 , 2 3 4 6 2 ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ − = ⋅ ⋅ ⋅ − = ⋅ − = ao a ao a ao a dst.

Jadi kita peroleh satu solusi Frobenius

.

sin

1

!

5

!

3

1

!

7

1

!

5

1

!

3

1

1

5 3 6 4 2 1

x

x

a

x

x

x

x

a

x

x

x

a

y

=

⎟⎟

⎜⎜

+

=

+

+

=

o o o

L

L

Bersesuaian dengan m2 =−1,solusinya berbentuk , 0 1 0 1

∞ = − ∞ = − = = j j j j j jx b x b x y dan turunannya

(6)

, ) 1 ( ' 2 0 − ∞ =

− = j j jx b j y dan juga . ) 2 )( 1 ( " 3 0 − ∞ =

− − = j j jx b j j y

Dengan mensubstitusikan hasil-hasil ini ke persamaan diferensialnya diperoleh

. 0 ) 1 ( 2 ) 2 )( 1 ( 0 0 2 2 0 = + − + − −

∞ = ∞ = − − ∞ = j j j j j j j j jx j b x b x b j j

Dengan mengatur indeks dan dimulai dengan

j

=

2

dan pangkatnya dalam bentuk

x

j−2

,

maka dapat dihasilkan

[

]

, 0 ) 0 ( 2 ) 1 ( 2 ) 1 )( 0 ( ) 2 )( 1 ( ) 1 ( 2 ) 2 )( 1 ( 1 1 2 0 1 1 2 0 2 2 2 = − − − − − − − − = + − + − − − − − − − ∞ = −

x b x b x b x b x b b j b j j j j j j j

sehingga persamaan-persamaan rekursinya adalah

0

)

1

(

2

)

2

)(

1

(

j

j

b

j

+

j

b

j

+

b

j−2

=

atau

(

(

j

1

)(

j

2

)

+

2

(

j

1

)

)

b

j

=

b

j−2 atau

,

)

1

(

j

b

j

=

b

j2

j

yaitu , 2,3, . ) 1 ( 2 K = − − = − j j j b bj j

Jadi dapat diperoleh

, 1 2 3 4 5 6 , 1 2 3 4 , 1 2 0 6 0 4 0 2 ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ − = ⋅ ⋅ ⋅ = ⋅ − = b b b b b

b dst. Juga dapat diperoleh

, 1 2 3 4 5 6 7 , 1 2 3 4 5 , 2 3 1 7 1 5 1 3 =− = =− b b b b b

b dst. Jadi hasil-hasil ini memberikan

solusi . sin 1 cos 1 ! 5 1 ! 3 1 1 ! 4 1 ! 2 1 1 1 1 0 5 3 1 4 2 0 x x b x x b x x x x b x x x b y ⋅ ⋅ + ⋅ ⋅ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + ⋅ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + ⋅ ⋅ = L L

Kita telah mendapatkan solusi pertama

(

1

/

x

)

sin

x

.

Dalam proses perhitungan kedua dengan

, 1

2 =−

m mendapatkan mendapatkan lagi solusi tersebut dan menemukan solusi baru yang linear

independen

(

1

/

x

)

cos

x

.

Perlu dicatat bahwa

(

1

/

x

)

cos

x

.

singular di 0 sedangkan

(

1

/

x

)

sin

x

tidak.

Contoh 2:

Persamaan diferensial

4

x

2

y

"

8

x

2

y

'

+

(

4

x

2

+

1

)

y

=

0

mempunyai hanya satu solusi deret Frobenius. Carilah solusi umumnya.

Solusi:

Persamaan indisialnya yaitu

0

4

1

0

)

1

(

m

+

m

+

=

m

(7)

atau

4

m

4

m

+

1

=

0

,

yang memberikan akar-akar indisial terulang m1 =m2 =1/2.

Bersesuaian dengan m1 =m2 =1/2,solusinya berbentuk

2 / 1 0 0 2 / 1 + ∞ = ∞ =

= = j j j j j jx a x a x y dan turunannya , ) 2 / 1 ( ' 1/2 0 − ∞ =

+ = j j jx a j y dan juga . ) 2 / 1 )( 2 / 1 ( " 3/2 0 − ∞ =

+ − = j j jx a j j y

Dengan mensubstitusikan hasil-hasil ini ke persamaan diferensialnya diperoleh

0

)

1

4

(

)

2

/

1

(

8

)

2

/

1

)(

2

/

1

(

4

2 / 1 0 2 2 / 1 0 2 2 / 3 0 2

=

+

+

+

+

+ ∞ = − ∞ = − ∞ =

j j j j j j j j j

x

a

x

x

a

j

x

x

a

j

j

x

atau . 0 4 ) 4 8 ( ) 1 2 )( 1 2 ( 1/2 0 2 / 5 0 2 / 3 0 2 / 1 0 = + + + − − + ∞ + = + ∞ = + ∞ = + ∞ =

j j j j j j j j j j j jx j a x a x a x a j j

Dengan mengatur indeks dan dimulai dengan

j

=

2

dan pangkatnya dalam bentuk

x

j+1/2

,

maka dapat dihasilkan

[

]

2 / 3 1 2 / 1 0 2 / 3 0 2 / 3 1 2 / 1 0 2 / 1 2 2 1 4 1 3 ) 1 ( 1 4 ) 4 8 ( ) 1 2 )( 1 2 ( x a x a x a x a x a x a a a j a j j j j j j j j − − + ⋅ ⋅ − − ⋅ − = + + − − − + + ∞ = − −

atau

[

4 (8 4) 4

]

(4 0 4 1). 2 / 3 2 / 1 2 2 1 2 a a x x a a j a j j j j j j − − + = − + ∞ = − −

Kemudian dapat diperoleh persamaan-persamaan rekursinya yaitu

,

0 1

a

a

=

,

)

1

2

(

2 2 1

j

a

a

j

a

j

=

j

j− yang menghasilkan , ! 5 , ! 4 , ! 3 , ! 2 0 5 0 4 0 3 0 2 a a a a a a a

a = = = = dst. Jadi kita peroleh solusi deret Frobenius dari

persamaan diferensial di atas yaitu

. ! 4 ! 3 ! 2 ! 1 1 ) ( 1/2 4 3 2 2 / 1 1 x e x x x x x x x y ⎟⎟= ⋅ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + + + + ⋅ = L

(8)

Persamaan indisial memberikan hanya satu akar terulang m1 =m2 =1/2.Dapat diperiksa bahwa solusi kedua yang independen dalam hal ini berbentuk

,

ln

)

(

1/2 2 x

e

x

x

x

y

=

dan solusi umumnya berbentuk

.

ln

1/2 2 / 1 x x

e

x

x

B

e

Ax

y

=

+

PENUTUP

Bila solusi eksak persamaan diferensial biasa di titik regular singularx=0 sulit atau tidak mungkin diperoleh, maka solusinya diharapkan dapat diperoleh dengan deret pangkat yang berbentuk

, 0 0 m j j j j j j m x a x a x y + ∞ = ∞ =

=

= di mana nilai m dicari dari persamaan indisial.

Dengan metode deret pangkat, solusi persamaan diferensial

xy

"

+

2

y

'

+

xy

=

0

,

adalah

1

cos

1

sin

x

,

x

B

x

x

A

y

=

+

di mana

A

dan

B

adalah konstan sembarang.

Juga dengan metode deret pangkat, persamaan diferensial

,

0

)

1

4

(

'

8

"

4

x

2

y

x

2

y

+

x

2

+

y

=

mempunyai solusi

,

ln

1/2 2 / 1 x x

e

x

x

B

e

Ax

y

=

+

dengan A dan B konstan sembarang.

DAFTAR PUSTAKA

Bartle, R.G., and Sherbert, D.R. (2000). Introduction to real analysis, 3rd ed., John Wiley & Sons, Inc.

Fitzpatrick, P.M. (1996). Advanced calculus, Boston: P W S Publishing Company.

Kreyszig, E. (2006). Advanced engineering mathematics, 9th ed., New York: John Wiley and Sons Inc.

Simmons, G.F., and Krantz, S.G. (2007). Differential equations: Theory, technique, and practice, Boston, USA: McGraw-Hill International Edition.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam makalah ini akan dibahas, penurunan solusi tertutup Deret Pangkat Tetap tersebut dengan Fungsi Pembangkit, sehingga pengetahuan yang didapat dapat digunakan untuk

Dalam artikel ini dikaji solusi persamaan diferensial biasa linier orde dua homogen dengan syarat batas berupa turunan fractional.. Kajian ini khusus untuk per- samaan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode Runge-Kutta Orde Lima dapat dignakan untuk menentukan solusi persamaan diferensial biasa dan memiliki tingkat

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengangkat judul “Solusi Persamaan Diferensial Tak Linear Menggunakan Metode Three-time Multiple Scale.” Pada penulisan skripsi ini,

Solusi dari persamaan Schrodinger dengan menggunakan contoh kondisi awal, diperoleh dengan menggunakan ekspansi deret dan menghasilkan simulasi yang berarti bahwa kemungkinan

Syarat orde metode Runge-Kutta merupakan himpunan persamaan yang diperoleh dengan membandingkan koefesien ekspansi deret Taylor dari solusi eksak dengan solusi

Dalam makalah ini akan dibahas, penurunan solusi tertutup Deret Pangkat Tetap tersebut dengan Fungsi Pembangkit, sehingga pengetahuan yang didapat dapat digunakan untuk

Prosesnya dimulai dengan mengasumsikan solusi persamaan diferensial- beda linear orde tinggi dalam bentuk polinomial Taylor, kemudian menyajikan per- samaan diferensial-beda linear