Kuliah
Kuliah
Prasarana
Prasarana
Transportasi
Transportasi
Pertemuan
Pertemuan
Minggu
Minggu
Ke
Ke
-
-
3
3
Komponen dan Disain Rel
Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., M.Sc.(C.Eng), P.E.
Staff Pengajar Bidang Transportasi Jurusan Teknik Sipil UMY
Komponen Rel
Suatu komponen rel terdiri dari 4 bagian, yaitu :
• Permukaan Rel untuk Pergerakan KA,
running surface (Rail Thread) • Kepala Rel (Head)
• Badan Rel (Web) • Dasar Rel (Base)
Fungsi Rel
Komponen rel berfungsi sebagai :
1. Penerima beban langsung dari kendaraan sebelum didistribusikan ke komponen lainnya.
2. Mengarahkan jalannya kendaraan rel.
3. Unsur pengikat dalam membentuk struktur jalan rel.
Rel merupakan komponen baja longitudinal yang secara langsung menuntun pergerakan roda kereta api secara berterusan. Oleh itu, harus memiliki nilai kekakuan balok tertentu sehingga perpindahan beban titik roda dapat menyebar secara baik pada tumpuan di bantalan dan tidak menimbulkan defleksi permanen pada balok rel di antara titik tumpuan.
Jenis-Jenis Rel yang digunakan
oleh PT.KA Indonesia
Tipe Berat (kg/m) Tinggi (mm) Lebar Kaki (mm) Lebar Kepala (mm) Tebal Badan (mm) Panjang Standar/ normal (m) R2/ R25 25,74 110 90 53 10 6,80-10,20 R3/ R33 33,40 134 105 58 11 11,90-13,60 R14/ R41 41,52 138 110 68 13,5 11,90-13,60-17,00 R14A/ R42 42,18 138 110 68,5 13,5 13,60-17,00 R50 50,40 153 127 63,8 15 17,00 UIC 54/ R54 54,40 159 140 70 16 18,00/24,00
Berbagai Ukuran Standar pada
Beberapa Rel Indonesia
CONTOH GAMBAR
REL INDONESIA … (1)
CONTOH GAMBAR
REL INDONESIA … (2)
Penggunaan Rel Berdasarkan
Kelas Jalan Rel (PD.10, 1986)
Kelas Jalan
Tipe Rel
I
II
III
IV
V
R.60/R.54
R.54/R.50
R.54/R.50/R.42
R.54/R.50/R.42
R.42
Jenis, Komposisi Kimia dan
Kekerasan Rel… (1)
• Rel dipilih dan disusun dari beberapa komposisi bahan kimia sedemikian sehingga dapat tahan terhadap keausan akibat gesekan akibat roda dan korositas. Dalam klasifikasi UIC dikenal 3 macam rel tahan aus (wear resistance rails – WR), yaitu rel WR-A, WR-B dan WR-C.
• Rel yang digunakan di Indonesia (PJKA) saat ini merupakan rel WR-A, dimana termasuk jenis baja dengan kadar yang tinggi (high steel carbon), sedangkan WR-B dan WR-C
merupakan baja dengan kadar C yang sedang dan rendah. • Percobaan di laboratorium (Masutomo et al. 1982)
menunjukkan bahwa rel dengan kadar karbon yang tinggi lebih tahan aus daripada baja berkadar karbon sedang.
Jenis, Komposisi Kimia dan
Kekerasan Rel… (2)
Jenis Rel
C
Mn
WR-A
0,60 – 0,75
0,80 – 1,30
WR-B
0,50 – 0,65
1,30 – 1,70
WR-C
0,45 – 0,60
1,70 – 2,10
PJKA
0,60 – 0,80
0,90 – 1,10
Pengukuran
Pengukuran
Keausan
Keausan
Rel
Rel
• Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur dalam 2 arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45° dari sumbu vertikal (e).
• emaksimum = 0,54 h – 4
• amaksimum = dibatasi oleh kedudukan kasut roda dan pelat
sambungan. Nilai maksimum keausan rel vertikal tercapai pada saat yang bersamaan dengan keausan maksimum pada roda dan sayap kasut roda (flens) tidak sampai menumbuk pelat sambung.
Rel dengan Komposisi Khusus
Jenis rel khusus yang dipakai adalah rel tahan aus yang sejenis rel WIC-WRA, dengan Komposisi Kimia tersebut dalam Tabel berikut ini.
Sifat Kekerasan Rel Khusus
Sifat pengerasan rel terbagi atas : pengerasan ujung
dan kepala rel. Di bawah ini adalah contoh
Rel dengan Pengerasan di Kepala
(
Head Hardened Rails
)
Rel dengan pengerasan di kepala banyak digunakan di lintas yang berat dan padat. Besarnya tegangan kontak pada rel, distribusi geser dapat menyebabkan keausan yang tinggi, sehingga dirancang rel dengan pengerasan ujung (end-hardened rails) dan kepala (head hardened rails). Kepala rel dengan tebal 10 mm mempunyai kekuatan hingga 13.000 kg/cm2 dan bagian badan 9000 kg/cm2
sehingga dapat menurunkan keausan akibat beban lelah (fatigue).
Gambar Rel dengan Pengerasan di
Kepala (
Head Hardened Rails
)
Contoh Rel yang Digunakan oleh
Negara Lain (North America, etc.)
KONSEP DISAIN DIMENSI REL … (1)
PERTIMBANGAN GEOMETRIK REL :
1. Permukaan harus cukup lebar untuk membuat
tegangan kontak sekecil mungkin.
2. Kepala rel harus cukup tebal untuk memberikan
umur manfaat yang panjang.
3. Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari
korosi dan tegangan lentur serta tegangan
horisontal.
4. Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat
mengecilkan distribusi tegangan ke bantalan.
5. Dasar rel juga harus tebal untuk tetap kaku dan
KONSEP DISAIN DIMENSI REL … (2)
6. Momen inersia harus cukup tinggi.
7. Tegangan horisontal direduksi oleh kepala dan
dasar rel yang cukup lebar.
8. Stabilitas horisontal dipengaruhi oleh
perbandingan lebar dan tinggi rel yang cukup
9. Titik Pusat sebaiknya di tengah rel.
10. Geometrik badan rel harus sesuai dengan pelat
sambung.
11. Jari-jari kepala rel harus cukup besar untuk
mereduksi tegangan kontak.
Konsep Pembebanan
Q : Beban Roda per Rel Y : Beban Lateral per Rel
T : Beban Longitudinal per Rel N : Beban akibat Suhu
Perhitungan Dimensi Rel
Ym
k
Fm
P
Mm
k
P
Ym
⋅
=
=
=
λ
λ
4
2
Flow Chart of Rail Design
Calculate Ps Calculate Pd
Rail Parameters: Rail Type,
Rail Moment of Inertia, Rail Modulus of Elasticity, Section Modulus Base, Track Stiffness Traffic Design, Speed Design Calculate Ma = 0.85 Mmax σ = (Ma × y)/Ix Sbase = Ma/Wb
Pengaruh Jumlah Gandar Lok. CC
(
)
λ λ λ λ λ 4 82 , 0 sin cos 4 6 1 P Ma x x e P Ma x i = − = − =∑
Pengaruh Jumlah Gandar Lok. BB
(
)
λ λ λ λ λ 4 75 , 0 sin cos 4 4 1 P Ma x x e P Ma x i = − = − =∑
Tanpa
Tanpa
Pengaruh
Pengaruh
Konfigurasi
Konfigurasi
Gandar
Gandar
Jika konfigurasi roda tidak diperhitungkan maka
digunakan persamaan reduksi momen sebagai berikut :
4
λ
P
0,85
Contoh
Contoh
Perhitungan
Perhitungan
• Diketahui Kelas Jalan V dengan daya lintas 2 juta ton per tahun. Tekanan gandar yang dibebankan oleh lokomotif CC sebesar 18 ton. Rencanakan profil rel yang sesuai !
Diketahui :
• Digunakan profil R-42, data perancangan (PD 10 tahun 1986, lihat Tabel) sebagai berikut :
• Kelas Jalan IV dengan Vrencana = 1,25 Vmaksimum = 1,25 (80) = 100 km/j
• Kekakuan jalan rel = 180 kg/cm2
• Momen inersia R 42 = 1369 cm4
Perhitungan
Perhitungan
Momen
Momen
Maksimum
Maksimum
4 1 1369 10 1 2 4 180 4 5 609 1 100 01 0 1 9000 82 0 6 ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ × × × ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − + = = , , , , 4λ P 0,82 Ma Ma = 259217.57 kgcm
Tinjauan
Tinjauan
Tegangan
Tegangan
Ijin
Ijin
Jalan
Jalan
Rel
Rel
σ
x=
XI
y
M
×
=
1369
86
6
57
259217
.
×
.
= 1297.035 kg/cm
2( < 2000 kg/ cm
2)…OK!
Tinjauan
Tinjauan
Tahanan
Tahanan
Momen
Momen
S
base=
Wb
Ma
=
200
259217.57
= 1296.09 kg/cm
2( < 1343.5 kg/ cm
2)…OK!
Aspek
Aspek
“
“
Ketahanan
Ketahanan
dan
dan
Stabilitas
Stabilitas
”
”
Rel
Rel
Disain untuk Pasca Konstruksi ?
Aspek Tinjauan :
1. Ketahanan = Umur Rel
Umur
Umur
Rel
Rel
Umur rel sangat tergantung kepada mutu rel, keadaaan lingkungan dan beban yang bekerja.
Umur rel dapat ditentukan dari : 1. Kerusakan ujung rel
2. Keausan baik di lurus maupun lengkung 3. Lelah
1. KERUSAKAN UJUNG REL
1. KERUSAKAN UJUNG REL
Sebelum dikenal rel panjang (long welded rails) dan rel panjang menerus (continuous welded rails), pembatasan umur rel
terletak pada sambungan. Kerusakan sambungan disebabkan oleh :
1. Beban gandar yang berlebihan 2. Lebar celah
3. Mutu rel
4. Beda tinggi rel
5. Diameter roda yang kecil 6. Kondisi kendaraan rel 7. Jari-jari permukaan rel 8. Kekakuan jalan rel
Beberapa contoh kerusakan struktur jalan rel yang ditimbulkan oleh hantaman roda pada sambungan
1. Tercabutnya tripot dari bantalan 2. Retaknya pelat sambungan rel
3. Longgarnya baut-baut sambungan rel
4. Naiknya lumpur di bawah bantalan sehingga umur bantalan menjadi rendah
Cara Penanganan Kerusakan
di Ujung Sambungan
• Pemakaian end-hardened rails
• Pemeliharaan yang baik
• Pengelasan Sambungan (periodik sesuai kerusakan di ujung rel).
2. UMUR REL BERDASARKAN KEAUSAN
2. UMUR REL BERDASARKAN KEAUSAN
Konstruksi rel dapat diukur umur manfaatnya melalui keausan. Meskipun demikian faktor kelelahan dan
masalah shelling akibat beban gandar (tegangan kontak) adalah faktor yang menentukan umur rel.
PT.KAI membatasi besarnya keausan rel berdasarkan asumsi bahwa pada saat rel dan roda pada aus
maksimum, pergerakan roda tidak menumbuk sambungan rel.
Persamaan
Persamaan
Empiris
Empiris
AREA
AREA
untuk
untuk
Perhitungan
Perhitungan
Umur
Umur
Rel
Rel
• AREA (American Railway Engineering Association) membuat model persamaan empiris untuk menentukan umur rel
berdasarkan keausan sebagai berikut : T = K W D0.565
dimana
T = umur rel (juta ton) K = konstanta kondisi rel
W = berat rel (lbs/yard), 1 lb/yd = 0.496 kg/m
Besaran
Besaran
nilai
nilai
K
K
Nilai K ditentukan sebagai :
Jalan baru : 0.9538, CWR = 1,3544 – 1,3930 Rel > 123 RE : 0.9810,
Contoh
Contoh
Perhitungan
Perhitungan
Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru (tanpa pelumasan) dengan daya lintas 10 juta ton per tahun, dengan menggunakan rel tipe R 54. Jalan rel rencana
bergeometrik sebagai berikut : 10 km bergeometrik lurus, 5 km lengkung horizontal dengan R = 800 m, 10 km dengan R = 650 m dan 15 km dengan R = 450 m.
Langkah
Langkah
1 :
1 :
Perhitungan
Perhitungan
Nilai
Nilai
K
K
Untuk jalan baru digunakan nilai K = 0,9538, karena tidak semua jalan merupakan jalur lurus, maka nilai K dihitung sebagai berikut :
K1 = 10 km jalur lurus : 10 × 0,9538 × 1,0 (lihat tabel) = 9,538
K2 = 5 km jalur lengkung R = 800 m : 5 × 0,9538 × 0,74 (lihat tabel) = 3,52906
K3 =10 km jalur lengkung R = 650 m : 10 × 0,9538 × 0,61 (lihat tabel) = 5,81818
K4 = 15 km jalur lengkung R=450 m : 15 × 0,9538 × 0,49 (lihat tabel) = 7,01043
K = Jarak Total K Nilai Total = km 40 K K K K1 + 2 + 3 + 4 = 0,647
Penentuan
Langkah
Langkah
2 :
2 :
Perhitungan
Perhitungan
Nilai
Nilai
T
T
dan
dan
Umur
Umur
Manfaat
Manfaat
Rel
Rel
(U)
(U)
W = berat rel = 54 kg/m × 2.016 = 108,9 lbs/yd D = 10 juta ton = 11.001 mgt T = K W D0.565 = 0,647 × 108,9 × 11.0010.565 = 273.11 mgt = 248,257 juta ton U = ton/tahun juta 10 ton juta 248,257 = 24,82 tahun
Percobaan
Percobaan
Keausan
Keausan
Selain menggunakan persamaan di atas
digunakan pula metode perhitungan keausan
dengan percobaan di laboratorium maupun
lapangan. Beberapa contoh spesifikasi
keausan yang dihasilkan dari percobaan ini
adalah pembatasan keausan 0,056 in/100 mgt
untuk rel 115RE dan 0,058 in/100 mgt untuk 132
RE (University of Illinois), 0,028 in/mgt untuk 136
RE (Zarembski & Abbot), dan lain-lain.
3. UMUR REL BERDASARKAN LELAH
(
FATIGUE
)
• Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara siklus (cyclic), oleh itu, bahaya lelah sangat mungkin terjadi.
• Ciri kerusakan ini adalah dimulainya retak yang semakin lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah.
• Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan
Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
1. Tegangan Lentur (
Sl
)
Dimana,
Sl = tegangan lentur
M = momen lentur
Wa = tahanan momen atas
Wa
M
Sl
=
Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
2. Tegangan Kontak (
Sk
), Rumus HR. Thomas :
Dimana,
Sk = tegangan kontak (psi) P = beban dinamis (lbs)
R1 = Jari-jari roda kereta (inch) R2 = Jari-jari rel (inch)
3 2 3 1 2 271 , 0 2 1
2
23500
R
R
R
P
Sk
×
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
×
×
=
Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
3. Tegangan Suhu, (
Ss
)
)
(
)
(
P Pt
t
E
L
L
E
Ss
E
L
Ss
AE
PL
L
t
t
L
t
L
L
−
⋅
=
∆
⋅
=
⋅
=
=
∆
−
⋅
=
∆
⋅
⋅
=
∆
α
α
α
dimana, L = panjang rel tp = suhu pemasangan(°C)t = suhu maksimum di lapangan (°C)
Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
4. Tegangan Lelah (Sf),
Tegangan lelah adalah batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar
pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN Curve)
Linear Cumulative Damage Theory
Linear Cumulative Damage Theory
Miners mengusulkan perhitungan umur lelah dengan asumsi bahwa :
1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah 2. Akibat beban dianggap berterusan
3. Tidak ada retak awal
4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban
5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 107 siklus
S
S
-
-
N Curve
N Curve
Tegangan St1 k St2 Stn Sf N2 Nn 107 N1 SiklusUmur
Umur
Rel
Rel
dari
dari
Grafik
Grafik
S
S
-
-
N
N
tahun D L rel umur N N N N N D Sf Sti Ne Ni i i n n k 1 ... 3 3 2 2 1 1 1 = = = + + + + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ =
∑
β β β β βNi = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus) k = slope pada S-N diagram
Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah βi = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti N = siklus per waktu (siklus/tahun)
Klasifikasi
Klasifikasi
Rel
Rel
Panjang
Panjang
Klasifikasi rel menurut panjangnya dibedakan atas:
1. Rel Standar, dengan panjang 25 meter (sebelumnya 6 – 10 meter),
2. Rel Pendek, dengan panjang maksimum 100 meter atau 4 x 25 meter,
3. Rel Panjang, adalah rel yang mempunyai panjang
statis, yaitu daerah yang tidak terpengaruh pergerakan sambungan rel, biasanya dengan panjang minimal 200 meter.
Bagaimana
Bagaimana
Rel
Rel
Panjang
Panjang
Dibuat
Dibuat
?
?
Sambungan rel
adalah titik-titik perlemahan jika
terjadi beban kejut yang besar dapat merusak
struktur jalan rel.
Oleh itu, rel dari pabrik yang diproduksi
25
meter
akan dilas dengan “flash butt welding” dan di
lapangan akan disambung lagi dengan las “thermit
welding” sehingga menjadi rel panjang.
Bahaya
Bahaya
Pada
Pada
Stabilitas
Stabilitas
Rel
Rel
Panjang
Panjang
Pada rel panjang dapat terjadi bahaya tekuk
(
buckling
) akibat
gaya longitudinal
dan
perubahan suhu
.
Solusi
: Rel tidak boleh berkembang bebas,
dimana akan dihambat oleh
perkuatan
Bahaya
1.
1.
Perhitungan
Perhitungan
Panjang
Panjang
Minimum
Minimum
Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan dalam persamaan berikut :
∆L = L × α × ∆T
dimana :
∆L = Pertambahan panjang (m) L = Panjang rel (m)
α = Koefisien muai panjang (˚ C -1)
Konsep
Konsep
Penurunan
Penurunan
Rumus
Rumus
dari
dari
Hukum
Hukum
Hooke
Hooke
Gaya yang terjadi pada rel (hukum Hooke) :
L A E ∆L F = × × = E × A × α × ∆T dimana :
E = modulus elastisitas Young (kg/cm2)
A = luas penampang (cm2)
Penentuan
Penentuan
Panjang
Panjang
Minimum (L)
Minimum (L)
Diagram gaya normal :
Diagram gaya lawan bantalan:
Panjang l : ℓ = O M = r ∆T α A E× × ×
r = tg α = gaya lawan bantalan per satuan panjang L ≥ 2 ℓ ℓ ℓ α α F = E A α∆T = r l M' O' M O L F = E A α ∆T
Contoh
Contoh
Perhitungan
Perhitungan
:
:
Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1 × 106
kg/cm2), dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan α = 1,2 × 10-5
˚C -1. Jika rel dipasang pada 20˚ C dan suhu maksimum terukur 50 ˚ C, tentukan
panjang rel minimum yang diperlukan !
Jawaban :
Gunakan persamaan untuk menentukan nilai ℓ :
ℓ = ( ) 450 20 -50 10 1,2 54,26 10 2,1× 6 × × × −5 × = 91,1568 m
Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L L = 2 × ℓ = 2 × 91,1568 = 182,3136 m ≈ 200 m (Dibulatkan kelipatan 25 m)
2. Longitudinal Creep Resistance
2. Longitudinal Creep Resistance
(
(
Gaya/Tahanan
Gaya/Tahanan
Rayapan
Rayapan
Longitudinal)
Longitudinal)
…
…
[1]
[1]
1. Gaya akibat suhu
P = EA α (t-tp)
2. Pergerakan sambungan (Gap)
Jika suhu mulai meningkat, rel merayap yang ditahan oleh bantalan dan balas sampai menutup sambungan. Ada bagian yang bergerak (breathing length) dan ada bagian yang tidak bergerak/tetap (static, unmovable) G = EAα2(t-tp)2/ 2r
2. Longitudinal Creep Resistance
2. Longitudinal Creep Resistance
(
(
Gaya/Tahanan
Gaya/Tahanan
Rayapan
Rayapan
Longitudinal)
Longitudinal)
…
…
[2]
[2]
3. Gaya Tekuk (Buckling Forces) :
Qb
D
Wl
Qb
l
D
C
EI
l
Pb
s 2 2 2 2 216
π
π
π
π
+
+
=
Is = momen inersia (2 Iy) (cm4)
E = modulus elastisitas rel = 2,1.106 kg/cm2
C = koefisien torsi penambat (tm/rad, kgm/rad) D = jarak bantalan (cm)
W = tahanan lateral balas (kg/meter) l = panjang ketidaklurusan (meter)
a.
a.
Tahanan
Tahanan
Torsi
Torsi
Penambat
Penambat
Nilai koefisien torsi penambat diperolehi dari pengujian terhadap penambat di laboratorium. Satuan koefisien yang diperolehi adalah ton inch/rad0.5.
b.
b.
Tahanan
Tahanan
Momen
Momen
Lateral
Lateral
Diketahui dengan pengujian tahanan momen lateral dari struktur rel, penambat dan bantalan.
c.
c.
Tahanan
Tahanan
Balas
Balas
Diketahui dengan pengujian tahanan lateral dan longitudinal balas. Tahanan lateral dapat diperbesar dengan
memperberat bantalan, penggemukan bahu jalan dan memakai safety caps.
Distribusi
Distribusi
Gaya
Gaya
Longitudinal
Longitudinal
Tahapan penentuan distribusi gaya longitudinal :
1. Tegangan Pada Suhu Maksimum,
2. Lebar dan Suhu (t1) dimana celah tertutup (Gmaksimum),
3. Penentuan Gaya Longitudinal terhadap berbagai nilai variasi suhunya.
Contoh
Contoh
Perhitungan
Perhitungan
Distribusi
Distribusi
Gaya
Gaya
Longitudinal
Longitudinal
Diketahui :
R.42 dengan A = 54,26 cm2, dan E = 2,1 × 106 kg/cm2,
dipasang pada suhu 26 ˚C pada bantalan beton dengan tahanan balas 450 kg/m. Jika lebar celah direncanakan sebesar 13 mm dan suhu lapangan maksimum dari
pengamatan sebesar 50 ˚C, tentukan distribusi gaya longitudinalnya !
Langkah
Langkah
1 & 2 :
1 & 2 :
1. P maksimum terletak pada t maksimum = 50 ˚C. P maksimum = EA α (t-tp)
P = 2,1 × 106 . 54,26 . 1,2 × 10-5 ˚C-1. (50 – 26)
P = 31.175,6 kg
2. Suhu (t1) dimana celah tertutup maksimum (G = 0).
e1 = G/2 = 13/2 = 6,5 mm
e2 = EA α2 (t-tp)2/2r = 2,1 × 106.54,26.(1,2 × 10-5 ˚C-1)2.
(t1 – 26)2 / 2 (450)
dari subtitusi e1 dalam e2 diperoleh bahwa : t – 26 ˚C = 19,9 ˚C, sehingga t = 44,9 ˚C
Langkah
Langkah
3 :
3 :
3. Gaya longitudinal pada saat celah tertutup (t
1=
44,9 ˚C) :
P pada t
1= EA
α
(t-tp)
P = 2,1
×
10
6.54,26.1,2
×
10
-5˚C
-1.(44,9 – 26)
Diagram
Diagram
Distribusi
Distribusi
Keterangan :
A, D : Sambungan Rel
AB – CD : Daerah Bergerak (breathing length) B – C : Daerah Statik (static area/unmovable)
B
B A C C D
P maksimum = EA α (tmak-tp)
Ketidaklurusan
Ketidaklurusan
(misalignment
(
misalignment
)
)
Beberapa penyebab ketidaklurusan jalur rel (jalan rel) :
• Kerusakan Tanah Dasar • Ketidakstabilan Jalan Rel