• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH

DI MAN MODEL GORONTALO YULINDA MATO

Jurusan Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo PEMBIMBING I : Dr. Fadliah, M.Si

PEMBIMBING II : Warni T. Sumar,S.Pd, M.Pd Abstrak

Yulinda Mato, 2013. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif. Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan.

Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala Madrasah.

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai organisasi pendidikan didalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur tersebut adalah kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.

Salah satu model kepemimpinan yang diakui memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan sekolah yang berkualitas adalah model kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional mempermudah usaha kepala sekolah untuk melakukan percepatan pertumbuhan kapasitas guru-guru dalam mengembangkan diri, merumuskan visi secara bersama, menghargai nilai-nilai dan budaya sekolah, memacu siswa-siswa untuk lebih meningkatkan prestasi dan memberikan pembinaan ekstra terhadap staf tata usaha untuk dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dalam melayani kebutuhan siswa,memberikan perhatian pribadi terhadap permasalahan warga di sekolah, membangun keakraban antar anggota sekolah sehingga tercipta iklim yang kondusif dalam pencapaian tujuan sekolah. Selain itu berbagai informasi terkini dapat ditransformasikan kepada guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua melalui sentuhan persuasive, psikologis, dan edukatif dari kepala sekolah.

Menurut Bursn ( dalam Danim dan Suparno 2009:52), bahwa mentransformasi kepemimpinan dimana yang ditransfromasi adalah kepemimpinannya dari pemimpin kepengikut. Transformasi esensinya adalah mengubah potensi menjadi energi nyata. Kepala sekolah yang mampu melakukan transformasi kepemimpinan berarti dapat mengubah potensi institusinya menjadi energi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.

(3)

3

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang lebih menekankan pada penggunakan komunikasi secara efektif, menampilkan dirinya sebagai agen perubahan, memiliki kemampuan dalam penanggulangan konflik, mendorong semua warga yang ada disekolah untuk dapat bekerja maksimal dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

Kenyataan yang ditemukan peneliti melalui observasi di lapangan bahwa implementasi gaya kepemimpinan transformasional Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo, ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: dalam perumusan visi dan misi sampai pada pelaksanaan program belum dilaksanakan secara efektif, informasi baik berupa kebijakan maupun aturan yang disampaikan oleh kepala sekolah terkadang tidak bisa diterima dan dimengerti oleh warga sekolah (guru dan siswa ) serta konflik internal yang masih sering terjadi karena perbedaan pendapat antar warga sekolah ( guru dengan guru, guru dengan siswa ).

Mengacu pada kondisi nyata yang telah digambarkan di atas, maka penulis terdorong untuk mengkaji dan meneliti masalah ini yang dirumuskan dengan judul penelitian yaitu “Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum rumusan masalah yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah sebagai agen perubahan di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo?

2. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam membangun komunikasi efektif di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo?

3. Bagaimanakah upaya penanggulangan konflik yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo?

(4)

4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagi Kepala Sekolah, dapat memberikan gambaran dan sebagai masukan tentang implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang efektif guna menunjang tercapainya tujuan sekolah.

2. Bagi Komite Sekolah, sebagai informasi bagi masyarakat tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah sdalam pengembangan sekolah.

3. Bagi Guru, dapat dijadikan bahan masukan berkaitan dengan berbagai kemampuan kepala sekolah dalam membangun komunikasi yang efektif dengan pihak lain.

4. Bagi peneliti, sebagai ajang melatih diri penulis dalam berfikir ilmiah untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang di lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya (Thoha,1995:49)

Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak terlepas dari dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Fiedler (dalam Masaong,2011:162), membedakan antara perilaku dan gaya kepemimpinan. Perilaku mengacu pada tindakan spesifik seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan mengacu pada kebutuhan struktur pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai situasi antar pribadi. Intinya gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian,

(5)

5

bukan perilaku, sedangkan perilaku kepemimpinan dari individu yang sama akan berbeda dari situasi ke situasi, sementara struktur perubahan yang mendorong perilaku itu konstan.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan, bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang dilakukan pemimpin dalam mendorong para bawahannya untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan yang disepakati bersama.

Kepemimpinan Transformasional

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasikan oleh Burns (dalam Komariah & Triatna,2008:77), bahwa kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses dimana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan bukan didasarkan atas emosi, misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian.

Menurut Covey dan Peters (dalam Masaong 2011:180), seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistis tentang bagaimana orgnisasi di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah tercapai. Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam pelaksanaannya. Seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang mempunyai keahlian diagnosis, selalu meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam upaya memecahkan masalah dari berbagai aspek (Komariah dan Triatna, 2008:78).

(6)

6

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah penampilan/perilaku atau kemampuan kepala sekolah dalam membangun perubahan dalam organisasi sekolah, memberdayakan seluruh komunitas sekolah melalui komunikasi yang terarah, menciptakan suasana yang kondusif agar para bawahan dapat bekerja lebih energik dan terfokus sehingga pembelajaran menjadi bersifat transformative bagi setiap orang. Dapat disimpulkan indikator kepemimpinan transformasional yaitu, (1) pembawa perubahan, (2) penggunaan komunikasi secara efektif, (3) mendorong kinerja bawahan, (4) mengharmoniskan lingkungan kerja(5) meningkatkan kemampuan terus menerus, (6) mempunyai kemampuan dalam penanggulangan konflik.

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

Karakteristik pemimpin transformasional menurut Komariah dan Triatna (2008:78) adalah sebagai berikut: (1) pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi dimasa datang, dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin yang visioner. (2) pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah system kearah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan dalam meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.

Menurut Bass dan Aviola (dalam Komariah & Triatna,2008:79), terdapat empat dimensi dalam penerapan kadar kepemimpinan transformasional dengan konsep ”4I” , yaitu : (1) Idealized influence, (2) Inspirational motivasion, (3) Intellectual stimulation, (4) Individualized consideration.

(7)

7

Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional

Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis sebagaimana dibawah ini (Erik Rees : 2001):

1. Simplikasi, keberhasilan dari sebuah kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab “kemana kita akan melangkah”? menjadi hal pertama yang penting untuk kita implementasikan.

2. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula mengoptimalkan, memotivasi dan memberi energy kepada setiap pengikutnya. Praktisnya dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberi peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif baik dalam hal memberi usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah , sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka sendiri.

3. Fasilitasi, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi “ pembelajaran” yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat didalamnya.

4. inovasi, yaitu kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus

(8)

8

tertentu, pemimpin transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.

5. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab.

6. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.

7. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin spritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.

Agen Perubahan

Setiap organisasi perlu ada “pembaharu” atau Change Agent yaitu orang yang mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya (sekolah). Schermerhorn yang dikutip Winardi (2008:3), Seorang agen perubahan yaitu seorang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk mengubah pola perilaku yang ada pada orang tertentu atau system social tertentu.

Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dari uraian di atas, maka selaku kepala sekolah sebagai Change Agent, harus mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen perubahan bisa meliputi : (1) meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala sekolah menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk disiplin anak (2) mengingatkan akan tujuan akhir dari perubahan yang dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap dipertahankan

(9)

9

(3) membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antara pihak-pihak yang terkait (4) menghubungkan orang dengan pemilik sumber dana/alat yang diperlukan.

Keterampilan Komunikasi

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam bentuk symbol atau lambang yang melibatkan seseorang atau lebih yang terdiri dari pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) melalui suatu alat/media dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama (Danim dan Suparno,2009:17).

Kepala sekolah harus mampu melakukan proses komunikasi yang efektif untuk memberdayakan dan membangun tingkah laku ideal dari subjek yang dipimpinnya. kepala sekolah dapat berkomunikasi secara efektif bila mampu membuat guru, tenaga administrasi, orang tua peserta didik dan peserta didik berpartisipasi melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Kondisi sekolah yang demikian dapat akan menunjang tercapainya visi dan misi sekolah.

Penanggulangan Konflik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu (Nardjana 1994:45).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah merupakan perbedaan, pertentangan, dan ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi antagonis, dan emosional diantara individu dalam suatu kelompok atau organisasi.

(10)

10 Penelitian yang Relevan

Beberapa kajian relevan mengenai kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh Fauzuddin(2011). Kepemimpinan traasformasional kepala sekolah (studi multikasus pada dua SMA negeri dan satu MA negeri berprestasi di kota Banda Aceh). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah sangat efektif dalam menciptakan sebuah sekolah menjadi berprestasi, yaitu melalui upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah, seperti: Pertama, dalam mengembangkan visi dan misi sekolah, kepala sekolah terlebih dahulu melakukan observasi dan mendalami budaya sekolah, mempelajari kekuatan dan kelemahan sekolah, melibatkan semua unsur sekolah dalam menciptaka visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi dan misi sekolah yang ingin dicapai, dan visi tersebut kemudian dioperasionalkan ke dalam misi dan diterjemahkan ke dalam tujuan yang jelas, serta dikomunikasikan kepada seluruh warga sekolah. Kedua, dalam melakukan berbagai perubahan disekolah kepala sekolah (1) menerapkan pola kepemimpinan yang demokratis, (2) mampu membangun jaringan kerjasama dengan seluruh personil sekolah dan pihak luar baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa maupun dalam upaya peningkatan kualitas profesionalisme guru, (3) pelibatan staf dalam pengambilan keputusan, (4) memiliki keunggulan dalam membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak, (5) membagun tim kerja (team work) yang kuat, (6) mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, (7) menfasilitasi bawahannya dalam bekerja dan pengembangan diri, (8) memotivasi para guru dan siswa agar memiliki minat dan semangat untuk berkembang dan belajar lebih giat, (9) menciptakan atmosfir yang mendorong para siswa untuk belajar dengan suasana yang nyaman melalui penyediaan fasilitas belajar yang nyaman, layanan khusus, inovasi pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang menyenangkan, dan (10) melakukan analisis SWOT dan sasaran strategis dengan cara melibatkan pihak-pihak yang terkait secara proporsional. Ketiga,dalam mendukung/membantu transformasi individu guru, kepala sekolah (1) melakukan pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru melalui program MGMP, (2)

(11)

11

mendorong guru untuk mau mengikuti berbagai seminar, pelatihan, dan workshop, (3) mengajak guru untuk melakukan penelitian dan suka menulis sebagai tujuan dalam meningkatkan kualitas individu guru, (4) memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan, (5) memberi kesempatan guru untuk membimbing kelompok kreativitas siswa, (6) menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif, (7) bersama-sama guru mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, (8) melakukan perencanaan kebutuhan anggaran untuk pembinaan guru, dan melakukan supervise.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Manfaat penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif menurut Bungin (2005 : 36), adalah bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Jenis penelitian ini dipilih untuk memaparkan atau menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk presentasi atau pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Sementara itu untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi, dimana peneliti menjadi instrument untuk mendapatkan data penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angket.

(12)

12 Hasil Penelitian

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bertitik tolak dari rekapitulasi hasil penelitian tentang implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo yang mencakup tiga indikator yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Agen Perubahan

Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan, telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata 136.5 atau ( 68.46%) berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat (32 %) yang dipengaruhi oleh beberapa orang guru belum melaksanakan program pembelajaran secara maksimal, serta tingkat disiplin guru yang masih rendah. Sehingga kepala sekolah perlu meningkatkan perannya sebagai agen perubahan yang mampu meningkatkan segala aspek kehidupan di sekolah yang dipimpinnya serta harus mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut.

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Membangun Komunikasi Efektif Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif telah berjalan efektif, hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata 147.75 atau (74 %), berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan karena masih terdapat (26%) dipengaruhi oleh tingkat pemahaman masing-masing guru yang berbeda baik jenjang pendidikan maupun latar belakang budaya dalam merespon informasi maupun aturan yang dibuat sehingga proses komunikasi yang dilakukan kepala sekolah perlu ditingkatkan lagi baik secara formal maupun informal dengan bahasa yang mudah dimengerti `serta menggunakan media atau alat komunikasi untuk menunjang efektifitas penyampaian informasi.

(13)

13 3. Upaya Penanggulangan Konflik

Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator upaya penanggulangan konflik dalam implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata 144.37 atau (72.62%) berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan karena masih terdapat (27.38%) yang dipengaruhi oleh factor kecemburuan beberapa guru terhadap guru lain karena merasa diperlakukan secara tidak adil serta perbedaan keinginan dalam merumuskan tujuan bersama sehingga kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyatukan berbagai pendapat, dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, mencari solusi terbaik atas setiap masalah secara bersama melalui musyawarah mufakat dan lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.

Secara umum seluruh indikator implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah yang diukur, berada pada kategori efektif yang terlihat dalam skor rekapitulasi akhir dengan persentase 71.69%.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu:

1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif.

2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif.

(14)

14

3. Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif.

Saran-Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah.

2. Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah

3. Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah.

4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Avolio, B & Luthans, F. 2006. The High Impact Leader. New York: Mc Graw Hill, inc.

Gamble, Teri Knapp and Michael Gamble. 2002. Commucation Work.New York: Random Hous Inc.

Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Belajar. Jakarta : Bumi Aksara

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Komaria, Aan dan Triatna Cepi, 2008.Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(15)

15

Masaong, Abd. Kadim dan Tilomi Arfan. 2011. Kemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung : Alfabeta.

Mulyasa, H.E.2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Rosda Karya.

Riduan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo

Sudrajat, Achmad.2008.Kepememimpinan Transformasional Kepala Sekolah. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15

kepemimpinan%20transformasional%20kepala%20sekolah/. diakses tanggal 5 maret 2013.

Sulistiyani,Ambar Teguh 2008. Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta: Gava Media.

Sugiono, 2010. Metode Penelitian pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah.1995. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Bandung : Angkasa.

Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas

Widdah.dkk. 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung : Alfabeta.

Winardi, J. 2008. Manajemen Perubahan. Jakarta : Prenada Media Group Yulk, Garry. 1998. Kepemimpinan dalam organisasi. Edisi Bahasa Indonesia.

(16)
(17)

17

Rangkuman hasil analisis persentase skor indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan, ditampilkan pada tabel 4.15 berikut ini.

(18)

18 ABSTRAK

Yulinda Mato, 2013. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Fadliah, M.Si, Pembimbing II Warni T. Sumar, S.Pd, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Sebagai Agen Perubahan di MAN Model Gorontalo, 2) Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Membangun Komunikasi Efektif di MAN Model Gorontalo, 3) Upaya Penanggulangan Konflik Yang Terjadi di MAN Model Gorontalo. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data angket dan wawancara dan teknik analisis data yang digunakan perhitungan dengan formula persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif.

Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan

Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala Madrasah

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ragam mengindikasikan bahwa terdapat keragaman antar DH 0 padi beras merah yang diuji pada hampir semua karakter yang diamati yaitu karakter tinggi

Dengan polymer polycarboxylate yang menghasilkan electrosteric stabilization yang cukup kuat untuk tetap menahan dan menjaga jarak antar partikel semen maka akibatnya tidak hanya

Hasil kajian terhadap hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukan bahwa korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel megisi absen, penerapan absen,

Puji dan Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadapan Allah Swt. atas karunia dan lindungan-Nya sehingga Jurnal Teknik Vol. 2 Bulan September 2015 dapat

Kajian ini bertujuan untuk melihat motivasi intrinsik muridtingkatan empat dalam kelas Pendidikan Jasmani di salah sebuah sekolah menengah di Malaysia dan kedudukan dalam

1, Jahiliyyah adalah kondisi yang timbul dari kejahilan dan berpalingnya manusia dari sumber-sumber ilmu yang telah Allah ciptakan pada tanda-tanda kekuasa- armya

Hasil dari pengolahan citra penginderaan jauh tidak terlepas dari adanya kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi akibat beberapa hal. Hal-hal yang dapat mempengaruhi

Berdasarkan atas hasil penelitian dan pemba- hasan, simpulan yang dapat disampaikan adalah: (1) konstruksi guru PKn tentang korupsi di Indonesia sudah sampai pada tahap