• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Teknik Industri

Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) :

Teknik industri adalah suatu rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari sistem terintegrasi yang meliputi manusia, material, peralatan (mesin), energi dan informasi.

Teknik industri juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang matematika, fisik, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi hasil dalam merancang suatu sistem (Turner,2000,p21).

Perencanaan produksi merupakan suatu proses penetapan tingkat output secara keseluruhan guna memenuhitingkat penjualan / permintaan yang direncanakan dan dan inventori yang diinginkan (Gaspersz,2001,p128).

3.2 Peramalan

Kegiatan untuk memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang dikenal dengan apa yang disebut dengan peramalan (Forecasting). Peramalan

diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.

Tujuan dari peramalan itu sendiri adalah melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek

(2)

tersebut. Peramalan kini mempunyai peranan yang penting dalam suatu bagian organisasi. Suatu sistem peramalan harus mempunyai kaitan di antara ramalan-ramalan yang dibuat pada bidang manajemen yang lain. Jika peramalan-ramalan ingin berhasil, maka harus diperhatikan adanya saling ketergantungan yang tinggi di antara ramalan berbagai divisi atau departemen. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur-prosedur penyusunan yang baik.

Bilamana data yang diperlukan tersedia, suatu hubungan peramalan dapat dihipotesiskan baik sebagai fungsi dari waktu atau sebagai fungsi dari variabel bebas, kemudian diuji. Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis :

1. Pola Horisontal (H)

Terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. Deret seperti itu stasioner terhadap nilai rata-ratanya. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini.

(3)

Y

w a k tu

Gambar 3.1 Pola Data Horisontal

2. Pola Musiman (S)

Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruangan semuanya menunjukkan jenis pola ini.

Y

w a k t u

Gambar 3.2 Pola Data Musiman

(4)

3. Pola Siklis (C)

Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya menunjukkan jenis pola data ini.

Y

w a k t u

Gambar 3.3 Pola Data Siklis

4. Pola Trend (T)

Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola data trend selama perubahannya sepanjang waktu.

Y w a k t u h h h h h hh h h h Gambar 3.4 Pola Data Trend

(5)

Situasi peramalan sangat beragam dalam horison waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola data dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif atau teknologis. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :

1. Tersedia informasi tentang data masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantifisir (dikuantitatifkan) dalam bentuk data numerik

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.

3.3 Metode Peramalan

A. Metode Double Moving Average

Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan dimasa yang akan datang. Metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita harus mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil sepanjang waktu.

Metode rata-rata bergerak n-periode mengunakan formula sebagai berikut :

(

)

n terdahulu periode n dalam taan per Periode n bergerak rata Rata =

min

(6)

Persamaan yang dipakai adalah :

(

)

(

)

m b a F S S N b S S S S S a N S S S S S N x x x x S t t m t t t t t t t t t t n t t t t t n t t t t t + = = = + = + + + + = + + + + = + " ' 1 2 " ' 2 " ' ' ' ... ' ' ' " ... ' 1 2 1 1 2 1

B. Metode Double Eksponential Smoothing Satu Parameter

Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial satu parameter dari Brown adalah dengan menggunakan rumus pemulusan secara langsung dimana pemulusan eksponensial linear yang dapat digunakan untuk meramal data dengan suatu pola trend dasar. Pendekatan ini hampir serupa dengan rata-rata bergerak linear, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Perbedaan nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada nilai pemulusan tunggal dan disesuaikan untuk trend.

Model Peramalan Pemulusan eksponensial bekerja hampir serupa dengan alat thermostat, dimana apabila galat ramalan (forecast error) dalah positif, yang berarti

nilai aktual permintaan lebih tinggi daripada nilai ramalan (A - F > 0), maka model pemulusan eksponesial akan secara otomatis meningkatkan nilai ramalan. Sebaliknya apabila galat ramalan (forecast error) adlaah negatif, yang berarti nilai

aktual permintaan lebih rendah daripada nilai ramalan (A - F < 0), maka model pemulusan eksponensial akan secara otomatis menurunkan nilai ramalan. Proses penyesuaian ini beralngsung terus menerus kecuali galat ramalan telah mencapai nol.

(7)

Kenyataan inilah yang mendorong peramal (forecaster) lebih suka menggunakan

model pramalan pemulusan eksponensial, apabila pola hisotris dari data aktual permintaaan bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu.

Permasalahan umum yang dihadapi apabila menggunakan model pemulusan eksponensial adalah memilih konstanta pemulusan α yang diperkirakan tepat. Nilai konstanta pemulusan alpha dapat dipilih diantara nilai 0 dan 1 karena berlaku: 0 < α

< 1. Bagaimanapun juga untuk penetapan nilai αyang diperkirakan tepat, kita dapat menggunakan panduan berikut:

1. Apabila pola historis dari data aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu, kita memilih nilai α yang mendekati satu. Biasanya dipilih nilai α = 0,9; namun dapat dicoba nilai-nilai α yang lain yang mendekati satu (α = 0,8; 0,95; 0,99, dan lain-lain) tergantung pada sejauh mana gejolak dari data itu. Semakin bergejolak, nilai α yang dipilih harus semakin tinggi menuju ke nilai satu.

2. Apabila pola historis dari data aktual permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke waktu, kita dapat memilih nilai α yang mendekati nol. Biasanya yang dipilih nilai α = 0,1; namun dapat dicoba nilai-nilai α yang lain yang mendekati nol (α = 0,2; 0,15; 0,05; 0,01, dan lain-lain) tergantung pada sejauh mana kestabilan dari data itu. Semakin stabil nilai α yang dipilih harus semakin kecil menuju ke nilai nol.

Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponensial linear satu parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

(8)

Inisialisasi Awal : S'1 = S ''1 = X1

Dimana :

S’t = nilai pemulusan eksponensial tunggal S”t = nilai pemulusan eksponensial ganda

α = konstanta antara 0 – 1

m = jumlah periode ke muka yang diramalkan

C. Metode Peramalan Dekomposisi

Metode dekomposisi biasanya mencoba memisahkan tiga komponen terpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor trend, siklus dan musiman. Faktor trend menggambarkan perilaku data dalam jangka panjang, dan dapat meningkat, menurun, atau tidak berubah. Faktor siklus menggambarkan naik turunnya ekonomi atau industri tertentu dan sering terdapat pada deret data seperti Produk Bruto Nasional (GNP), indeks produksi industri, permintaan untuk perumahan, penjualan barang industri seperti mobil, harga saham, tingkat obligasi, penawaran uang, dan

(

)

( )t-1 t t α*X 1 α *S' S' = +

(

)

( )t-1 t t α*S' 1 α *S" S" = + t t t S S a =2. ' ''

(

t t

)

t S S b ' '' α 1 α = ( ) a b m Ft+m = t + t.

(9)

tingkat bunga. Faktor musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan panjang konstan yang disebabkan oleh hal-hal seperti temperatur, curah hujan, bulan pada suatu tahun, saat liburan, dan kebijaksanaan perusahaan. Perbedaan antara musiman dan siklus adalah bahwa musiman itu berulang dengan sendirinya pada interval yang tetap seperti tahun, bulan atau minggu. Sedangkan faktor siklus mempunyai jangka waktu yang lebih lama dan lamanya berbeda dari siklus yang satu ke siklus yang lain.

Dekomposisi mempunyai asumsi bahwa data itu tersusun sebagai berikut : Data = pola + galat

= f (trend, siklus, musiman) + galat

Jadi disamping komponen pola, terdapat pula unsur galat atau keacakan. Galat ini dianggap merupakan perbedaan antara pengaruh gabungan dari tiga sub-pola deret tersebut dengan data yang sebenarnya.

Terdapat beberapa pendekatan alternatif untuk mendekomposisikan suatu deret berkala, yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen deret data seteliti mungkin. Konsep dasar dalam pemisahan tersebut bersifat empiris dan tetap yang mula-mula memisahkan musiman, lalu trend, dan akhirnya siklus. Residu yang ada dianggap unsur acak yang walaupun tidak dapat ditaksir, tetapi dapat diidentifikasi. Penulisan matematis umum dari pendekatan dekomposisi adalah :

Xt = f (It, Tt, Ct, Et) Dimana :

Xt adalah nilai deret berkala (data yang aktual) pada periode t It adalah komponen musiman (indeks) pada periode t

(10)

Ct adalah komponen siklus pada periode t

Et adalah komponen galat atau acak pada periode t

Bentuk fungsional yang pasti bergantung pada metode dekomposisi yang digunakan. Untuk semua metode tersebut proses dekomposisinya adalah serupa dan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada deret data yang sebenarnya(Xt) hitung rata-rata bergerak yang

panjangnya (N) sama dengan panjang musiman. Maksud dari rata-rata bergerak ini adalah menghilangkan unsur musiman dan keacakan. Merata-ratakan sejumlah periode yang sama dengan panjang pola musiman akan menghilangkan unsur musiman dengan membuat rata-rata dari periode yang musimnya tinggi dan periode yang musimnya rendah. Karena galat acak tidak mempunyai pola yang sistematis, maka perata-rataan ini juga mengurangi keacakan.

2. Pisahkan rata-rata bergerak N periode (langkah 1) dari deret data semula untuk memperoleh unsur trend dan siklus.

3. Pisahkan faktor musiman dengan menghitung rata-rata untuk tiap periode yang menyusun panjang musiman secara lengkap.

4. Identifikasi bentuk trend yang tepat (linear, eksponensial, kurva-S, dan lain-lain) dan hitung nilainya untuk setiap periode, (Tt).

5. Pisahkan hasil langkah 4 dari hasil langkah 2 (nilai gabungan dari unsur trend dan siklus) untuk memperoleh faktor siklus.

6. Pisahkan musiman, trend dan siklus dari data asli untuk mendapatkan unsur acak yang ada, Et.

(11)

Dalam melakukan langkah 1 dari prosedur di atas, tugas awalnya adalah menentukan panjang musiman dari data sehingga jumlah periode tersebut dapat digunakan untuk menghitung rata-rata bergerak. Lalu langkah 2 adalah mengurangkan nilai rata-rata bergerak terhadap nilai deret waktu. Langkah 3 memisahkan keacakan dari unsur musiman dengan cara merata-ratakan semua nilai yang mengacu pada musim yang sama. Dengan menggunakan prosedur ini, orang dapat mengetahui bahwa unsur acak akan saling meniadakan, karena beberapa nilai akan bernilai positif dan lainnya negatif. Langkah 4 dan langkah 5 dalam proses dekomposisi adalah untuk memisahkan trend6 dan siklus. Secara umum harus dianggap adanya suatu kurva trend tertentu, nilai ini dihitung untuk setiap periode, dan nilai tersebut dikurangkan terhadap nilai trend siklus (nilai rata-rata bergerak). Langkah 6 adalah memisahkan unsur acak dari deret data dengan cara mengurangi deret berkala semula dengan nilai-nilai komponen yang diperoleh di atas yaitu faktor trend, siklus dan musiman.

Persamaan yang dipakai dalam melakukan peramalan dekomposisi adalah sebagai berikut :

- Four Period Average

Simple : (Xt + Xt+1 + Xt+2 + Xt+3)/4

Centered : (St + St+1)/2

Percent MA : Data Aktual/Centered - Deseasonalized

Seasonal : dari perhitungan indeks

Data* : Data Aktual/Seasonal

(12)

( )

2 2 Σ Σ Σ Σ Σ x x n y x xy n b= x b y a= - Fitted Values

Fitted Values = Trend * Seasonal - Error

Error = Data – Fitted Values

Metode ini mula-mula memisahkan unsur trend – siklus dari data dengan menghitung rata-rata bergerak yang jumlah unsurnya sama dengan panjang musiman. Rata-rata bergerak dengan panjang seperti ini tidak mengandung pengaruh musiman dan tanpa atau sedikit sekali unsur acak. Rata-rata bergerak yang dihasilkan hanya mengandung faktor trend dan siklus, karena faktor musiman dan keacakan telah dieliminasi dengan perata-rataan, dengan menghasilkan rasio dari data yang sebenarnya dengan rata-rata bergerak dan mengisolasi dua komponen deret berkala. Nilai rasio tersebut berkisar di antara 100, menunjukkan pengaruh musiman pada nilai rata-rata data yang telah dihilangkan faktor musimannya (deseasonalized).

Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, rata-rata bergerak seharusnya diletakkan di tengah-tengah nilai data yang dirata-ratakan. Hal itu tidak menjadi masalah jika jumlah nilai yang diratakan adalah ganjil. Untuk menghitung rata-rata bergerak 4-nilai, timbul pertanyaan apakah rata-rata-rata-rata bergerak tersebut diletakkan pada periode 2 atau periode 3. Meletakkannya pada periode 2 mengakibatkan rata-rata bergerak terlambat setengah periode dan menempatkannya pada periode 3 mengakibatkan ia lebih awal setengah periode. Ternyata rata-rata bergerak yang

(13)

tidak terpusat (centered) dalam kasus ini dapat menimbulkan masalah. Masalah

seperti itu biasanya dapat diatasi dengan mengambil tambahan rata-rata bergerak 2 periode dan rata-rata bergerak 4 periode.

Langkah selanjutnya adalah dengan menghilangkan keacakan dari nilai rasio dengan menggunakan suatu bentuk rata-rata pada bulan yang sama. Untuk menghitung rata-rata medial maka rasio nilai sebenarnya terhadap rata-rata bergerak disusun menurut bulan untuk setiap tahun. Rata-rata medial adalah nilai rata-rata untuk setiap bulan setelah dikeluarkan nilai terbesar dan terkecil. Indeks musiman dapat diperoleh dari rata-rata medial ini yang merupakan nilai penyesuaian sehingga nilai rata-ratanya adalah 100. Nilai ini berfluktuasi di sekitar 100, menunjukkan adanya faktor siklus yang lebih tinggi dari nilai rata-rata (lebih besar dari 100) atau yang lebih rendah dari nilai rata-rata (kurang dari 100). Untuk menyiapkan ramalan, nilai kecenderungan untuk periode yang akan diramalkan dikalikan dengan indeks musiman dan faktor siklus yang sesuai.

3.4 Statistik Ketepatan Peramalan

Jika Xt merupakan data aktual untuk periode t dan Ft merupakan ramalan (atau nilai kecocokan/fitted value) untuk periode yang sama, maka kesalahan

didefenisikan sebagai berikut :

t t

t

X

F

e

=

Jika terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk n periode waktu, maka akan terdapat n buah galat dan ukuran statistik standar berikut yang dapat didefenisikan :

(14)

- Nilai Tengah Galat (Mean Error)

1

1

n t

et

n

ME

=

=

- Nilai Tengah Galat Absolut (Mean Absolute Error)

1

1

n t

et

n

MAE

=

=

- Jumlah Kuadrat Galat (Sum of Squared Error)

2 1

n t

et

SSE

=

=

- Nilai Tengah Galat Kuadrat (Mean Squared Error)

2 1

1

et

n

MSE

n t=

=

- Deviasi Standar Galat (Standard Deviation of Error)

2 1

1

1

et

n

SDE

n t=

=

- Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviation)

1

X

X

n

MAD

=

i

(15)

Ukuran-ukuran Relatif

- Galat Persentase (Percentage Error)

- Nilai Tengah Galat Persentase (Mean Percentage Error)

t n t

PE

n

MPE

1

1

=

=

- Nilai Tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolute Percentage Error)

t n

t

PE

n

MAPE

=

1

=1

Menurut Makridakis ukuran statistik standard adalah sebagai berikut : - Error

i i

i

X

F

e

=

- Nilai tengah kesalahan absolut (mean error)

1

/

n i i

n

e

ME

=

=

100

×

⎟⎟

⎜⎜

=

t t t

X

F

X

PE

(16)

- Nilai tengah galat absolut (mean absolute error)

1 n i i

e

MAE

=

=

- Nilai tengah galat kuadrat ( mean squared error )

n

e

MSE

n i i

1 2 =

=

- Deviasi standar galat (standard deviation of error)

(

1

)

1 2 n e SDE n i i = =

- Nilai tengah deviasi absolut (mean absolute deviation)

1

X

X

n

MAD

=

i

3.5 Material Requirement Planning (MRP) 3.5.1 Pengertian MRP

MRP merupakan suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk

(17)

dikembangkan untuk membantu perusahaan manufakttur mengatasi kebutuan akan

item-item dependen secara lebih baik dan efisien.

Menurut Schoeder (2000), persediaan untuk independent demand

didefinisikan sebagai persediaan yang dipengaruhi atau tunduk pada kondisi-kondisi pasar dan bebas dari operasi, misalnya : persediaan barang jadi dan suku cadang pada suatu perusahaan manufaktur yang digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen pada suatu perusahaan, persediaan ini harus di kelola dengan metode titilk pemesanan. Sebaliknya untuk dependent demand tidak dipengaruhi oleh

kondisi-kondisi pasar dan hanya tergantung pada permintaan suku cadang di tingkat atasnya. Beberapa ciri-ciri dependent demand adalah :

• Ada hubungan matematis antara kebutuhan suatu item dengan item yang

lain yang berada pada level yang lebih tinggi.

• Kebutuhan di turunkan dari pemakaian item dalam pembuatan item lain. • Item perlu ada hanya pada saat dibutuhkan

• Diperlukan MRP untuk menjadwalkan seluruh komponen dependent

yang diperlukan dalam rencana MPS/ JIP

3.5.2 Tujuan dan Manfaat MRP

Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan, pesan ulang, dan penjadwalan ulang). Tindakan ini juga merupakan dasar untuk membuat keputusan baru mengenai pembelian atau produksi yang merupakan perbaikan atas keputusan yang telah di buat sebelumnya.

(18)

Ada empat tujuan yang menjadi ciri utamasistem MRP yaitu sebgai berikut : 1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat

Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai (atau materialharus tersedia) untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah dii rencanakan dalam jadwal induk operasi.

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item

Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas)untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan. Pemesanan perlu di lakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik sendiri.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah di rencanakan

Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika memungkinkan) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk pemesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan harus dilakukan.

(19)

Beberapa manfaat dari MRP (Render dan Heizer, 1997), adalah :

• Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen

• Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja

• Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik

• Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar

• Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen

3.5.3 Lotting

Untuk menjamin bahwa semua kebutuhan-kebutuhan akan dipenuhi, pesanan akan dijadwalkan untuk penyelesaian pada wal periode dimana ada kebutuhan bersih yang positif. Ukuran dari pesanan dapat mungkin sama dengan kebutuhan bersih di periode yang bersangkutan, atau mungkin saja lebih besar yang meliputi kebutuhan bersih di periode mendatang untuk memanfaatkan skala ekonominya.

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan

optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan

kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ukuran lot menentukan besarnya jumlah komponen yang diterima setiap kali pesan. Penentuan ukuran lot ini sangat tergantung pada besarnya biaya-biaya persediaan, seperti biaya pesan, biaya simpan, biaya modal, dan harga barang itu sendiri. Ada banyak alternatif metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk meminimalkan total ongkos set-up dan ongkos simpan. Teknik-teknik tersebut adalah :

(20)

Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam teknik ini besarnya ukran lot adalah tetap. Penentuan lot berdasarkan biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula sebagai berikut :

H DS Q = 2

Dimana: Q = EOQ

D = Kebutuhan rata-rata dalam satu bulan S = Biaya pesan

H = Biaya simpan

Period Order Qiantity (POQ)

POQ menggunakan alasan ekonomi yang sama dengan EOQ, namun menentukan jumlah periode yang akan di cakup oleh setiap pesanan daripada jumlah unit yang dipesan. Sehingga hal ini akan menghasilkan siklus yang tetao. Total biaya setiap periode diberikan oleh fungsi dari :

* mintaanrata rata Per EOQ POQ − = `

(21)

3.6 Manajemen

Manajemen merupakan proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robins &Coulter, 1999). Proses dari menajemen itu sendiri menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer, dimana fungsi-fungsi ini lazimnya disebut merancang, mongorganisasi, memimpin dan mengendalikan.

3.7 Definisi Strategi Pemasaran

Pemasaran meupakan salah satu kegiatan utama yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu pemasaran yang berkembang dengan baik akan mendatangkan laba untuk perusahan dan kepuasan bagi konsumen.

Menurt Kotler, P. dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2002) pemasaran adalah suatu proses sosial yang diadalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Definisi lain mengenai pemasaran dikemukakan oleh Santon, WJ. Dalam bukunya yang berjudul prisip pemasaran (1996) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

(22)

Sedangkan Strategi manurut Chandler sebagaimana dikutip oleh rangkuti dalam bukunya analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (2004) adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan dinamis.

Berdasarkan Jauch, L R dan Glueck, W. F dalam bukunya Manajemen Strategis dan kebijakasanaan perusahaan (1996) strategi adalah cara yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengingatkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan linkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Stategi pemasaran itu sendiri menurut Tjiptono, F. dalam bukunya strategi pemasaran (1996) adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar- pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Menurut Sculiey, J. sebagaimana dikutip oleh Kotler, P. an susanto, A.B (2000) dalam bukunya Manajemen Pemasaran di Indonesia strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutran.

Pengertian lain strategi pemasaran berdasarkan pendapat Kotler, P. dan Amstrong, G. dalam bukunya Dasar-dasar pemasaran (1997) adalah logika pemasaran dimana suatu unit bisnis diharapkan dapat mencapai sasaran pemasarannya

Dengan melihat beberapa pandangan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa straregi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan akhir dan dengan adanya strategi pemasaran

(23)

perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar.

3.8 Bauran Pemasaran

Perusahaan dalam kegiatan pemasaran harus dapat mjenjalankan unsur-unsur pemasaran secara efektif. Unsur-unsur tersebut nerupakan bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, promotion,place. Menurut Saladin, D. dalam bukunya Unsur-unsur inti pemasaran (1996) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah serangkaian daripada variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

Sedangkan menurt Kotler, P. dalam bukunya Manajemen Pemasaran (1996) bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Masing-masing variabel itu adalah : a. Produk (product)

Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Faktor – faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu, penampilan, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis, dan jaminan.

b. Harga(price)

Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk atau jasa. Dalam menetukan harga diperlukan faktor – faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Contoh dari faktor langsung adalah harga bahan baku,

(24)

biaya pemasaran dan faktor lainnya. Sedangkan contoh dari faktor tidak langsung adalah harga pokok sejenis yang dijual pesaing,pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi, serta potongan untuk penyalur dan konsumen . c. Distribusi (place)

Distribusi terdiri dari satu kesatuan yang bertugas dalam proses memudahkan penyampaian produk ketangan konsumen akhir. Suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran kepedagang menengah dan meneruskannya kepada pengecer yang menjual produk tersebut kekonsumen .

d. Promosi (promotion)

Promosi merupakan bentuk dialog yang interaktif antara perusahaan dengan pelanggannya yang selalu menyertai di saat sebelum pembelian. Kegiatan promosi yang dilakukan harus sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan,direncanakan dan dikendalikan dengan baik diharapkan dapat berperan secara keseluruhan, direncanakan dan kendalikan dengan baik diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan volume penjualan .Promosi ini dapat berupa adversiting,personalselling, sales promotion , directmarketing,dan public relation.

3.9 Konsep Inti Pemasaran

Pemasaran dapat dipahami lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa konsep intinya, menurut Kotler, P. dan Amstrong, G. dalam bukunya dasar – dasar pemasaran (1997), konsep inti pemasaran terdiri dari :

Kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, jaringan, pasar dan pemasar.

(25)

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Kebutuhan, keinginan dan permintaan Kebutuhan, keinginan dan permintaanNilai, biaya dan kepuasan

Pertukaran dan transaksi Produk, barang dan jasa

Pasar

Pemasar dan calon pemasar Hubungan dan jaringan kerja

Gambar 3.5

Tabel konsep inti pemasaran

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pelanggan dan didukung oleh usaha pemasaran secara terpadu yang ditujukan untuk membangkitkan kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk

(26)

memenuhi tujuan – tujuan organisasi. Hal ini berbeda dengan konsep falsafah bisnis yang terdahulu yaitu berorientasi pada produk dan penjualan, dimana kebutuhan konsumen belum begitu diperhatikan. Berikut penjelasan singkat mengenai masing – masing konsep inti :

• Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Pemasar harus berupaya untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan menggambarkan tuntutan dasar manusia daimana kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan kepada sasaran – sasaran spesifik yang didukung kemampuan untuk membayar.

• Produk atau Tawaran

Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Jenis utama tawaran dasar adalah barang, jasa, penglaman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan gagasan.

• Nilai, Biaya dan Kepuasan

Produk atau tawaran akan berhasil bila memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sassaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang diangap memberikan nilai yang paling banyak. Nilai didefinisikan sebagai rasio antara apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan . Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengeluarkan biaya manfaat mencakup manfaat manfaat fungsional dan emosional. Biaya mencakup biaya moneter, biaya waktu, energi dan waktu.

(27)

Pertukaran adalah cara yang dapat dipakai sesorang untuk mendapatkan sebuah produk. Perukaran, yang merupakan konsep inti pemasaran mencakup perolehan produk yang dinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Agar muncul potensi pertukaran, 5 persyaratan harus dapat dipenuhi :

¾ Sekurang – kurangnya ada 2 pihak

¾ Masing – masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain

¾ Masing – masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan

sesuatu

¾ Masing – masing bebas untuk menerima atau menolak tawaran

pertukaran

¾ Masing – masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal yang tepat dan dinginkan

• Hubungan dan jaringan kerja

Pemasaran transaksi adalah bagian dari sesuatu gagasan yang lebih besar yang disebut pemassaran hubungan (relationship marketing). Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak – pihak yang memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok, distirbutor) dalm rangka mendapatkan serta mempertahankan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka . Hasil terakhir dari pemasaran hubungan adlah terbentuknya aset perusahaan yang unik yang disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan

(28)

pemercaya (stakeholder), pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor, pengecer, agen periklanan) yang dengannya perushaan membangun hubungan bisnis timbal balik yang saling menguntunkan.

• Pasar

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan 3 jenis saluran pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi ini meliputi media cetak, media elektronik, dan internet. Saluran dialog seperti e-mail, dan nomor – nomor bebas pulsa. Saluran monolg seperti iklan. Saat ini pemasar semakin banyak menambah saluran dialog dan menguarangi saluran monolog.

• Pemasar dan Calon Pemasar

Seorang pemasar adalah seorang yang mencari tanggapaan (perhatian, pembelian, pemberian suara dan sumbangan) dari pihak lain. Jika kedua pihak itu saling berusaha untuk menjual sesuatu kepada orang lain maka disebut pemasar atau marketers.

3.10 Konsep Strategi Pemsaran

Strategi peamsaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen pada suatu organisasi. Menurut Coney sebagaimana dikutip oleh Tjiptono, F. dalam bukunya strategi pemasaran (1999) strategi pemasaran terdiri dari 5 elemen yang saling berkaitan dimana kelima elemen tersebut adalah :

(29)

• Pemilihan Pasar

Memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan kepada faktor – faktor yaitu:

a. Pesepsi tehadap fungsi produk dan mengelompokan teknologi yang dapat

diproteksikan dan didominasi .

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan(fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman komulatif yang didasarkan pada Trial and error didalam

menganggapi peluang dan tantangan

d. Kemampuan khusus yang berasla dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yag terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentsi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang p;aling memungkinkan untuk dilayani perusahaan.

• Perencanaan Produk

Meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan ini produk, dan desiain penawaran indvidual pada masing – masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau asuransi, jasa reparasi dan bantuan teknis yang disediakan penjual serta hubungan pesonal yang mungkin terbentuk antara pembeli dan penjual.

• Penetapan harga

Menetukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari poduk kepada pelanggan.

(30)

• Sistem distribusi

Perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingg mencapai konsumen akhir yang membali dan menggunakannya.

• Komunikasi pemasaran (Promosi)

Meliputi periklanan, pesonal selling, promosi penjualan, pemasarn langsung, dan public relation.

Dalam merumuskan strategi pemasarn berdasarkan Tjiptono, F. (2001) dibutuhkan pendekatan – pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi suatu perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor – faktor berikut :

a. Faktor lingkungan

Analisis terhadap faktor lingkunag seperti pertumbuhan populasi dan pemerintahan sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis peusahan. Selain itu faktor – faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan.

b. Faktor pasar

Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor – faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang – peluang yang belum terpenuhi.

(31)

c. Persaingan

Dalam kaitannya dengan persingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posis produk/pasar pesaing tesebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.

d. Analisa Kemampuan Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor – faktor seperti, teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelangan yang dimiliki.

e. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survai.

f. Analisis ekonomi

Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat mempekirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisi ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmenyang diperlukan, analisis BEP (Break Even Point ), penilaian risiko/laba dan analisis faktor ekonomi pesaing.

(32)

Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan - Lini produk - Basis pelanggan - Teknologi

- Sumber daya finansial - Sourcing sistem

Analisis Pasar - Skema segmentasi - Makna produk - Perilaku pembelian

* Unit pengambilan keputusan * Tempat pembelian

* Kebutuhan akan informasi * Kebutuhan akan jaminan * Kebutuhan akan pelayanan - Ukuran pasar

- Kecenderungan pasar * Tingkat pertumbuhan * Teknikal

- Pertimbangan aspek hukum - Posisi pasar pesaing - Faktor perdagangan

* Analisa biaya/ marjin penjualan kembali (reseller)

Analisis Ekonomi

- Level komitmen yang diperlukan - Tingkat BEP

Pengaruhnya terhadap laba - Penilaian resiko/laba * Kemungkinan kanibalisasi * Kemungkinan kehilangan pelanggan * Faktor kontingensi * Laba potensial a. Profitabilitas b. Pangsa pasar c. Peluang pasar baru - Analisis faktor ekonomi pesaing Formulasi Strategi - Pemilihan pasar - Produk - Harga - Saluran distribusi - Periklanan - Promosi - Personal Selling - Faktor lain * Pelayanan produk * Bantuan teknis * Pendanaan

Sasaran dan Tujan - Laba

- Pangsa pasar - Dan lain-lain

Gambar 3.6

Model perumusan strategi pemasaran

3.11 Unsur – Unsur Utama Pemasaran

Menurut Rangkuti, F. dalam bukunya Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (2004), unsur – unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 unsur utama, yaitu:

1. Unsur Strategi persaingan

(33)

a. Segmentsai pasar

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dri membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing – masing segmen konsumen ini memilik karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.

b. Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

c. Positioning

Positioning adalah penetapn posis pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing yang ada di pasar ke dalam konsumen.

2. Unsur Taktik Pemasaran

Terdapat 2 unsur taktik pemasaran yaitu :

a. Difrensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan difrensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.

3. Unsur Nilai Pemasaran

(34)

a. Merek atau brand

Merek atau brand yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada perusahaan

b. Pelayanan atau service

Pelayanan atau service adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu ditingkatkan terus menerus.

c. Proses

Proses yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memilikirasa tamggumg jawab dalam proses memuaskan konsumen baik secara langdung maupun tidak langsung .

3.12 Proses Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler, P. dan A.B dalam bukunya Manajemen Pemasaran di Indonesia (2000) proses pemasaran terdiri dari analisis pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

(35)

Menganalisis Pemasaran

Meneliti dan Memilih Pasar Sasaran

Mengorganisir, Melaksanakan dan Mengawasi Usaha Pemasaran

Merancang Strategi Pemasaran

Merencanakan Program Pemasaran

Gambar 3.7

proses manajemen pemasaran

¾ Menganalisis Peluang Pasar

Hal yang pertama kali dilakukan dalam menganalisis peluang pasar adalah dengan menganalisis peluang jangka panjang dalam pasar untuk memperbaiki kinerja. Untuk mengevaluasi peluang pasar, dibutuhkan sistem informasi pemasaran yang handal. Penelitian pemasaran adalah alat pemasaran yang penting, karena perusahaan hanya dapat melayani pasar

(36)

pelanggannya dengan baik dengan meneliti kebutuhan dan keinginan mereka. Perusahaan juga harus memperhatikan pesaingnya. Perusahaan harus mengantisipasi tindakan pesaingnya dan tahu cara menanggapinya dengan cepat dan tepat.

¾ Meneliti dan Memilih Pasar Sasaran

Pada tahap ini pemasar haurs memahami teknik utama potens pasar dan memperkirakan di masa yang akan datang. Setiap teknik memiliki kelebihan dan keterbatasan yang harus di pahami oleh pemasar untuk menghindarkan kesalahan pengunaan.

¾ Merancang Strategi Pemasaran

Dalam hal ini perusahan dapat membuat peta penentuan posisi produk untuk menunjukkan posisi pesaing yang bergerak di pasar yang sama. Setelah penentuan posisi produk di dapat, maka langkah selanjutnya adalah pemilihan strategi yang tergantung dari perusahaan, apakah perusahaan menjadi pimpinan pasar, penantang, pengikut atau penceruk. Dan pada akhirnya, strategi harus mempertimbangkan peluang dan tantangan global yang terus berubah.

¾ Merencanakan Program Pemasaran

Strategi pemasaran harus harus dijabarkan program pemasaran. Hal ini dilakukan dengan menentukan pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran. Perusahaan harus menentukan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Perusahaan biasanya menetapkan anggaran pemasarannya pada presentase yang umum dari sasaran penjualannya.

(37)

¾ Mengorganisir, Melaksanakan dan Mengawasi Usaha Pemasaran

Langkah terakhir dalam proses pemasaran adalah mengorganisir sumber daya pemasaran dan melakukan serta mengawasi rencana pemasaran. Perusahaan harus membuat orgainsasi pemasaran yang sanggup melaksanakan rencana pemasaran. Dalam perusahaan kecil, satu orang mungkin saja melakukan semua tugas pemasaran yaitu : penelitian pemasaran, penjualan, iklan, pelayanan pelanggan dan seterusnya. Akan tetapi dalam perusahaan besar, akan ada beberapa spesialis pemasaran, seperti wiraniaga, manajer penjualan, peneliti pemasaran, staf iklan, dan staf pelayanan pelanggan.

3.13 Analisis SWOT

Analisis SWOT menurt Rangkuti, F. dalam bukunya Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis (2004,) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats). Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor intenal dan eksternal. Kedua faktor itu harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

Secara lebih mendalam, John, A. P. dan Robinson, R. B.(1997) menguraikan analisis SWOT sebagai berikut :

• Strength (kekuatan) adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan – keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar atau ingin dilayani

(38)

oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi peusahaan dipasar.

• Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapablitas yang serius menghambat kinerja efektif perusahaan.

• Opportunity (peluang) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan.

• Threat (ancaman) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

(39)

Gambar 3.8

Gambar

Gambar 3.2   Pola Data Musiman

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dikarenakan Pelawan tetap beritikad tidak baik untuk melaksanakan kewajiban membayar hutangnya kepada Terlawan II meskipun telah dilakukan teguran dan/atau penagihan

Tulisan ini bertujuan mengkaji struktur ketenagakerjaan di pedesaan yang dirinci atas aspek tenaga kerja, angkatan kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Metode

dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus pembimbing terimaksaih atas bimbingan, pengarahan dan kesabarannya sehingga penulisan skripsi

Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura

Formulir Pernyataan Menjual Saham tersebut bisa didapatkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) yaitu PT Datindo Entrycom selama Periode Pernyataan Kehendak Untuk Menjual (22 Januari

NAMA PERUSAHAAN Jumlah Dividen Delta Ket.. Jumlah Dividen Delta

Apabila jumlah petak yang ada saat penelitian dibandingkan dengan jumlah petak dari hasil analisis daya dukung waduk berdasarkan total fosfor, maka tingkat

Seluruh data dari hasil pengamatan yang dikaitkan dengan Cobit khususnya pada 4 proses DS, maka usulan perbaikan TI dapat diberikan sesuai model standar Cobit.. Hasil