• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 1. Psychology: An Introduction karya Benjamin B. Lahey. 1. Making Comics karya Scott McCloud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA. 1. Psychology: An Introduction karya Benjamin B. Lahey. 1. Making Comics karya Scott McCloud"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3

DATA DAN ANALISA

2.1 Literatur Buku 2.1.1 Buku Teori

1. “Psychology: An Introduction” karya Benjamin B. Lahey 2.1.2 Buku Visual

1. “Making Comics” karya Scott McCloud

2. “Animator Survival Kit” karya Richard Williams

3. “Timing for Animation” karya Harold Whitaker dan John Hallas

2.2 Artikel Internet 1. http://psychology.about.com/library/bl_psychosocial_summary.htm 2. http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/DarkerAndEdgier 3. http://tvguidelines.org/ratings.htm 4. http://www.esrb.org/ratings/ratings_guide.jsp 5. http://www.negarahukum.com/hukum/psikologi-kriminal.html 6. http://www.apa.org/monitor/2009/06/revenge.aspx

(2)

2.3 TV Parental Guidelines

Adalah sebuah batasan yang dibuat untuk mempermudah penonton untuk mengenali konten dan isi program TV tanpa perlu melihat atau menonton program TV tersebut.

Berikut adalah daftar dan penjelasan tentang Parental Guidelines, yaitu: 1. All Children, program ini dipertunjukan bagi semua anak-anak. 2. Older Children, program ini dipertunjukan bagi anak diatas 7 tahun,

anak-anak yang dapat membedakan kenyataan dan bukan.

3. Older Children – Fantasy Violence, program ini dipertunjukan bagi anak diatas 7 tahun, program TV dengan rating ini akan memiliki sedikit kekerasan namun masih dalam batas wajar.

4. General Audience, program ini dipertunjukan bagi semua orang, sedikit atau tidak sama sekali adegan kekerasan, tidak mengandung adegan seksual dan bahasa yang kasar.

5. Parental Guidance Suggested, program ini memiliki beberapa konten yang tidak sesuai untuk pemirsa muda, diantara bahasa yang kasar, adegan seksual dan kekerasan..

6. Parents Strongly Cautioned, program ini dipertunjukan bagi

penonton diatas 14 tahun keatas, kehadiran orang tua saat menonton sangat disarankan. Program ini mengandung bahasa yang sedikit kasar, adegan seksual dan kekerasan yang intense.

7. Mature Audience Only, program ini dipertunjukan bagi dan hanya orang dewasa, mengandung bahasa yang sangat kasar, adegan seksual dan kekerasan yang eksplisit.

(3)

2.4 Mature Content

Adalah konten atau isian-isian pada sebuah media; bisa berupa media tertulis, audio, visual ataupun audio visual, yang dipertunjukan pada konsumen dewasa. Konten tersebut bisa berupa adegan atau situasi seksual, darah dan kekerasan dan bahasa-bahasa kasar. Selain itu bisa juga berisi hal-hal yang bersifat kontroversial dan ofensif; agama dan kepercayaan, pandangan dan pemahaman politik, suku dan etnik dan hal-hal sejenis yang bersifat sensitif.

Dalam dunia perfilman(juga dalam percetakan) ada sebuah istilah Darker and Edgier, yang dipakai untuk menggambarkan sebuah karya fiksi yang lebih dewasa dibanding biasanya dengan menambahkan konten-konten seperti seksual, kekerasan, pola pikir yang lebih rumit, bahasa yang lebih kasar dan isu-isu yang sensitif. Konsep cerita dan pesan yang disampaikan akan begitu ‘gelap’ bertujuan untuk membuat pembaca merasakan apatis dah sinis. Konsep ini menjadi populer pada buku komik, sebagai bentuk perlawanan pada zaman Perak(1960~1985) yang menunjukan bahwa ‘komik bukan hanya untuk anak-anak’.

Sekedar catatan Darker and Edgier berbeda dengan dekonstruksi, dimana dekonstruksi dilakukan untuk memberikan kritik pada suatu genre sedangkan Darker and Edgier hanya menambahkan elemen-elemen ‘gelap’ kepada suatu karya. Namun, acap kali dekonstruksi sering menjadikan suatu karya menjadi lebih gelap dan menghasilkan hasil yang sama.

(4)

2.5 Animasi

Adalah sebuah teknik untuk menampilkan sebuah ilusi pergerakan dengan cara menampilkan frame demi frame secara cepat dan berurutan. Animasi dapat dibuat dengan menggunakan gambar tangan, gambar yang dibuat oleh computer ataupun objek nyata maupun semua gabungan diatas. Posisi objek dalam tiap-tiap frame akan bergeser sedikit demi sedikit namun tetap memiliki kesinambungan, sehingga akan menghasilkan sebuah ilusi pergerakan yang halus. Biasanya animasi dipresentasikan melalui media film ataupun program video.

2.6 Psikologi Kriminal

Disebut juga sebagai kriminologi, adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang sifat, jangkauan dan pengendalian tentang tindakan kriminal pada individu atau pada lingkup sosial. Ruang lingkup dari kriminologi meliputi tentang kejadian kejahatan, bentuk, penyebab dan juga konsekuensi dari kejahatan serta peraturan dan reaksi masyarakat dan pemerintah.

Isu-isu yang berkaitan dengan kajian aplikasi psikologi dalam bidang hukum berkenaan dengan persepsi keadilan; bagaimana sesuatu putusan dikatakan adil, kenapa orang berbuat kejahatan dan bagaimana mengubah perilaku orang untuk tidak berbuat kejahatan. Aplikasi secara detail dalam bidang ini antara lain: forensik, kriminalitas, pengadilan (hakim, jaksa, terdakwa, saksi, dll), pemenjaraan, dan yang berkaitan dengan penegakan hukum seperti kepolisian, dan lain-lain.

(5)

Berikut adalah beberapa bentuk tindak kenjahatan: 1. Kriminal Biasa

2. Kriminal Konvensional 3. Kriminal Profesional 4. Kriminal dengan Kekerasan 5. Kriminal ‘Public Order’ 6. Kriminal Politik

7. Kriminal Occupasional 8. Kriminal Bisnis

9. Kriminal Terorganisir

2.7 Balas Dendam

Balas dendam adalah sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan kepada seseorang atau suatu kelompok sebagai respons dari rasa duka atau kehilangan. Balas dendam dikarakterkan sebagai bentuk lain dari keadilan yang bersifat altruistis mengesampingkan moral sosial dan juga hukum yang berlaku. Dalam komunitas yang memiliki hukum yang lemah, balas dendam bisa menjadi alasan untuk berlaku tertib.

Psikolog sosial Ian McKee dari Universitas Adelaide, Australia, mempelajari apa yang membuat manusia mencari pembalasan dendam. Dalam studinya ia melakukan survei pada 150 orang mahasiswa tentang opini mereka tentang balas dendam. Dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter para pembalas dendam adalah sulit memaafkan, kurang bijak dan kurang menjunjung nilai-nilai dalam masyarakat.

(6)

Dalam jurnalnya dia mengkaitkan kecenderungan balas dendam dengan sikap sosial RWA(Right Wing Authoritarianism) dan SDT(Social Dominance Theory), orang yang memiliki dendam cenderung adalah orang-orang yang termotivasi oleh kekuatan dan juga otoritas.

Menurut Kevin Carlsmith, seorang pakar psikologi sosial dari Universitas Colgate, alasan mengapa dendam memicu kita untuk melakukan balas dendam berasal dari diri kita sendiri, dari perenungan kita. Kita acap kali memikirkan dendam tersebut berulang kali, membuat dendam itu melekat dalam pola pikir kita. Ketika kita melakukan pembalasan dendam, rasa itu tidak menghilang justru malah membuat kita semakin memikirkan dendam kita berulang kali dan menciptakan penyesalan.

2.8 Wawancara 2.8.1 Narasumber

Ihsan Gumilar adalah seorang psikolog yang saat ini masih aktif sebagai pengajar di kampus Bina Nusantara.

2.8.2 Hasil Wawancara

Q1: Apakah pernah ditemui kasus dimana seorang anak dibawah umur melakukan tindak kriminal pembunuhan?

(7)

Q2: Bila seorang anak dibawah umur melakukan tindak kriminal pembunuhan, apa saja yang menjadi motifnya?

A2: Dalam aspek psikologis masalah ini sangat kompleks, faktor psikologis anak yang semakin sering terpapar okleh kekerasan yang diekspos oleh media, emosi, pengaruh ekonomi dan lingkungan, tidak adanya orang yang bisa menjadi guide sang anak(Significant Others).

Q3: Mengenai hukuman tindak pidana, bagaimanakah bentuk hukuman yang diberikan pada anak dibawah umur?

A3: Ada dan sang anak mendapatkan pembinaan selama masa tahanan.

Q4: Bagaimanakah respon masyarakat terhadap seorang anak dibawah umur yang melakukan tindak pidana pembunuhan?

A4: Orang-orang sudah muak dengan kriminalitas, miris melihat dan geram dalam salah satu sisi. Ada keterkaitan antara penerimaan masyarakat dengan perilaku pelaku.

Q5: Secara psikologis, apakah ada perubahan pada sang anak setelah ia melakukan pembunuhan?

A5: Ya akan ada dampak setelah melakukan suatu tindakan. Akan ada penyesalan atau tidak tergantung dari setiap individu. Overwhelm by emotion, dihantui oleh rasa bersalah dan melakukan tindakan ekstrim.

(8)

Q6: Bagaimanakah tanggapan Anda sebagai seorang psikolog mengenai kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur?

A6: Kurangnya self-control, integrasi dengan masyarakat. Violence will produce more violence.

Q7: Bagaimanakah tanggapan masyarakat mengenai kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur?

A7: Tidak suka, sensitive dengan tindak kriminal, dampak hukum perlu disadari mengapa, masih menggangap kriminalitas sebagai tindakan yang tidak adil.

2.8.3 Analisis

Dari wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa anak dibawah umurpun dapat melakukan tindakan pidana, misal pembunuhan. Tindakan anak-anak dibawah umur yang melenceng dari kodrat hukum disebut sebagai Juvenile Deliquency.

Banyak yang menjadi faktor yang menyebabkan anak dibawah umur melakukan pembunuhan, seperti seringnya terekspos pada kekerasan, keadaan rumah tangga dan lingkungan, dorongan emosi maupun himpitan ekonomi. Dalam beberapa kasus terjadi situasi dimana sang pelaku mengalami kondisi kehilangan self-control, dimana sang pelaku dikuasai oleh emosi dan tidak berpikir panjang, melakukan tindakan kriminal.

(9)

Dampak psikologis pada anak setelah melakukan sebuah tindakan kekerasan beragam, beberapa tidak mengalami perubahan namun beberapa memiliki dampak bekerpanjangan. Beberapa dihantui oleh penyesalan, mengalami halusinasi, berkurangnya kewarasan dan bahkan bunuh diri.

Para pelaku yang telah menjalani masa hukuman sering kali tidak diterima oleh masyarakat, dijauhi dan dikucilkan. Membuat pelaku yang membutuhkan perhatian menjadi lebih terdorong melakukan perbuatan buruk lagi.

2.9 Data Pembanding

Berikut adalah beberapa contoh animasi yang ditargetkan untuk orang dewasa, yaitu:

(10)

2. Ghost in the Shell 2: Innocence, 2004, Mamoru Ishii

3. Persepolis, 2007, Marjane Satrapi,Vincent Paronnaud

4. Waltz with Bashir, 2008, Ari Folman

Dari beberapa contoh diatas dapat disimpulkan bahwa animasi yang diperuntukan bagi orang dewasa memiliki gaya dan visual style yang berbeda,

(11)

namun memiliki persamaan yaitu warna yang dominan dull atau penggunaan warna hitam yang banyak.

Untuk tema yang diangkat dapat berangkat dari hal-hal yang ringan sampai kepada hal-hal yang sensitif dan ofensif, seperti isu politik, diskriminasi, sexist atau bahkan isu agama. Juga ditambahkan beberapa isi yang diperuntukan bagi orang dewasa; hal-hal yang berbau seksual, darah dan kekerasan.

Animasi yang diperuntukan bagi orang dewasa memang sudah banyak namun masih jarang ditemui yang merupakan hasil karya anak bangsa.

2.10 Target Audiens 2.10.1 Target Primer

1. Demografi : Laki-laki/perempuan, 23 tahun keatas, berlatar belakang pendidikan minimal SMA atau setingkat dengan status ekonomi B sampai dengan A

2. Psikografi : Open-minded, menyukai film suspense, tertarik pada dan menyukai film animasi serta terbuka pada hal-hal baru

3. Geografi : Tinggal dikota-kota besar dan sekitarnya

2.10.2 Target Sekunder

1. Demografi : Laki-laki/perempuan, 23 tahun keatas , berlatar belakang pendidikan minimal SMP atau setingkat, dengan status ekonomi B sampai dengan A

(12)

2. Psikografi : Open-minded, tertarik pada dan menyukai film animasi serta terbuka pada hal-hal baru

3. Geografi : Tinggal dikota-kota besar dan sekitarnya

2.11 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat 2.11.1 Faktor Pendukung

1. Masih sedikitnya film animasi buatan anak bangsa yang ditunjukan pada orang dewasa

2.11.2 Faktor Penghambat

1. Tema yang memperlihatkan kekerasan, tidak cocok untuk diperlihatkan pada penonton yang lebih muda

3. Banyak tontonan lain yang mungkin lebih menarik untuk sebagian orang

2.12 Identifikasi Masalah

1. Masih sedikitnya tanyangan animasi buatan anak bangsa yang ditunjukan bagi orang dewasa.

2. Masih kurangnya minat penonton pada animasi buatan anak bangsa.

2.13 Rumusan Masalah

Bagaimana untuk membuat sebuah animasi film pendek yang dipertunjukan bagi orang dewasa, dengan mengangkat tema dan elemen-elemen yang lebih dewasa.

(13)

2.14 Tujuan Desain

1. Menciptakan sebuah film animasi yang dipertunjukan untuk orang dewasa. 2. Membuat sebuah karya animasi yang dapat mengangkat citra animasi

Referensi

Dokumen terkait

dari target awal 52.61 km tidak terjadi perubahan pada target revisi. 5) Rehabilitasi Mayor : Persentase capaian pada kegiatan rehabilitasi mayor sebesar 100% dari target awal 72.17

Menghasilkan karya penelitian melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang pendidikan dan non kependikakan untuk mewujudkan masyarakat yang

Ricikan yang digunakan dalam karya komposisi karawitan ini adalah bonang panembung pelog, bonang barung pelog, bonang barung slendro dan menggunakan enam pencon

Tarif Sewa Jaringan TELKOM adalah tarif untuk layanan Sewa Jaringan Point to Point, tidak termasuk jaringan akses pelanggan, yang berlaku secara regional.. Dalam hal

Model pengetahuan management yang ideal atau sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu sistem yang dapat mendukung terca- painya suatu pelayanan yang prima kepada

Evaluasi adalah bagian dan proses pembelajaran yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melakukan evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan

Kendala dimaksud adalah masih rendahnya tingkat efisiensi reproduksi yang ditandai dengan panjangnya jarak beranak akibat dari beberapa hal diantaranya adalah masih tingginya

Analisis data yang digunakan pada penelitian isolasi jamur endofit ini yaitu analisa secara deskriptis, yang dapat memberikan gambaran maupun uraian mengenani penelitian