• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJASAMA DI BIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA PENGESAHAN PERPRES NO. 1 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERJASAMA DI BIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA PENGESAHAN PERPRES NO. 1 TAHUN"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KERJASAMA DI BIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA – PENGESAHAN

PERPRES NO. 1 TAHUN 2010 2010

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA DIBIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA UNTUK MAKSUD DAMAI (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE RUSSIAN FEDERATION ON COOPERATION IN THE FIELD OF THE EXPLORATIONAND USE OF OUTER SPACE FOR PEACEFUL PURPOSES)

ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani persetujuan dengan pemerintah Rusia mengenai kerjasama di bidang eksplorasi dan pemanfaatan antariksa untuk maksud damai.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU No. 24 Tahun 2000, UU No. 16 Tahun 2002, Keppres No. 20 Tahun 1996, Keppres No. 5 tahun 1997, Keppres No.4 Tahun 1999.

Peraturan Presiden ini mengatur tentang :

Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama dibidang eksplorasi dan pemanfaatan antariksa untuk maksud damai STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(2)

PERDAGANGAN BARANG ASEAN- PENGESAHAN PERSETUJUAN PERPRES NO. 2 TAHUN 2010

2010

PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (PERSETUJUAN PERDAGANGAN BARANG ASEAN) ABSTRAK : Bahwa di Cha-am, Thailand, pada tanggal 26 Februari 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani ASEAN Trade in Goods Agreement (Persetujuan Perdagangan Barang ASEAN), sebagai hasil keputusan Para Kepala Pemerintah atau Kepala Negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14 yang diselenggarakan pada tanggal 26 sampai dengan 27 Februari 2009. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peraturan Presiden.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 20 Tahun 2000; Keppres Nomor 85 Tahun 1995. Peraturan Presiden ini mengatur tentang :

Pengesahan ASEAN Trade in Goods Agreement (Persetujuan Perdagangan Barang ASEAN).

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Januari 2010

(3)

KERJASAMA DI BIDANG PEMBERANTASAN TERORISME – PENGESAHAN

PERPRES NO. 3 TAHUN 2010 2010

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG PEMBERANTASAN TERORISME (MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE RUSSIAN FEDERATION ON COOPERATION IN COMBATING TERRORISM)

ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian dengan pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama di bidang pemberantasan terorisme.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU No. 24 Tahun 2000.

Peraturan Presiden ini mengatur tentang :

Pengesahan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama dibidang pemberantasan terorisme. STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(4)

Penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan ,batubara,dan gas

Perpers no.4 tahun 2010 2010

Penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan,batubara,dan gas

ABSTRAK : - Untuk mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke non bahan bakar minyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik,maka di perlukan upaya untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang mengunakan enrgi yang terbarukan,batubara,dan gas

- Dasar Hukum:pasal 4 ayat(1)undang-undang dasar negara tahun 1945,uu no.17 th 2003,uu no.19 th 2003,uu no.30 th 2007,uu no.30 th 2009,pp no.10 th 1989

- Undang-undang ini mengatur tentang:peraturan presiden tentang penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan ,batubara,dan gas

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. - Ditetapkan pada tanggal 8 januari 2010

(5)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2011-2014 – PENETAPAN

PERPRES NO. 5 TAHUN 2010 2010

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2010 - 2014

ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD Tahun 1945, UU No. 17 Tahun 2003, dan UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2007

Peraturan Presiden ini mengatur tentang :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2011-2014.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Januari 2010.

(6)

TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PLT ‐ PERUBAHAN  PERPRES NO. 6 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  PERUBAHAN  ATAS  PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR  72  TAHUN  2006  TENTANG  TIM  KOORDINASI  PERCEPATAN  PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK 

   

ABSTRAK       :     Bahwa  berhubung  pelaksanaan  program  percepatan  pembangunan  pembangkit  tenaga  listrik  dijadwalkan  selesai  pada  tanggal  31  Desember  2014  dan  dilakukan  program  percepatan  lanjutan,  maka  dipandang  perlu  memperpanjang  masa  kerja  Tim  Koordinasi  Percepatan  Pembangunan  Pembangkit  Tenaga  Listrik.  Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  dipandang  perlu  melakukan  perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2006  tentang  Tim  Koordinasi  Percepatan  Pembangunan  Pembangkit Tenaga Listrik. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU  Nomor  30  Tahun 2009; PP Nomor 10 Tahun 1989; Perpres Nomor 72  Tahun 2006. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2006  tentang  Tim  Koordinasi  Percepatan  Pembangunan  Pembangkit  Tenaga Listrik,    dengan  sistimatika  sebagai  berikut : 

    1. Ketentuan Pasal 5 diubah.   

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010. 

       

JARINGAN JALAN ASIA ‐ PENGESAHAN  PERPRES NO.  7 TAHUN 2010 

(7)

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN INTERGOVERNMENTAL AGREEMENT ON THE ASIAN HIGHWAY NETWORK (PERSETUJUAN ANTAR NEGARA TENTANG JARINGAN JALAN ASIA) 

   

ABSTRAK       :     Bahwa di Shanghai, pada tanggal 26 April 2004 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Intergovernmental Agreement on the Asian Highway Network (Persetujuan antar Negara tentang Jaringan Jalan Asia), sebagai hasil dari Sidang United Nations Economic and Social Commission for Asian and the Pacific (UNESCAP)

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945,  dan UU No.24 Tahun 2000 

     

     Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:

Pengesahan Persetujuan antar Negara tentang Jaringan Jalan Asia

 

Status      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan       Ditetapkan pada tanggal  22 Januari 2010 

     

KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA – PENGESAHAN  PERPRES NO.  8  TAHUN 2010 

(8)

   

PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR  8  TAHUN  2010  TENTANG  PENGESAHAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE FIFTH PACKAGE OFCOMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA)

 

   

ABSTRAK       :     Bahwa Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Protocol to Implement theFifth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Paket Komitmen Kelima dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa), sebagai hasil perundingan antara para wakil delegasi Negara-negara Anggota ASEAN.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD Tahun  1945, UU No. 24 Tahun 2000 dan Keppres No. 88 Tahun  1995. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan penandatanganan Protocol to Implement theFifth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Paket Komitmen Kelima dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa) .

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010. 

       

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN – PENETAPAN  PERPRES NO.  9  TAHUN 2010 

(9)

   

PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR  9  TAHUN  2010  TENTANG  TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN

 

   

ABSTRAK       :     Bahwa Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional Bidan dipandang perlu untuk diberikan tunjangan jabatan fungsional yang diatur dalam Peraturan Presiden.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1), UU No. 8 Tahun 1974, PP  No. 7 Tahun 1977, PP No. 16 Tahun 1994, PP No. 9 Tahun  2003 dan Keppres No. 87 Tahun 1999. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Penetapan Pemberian Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan  

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 25 Januari 2010. 

       

SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA – PENETAPAN  PERPRES NO.  10  TAHUN 2010 

2010 

(10)

PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR  10  TAHUN  2010  TENTANG  SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA

 

   

ABSTRAK       :     Bahwa dipandang perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia sebagai pelaksanaan UU No. 34 tahun 2004 . 

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002, UU  No. 25 tahun 2004, dan UU No. 34 Tahun 2004,  

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Ketentuan Umum

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 3. Hierarki dan Rantai Komando Organisasi 4. Susunan Organisasi 5. Tata Kerja 6. Pembiayaan 7. Ketentuan Lain-lain 8. Ketentuan Peralihan 9. Ketentuan Penutup  

STATUS      :    Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keppres No. 63  Tahun 1983 

    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010. 

       

KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR  NEGERI ‐ PENETAPAN 

PERPRES NO. 11 TAHUN 2010  2010 

(11)

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  KERJA  SAMA  PEMERINTAH  ACEH  DENGAN  LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (4)  Undang‐Undang  Nomor  11  Tahun  2006  tentang  Pemerintahan Aceh, perlu menetapkan Peraturan Presiden  tentang Kerja Sama Pemerintah Aceh  Dengan Lembaga  Atau Badan Di Luar Negeri. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU  Nomor  37  Tahun 1999; UU Nomor 24 Tahun 2000; UU Nomor 32  Tahun 2004; UU Nomor 11 Tahun 2006. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Kerja Sama Pemerintah Aceh Dengan Lembaga Atau Badan  Di Luar Negeri, dengan sistimatika sebagai berikut : 

    1. Ketentuan Umum;       2. Prinsip Kerja Sama;      3. Tata Cara Kerja Sama;      4. Pendanaan Kerja Sama; 

    5. Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaporan;      6. Penyelesaian Perselisihan; 

    7. Ketentuan Peralihan;      8. Ketentuan Penutup. 

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010. 

       

SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA – PENETAPAN  PERPRES NO.  12  TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

 

(12)

ABSTRAK       :     Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, maka perlu mengatur kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan Nasional Pengelola Perbatasan dalam Peraturan Presiden..

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1), dan 25 A UUD 1945, UU  No. 32 tahun 2004, UU No. 26 Tahun 2007, UU No. 27  Tahun 2007, dan UU No. 43 Tahun 2008. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Ketentuan Umum

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 3. Organisasi

4. Kepangkatan, Pengangkatan dan Pemberhentian 5. Tata Kerja

6. Pendanaan

7. Ketentuan Lain-lain 8. Ketentuan Penutup

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010. 

       

KERJASAMA  PEMERINTAH  DENGAN  BADAN  USAHA  DALAM  PENYEDIAAN  INFRASTRUKTUR ‐ PERUBAHAN 

PERPRES NO. 13 TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  PERUBAHAN  ATAS  PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN  USAHA DALAM 

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR 

(13)

ABSTRAK       :     Bahwa  dalam  rangka  mempercepat  pelaksanaan  penyediaan 

infrastruktur  yang  akan  dikerjasamakan  dengan  Badan  Usaha, 

perlu mengubah Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005  tentang  Kerjasama  Pemerintah  dengan  Badan  Usaha  Dalam Penyediaan Infrastruktur. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres Nomor 80  Tahun 2003; Perpres Nomor 67 Tahun 2005; . 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Kerjasama  Pemerintah  dengan  Badan  Usaha  Dalam  Penyediaan  Infrastruktur,  dengan  sistimatika  sebagai  berikut : 

    1. Ketentuan  Pasal  1  angka  8  diubah  dan  ditambah  1(satu) angka baru yakni angka 9;  

    2. Ketentuan Pasal 2 ditambah 2 (dua) ayat baru, yaitu  ayat (3), dan ayat (4); 

    3. Ketentuan Pasal 4 ayat (1) diubah;      4. Ketentuan Pasal 10 diubah;      5. Ketentuan Pasal 13 diubah;      6. Ketentuan Pasal 14 diubah      7. Judul BAB VI diubah; 

    8. Ketentuan Pasal 17 dihapus; 

    9. Di antara BAB VI dan BAB VII disisipkan 1 (satu) Bab,  yakni BAB VIA; 

    10.Ketentuan Pasal 20 diubah; 

    11.Ketentuan Pasal 23 ayat (1) diubah, dan ditambah 1  (satu) ayat baru, yaitu ayat (4); 

    12.Ketentuan Pasal 24 ayat (2) diubah dan disisipkan 2  (dua) ayat baru, yaitu ayat (1a) dan ayat (1b);      13.Lampiran diubah; 

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 

    Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini maka : 

a. Perjanjian  Kerjasama  yang  telah  ditandatangani  sebelum  berlakunya  Peraturan  Presiden  ini  tetap  berlaku; 

b. Proses pengadaan Badan Usaha yang sedang dilakukan  dan  belum  ditetapkan  pemenangnya,  maka  proses  pengadaan Badan Usaha selanjutnya dilakukan sesuai  dengan Peraturan Presiden ini; 

c. Proses pengadaan Badan Usaha yang telah dilakukan  dan  ditetapkan  pemenangnya,  namun  Perjanjian  Kerjasama  belum  ditandatangani,  maka  Perjanjian 

(14)

Kerjasama dibuat sesuai dengan Peraturan Presiden ini; d. Perjanjian  Kerjasama  yang  telah  ditandatangani, 

namun belum tercapai pemenuhan pembiayaan sesuai  jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Perjanjian  Kerjasama,  maka  ketentuan  kewajiban  pemenuhan  pembiayaan  dilaksanakan  sesuai  dengan  Peraturan  Presiden ini setelah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala  Daerah melakukan evaluasi terhadap Badan Usaha dan  Proyek Kerjasama tersebut berdasarkan kriteria yang  ditetapkan  oleh  Menteri/Kepala  Lembaga/  Kepala  Daerah;  

e. Perjanjian  Kerjasama  yang  telah  ditandatangani,  namun pengadaan tanah belum selesai dilaksanakan,  maka  proses  pengadaan  tanah  akan  disesuaikan  berdasarkan  Peraturan  Presiden  ini,  dan  Menteri/Kepala  Lembaga/Kepala  Daerah  dapat  melakukan  penyesuaian  atas  Perjanjian  Kerjasama  setelah melakukan evaluasi terhadap Badan Usaha dan  Proyek  Kerjasama  tersebut  dengan  kriteria  yang  ditetapkan  oleh  Menteri/Kepala  Lembaga/Kepala  Daerah. 

f. Pengalihan  saham  sebelum  Proyek  Kerjasama  beroperasi secara komersial yang telah dilaksanakan  sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini dinyatakan  sah dan tetap berlaku. 

    Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010. 

       

PERSETUJUAN DANA MONETER INTERNASIONAL – PENGESAHAN   PERPRES NO. 14 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  PENGESAHAN  PROPOSED  AMENDMENT  OF  THE  ARTICLES OF AGREEMENT OF THE INTERNATIONAL MONETARY FUND TO ENHANCE  VOICE  AND  PARTICIPATION  IN  THE  INTERNATIONAL  MONETARY  FUND  (USULAN  PERUBAHAN PASAL‐PASAL PERSETUJUAN DANA MONETER INTERNASIONAL UNTUK  MENINGKATKAN  SUARA  DAN  KEIKUTSERTAAN  DALAM  DANA  MONETER  INTERNASIONAL) DAN PROPOSED AMENDMENT OF THE ARTICLES OF AGREEMENT OF  THE INTERNATIONAL MONETARY FUND TO EXPAND THE INVESTMENT AUTHORITY OF  THE  INTERNATIONAL  MONETARY  FUND  (USULAN  PERUBAHAN  PASAL‐PASAL  PERSETUJUAN  DANA  MONETER  INTERNASIONAL  UNTUK  MEMPERLUAS  KEWENANGAN PENANAMAN MODAL DARI DANA MONETER INTERNASIONAL) 

   

ABSTRAK       :     Bahwadi Washington DC, Amerika Serikat, pada tanggal 13  Oktober  2008  Pemerintah  Republik  Indonesia  telah  menyetujui  Proposed  Amendment  of  the  Articles  of  Agreement of the International Monetary Fund to Enhance  Voice and Participation in the International Monetary Fund 

(15)

(Usulan  Perubahan  Pasal‐pasal Persetujuan Dana Moneter  Internasional untuk Meningkatkan Suara dan Keikutsertaan  dalam  Dana  Moneter  Internasional)  dan  Proposed  Amendment of the Articles of Agreement of the International  Monetary Fund to Expand the Investment Authority of the  International Monetary Fund (Usulan Perubahan Pasal‐pasal  Persetujuan Dana Moneter Internasional untuk Memperluas  Kewenangan  Penanaman  Modal  dari  Dana  Moneter  Internasional), sebagai hasil Sidang Tahunan Dewan Gubernur  Dana  Moneter  Internasional  sebagaimana  tertuang  dalam  Resolusi  Nomor  63‐2  dan  Nomor  63‐3  dalam  rangka  reformasi  tata  kelola  Dana  Moneter  Internasional.  Berdasarkan  pertimbangan  tersebut  perlu  mengesahkan  Usulan Perubahan tersebut dengan Peraturan Presiden. 

     

     Dasar  Hukum      Pasal 4  ayat  (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 9 Tahun  1966; UU Nomor 24 Tahun 2000; PP Nomor 1 Tahun 1967. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan  Proposed  Amendment  Of  The  Articles  Of  Agreement Of The International Monetary Fund To Enhance  Voice And Participation In The International Monetary Fund  (Usulan  Perubahan  Pasal‐Pasal Persetujuan Dana Moneter  Internasional Untuk Meningkatkan Suara Dan Keikutsertaan  Dalam  Dana  Moneter  Internasional)  Dan  Proposed  Amendment  Of  The  Articles  Of  Agreement  Of  The  International  Monetary  Fund  To  Expand  The  Investment  Authority  Of  The  International  Monetary  Fund  (Usulan  Perubahan  Pasal‐Pasal  Persetujuan  Dana  Moneter  Internasional Untuk  Memperluas  Kewenangan  Penanaman  Modal Dari Dana Moneter Internasional) 

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 8 Februari 2010 

(16)

PENGENTASAN KEMISKINAN – PELAKSANAAN  PERPRES NO.  15  TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  NOMOR  15  TAHUN  2010  TENTANG  PERCEPATAN PENGENTASAN KEMISKINAN

 

   

ABSTRAK       :     Bahwa kemiskinan merupakan masalah bangsa yang mendesak sehingga diperlukan adanya percepatan pengentasan kemiskinan yang memerlukan koordinasi secara terpadu dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan kebijakan

penanggulangan kemiskinan sehingga dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1), dan 28 ayat (1)dan Pasal  34 UUD 1945, UU No. 17 tahun 2003, UU No. 25 tahun  2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004, UU  No. 11 Tahun 2005, UU No. 12 Tahun 2005, UU No. 17  Tahun 2007, UU No. 11 Tahun 2009 dan UU No. 25 Tahun  2009. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Ketentuan Umum

2. Arah Kebijakan Penganggulangan Kemiskinan 3. Strategi dan Penanggulangan Percepatan Kemiskinan 4. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(17)

5. Hubungan Kerja & Tata Kerja 6. Pendanaan

7. Ketentuan Peralihan 8. Ketentuan Penutup

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 25 Februari 2010. 

       

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PIDATO RESMI ‐ PENETAPAN  PERPRES NO. 16  TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  PENGGUNAAN  BAHASA  INDONESIA  DALAM  PIDATO RESMI PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN SERTA PEJABAT NEGARA  LAINNYA 

   

ABSTRAK       :     Bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dalam pidato resmi  pejabat negara merupakan bagian dari sarana pemersatu,  identitas,  dan  wujud  eksistensi  bangsa  yang  menjadi  symbol kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana  dimaksud dalam UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia  Tahun  1945.  Bangsa  Indonesia  adalah  bagian  dari  komunitas  bangsa‐bangsa  sedunia,  oleh  karena  itu  penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa bangsa‐bangsa  lain merupakan bagian integral pergaulan antar bangsa.  Berdasarkan amanat Pasal 40 Jo. Pasal 28 UU Nomor 24  Tahun  2009  tentang  Bendera,  Bahasa,  dan  Lambang  Negara  Serta  Lagu  Kebangsaan,  penggunaan  Bahasa  Indonesia dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden,  dan Pejabat Negara lainnya yang disampaikan di dalam  atau di luar negeri perlu diatur dengan Peraturan Presiden.  Sehubungan  dengan  maksud  tersebut  maka  dipandang  perlu  untuk  menetapkan  Peraturan  Presiden  tentang  Penggunaan  Bahasa  Indonesia  Dalam  Pidato  Resmi  Presiden Dan/Atau Wakil Presiden Serta Pejabat Negara  Lainnya. 

(18)

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 36 Undang‐ Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU  Nomor 24 Tahun 2009. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Penggunaan  Bahasa  Indonesia  Dalam  Pidato  Resmi  Presiden Dan/Atau Wakil Presiden Serta Pejabat Negara  Lainnya, dengan sistimatika sebagai berikut : 

1. Pidato Resmi Pejabat Negara Di Luar Negeri;  2. Pidato Resmi Pejabat Negara Di Dalam Negeri;  3. Ketentuan Penutup. 

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2010. 

(19)

PERUBAHAN  KONSTITUSI  ORGANISASI  KETENAGAKERJAAN  INTERNASIONAL  –  PENGESAHAN 

PERPRES NO.  17  TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN INSTRUMENT FOR THE AMENDMENT OF THE CONSTITUTION OFTHE INTERNATIONAL LABOUR ORGANISATION, 1997 (INSTRUMEN PERUBAHAN KONSTITUSI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL, 1997)

 

   

ABSTRAK       :     bahwa pada Konferensi Ketenagakerjaan Internasional ke-85 di Jenewa, Swiss telah diterima Instrument for the Amendment of the Constitution of the

International Labour Organisation, 1997 (Instrumen Perubahan Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan Internasional, 1997) yang mengubah ketentuan Pasal 19 Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan

Internasional yang dengan perubahan tersebut

memungkinkan untuk mencabut Konvensi ILO yang sudah tidak sesuai

dengan arah dan tujuan organisasi dan sebagai anggota Organisasi Ketenagakerjaan Internasional telah ikut menerima Perubahan Konstitusi organisasi tersebut. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945,  serta UU No. 24 tahun 2000. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan  Instrumen  Perubahan  Konstitusi  Organisasi  Ketenagakerjaan Internasional 

 

(20)

    Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010. 

       

PENANAMAN MODAL – PENGESAHAN  PERPRES NO.  18  TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON INVESTMENT UNDER THE FRAMEWORK

AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION AMONG THE GOVERNMENTS OF THE MEMBER COUNTRIES OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF KOREA (PERSETUJUAN MENGENAI PENANAMAN MODAL BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH DIANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSABANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK KOREA)

   

ABSTRAK       :     Bahwa  Pemerintah  Indonesia  telah    menandatangani  AGREEMENT ON INVESTMENT UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION AMONG THE GOVERNMENTS OF THE MEMBER COUNTRIES OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF KOREA pada tanggal 2 Juni 2009 sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik Korea.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945,  serta UU No. 24 tahun 2000, UU No. 25 tahun 2007, dan  Perpres No. 11 Tahun 2007 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan  PERSETUJUAN MENGENAI PENANAMAN MODAL BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI

(21)

KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH DIANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSABANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK KOREA. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010.   

 

     

PROTOKOL  PERSETUJUAN  KERANGKA  KERJA  ASEAN  DI  BIDANG  JASA  –  PENGESAHAN 

PERPRES NO.  19  TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA) 

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 19 November 2007 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Protocol to Implement the Sixth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Komitmen Paket Keenam dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa),

sebagai hasil perundingan antara para wakil delegasi Negara-negara Anggota ASEAN.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945,  serta UU No. 24 tahun 2000, dan Kepres No. 88 Tahun  1995. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan  PROTOKOL UNTUK

MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010. 

(22)

KERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIK– PENGESAHAN  PERPRES NO.  20 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010

TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIK (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE STATE OF KUWAIT ON ECONOMIC AND TECHNICAL CO-OPERATION)

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 30 Mei 2007 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan dengan Pemerintah Negara Kuwait mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknik.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945,  dan UU No. 24 tahun 2000. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan  Persetujuan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Kuwait mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknik.

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010. 

(23)

KETENAGAKERJAAN – PENGAWASAN  PERPRES NO.  21 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 178 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.3 Tahun  1951, UU No. 13 Tahun 2003, UU No. 21 tahun 2003, UU  No. 32 Tahun 2004, PP No. 79 Tahun 2005, PP No. 38  Tahun 2007 dan PP No. 7 Tahun 2008. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Ketentuan Umum 

2. Unit Kerja Pengawasan Ketenagakerjaan 3. Pengawas Ketenagakerjaan

4. Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan 5. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

6. Jaringan Informasi Pengawasan Ketenagakerjaan 7. Ketentuan Lain‐lain

8. Ketentuan Penutup  

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 19 Maret 2010. 

(24)

PROGRAM INDONESIA EMAS ‐ PENETAPAN  PERPRES NO. 22 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS 

   

ABSTRAK       :     Bahwa  untuk  meningkatkan  pencapaian  prestasi  atlet  nasional di tingkat internasional diperlukan suatu program  pembinaan  dan  pelatihan  yang  sistematis,  terencana,  berkesinambungan, dan modern. Keberhasilan kontingen  Indonesia meraih prestasi di ajang SEA Games merupakan  momentum kebangkitan olahraga nasional untuk papan  atas di tingkat internasional. Berdasarkan pertimbangan  tersebut,  dipandang  perlu  untuk  menetapkan  Program  Indonesia Emas dengan Peraturan Presiden.  

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia  Tahun 1945; UU  Nomor  20  Tahun 2003;  UU Nomor  3 Tahun 2005;  UU Nomor  17  Tahun 2007;  PP Nomor 16 Tahun  2007; PP Nomor  17  Tahun 2007; PP Nomor 18 Tahun 2007. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Program  Indonesia  Emas,  dengan  sistimatika  sebagai  berikut : 

    1. Ketentuan Umum;      2. Ruang Lingkup Prima;      3. Dewan Nasional Prima;      4. Pembiayaan; 

    5. Ketentuan Lain‐Lain; dan      6. Ketentuan Penutup 

 

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 27 Maret 2010 

(25)

PENYERTAAN MODAL NEGARA – PENAMBAHAN

PERPRES NO. 23 TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk meningkatkan kapasitas usaha Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya, perlu dilakukan penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya.

 

     

     Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU

No.8 Tahun 1974, UU No. 28 Tahun 1999, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 17 Tahun 2007, Perpres No. 5 Tahun 2010 dan Kepres No. 14 Tahun 2010.

     

Keputusan Presiden ini mengatur tentang:

- Penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya.

     

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan pada tanggal 24 Agustus 2010.

(26)

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS KEMENTERIAN NEGARA – PENETAPAN  PERPRES NO.  24 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA.

   

ABSTRAK       :     Bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan untuk menjamin terselenggaranya tugas pemerintahan, dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) dan  Pasal 17 UUD 1945,  UU No.39 Tahun 2008, Perpres No. 47 Tahun 2009,  dan  Kepres No. 84/P Tahun 2009.

 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Kementerian Koordinator 

2. Kementerian Yang Menangani Urusan Pemerintahan  yang  Nomenklatur  Kementeriannya  Secara  Tegas  Disebutkan  Dalam  UUD  RI  Tahun  1945  dan  Yang  Ruang Lingkupnya Disebutkan Dalam UUD RI   Tahun  1945 

3. Kementerian yang Menangani Urusan Pemerintahan  Dalam Rangka Penajaman Koordinasi dan Sinkronisasi  Program Pemerintah 

4. Ketentuan Lain‐Lain  5. Ketentuan Peralihan  6. Ketentuan Penutup 

 

Status       :    Mencabut dan Menyatakan tidak berlaku Perpres No. 10  Tahun 2005. 

    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 14 April 2010.   

   

(27)

 

GAJI POKOK PNS – PENYESUAIAN  PERPRES NO.  25 TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2009 KE DALAM GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 25 TAHUN 2010

   

ABSTRAK       :     Bahwa dengan ditetapkannya gaji pokok Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010, perlu mengatur penyesuaian gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 ke dalam gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.8 Tahun  1974, PP No. 7 Tahun 1977.   

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Penyesuaian gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 ke dalam gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010.

 

Status       :    Mencabut dan Menyatakan tidak berlaku Perpres No. 5  Tahun 2009. 

    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 16 April 2010. 

(28)

PENDAPATAN NEGARA DAN DAERAH DARI INDUSTRI EKSTRAAKTIF ‐  TRANSPARANSI 

PERPRES NO.  26  TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  TRANSPARANSI  PENDAPATAN  NEGARA  DAN  PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF 

   

ABSTRAK       :     Bahwa pemanfaatan sumber daya alam ekstraktif, sebagai  salah  satu  sumber  daya  alam  tidak  terbarukan,  harus  dilakukan  secara  efisien  dan  efektif  untuk  peningkatan  kesejahteraan  umum.  Pemanfaatan  sumber  daya  alam  ekstraktif  melalui  pengelolaan  industry  ekstraktif  harus  dilakukan  sesuai  dengan  prinsip‐prinsip  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  (good  governance),  prinsip  transparansi  yang  meliputi  :  keterlibatan  pemangku  kepentingan, keterbukaan, dan prinsip pembangunan yang  berkelanjutan  (sustainable  development),  serta  untuk  peningkatkan daya saing iklim investasi di bidang industry  ekstraktif.  Berdasarkan  pertimbangan  tersebut,  perlu  untuk  menetapkan  Peraturan  Presiden  tentang  Transparansi Pendapatan Negara Dan Pendapatan Daerah  Yang Diperoleh Dari Industri Ekstraktif. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU  Nomor  22  Tahun 2001; UU Nomor 17 Tahun 2003; UU Nomor 1  Tahun 2004; UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah  diubah terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 2008; UU  Nomor 33 Tahun 2004; UU Nomor 14 Tahun 2008; UU  Nomor 4 Tahun 2009; PP Nomor 35 Tahun 2004; PP Nomor  8 Tahun 2006. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Transparansi Pendapatan Negara Dan Pendapatan Daerah  Yang Diperoleh Dari Industri Ekstraktif, dengan sistimatika  sebagai berikut : 

1. Ketentuan Umum; 

2. Tim Transparansi Industri Ekstraktif;  3. Mekanisme Transparansi; 

4. Pembiayaan; 

5. Ketentuan Penutup.   

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 23 April 2010. 

(29)

HAK KEUANGAN DAN FASILITAS KETUA HARIAN DAN ANGGOTA DEWAN ENERGI NASIONAL – PENETAPAN 

(30)

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS BAGI KETUA HARIAN DAN

ANGGOTA

DEWAN ENERGI NASIONAL.

   

ABSTRAK       :     Bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Energi Nasional dipandang perlu memberikan hak keuangan dan fasilitas lain Ketua Harian dan Anggota Dewan Energi Nasional dengan Peraturan

Presiden.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.30  Tahun 2007,  dan Perpres No. 26 Tahun 2008.   

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Hak keuangan dan fasilitas lain Ketua Harian dan Anggota Dewan Energi Nasional dengan Peraturan Presiden.

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 5 Mei 2010. 

     

       

ANGGOTA  KOMISI  PENGAWAS  HAJI  INDONESIA  –  PENGANGKATAN  DAN  PEMBERHENTIAN – TATA CARA 

PERPRES NO.  28  TAHUN 2010  2010 

(31)

PERATURAN  PRESIDEN  TENTANG  TATA  CARA  PENGANGKATAN  DAN  PEMBERHENTIAN ANGGOTA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA  

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk malaksanakan ketentuan Pasal 20 Undang‐ Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan  Ibadah Haji, maka dipandang perlu untuk mengatur Tata  Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota Komisi  Pengawas Haji Indonesia. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU  Nomor  13  Tahun 2008. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Tata  Cara  Pengangkatan  Dan  Pemberhentian  Anggota  Komisi  Pengawas  Haji  Indonesia,  dengan  sistimatika  sebagai berikut : 

1. Ketentuan Umum; 

2. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian;  3. Ketentuan Lain‐Lain; 

4. Ketentuan Penutup.   

STATUS      :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2010. 

       

RENCANA KERJA PEMERINTAHAN – PENETAPAN PERPRES NO.  29 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

(32)

ABSTRAK       :     Bahwa perlu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Tahun

2011 yang memuat arah kebijakan nasional satu tahun yang merupakan komitmen Pemerintah untuk memberikan kepastian kebijakan dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berkesinambungan. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.17  Tahun 2003, UU No. 25 Tahun 2004, PP No. 20 Tahun  2004, PP No. 21 Tahun 2004   dan Perpres No. 5 Tahun  2010.   

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   Rencana kerja pemerintah tahun 2011.

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 14 Mei 2010. 

     

       

PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA – PENGESAHAN  PERPRES NO.  30 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PROTOKOL PERUBAHAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA DAN

(33)

PROTOKOLNYA YANG DITANDATANGANI DI KUALA LUMPUR TANGGAL 12 SEPTEMBER 1991 (PROTOCOL AMENDING THE AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF MALAYSIA FOR THE AVOIDANCE

OF DOUBLE TAXATION AND THE PREVENTION OF FISCAL EVASION WITH RESPECT TO TAXES ON INCOME AND ITS PROTOCOL SIGNED AT KUALA LUMPUR ON 12 SEPTEMBER 1991)

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 12 Januari 2006 Pemerintah Indonesia telah menandatangani Protokol Perubahan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia dan Protokolnya yang Ditandatangani di Kuala Lumpur tanggal 12 September 1991sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945,  UU No.24 Tahun 2000, dan UU No. 7 Tahun 1983.  

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Pengesahan Protokol Perubahan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 17 Mei 2010. 

     

       

KOMITE EKONOMI NASIONAL – PEMBENTUKAN PERPRES NO.  31 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE EKONOMI NASIONAL

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk lebih menunjang keberhasilan Kabinet Indonesia Bersatu II dipandang perlu memadukan pemikiran dan kemampuan para ahli

(34)

dalam berbagai bidang ekonomi bersama Pemerintah sehingga perlu membentuk Komite Ekonomi Nasional.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945.  

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   Pembentukan Komite Ekonomi Nasional. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2010. 

     

       

KOMITE EKONOMI NASIONAL – PEMBENTUKAN PERPRES NO.  32 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE INOVASI NASIONAL

   

ABSTRAK       :     Bahwa kebijakan inovasi nasional di Indonesia perlu

dilaksanakan secara terencana, terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam satu

(35)

kesatuan sistem inovasi nasional yang dalam implementasinya perlu dilakukan melalui institusi yang efektif dan berhasil-guna baik dari sisi legalitas dan otoritas sehingga dipandang perlu membentuk Komite Inovasi Nasional dengan Peraturan Presiden.

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan UU No. 18  Tahun 2002. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   Pembentukan Komite Inovasi Nasional. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2010. 

     

       

DEWAN NASIONAL & DEWAN KAWASAN OTONOMI KHUSUS – PEMBENTUKAN 

PERPRES NO.  33 TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (3) dan Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, dan untuk

(36)

mengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah, serta para pemilik kepentingan dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, perlu dibentuk Dewan Nasional dan Dewan Kawasan Kawasan Ekonomi Khusus.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 17  Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004,  UU No. 39 Tahun 2009, dan PP no. 41 Tahun 2007. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Dewan Nasional

2. Dewan Kawasan 3. Ketentuan Penutup

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 21 Mei 2010. 

     

       

BADAN INTELIJEN NEGARA - PENETAPAN PERPRES NO.  34 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Intelijen Negara perlu dilakukan penyempurnaan dan revitalisasi organisasi Badan Intelijen Negara, sehingga dipandang perlu mengatur kembali Badan Intelijen Negara dengan Peraturan Presiden.

(37)

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 2. Organisasi

3. Tata Kerja

4. Eselon, Pengangkatan dan Pemberhentian 5. Pembiayaan

6. Ketentuan Lain-lain 7. Ketentuan Peralihan 8. Ketentuan Penutup

 

Status       :    Mencabut & menyatakan tidak berlaku Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 sepanjang mengatur ketentuan tentang BIN.

    Mencabut & menyatakan tidak berlaku Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005 sepanjang mengatur mengenai ketentuan Unit Organisasi dan Tugas

Eselon I BIN.

    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010. 

       

KARTU TANDA PENDUDUK - PERUBAHAN PERPRES NO.  35 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk konsolidasi penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional, perlu penyesuaian waktu penyelesaian paling lambat akhir tahun 2012, sehingga perlu adanya

(38)

perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 32  Tahun 2004, UU No. 23 Tahun 2006, PP No. 37 Tahun 2007  dan Perpres No. 26 Tahun 2009. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Pasal 6 diubah

2. Pasal 10 diubah

     

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010. 

       

BIDANG USAHA TERTUTUP DAN BIDANG USAHA TERBUKA DI BIDANG PENANAMAN MODAL - PENETAPAN

PERPRES NO.  36 TAHUN 2010  2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk lebih meningkatkan kegiatan penanaman modal di Indonesia dan dalam rangka pelaksanaan komitmen Indonesia dalam kaitannya dengan Association of Southeast

(39)

(AEC), dipandang perlu mengganti ketentuan mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 25  Tahun 1992, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 25 tahun  2007, UU No. 40 Tahun 2007, UU No. 20 Tahun 2008, PP  No.  44  Tahun 1997,  Perpres No.  76  Tahun  2007,  dan  Perpres No. 27 Tahun 2009. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :  

Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010. 

       

PATEN – SYARAT DAN TATA CARA PERPRES NO.  37 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan Pengalihan Paten.

     

(40)

Tahun 2001. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Ketentuan Umum 

2. Pencatatan Pengalihan Paten  3. Ketentuan Peralihan 

4. Ketentuan Penutup   

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 7 Juni 2010. 

       

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA – ORGANISASI & TATA CARA  PERPRES NO.  38 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 14  Tahun 1981, UU No. 16 Tahun 2004, PP No. 27 Tahun  1983, PP No. 100 Tahun 2000, dan Keppres No. 108 Tahun 

(41)

2003. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang :   1. Kedudukan, Tugas dan Wewenang  2. Organisasi 

3. Eselonisasi, Pengangkatan, dan Pemberhentian  4. Tata Kerja 

5. Pembiayaan 

6. Ketentuan Lain‐lain  7. Ketentuan Peralihan  8. Ketentuan Penutup 

 

Status       :    Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keppres No. 86  Tahun 1999 

    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010. 

KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK – KEPUTUSAN  PERPRES NO.  39 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK

   

ABSTRAK       :     Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. 

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 21  Tahun 2004, dan PP No. 21 Tahun 2005. 

     

     Peraturan Presiden ini mengatur tentang:  1. Pembentukan dan Kedudukan 

(42)

2. Susunan Keanggotaan 

3. Tugas, Fungsi, Dan Wewenang KKH PRG  4. Balai Kliring Keamanan Hayati (BKKH)  5. Kesekretariatan KKH PRG 

6. Tata Kerja KKH PRG  7. Pembiayaan 

 8. Ketentuan Penutup   

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010. 

     

PERDAGANGAN BARANG ‐ PENGESAHAN  PERPRES NO.  40 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON TRADE IN GOODS UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION BETWEEN THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF INDIA (PERSETUJUAN MENGENAI PERDAGANGAN BARANG DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK INDIA) 

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 13 Agustus 2009 dan pada tanggal 24 Oktober 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan mengenai Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Perhimpunan

(43)

Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik India sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik India.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945,  UU No. 24 Tahun 2000, dan Keppres No. 29 Tahun 

     

     Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:

Persetujuan mengenai Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik India sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik India. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010. 

     

PERTAHANAN NEGARA – KEBIJAKAN UMUM  PERPRES NO.  41 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 

   

ABSTRAK       :     Bahwa pertahanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan Rakyat Semesta, dan berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Presiden menetapkan Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang menjadi acuan bagi perencanaan, penyelenggaraan, dan pengawasan Sistem Pertahanan Negara. 

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 3 Tahun  2002, UU No. 17 Tahun 2007, dan Perpres No. 5 Tahun  2010. 

     

(44)

Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014. 

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010. 

     

KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN – PENETAPAN  PERPRES NO.  42 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN

   

ABSTRAK       :     Bahwa industri pertahanan mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan sehingga perlu didorong dan ditumbuhkembangkan. Oleh sebab itu, revitalisasi industri pertahanan harus dilaksanakan secara

terencana, terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam satu kesatuan sistem industri pertahanan guna mewujudkan tujuan pertahanan nasional. 

     

     Dasar Hukum   : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan UU No. 3  Tahun 2002. 

     

     Peraturan Presiden ini Mengatur tentang: Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

(45)

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010. 

     

PEMBEBASAN VISA INDONESIA & SLOVAKIA ‐ PENGESAHAN  PERPRES NO.  43 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SLOVAKIA MENGENAI PEMBEBASAN VISA BAGI PEMEGANG PASPOR DIPLOMATIK DAN PASPOR DINAS (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE SLOVAK REPUBLIC ON VISA EXEMPTION FOR HOLDERS OF DIPLOMATIC PASSPORTS AND SERVICE PASSPORTS)

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 29 Maret 2010 Pemerintah Republik

Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia.

(46)

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945  serta UU No. 24 Tahun 2000. 

     

     Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:

Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas.

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010. 

     

PEMBEBASAN VISA INDONESIA & BULGARIA ‐ PENGESAHAN  PERPRES NO.  44 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA MENGENAI PEMBEBASAN VISA BAGI PEMEGANG PASPOR DIPLOMATIK DAN PASPOR DINAS (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF BULGARIA ON VISA EXEMPTION FOR HOLDERS OF DIPLOMATIC AND SERVICE PASSPORTS)

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 19 November 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Bulgaria on Visa Exemption for Holders of Diplomatic and Service Passports), sebagai hasil perundingan antara

(47)

Pemerintah Republik Bulgaria.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945  serta UU No. 24 Tahun 2000. 

     

     Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:

Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas.

 

Status       :    Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.      Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010. 

     

KERJASAMA EKONOMI INDONESIA & BULGARIA ‐ PENGESAHAN  PERPRES NO.  45 TAHUN 2010 

2010 

   

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF BULGARIA ON ECONOMIC COOPERATION

   

ABSTRAK       :     Bahwa pada tanggal 19 November 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Kerja Sama Ekonomi (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Bulgaria on Economic Cooperation), sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria.

     

     Dasar Hukum     : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945  serta UU No. 24 Tahun 2000. 

     

Referensi

Dokumen terkait

Eddigi eredményeinket összefoglalva azt mondhatjuk, hogy a véges kimeneteken értelmezett egyszer½u lutrik halmazán, ha a döntéshozó racionális preferenciái folyto- nosak és

Hasil dari penelitian ini yaitu Kecerdasan emosi siswa pada umumnya berada pada kategori tinggi dengan presentase 76.9%, selanjutnya berada pada kategori sedang dengan

Program Skripsi Web Toko Buku Online 1 : Sistem Informasi Penjualan Buku Berbasis Web V.1 (Untuk Penerbitan, jadi sudah tidak ada data Penerbit) : Aplikasi yang ini dibuat dengan

8 | Husein Tampomas, Soal dan Solusi Try Out Matematika SMA IPS Dinas Kabupaten Bogor,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis

Concepts raised in this residential interior design space located at South Jakarta are "Warm interior Space", with translation of elegant and cozy.. Elegant because it is

[r]

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang postif antara pemanfaatan sumber belajar dengan hasil belajar menata produk siswa pada kelas XI Pemasaran di SMK