KERJASAMA DI BIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA – PENGESAHAN
PERPRES NO. 1 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA DIBIDANG EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN ANTARIKSA UNTUK MAKSUD DAMAI (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE RUSSIAN FEDERATION ON COOPERATION IN THE FIELD OF THE EXPLORATIONAND USE OF OUTER SPACE FOR PEACEFUL PURPOSES)
ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani persetujuan dengan pemerintah Rusia mengenai kerjasama di bidang eksplorasi dan pemanfaatan antariksa untuk maksud damai.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU No. 24 Tahun 2000, UU No. 16 Tahun 2002, Keppres No. 20 Tahun 1996, Keppres No. 5 tahun 1997, Keppres No.4 Tahun 1999.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama dibidang eksplorasi dan pemanfaatan antariksa untuk maksud damai STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
PERDAGANGAN BARANG ASEAN- PENGESAHAN PERSETUJUAN PERPRES NO. 2 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (PERSETUJUAN PERDAGANGAN BARANG ASEAN) ABSTRAK : Bahwa di Cha-am, Thailand, pada tanggal 26 Februari 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani ASEAN Trade in Goods Agreement (Persetujuan Perdagangan Barang ASEAN), sebagai hasil keputusan Para Kepala Pemerintah atau Kepala Negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14 yang diselenggarakan pada tanggal 26 sampai dengan 27 Februari 2009. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 20 Tahun 2000; Keppres Nomor 85 Tahun 1995. Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan ASEAN Trade in Goods Agreement (Persetujuan Perdagangan Barang ASEAN).
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Januari 2010
KERJASAMA DI BIDANG PEMBERANTASAN TERORISME – PENGESAHAN
PERPRES NO. 3 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG PEMBERANTASAN TERORISME (MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE RUSSIAN FEDERATION ON COOPERATION IN COMBATING TERRORISM)
ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian dengan pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama di bidang pemberantasan terorisme.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU No. 24 Tahun 2000.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia mengenai kerjasama dibidang pemberantasan terorisme. STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan ,batubara,dan gas
Perpers no.4 tahun 2010 2010
Penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan,batubara,dan gas
ABSTRAK : - Untuk mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke non bahan bakar minyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik,maka di perlukan upaya untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang mengunakan enrgi yang terbarukan,batubara,dan gas
- Dasar Hukum:pasal 4 ayat(1)undang-undang dasar negara tahun 1945,uu no.17 th 2003,uu no.19 th 2003,uu no.30 th 2007,uu no.30 th 2009,pp no.10 th 1989
- Undang-undang ini mengatur tentang:peraturan presiden tentang penugasan kepada pt perusahaan listrik negara(persero)untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan ,batubara,dan gas
STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. - Ditetapkan pada tanggal 8 januari 2010
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2011-2014 – PENETAPAN
PERPRES NO. 5 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2010 - 2014
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD Tahun 1945, UU No. 17 Tahun 2003, dan UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2007
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2011-2014.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Januari 2010.
TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PLT ‐ PERUBAHAN PERPRES NO. 6 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
ABSTRAK : Bahwa berhubung pelaksanaan program percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik dijadwalkan selesai pada tanggal 31 Desember 2014 dan dilakukan program percepatan lanjutan, maka dipandang perlu memperpanjang masa kerja Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik. Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu melakukan perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 30 Tahun 2009; PP Nomor 10 Tahun 1989; Perpres Nomor 72 Tahun 2006.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 5 diubah.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010.
JARINGAN JALAN ASIA ‐ PENGESAHAN PERPRES NO. 7 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN INTERGOVERNMENTAL AGREEMENT ON THE ASIAN HIGHWAY NETWORK (PERSETUJUAN ANTAR NEGARA TENTANG JARINGAN JALAN ASIA)
ABSTRAK : Bahwa di Shanghai, pada tanggal 26 April 2004 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Intergovernmental Agreement on the Asian Highway Network (Persetujuan antar Negara tentang Jaringan Jalan Asia), sebagai hasil dari Sidang United Nations Economic and Social Commission for Asian and the Pacific (UNESCAP)
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945, dan UU No.24 Tahun 2000
Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:
Pengesahan Persetujuan antar Negara tentang Jaringan Jalan Asia
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010
KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA – PENGESAHAN PERPRES NO. 8 TAHUN 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE FIFTH PACKAGE OFCOMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA)
ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Protocol to Implement theFifth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Paket Komitmen Kelima dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa), sebagai hasil perundingan antara para wakil delegasi Negara-negara Anggota ASEAN.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD Tahun 1945, UU No. 24 Tahun 2000 dan Keppres No. 88 Tahun 1995.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan penandatanganan Protocol to Implement theFifth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Paket Komitmen Kelima dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa) .
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010.
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN – PENETAPAN PERPRES NO. 9 TAHUN 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
ABSTRAK : Bahwa Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional Bidan dipandang perlu untuk diberikan tunjangan jabatan fungsional yang diatur dalam Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1), UU No. 8 Tahun 1974, PP No. 7 Tahun 1977, PP No. 16 Tahun 1994, PP No. 9 Tahun 2003 dan Keppres No. 87 Tahun 1999.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Penetapan Pemberian Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 25 Januari 2010.
SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA – PENETAPAN PERPRES NO. 10 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA
ABSTRAK : Bahwa dipandang perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia sebagai pelaksanaan UU No. 34 tahun 2004 .
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002, UU No. 25 tahun 2004, dan UU No. 34 Tahun 2004,
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Ketentuan Umum
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 3. Hierarki dan Rantai Komando Organisasi 4. Susunan Organisasi 5. Tata Kerja 6. Pembiayaan 7. Ketentuan Lain-lain 8. Ketentuan Peralihan 9. Ketentuan Penutup
STATUS : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keppres No. 63 Tahun 1983
Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010.
KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI ‐ PENETAPAN
PERPRES NO. 11 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (4) Undang‐Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kerja Sama Pemerintah Aceh Dengan Lembaga Atau Badan Di Luar Negeri.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 37 Tahun 1999; UU Nomor 24 Tahun 2000; UU Nomor 32 Tahun 2004; UU Nomor 11 Tahun 2006.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Kerja Sama Pemerintah Aceh Dengan Lembaga Atau Badan Di Luar Negeri, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum; 2. Prinsip Kerja Sama; 3. Tata Cara Kerja Sama; 4. Pendanaan Kerja Sama;
5. Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaporan; 6. Penyelesaian Perselisihan;
7. Ketentuan Peralihan; 8. Ketentuan Penutup.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010.
SUSUNAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA – PENETAPAN PERPRES NO. 12 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, maka perlu mengatur kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan Nasional Pengelola Perbatasan dalam Peraturan Presiden..
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1), dan 25 A UUD 1945, UU No. 32 tahun 2004, UU No. 26 Tahun 2007, UU No. 27 Tahun 2007, dan UU No. 43 Tahun 2008.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Ketentuan Umum
2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 3. Organisasi
4. Kepangkatan, Pengangkatan dan Pemberhentian 5. Tata Kerja
6. Pendanaan
7. Ketentuan Lain-lain 8. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010.
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR ‐ PERUBAHAN
PERPRES NO. 13 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka mempercepat pelaksanaan penyediaan
infrastruktur yang akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha,
perlu mengubah Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres Nomor 80 Tahun 2003; Perpres Nomor 67 Tahun 2005; .
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 angka 8 diubah dan ditambah 1(satu) angka baru yakni angka 9;
2. Ketentuan Pasal 2 ditambah 2 (dua) ayat baru, yaitu ayat (3), dan ayat (4);
3. Ketentuan Pasal 4 ayat (1) diubah; 4. Ketentuan Pasal 10 diubah; 5. Ketentuan Pasal 13 diubah; 6. Ketentuan Pasal 14 diubah 7. Judul BAB VI diubah;
8. Ketentuan Pasal 17 dihapus;
9. Di antara BAB VI dan BAB VII disisipkan 1 (satu) Bab, yakni BAB VIA;
10.Ketentuan Pasal 20 diubah;
11.Ketentuan Pasal 23 ayat (1) diubah, dan ditambah 1 (satu) ayat baru, yaitu ayat (4);
12.Ketentuan Pasal 24 ayat (2) diubah dan disisipkan 2 (dua) ayat baru, yaitu ayat (1a) dan ayat (1b); 13.Lampiran diubah;
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini maka :
a. Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini tetap berlaku;
b. Proses pengadaan Badan Usaha yang sedang dilakukan dan belum ditetapkan pemenangnya, maka proses pengadaan Badan Usaha selanjutnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden ini;
c. Proses pengadaan Badan Usaha yang telah dilakukan dan ditetapkan pemenangnya, namun Perjanjian Kerjasama belum ditandatangani, maka Perjanjian
Kerjasama dibuat sesuai dengan Peraturan Presiden ini; d. Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani,
namun belum tercapai pemenuhan pembiayaan sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama, maka ketentuan kewajiban pemenuhan pembiayaan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Presiden ini setelah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan evaluasi terhadap Badan Usaha dan Proyek Kerjasama tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah;
e. Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani, namun pengadaan tanah belum selesai dilaksanakan, maka proses pengadaan tanah akan disesuaikan berdasarkan Peraturan Presiden ini, dan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melakukan penyesuaian atas Perjanjian Kerjasama setelah melakukan evaluasi terhadap Badan Usaha dan Proyek Kerjasama tersebut dengan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
f. Pengalihan saham sebelum Proyek Kerjasama beroperasi secara komersial yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini dinyatakan sah dan tetap berlaku.
Ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010.
PERSETUJUAN DANA MONETER INTERNASIONAL – PENGESAHAN PERPRES NO. 14 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PROPOSED AMENDMENT OF THE ARTICLES OF AGREEMENT OF THE INTERNATIONAL MONETARY FUND TO ENHANCE VOICE AND PARTICIPATION IN THE INTERNATIONAL MONETARY FUND (USULAN PERUBAHAN PASAL‐PASAL PERSETUJUAN DANA MONETER INTERNASIONAL UNTUK MENINGKATKAN SUARA DAN KEIKUTSERTAAN DALAM DANA MONETER INTERNASIONAL) DAN PROPOSED AMENDMENT OF THE ARTICLES OF AGREEMENT OF THE INTERNATIONAL MONETARY FUND TO EXPAND THE INVESTMENT AUTHORITY OF THE INTERNATIONAL MONETARY FUND (USULAN PERUBAHAN PASAL‐PASAL PERSETUJUAN DANA MONETER INTERNASIONAL UNTUK MEMPERLUAS KEWENANGAN PENANAMAN MODAL DARI DANA MONETER INTERNASIONAL)
ABSTRAK : Bahwadi Washington DC, Amerika Serikat, pada tanggal 13 Oktober 2008 Pemerintah Republik Indonesia telah menyetujui Proposed Amendment of the Articles of Agreement of the International Monetary Fund to Enhance Voice and Participation in the International Monetary Fund
(Usulan Perubahan Pasal‐pasal Persetujuan Dana Moneter Internasional untuk Meningkatkan Suara dan Keikutsertaan dalam Dana Moneter Internasional) dan Proposed Amendment of the Articles of Agreement of the International Monetary Fund to Expand the Investment Authority of the International Monetary Fund (Usulan Perubahan Pasal‐pasal Persetujuan Dana Moneter Internasional untuk Memperluas Kewenangan Penanaman Modal dari Dana Moneter Internasional), sebagai hasil Sidang Tahunan Dewan Gubernur Dana Moneter Internasional sebagaimana tertuang dalam Resolusi Nomor 63‐2 dan Nomor 63‐3 dalam rangka reformasi tata kelola Dana Moneter Internasional. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu mengesahkan Usulan Perubahan tersebut dengan Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 9 Tahun 1966; UU Nomor 24 Tahun 2000; PP Nomor 1 Tahun 1967.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan Proposed Amendment Of The Articles Of Agreement Of The International Monetary Fund To Enhance Voice And Participation In The International Monetary Fund (Usulan Perubahan Pasal‐Pasal Persetujuan Dana Moneter Internasional Untuk Meningkatkan Suara Dan Keikutsertaan Dalam Dana Moneter Internasional) Dan Proposed Amendment Of The Articles Of Agreement Of The International Monetary Fund To Expand The Investment Authority Of The International Monetary Fund (Usulan Perubahan Pasal‐Pasal Persetujuan Dana Moneter Internasional Untuk Memperluas Kewenangan Penanaman Modal Dari Dana Moneter Internasional)
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 8 Februari 2010
PENGENTASAN KEMISKINAN – PELAKSANAAN PERPRES NO. 15 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGENTASAN KEMISKINAN
ABSTRAK : Bahwa kemiskinan merupakan masalah bangsa yang mendesak sehingga diperlukan adanya percepatan pengentasan kemiskinan yang memerlukan koordinasi secara terpadu dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan kebijakan
penanggulangan kemiskinan sehingga dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1), dan 28 ayat (1)dan Pasal 34 UUD 1945, UU No. 17 tahun 2003, UU No. 25 tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 11 Tahun 2005, UU No. 12 Tahun 2005, UU No. 17 Tahun 2007, UU No. 11 Tahun 2009 dan UU No. 25 Tahun 2009.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Ketentuan Umum
2. Arah Kebijakan Penganggulangan Kemiskinan 3. Strategi dan Penanggulangan Percepatan Kemiskinan 4. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
5. Hubungan Kerja & Tata Kerja 6. Pendanaan
7. Ketentuan Peralihan 8. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 25 Februari 2010.
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PIDATO RESMI ‐ PENETAPAN PERPRES NO. 16 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PIDATO RESMI PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN SERTA PEJABAT NEGARA LAINNYA
ABSTRAK : Bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dalam pidato resmi pejabat negara merupakan bagian dari sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Bangsa Indonesia adalah bagian dari komunitas bangsa‐bangsa sedunia, oleh karena itu penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa bangsa‐bangsa lain merupakan bagian integral pergaulan antar bangsa. Berdasarkan amanat Pasal 40 Jo. Pasal 28 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan, penggunaan Bahasa Indonesia dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan Pejabat Negara lainnya yang disampaikan di dalam atau di luar negeri perlu diatur dengan Peraturan Presiden. Sehubungan dengan maksud tersebut maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Presiden tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pidato Resmi Presiden Dan/Atau Wakil Presiden Serta Pejabat Negara Lainnya.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 36 Undang‐ Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 24 Tahun 2009.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pidato Resmi Presiden Dan/Atau Wakil Presiden Serta Pejabat Negara Lainnya, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Pidato Resmi Pejabat Negara Di Luar Negeri; 2. Pidato Resmi Pejabat Negara Di Dalam Negeri; 3. Ketentuan Penutup.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2010.
PERUBAHAN KONSTITUSI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL – PENGESAHAN
PERPRES NO. 17 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN INSTRUMENT FOR THE AMENDMENT OF THE CONSTITUTION OFTHE INTERNATIONAL LABOUR ORGANISATION, 1997 (INSTRUMEN PERUBAHAN KONSTITUSI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL, 1997)
ABSTRAK : bahwa pada Konferensi Ketenagakerjaan Internasional ke-85 di Jenewa, Swiss telah diterima Instrument for the Amendment of the Constitution of the
International Labour Organisation, 1997 (Instrumen Perubahan Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan Internasional, 1997) yang mengubah ketentuan Pasal 19 Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan
Internasional yang dengan perubahan tersebut
memungkinkan untuk mencabut Konvensi ILO yang sudah tidak sesuai
dengan arah dan tujuan organisasi dan sebagai anggota Organisasi Ketenagakerjaan Internasional telah ikut menerima Perubahan Konstitusi organisasi tersebut.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945, serta UU No. 24 tahun 2000.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan Instrumen Perubahan Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan Internasional
Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010.
PENANAMAN MODAL – PENGESAHAN PERPRES NO. 18 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON INVESTMENT UNDER THE FRAMEWORK
AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION AMONG THE GOVERNMENTS OF THE MEMBER COUNTRIES OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF KOREA (PERSETUJUAN MENGENAI PENANAMAN MODAL BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH DIANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSABANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK KOREA)
ABSTRAK : Bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani AGREEMENT ON INVESTMENT UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION AMONG THE GOVERNMENTS OF THE MEMBER COUNTRIES OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF KOREA pada tanggal 2 Juni 2009 sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik Korea.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945, serta UU No. 24 tahun 2000, UU No. 25 tahun 2007, dan Perpres No. 11 Tahun 2007
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan PERSETUJUAN MENGENAI PENANAMAN MODAL BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI
KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH DIANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSABANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK KOREA.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010.
PROTOKOL PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA – PENGESAHAN
PERPRES NO. 19 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 19 November 2007 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Protocol to Implement the Sixth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol untuk Melaksanakan Komitmen Paket Keenam dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa),
sebagai hasil perundingan antara para wakil delegasi Negara-negara Anggota ASEAN.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945, serta UU No. 24 tahun 2000, dan Kepres No. 88 Tahun 1995.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan PROTOKOL UNTUK
MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010.
KERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIK– PENGESAHAN PERPRES NO. 20 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010
TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIK (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE STATE OF KUWAIT ON ECONOMIC AND TECHNICAL CO-OPERATION)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 30 Mei 2007 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan dengan Pemerintah Negara Kuwait mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknik.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan pasal 11 UUD 1945, dan UU No. 24 tahun 2000.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan Persetujuan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Kuwait mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknik.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2010.
KETENAGAKERJAAN – PENGAWASAN PERPRES NO. 21 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 178 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.3 Tahun 1951, UU No. 13 Tahun 2003, UU No. 21 tahun 2003, UU No. 32 Tahun 2004, PP No. 79 Tahun 2005, PP No. 38 Tahun 2007 dan PP No. 7 Tahun 2008.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Ketentuan Umum
2. Unit Kerja Pengawasan Ketenagakerjaan 3. Pengawas Ketenagakerjaan
4. Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan 5. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
6. Jaringan Informasi Pengawasan Ketenagakerjaan 7. Ketentuan Lain‐lain
8. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 19 Maret 2010.
PROGRAM INDONESIA EMAS ‐ PENETAPAN PERPRES NO. 22 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS
ABSTRAK : Bahwa untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet nasional di tingkat internasional diperlukan suatu program pembinaan dan pelatihan yang sistematis, terencana, berkesinambungan, dan modern. Keberhasilan kontingen Indonesia meraih prestasi di ajang SEA Games merupakan momentum kebangkitan olahraga nasional untuk papan atas di tingkat internasional. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dipandang perlu untuk menetapkan Program Indonesia Emas dengan Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 20 Tahun 2003; UU Nomor 3 Tahun 2005; UU Nomor 17 Tahun 2007; PP Nomor 16 Tahun 2007; PP Nomor 17 Tahun 2007; PP Nomor 18 Tahun 2007.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Program Indonesia Emas, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum; 2. Ruang Lingkup Prima; 3. Dewan Nasional Prima; 4. Pembiayaan;
5. Ketentuan Lain‐Lain; dan 6. Ketentuan Penutup
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 27 Maret 2010
PENYERTAAN MODAL NEGARA – PENAMBAHAN
PERPRES NO. 23 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA
ABSTRAK : Bahwa untuk meningkatkan kapasitas usaha Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya, perlu dilakukan penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU
No.8 Tahun 1974, UU No. 28 Tahun 1999, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 17 Tahun 2007, Perpres No. 5 Tahun 2010 dan Kepres No. 14 Tahun 2010.
Keputusan Presiden ini mengatur tentang:
- Penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Brantas Abipraya.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan pada tanggal 24 Agustus 2010.
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS KEMENTERIAN NEGARA – PENETAPAN PERPRES NO. 24 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA.
ABSTRAK : Bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan untuk menjamin terselenggaranya tugas pemerintahan, dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 UUD 1945, UU No.39 Tahun 2008, Perpres No. 47 Tahun 2009, dan Kepres No. 84/P Tahun 2009.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Kementerian Koordinator
2. Kementerian Yang Menangani Urusan Pemerintahan yang Nomenklatur Kementeriannya Secara Tegas Disebutkan Dalam UUD RI Tahun 1945 dan Yang Ruang Lingkupnya Disebutkan Dalam UUD RI Tahun 1945
3. Kementerian yang Menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pemerintah
4. Ketentuan Lain‐Lain 5. Ketentuan Peralihan 6. Ketentuan Penutup
Status : Mencabut dan Menyatakan tidak berlaku Perpres No. 10 Tahun 2005.
Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 14 April 2010.
GAJI POKOK PNS – PENYESUAIAN PERPRES NO. 25 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2009 KE DALAM GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 25 TAHUN 2010
ABSTRAK : Bahwa dengan ditetapkannya gaji pokok Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010, perlu mengatur penyesuaian gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 ke dalam gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.8 Tahun 1974, PP No. 7 Tahun 1977.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Penyesuaian gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 ke dalam gaji pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010.
Status : Mencabut dan Menyatakan tidak berlaku Perpres No. 5 Tahun 2009.
Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 16 April 2010.
PENDAPATAN NEGARA DAN DAERAH DARI INDUSTRI EKSTRAAKTIF ‐ TRANSPARANSI
PERPRES NO. 26 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF
ABSTRAK : Bahwa pemanfaatan sumber daya alam ekstraktif, sebagai salah satu sumber daya alam tidak terbarukan, harus dilakukan secara efisien dan efektif untuk peningkatan kesejahteraan umum. Pemanfaatan sumber daya alam ekstraktif melalui pengelolaan industry ekstraktif harus dilakukan sesuai dengan prinsip‐prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), prinsip transparansi yang meliputi : keterlibatan pemangku kepentingan, keterbukaan, dan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), serta untuk peningkatkan daya saing iklim investasi di bidang industry ekstraktif. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu untuk menetapkan Peraturan Presiden tentang Transparansi Pendapatan Negara Dan Pendapatan Daerah Yang Diperoleh Dari Industri Ekstraktif.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 22 Tahun 2001; UU Nomor 17 Tahun 2003; UU Nomor 1 Tahun 2004; UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 2008; UU Nomor 33 Tahun 2004; UU Nomor 14 Tahun 2008; UU Nomor 4 Tahun 2009; PP Nomor 35 Tahun 2004; PP Nomor 8 Tahun 2006.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Transparansi Pendapatan Negara Dan Pendapatan Daerah Yang Diperoleh Dari Industri Ekstraktif, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum;
2. Tim Transparansi Industri Ekstraktif; 3. Mekanisme Transparansi;
4. Pembiayaan;
5. Ketentuan Penutup.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 23 April 2010.
HAK KEUANGAN DAN FASILITAS KETUA HARIAN DAN ANGGOTA DEWAN ENERGI NASIONAL – PENETAPAN
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS BAGI KETUA HARIAN DAN
ANGGOTA
DEWAN ENERGI NASIONAL.
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Energi Nasional dipandang perlu memberikan hak keuangan dan fasilitas lain Ketua Harian dan Anggota Dewan Energi Nasional dengan Peraturan
Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.30 Tahun 2007, dan Perpres No. 26 Tahun 2008.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Hak keuangan dan fasilitas lain Ketua Harian dan Anggota Dewan Energi Nasional dengan Peraturan Presiden.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Mei 2010.
ANGGOTA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA – PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN – TATA CARA
PERPRES NO. 28 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA
ABSTRAK : Bahwa untuk malaksanakan ketentuan Pasal 20 Undang‐ Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, maka dipandang perlu untuk mengatur Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 13 Tahun 2008.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia, dengan sistimatika sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum;
2. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian; 3. Ketentuan Lain‐Lain;
4. Ketentuan Penutup.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2010.
RENCANA KERJA PEMERINTAHAN – PENETAPAN PERPRES NO. 29 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
ABSTRAK : Bahwa perlu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2011 yang memuat arah kebijakan nasional satu tahun yang merupakan komitmen Pemerintah untuk memberikan kepastian kebijakan dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berkesinambungan.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No.17 Tahun 2003, UU No. 25 Tahun 2004, PP No. 20 Tahun 2004, PP No. 21 Tahun 2004 dan Perpres No. 5 Tahun 2010.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : Rencana kerja pemerintah tahun 2011.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 14 Mei 2010.
PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA – PENGESAHAN PERPRES NO. 30 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PROTOKOL PERUBAHAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA DAN
PROTOKOLNYA YANG DITANDATANGANI DI KUALA LUMPUR TANGGAL 12 SEPTEMBER 1991 (PROTOCOL AMENDING THE AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF MALAYSIA FOR THE AVOIDANCE
OF DOUBLE TAXATION AND THE PREVENTION OF FISCAL EVASION WITH RESPECT TO TAXES ON INCOME AND ITS PROTOCOL SIGNED AT KUALA LUMPUR ON 12 SEPTEMBER 1991)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 12 Januari 2006 Pemerintah Indonesia telah menandatangani Protokol Perubahan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia dan Protokolnya yang Ditandatangani di Kuala Lumpur tanggal 12 September 1991sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945, UU No.24 Tahun 2000, dan UU No. 7 Tahun 1983.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Pengesahan Protokol Perubahan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 17 Mei 2010.
KOMITE EKONOMI NASIONAL – PEMBENTUKAN PERPRES NO. 31 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE EKONOMI NASIONAL
ABSTRAK : Bahwa untuk lebih menunjang keberhasilan Kabinet Indonesia Bersatu II dipandang perlu memadukan pemikiran dan kemampuan para ahli
dalam berbagai bidang ekonomi bersama Pemerintah sehingga perlu membentuk Komite Ekonomi Nasional.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : Pembentukan Komite Ekonomi Nasional.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2010.
KOMITE EKONOMI NASIONAL – PEMBENTUKAN PERPRES NO. 32 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE INOVASI NASIONAL
ABSTRAK : Bahwa kebijakan inovasi nasional di Indonesia perlu
dilaksanakan secara terencana, terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam satu
kesatuan sistem inovasi nasional yang dalam implementasinya perlu dilakukan melalui institusi yang efektif dan berhasil-guna baik dari sisi legalitas dan otoritas sehingga dipandang perlu membentuk Komite Inovasi Nasional dengan Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan UU No. 18 Tahun 2002.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : Pembentukan Komite Inovasi Nasional.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2010.
DEWAN NASIONAL & DEWAN KAWASAN OTONOMI KHUSUS – PEMBENTUKAN
PERPRES NO. 33 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (3) dan Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, dan untuk
mengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah, serta para pemilik kepentingan dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, perlu dibentuk Dewan Nasional dan Dewan Kawasan Kawasan Ekonomi Khusus.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 39 Tahun 2009, dan PP no. 41 Tahun 2007.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Dewan Nasional
2. Dewan Kawasan 3. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 21 Mei 2010.
BADAN INTELIJEN NEGARA - PENETAPAN PERPRES NO. 34 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA
ABSTRAK : Bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Intelijen Negara perlu dilakukan penyempurnaan dan revitalisasi organisasi Badan Intelijen Negara, sehingga dipandang perlu mengatur kembali Badan Intelijen Negara dengan Peraturan Presiden.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 2. Organisasi
3. Tata Kerja
4. Eselon, Pengangkatan dan Pemberhentian 5. Pembiayaan
6. Ketentuan Lain-lain 7. Ketentuan Peralihan 8. Ketentuan Penutup
Status : Mencabut & menyatakan tidak berlaku Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 sepanjang mengatur ketentuan tentang BIN.
Mencabut & menyatakan tidak berlaku Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005 sepanjang mengatur mengenai ketentuan Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I BIN.
Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010.
KARTU TANDA PENDUDUK - PERUBAHAN PERPRES NO. 35 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL
ABSTRAK : Bahwa untuk konsolidasi penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional, perlu penyesuaian waktu penyelesaian paling lambat akhir tahun 2012, sehingga perlu adanya
perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 23 Tahun 2006, PP No. 37 Tahun 2007 dan Perpres No. 26 Tahun 2009.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Pasal 6 diubah
2. Pasal 10 diubah
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010.
BIDANG USAHA TERTUTUP DAN BIDANG USAHA TERBUKA DI BIDANG PENANAMAN MODAL - PENETAPAN
PERPRES NO. 36 TAHUN 2010 2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL
ABSTRAK : Bahwa untuk lebih meningkatkan kegiatan penanaman modal di Indonesia dan dalam rangka pelaksanaan komitmen Indonesia dalam kaitannya dengan Association of Southeast
(AEC), dipandang perlu mengganti ketentuan mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 25 Tahun 1992, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 25 tahun 2007, UU No. 40 Tahun 2007, UU No. 20 Tahun 2008, PP No. 44 Tahun 1997, Perpres No. 76 Tahun 2007, dan Perpres No. 27 Tahun 2009.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang :
Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010.
PATEN – SYARAT DAN TATA CARA PERPRES NO. 37 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan Pengalihan Paten.
Tahun 2001.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Ketentuan Umum
2. Pencatatan Pengalihan Paten 3. Ketentuan Peralihan
4. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 7 Juni 2010.
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA – ORGANISASI & TATA CARA PERPRES NO. 38 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 14 Tahun 1981, UU No. 16 Tahun 2004, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 100 Tahun 2000, dan Keppres No. 108 Tahun
2003.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang : 1. Kedudukan, Tugas dan Wewenang 2. Organisasi
3. Eselonisasi, Pengangkatan, dan Pemberhentian 4. Tata Kerja
5. Pembiayaan
6. Ketentuan Lain‐lain 7. Ketentuan Peralihan 8. Ketentuan Penutup
Status : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keppres No. 86 Tahun 1999
Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010.
KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK – KEPUTUSAN PERPRES NO. 39 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK
ABSTRAK : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 21 Tahun 2004, dan PP No. 21 Tahun 2005.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang: 1. Pembentukan dan Kedudukan
2. Susunan Keanggotaan
3. Tugas, Fungsi, Dan Wewenang KKH PRG 4. Balai Kliring Keamanan Hayati (BKKH) 5. Kesekretariatan KKH PRG
6. Tata Kerja KKH PRG 7. Pembiayaan
8. Ketentuan Penutup
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010.
PERDAGANGAN BARANG ‐ PENGESAHAN PERPRES NO. 40 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON TRADE IN GOODS UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION BETWEEN THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS AND THE REPUBLIC OF INDIA (PERSETUJUAN MENGENAI PERDAGANGAN BARANG DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK INDIA)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 13 Agustus 2009 dan pada tanggal 24 Oktober 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan mengenai Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik India sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik India.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945, UU No. 24 Tahun 2000, dan Keppres No. 29 Tahun
Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:
Persetujuan mengenai Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik India sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Negara-negara Anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik India.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2010.
PERTAHANAN NEGARA – KEBIJAKAN UMUM PERPRES NO. 41 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014
ABSTRAK : Bahwa pertahanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan Rakyat Semesta, dan berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Presiden menetapkan Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang menjadi acuan bagi perencanaan, penyelenggaraan, dan pengawasan Sistem Pertahanan Negara.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 3 Tahun 2002, UU No. 17 Tahun 2007, dan Perpres No. 5 Tahun 2010.
Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010.
KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN – PENETAPAN PERPRES NO. 42 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN
ABSTRAK : Bahwa industri pertahanan mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan sehingga perlu didorong dan ditumbuhkembangkan. Oleh sebab itu, revitalisasi industri pertahanan harus dilaksanakan secara
terencana, terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam satu kesatuan sistem industri pertahanan guna mewujudkan tujuan pertahanan nasional.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan UU No. 3 Tahun 2002.
Peraturan Presiden ini Mengatur tentang: Komite Kebijakan Industri Pertahanan.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010.
PEMBEBASAN VISA INDONESIA & SLOVAKIA ‐ PENGESAHAN PERPRES NO. 43 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SLOVAKIA MENGENAI PEMBEBASAN VISA BAGI PEMEGANG PASPOR DIPLOMATIK DAN PASPOR DINAS (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE SLOVAK REPUBLIC ON VISA EXEMPTION FOR HOLDERS OF DIPLOMATIC PASSPORTS AND SERVICE PASSPORTS)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 29 Maret 2010 Pemerintah Republik
Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945 serta UU No. 24 Tahun 2000.
Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:
Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Slovakia mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010.
PEMBEBASAN VISA INDONESIA & BULGARIA ‐ PENGESAHAN PERPRES NO. 44 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA MENGENAI PEMBEBASAN VISA BAGI PEMEGANG PASPOR DIPLOMATIK DAN PASPOR DINAS (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF BULGARIA ON VISA EXEMPTION FOR HOLDERS OF DIPLOMATIC AND SERVICE PASSPORTS)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 19 November 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Bulgaria on Visa Exemption for Holders of Diplomatic and Service Passports), sebagai hasil perundingan antara
Pemerintah Republik Bulgaria.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945 serta UU No. 24 Tahun 2000.
Peraturan Presiden ini Mengatur tentang:
Pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas.
Status : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2010.
KERJASAMA EKONOMI INDONESIA & BULGARIA ‐ PENGESAHAN PERPRES NO. 45 TAHUN 2010
2010
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI (AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF BULGARIA ON ECONOMIC COOPERATION)
ABSTRAK : Bahwa pada tanggal 19 November 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Kerja Sama Ekonomi (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Bulgaria on Economic Cooperation), sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945 serta UU No. 24 Tahun 2000.