• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Cekungan Dengan Metode Gaya Berat.pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Cekungan Dengan Metode Gaya Berat.pptx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Cekungan

Identifikasi Cekungan

Dengan Metode Gaya Berat

Dengan Metode Gaya Berat

Oleh : Oleh : Wahyudi Nugraha (X.TPMP/14846) Wahyudi Nugraha (X.TPMP/14846) Zulfikar Murakabiman (X.TPMP/14849) Zulfikar Murakabiman (X.TPMP/14849)

(2)

Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengidentifikasi

cekungan dengan metode gaya berat ?

Bagaimana potensi hidrokarbon di

cekungan Indonesia yang sudah

diidentifikasi menggunakan metode

gayaberat ?

Apa kelebihan metode gaya berat

(3)

Metode Gayaberat

Gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan

untuk menggambarkan struktur geologi bawah permukaan

berdasarkan variasi medan gravitasi bumi akibat perbedaan densitas

secara lateral.

Salah satu penerapan metode gayaberat yaitu dalam tahap awal

eksplorasi hidrokarbon dimana metode ini digunakan untuk

memperkirakan keberadaan cekungan. Juga mengidentifikasi struktur

sesar dan batas cekungan daerah penelitian, memodelkan bawah

permukaan daerah penelitian berdasarkan nilai kontras densitas

batuan untuk estimasi ketebalan sedimen serta memetakan

top basement,

serta analisis daerah yang berprospek mengandung

hidrokarbon serta memberikan rekomendasi daerah/lokasi prospek

hidrokarbon untuk eksplorasi lebih lanjut.

(4)

Tahap-tahap yang dilakukan antara lain dengan melakukan studi pustaka mengenai metode gayaberat dan informasi sejarah geologi suatu cekungan, kemudian melakukan kompilasi data anomali Bouguer daerah penelitian agar didapat anomali residual melalui penapisan dengan metode moving average

dan second vertical derivative melalui penapisan dengan FFT vertical derivative

orde 2. Dari anomali residual dilakukan pemodelan ke depan dan kebelakang, sementara dari anomali second vertical derivative dilakukan analisis struktur dan batas cekungan. Pemodelan kedepan dilakukan dengan mengunakan

perangkat lunak Encom ModelVision Pro verison 9.0, sementara pemodelan ke belakang dilakukan dengan menggunakan UBC Grav3D. Batas cekungan dan struktur regional ditentukan dari anomali second vertical derivative (SVD) dan informasi geologi. Batas cekungan dengan metode gayaberat berdasarkan nilai anomali nol dari nilai SVD. Metode yang digunakan untuk melakukan

pemisahan anomali regional dan residual adalah metodemoving average.

Metode SVD (second vertical derivative) dapat menghasilkan efek lokal dari anomali bouguer. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi struktur dan batas cekungan.

(5)

Perhitungan Bouguer Anomali menggunakan formulasi ( Telford

et al . , 1990)

di mana :

BA = Bouguer Anomali

G.Obs = nilai gravitasi yang diamati

Gn = nilai gravitasi Normal ( nilai gravitasi teori )

FAC = koreksi udara bebas

BC = Bouguer koreksi

TC = Bidang koreksi

(6)

Untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer lengkap dengan menggunakan formulasi di atas , reduksi data harus dilakukan pertama , termasuk koreksi pasang surut dan pergeseran koreksi .

Selain itu, dilakukan juga kajian mengenai petroleum system  cekungan untuk mengetahui prospek keberadaan hidrokarbon dalam suatu cekungan. Dari berbagai hasil kajian data gayaberat dan  petroleum system, dibuatlah peta pola arah migrasi untuk menentukan daerah-daerah prospek untuk kegiatan eksplorasi selanjutnya.

Dari peta anomali Bouguer dilakukan analisis spektrum untuk mengestimasi kedalaman bodi anomali serta mendapatkan lebar jendela yang akan digunakan untuk penapisan dengan metode moving average. Dari lintasan yang diambil untuk proses ini, didapat kedalaman rata-rata regional dan residual. Selain itu, dibuat juga peta anomali second vertical derivative

melalui penapisan dengan FFT vertical derivative  orde 2. Analisis spektrum dilakukan untuk mendapatkan window   yang selanjutnya digunakan dalam proses filtering (moving average). Pada penelitian ini, dibuat trend  sebanyak tiga sehingga didapatkan dua lebar jendela rata-rata pada analisis spektrum.

(7)

Permodelan bawah permukaan dengan metode pemodelan ke depan dan pemodelan inversi. Pemodelan ke depan yaitu menghitung anomali model serta membandingkan anomali model tersebut dengan anomali hasil pengukuran sehingga diperoleh kecocokan antara kedua anomali tersebut. Sedangkan metode pemodelan inversi, parameter densitas dapat dihitung langsung dari anomali hasil pengukuran melalui metode numerik. Pemodelan inversi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Grav3D. Setelah dibuat pemodelan ke depan, kemudian membandingkannya dengan hasil pemodelan inversi. Lintasan untuk perbandingan hasil pemodelan inversi disesuaikan dengan lintasan pemodelan ke depan. Pemodelan inversi menggunakan pemodelan ke depan sebagai model awal.

Berdasarkan hasil perbandingan model bawah permukaan pemodelan ke depan dan pemodelan inversi maka secara umum pemodelan ke depan hampir sama dengan pemodelan inversi. Perbedaan hasil antara kedua teknik pemodelan disebabkan oleh perbedaan nilai kontras densitas yang diberikan sebagai input  (masukan) dalam melakukan pemodelan.

(8)

Pemodelan ke depan dan pemodelan inversi

memiliki kelebihan saat melakukan pemodelan,

yaitu pemodelan ke depan dapat menunjukkan

struktur sesar yang lebih detail dibandingkan

pemodelan inversi. Pemodelan inversi dapat

menunjukkan kontras densitas semua area yang

lebih detail dibandingkan pemodelan ke depan

sehingga pemodelan inversi dapat membuat

top

(9)

Potensi hidrokarbon di cekungan

Indonesia

• Cekungan Kutai, Kalimantan Timur

Cekungan Kutai terletak di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi struktur dan prospek hidrokarbon Cekungan Kutai dengan menggunakan salah satu metode geofisika yaitu metode gayaberat. Interpretasi struktur sesar dan delineasi cekungan dilakukan dengan menggunakan turunan tegak orde dua. Distribusi kontras densitas model bawah permukaan dengan metode pemodelan ke depan dan pemodelan inversi. Hasil akhir dari pemodelan tersebut adalah peta kontur top basement dan ketebalan sedimen.

Hasil analisis gayaberat menunjukan struktur Cekungan Kutai berarah Timurlaut-Baratdaya dengan adanya lipatan (Antiklinorium Samarinda) dan sesar yaitu sesar naik dan sesar geser. Cekungan Kutai memiliki dua Sub-Cekungan yaitu Sub-Cekungan Kutai Atas yang memiliki basement benua dan Sub-Cekungan Kutai Bawah yang memiliki basement samudra. Berdasarkan pemodelan gayaberat diperoleh nilai kontras densitas batuan basalt pada basement samudra 0,17 gr/cc dan batuan granit pada basement benua 0,07 gr/cc. Cekungan Kutai memiliki sedimen yang tebal dan top basement yang dalam dengan kedalaman maksimum sekitar 9,4 km. Selain itu, berdasarkan hidrokarbon play, Cekungan Kutai sangat berprospek menghasilkan hidrokarbon

(10)

Peta letak Cekungan Kutai,

(11)

• Cekungan Melawi-Ketungau, Kalimantan Barat

Cekungan Melawi-Ketungau terletak di Kalimantan Barat, Indonesia. Interpretasi struktur dan batas cekungan dilakukan berdasarkan anomali SVD dan untuk mengetahui distribusi densitas bawah permukaan, dibuat model bawah permukaan melalui teknik forward modeling dengan Encom ModelVision Pro version 9.0 dan inverse modeling dengan UBC Grav3D. Hasil pemodelan yang didukung oleh data geologi menunjukkan ketebalan sedimen rata-rata daerah penelitian sekitar 4.62 ± 0.157 km. Hasil analisis struktur berdasarkan pola anomali SVD menunjukkan adanya dua sesar naik berarah relatif timur-barat serta dua sesar geser menganan berarah relatif barat laut-tenggara. Subcekungan Melawi berpotensi mengan-dung hidrokarbon dan hasil analisis prospek di kawasan ini merekomendasikan 4 daerah yang dapat dikembangkan sebagai lapangan migas, yaitu Prospek A, Prospek B, Prospek C, dan Prospek D yang berada pada nilai anomali SVD tinggi.

(12)
(13)

• Cekungan Jawa Barat Utara

Cekungan Jawa Barat Utara wilayah daratan sebagian besar tertutup oleh produk vulkanik, sehingga eksplorasi dengan metode seismik akan menghasilkan resolusi gambar yang kurang jelas. Untuk mengidentifikasi dan menafsirkan struktur bawah permukaan dan perangkap hidrokarbon telah dilakukan pengukuran gravitasi. Delineasi struktur hidung peta anomali Bouguer digunakan untuk menafsirkan kemungkinan adanya perangkap hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali Bouguer dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: anomali rendah (<34 mgal), anomali menengah (34 - 50 mgal), dan anomali tinggi (>50 mgal). Hasil analisis kualitatif  anomali Bouguer dan anomali sisa menunjukkan bahwa anomali rendah terkonsentrasi di wilayah Cibarusa bagian selatan subcekungan Ciputat dan di daerah Cikampek. Hasil delineasi struktur peta anomali Bouguer menunjukkan bahwa struktur hidung berada pada tinggian Cibinong-Cileungsi dan Tinggian

Pangkalan-Bekasi, Pangkalan-Tambun, Karawang-Cimalaya sangat berpotensi mengandung hidrokarbon.

(14)

Peta letak Cekungan Jawa Barat Utara

(15)

Kelebihan metode gaya berat

dibandingkan metode yang lain

metode gaya berat membutuhkan biaya yang

lebih sedikit daripada metode sismik

metode gaya berat tidak banyak menyebabkan

masalah, tidak seperti metode seismik yang

cukup tinggi dan sering menghadapi banyak

masalah selama operasi

(16)

Kesimpulan

Gayaberat merupakan salah satu metode geofisika

yang digunakan untuk menggambarkan struktur geologi

bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi

bumi akibat perbedaan densitas secara lateral. Metode

ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Metode ini

terbukti sangat efektif untuk mengidentifikasi cekungan

dan potensi hidrokarbon. Metode ini memiliki banyak

kelebihan dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

(17)

Daftar Pustaka

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN PROSPEK HIDROKARBON DAERAH FRONTIER PADA CEKUNGAN MELAWI-KETUNGAU, KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE GAYABERAT

Trias Ningrum1, Wawan Gunawan A. Kadir1, Susanti Alawiyah1, Eko Januari Wahyudi1 http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/JTM/JTM%20XVIII%202011%20No.2/paper%201.pdf 

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN PROSPEK HIDROKARBON BERDASARKAN METODE GAYABERAT PADA CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR Rizka1, Wawan Gunawan A. Kadir1, Susanti Alawiyah1, Eko Januari Wahyudi1

http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/JTM/JTM%20XVIII%202011%20No.4/paper%205.pdf 

DELINEASI STRUKTUR HIDUNG ANOMALI BOUGUER SEBAGAI DASAR PENAFSIRAN KEMUNGKINAN PERANGKAP HIDROKARBON: STUDI KASUS CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA WILAYAH DARATAN

Kamtono and D. D. Wardhana

http://www.bgl.esdm.go.id/publication/index.php/dir/article_download/605

QUALITATIVE INTERPRETATION OF BOUGUER ANOMALY IN THE SOUTHERN PART OF THE KOREAN PENINSULA Kwang Sun Choi, G.V.R. Kumar, dan Ki Young Kim

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan membawakan acara siswa kelas VIII SMP Negeri 1 air bangis kecamatan sungai beremas dengan menggunakan media

Menurut IHCM (1995) terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menghitung nilai waktu yaitu berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan berdasarkan tingkat

Pada mulanya, hanya serviks uteri yang terkena infeksi, tetapi duh tubuh yang mukopurulen dan mengandung banyak gonokok mengalir ke luar dan menyerang uretra, duktus

Karena FDS hanya mampu mensimulasikan satu reaksi pembakaran, maka berdasarkan penjelasan sebelumnya dan tabel 1, hanya reaksi pembakaran FRP Polyester yang diikutsertakan

Community Development adalah sub department yang menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan komunitas termasuk didalamnya mempersiapkan komunitas untuk

pertunjukannya berlaku seperti orang gila tetapi dalam ceritanya mengajarkan pesan-pesan yang baik kepada masyarakat. Penyajian jemblung Banyumas menggunakan iringan

Kampung Kondang, Cinyasag, Kecamatan Panawangan, Ciamis – Jawa Barat (a) Inversi Wenner Alpha, (b) Inversi Wenner Beta ··· Gambar IV.13 Profil 2D hasil inverse data

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan