• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Pediculosis Pubis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Pediculosis Pubis"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PendahuluanPendahuluan

Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya oleh

sekitarnya oleh  Phthirus  Phthirus pubispubis  yang bentuknya menyerupai kepiting yang  yang bentuknya menyerupai kepiting yang melekatkan dirinya pada rambut pubis dan rambut-rambut lainnya dari tubuh melekatkan dirinya pada rambut pubis dan rambut-rambut lainnya dari tubuh manusia

manusia(1,10)(1,10)..

Pedikulosis pubis merupakan PMS yang umum dijumpai. Dirasakan Pedikulosis pubis merupakan PMS yang umum dijumpai. Dirasakan sangat gatal, seringkali membawa penderita untuk memeriksaskan diri ke sangat gatal, seringkali membawa penderita untuk memeriksaskan diri ke dokter. Ditemukannya pedikulosis pubis pada seseorang mengindikasikan dokter. Ditemukannya pedikulosis pubis pada seseorang mengindikasikan  bahwa

 bahwa orang orang itu itu berperilaku berperilaku seksual seksual aktif aktif dan dan sebaiknya sebaiknya ditelususri ditelususri atauatau dicari kemungkinan adanya PMS lainnya

dicari kemungkinan adanya PMS lainnya(10)(10)..

Pedikulosis pubis mempunyai beberapa sinonim anatara lain:

Pedikulosis pubis mempunyai beberapa sinonim anatara lain: Crabs,Crabs,  Pubic

 Pubic lice, lice, Crab Crab louse,louse, dandan  Pubic  Pubic louse.louse. Ungkapan untuk pedikulosis pubis Ungkapan untuk pedikulosis pubis adalah

adalah Macula Cerulea, Macula Cerulea, berbentuk kecil, berbentuk kecil, pigmented, steel gray spots pigmented, steel gray spots biasanya biasanya diameternya tidak lebih dari 1 cm, dan menyerap warna, ditemukan di dada, diameternya tidak lebih dari 1 cm, dan menyerap warna, ditemukan di dada,  perut, paha dan lengan atas

 perut, paha dan lengan atas(10)(10)..

Penularan kutu pubis terjadi melalui dua cara yaitu melalui kontak Penularan kutu pubis terjadi melalui dua cara yaitu melalui kontak seksual (

seksual ( sexual  sexual transmissiontransmission) dan penularan tidak melalui kontak seksual) dan penularan tidak melalui kontak seksual ((nonsexual transmissionnonsexual transmission) seperti melalui pakaian, tempat tidur, handuk, dan) seperti melalui pakaian, tempat tidur, handuk, dan  peralatan

 peralatan toilet toilet ataupun ataupun melalui melalui kontak kontak langsung langsung dengan dengan penderita. penderita. HygieneHygiene yang buruk sangat berhubungan dengan infeksi dari kutu ini

yang buruk sangat berhubungan dengan infeksi dari kutu ini(12)(12)..

B.

(2)

Berdasarkan  National Institute of Health,  penyebaran penyakit  pedikulosis pubis mencakup seluruh belahan dunia. Pedikulosis telah menjadi epidemik di Amerika Serikat dan Eropa Barat, dilaporkan bahwa sekitar 3 juta  penduduk Ameika Serikat tiap tahun sebagai kasus baru. Tidak ada perbedaan

rasial dalam distribusi penyakit ini(13).

Pedikulosis pubis erat kaitannya dengan PMS dan sering bersama-sama dengan PMS lainnya, khususnya gonore dan trikomoniasis tetapi tidak umum pada scabies, nongonococcal urethritis, kandidiasis, dan sifilis. Seperti  pada gonore, pedikulosis pubis lebih sering dijumpai pada jenis kelamin  perempuan dibandingkan laki-laki untuk umur 15  –   19 tahun, tetapi untuk umur diatas 20 tahun distribusi jenis kelamin menjadi terbalik, yaitu laki-laki lebih banyak dari perempuan.Prevalensi dari pedikulosis pubis berkurang secara bertahap menjelang usia 35 tahun and menjadi jarang pada usia diatas 35 tahun. Namun tidak ada statistik yang mendukung hanya terdiagnosis 2-5%  penderita dengan klinis PMS, dan tidak ada predileksi khusus, pada laki-laki

dan perempuan sama-sama mendapat gangguan(4,10).

Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS) serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu diatas alis atau  bulu mata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala(1).

Pedikulosis pubis paling sering ditularkan melalui hubungan seksual dan biasanya 30% pasien mempunyai penyakit menular seksual yang lainnya. Transmisi yang lain yang dapat menyebabkan yaitu melalui baju, handuk dan

(3)

tempat tidur. Paling sering terjadi pada remaja muda berkisar antara masa anak-anak sampai remaja(2,3).

C. Etiologi

Kutu pengisap merupakan ektoparasit tak bersayap yang hidup dengan menghisap darah. Ada tiga tipe kutu yang menginfeksi manusia, yaitu kutu  badan ( Pedikulus humanus corporis), kutu kepala ( Pedikulus humanus

kapitis), dan kutu pubis ( Pthirus pubis)(10).

 Dikutip dari sumber 6

 Pthirus pubis merupakan family dari Pthiridae yang mempunyai genus dan spesies yang terpisah. Kutu ini juga mempunyai 2 jenis kelamin. Parasit ini merupakan obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup(5). Yang betina lebih besar daripada yang jantan dan  biasanya di sebut sebagai crab louse yang mendeskripsikan morfologinya, karena bentuk tubuhnya seperti lingkaran pada kepiting. Kutu pubis ini mempunyai panjang 0,8-1,2 mm, masa hidup 14 hari. Kutu betina mampu menelurkan 25 butir, mempunyai masa inkubasi selama 7 hari dan masa dewasa selama lebih dari 14 hari. Pergerakan kutu dewasa dapat

(4)

‘merangkak’10cm/hari  dan lebih menyukai daerah/keadaan yang lembab. Kutu dewasa dapat bertahan hidup dari tubuh manusia lebih dari 36 jam(2,3).

 Dikutip dari sumber 7

Transmisinya melalui kontak fisik (berbagi tempat tidur, dan  pemakaian handuk yang sama), kontak seksual, dan transmisi nonseksual(3).

Kutu ini biasanya paling sering ditemukan di rambut pubis, tapi pada  beberapa individu dapat pula ditemukan di rambut halus pada paha. Biasanya, area janggut, kumis dan bahkan bulu mata dapat terkena. Infestasi pada bulu mata dan kepala bagian perifer paling banyak terdapat pada anak-anak, kemungkinan karena kontak dari orang tua yang menderita. Pada tuna wisma dapat ditemukan kutu pada area badan selain daerah pubis(2,4).

(5)

D. Patogenesis

 Pthirus pubis merupakan ektoparasit yang hidup dengan mengisap darah. Kutu mengisap darah setelah menembus kulit dan menginjeksikan saliva ke dalamnya(10).

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Gatal tersebut biasanya digaruk. Karena ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan krusta)(1,5).

Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena  banyaknya pus dan krusta. Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk (11). E. Gejala Klinis

Gejala paling umum dari pedikulosis pubis adalah rasa gatal di daerah  pubis, rasa gatal ini umumnya disebabkan oleh reaksi alergi karena gigitan dan biasanya dimulai sekitar lima hari setelah seseorang terjangkit  Pthirus  pubis(1).

Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun  pe nu laran secaranon-seksual melalui pemakaian tempat tidur atau pakaian

yang digunakan bersama juga dapat terjadi, kasus seperti ini terutama ditemukan pada anak-anak (15).Gejala yang terutama adalah gatal di daerah  pubis dan di sekitarnya. Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen, anus, ketiak dan dada, disitu dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut sebagai makula  serulae. Makula ini diameternya

(6)

0,5 cm, berlokasi pada badan dan lokasi gigitan yang dalam. Makula ini diduga merupakan pigmen darah dari orang yang tergigit atau produk ekresi dari kelenjar saliva phtirus pubis. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut(1,10).

Bintik biru (blue spots) dapat muncul dan bertahan selama beberapa hari pada daerah dimana Pthirus pubis berada, ini juga merupakan akibat dari gigitan. Phtirus pubis  biasanya ditemukan di daerah pubis, tetapi dapat pula ditemukan pada ketiak, bulu mata, janggut, kumis, dan daerah berambut lainnya. Terkadang meskipun jarang  Pthirus pubis  dapat ditemukan oada rambut kepala. Dan ditemukan telur kutu pada rambut yang menyerupai  butiran pasir (13).

Gejala patonogonik lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak- bercak warna hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pemesaran kelenjar getah bening regional(1,10).

Pada anak-anak infestasi dapat mengenai bulu mata, biasanya ditularkan oleh ibunya sehingga terjadi blefaritis disertai krusta. Hal ini  jarang dijumpai pada penderita dewasa(12).

(7)

 Dikutip dari sumber 9

 Dikutip dari sumber 8

 Dikutip dari sumber 14 F. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium

 Pemeriksaan lampu wood pada daerah yang terganggu memperlihatkan

(8)

 Memeriksa partikel yang dicurigai dibawah mikroskop untuk memeriksa

kutu dan telurnya yang hidup

 Sisir bergerigi rapat untuk mengusir serangga yang berguna untuk

mengeluarkan telur dan memindahkan kutu hidup pada kaca sediaan untuk diperiksa(10).

G. Diagnosis Banding

1. Skabies: penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Sacbei var hominis.  Penularan bisa berupa kontak langsung maupun tidak langsung. Gejala berupa gatal, papul, pustule, erosi dan ekskoriasi (bila digaruk). Tempat predileksi di sela jari, pergelangan tangan, lipat ketiak, genital, perut dan paha(1).

2. Pedikulosis Korporis: infeksi kulit pada manusia yang disebabkan oleh  Pediculus humanus var. corporis  diakibatkan oleh hygiene yang buruk, menular lewat pakaian dan kontak langsung. Gejala berupa gatal dan infeksi sekunder (akibat garukan)(2).

(9)

H. Pengobatan

A. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan yang diberikan terhadap kasus pedikulosis pubis umumnya sama dengan penatalaksanaan terhadap kasus pedikulosis korporis.1  Agen anti pedikulosis yang digunakan dapat dalam bentuk cairan atau liquid atau lotion dalam alkohol, digunakan pada waktu malam hari dan diulang setelah satu minggu untuk membunuh kutu yang masih  bertahan dalam bentuk telur. Infeksi yang disebabkan oleh kutu dapat

diterapi melalui2 :

1. Pendekatan farmakologi1,2,3,4

a.  Lotion yang berasal dari golongan Pyrethroids : - Permethrin - Phenothrin - Pyrethrins - Piperonyl butoxide  b.  Lindane shampoo c.  Malathion lotion

d. Kutu dan telurnya yang terdapat pada alis mata dan bulu mata  –  Salep Petrolatum Vaseline, Salep Mercuric oxide

(10)

e. Agen-agen Herbal : - Kapur barus -  Neem extract 

- Sitaphal beej extract  f. Obat-obat lainnya :

- Ivermectin - Levamisole - Albendazole

- Trimethoprim + Sulphamethoxazole (Cotrimoxazole)

- Krim enzimatik atau Asam formic 8% dapat digunakan untuk menghilangkan kutu

- Losion dimethicone 4% dapat juga digunakan untuk menghilangkan kutu

- DDT 2% dalam minyak kelapa - Carbaryl - Isopropyl myristate - Spinosad - Monoterpenoids - Minyak essensial 2. Pendekatan non-farmakologi1,2,3,4

a. Telur kutu dapat dihilangkan dengan menggunakan sisir kutu

 b. Pemakaian larutan vinegar (cuka) pada rambut pubis sebelum disisir sehingga dapat membantu melepaskan telur kutu yang ada c. Telur kutu, kutu anak maupun kutu yang sudah dewasa dapat

dihilangkan dengan menggunakan forceps atau dengan memotong rambut yang dipenuhi kutu tersebut dengan memakai gunting d. Seluruh pakaian dicuci dan direbus dengan air panas

(11)

3. Obat-obatan individual2 a. Permethrin

Merupakan terapi lini pertama yang diberikan akibat infestasi yang  berat dari kutu yang terdapat pada kepala, pubis, dan badan. Permethrin efektif untuk membunuh kutu anak maupun kutu yang dewasa namun tidak untuk telur kutu. Mekanisme kerja :  permethrin bekerja sebagai suatu neurotoksin dengan merusak

depolarisasi saraf kanal sodium membran sel dari parasit. Depolarisasi yang lambat akan menyebabkan paralisis nerves pada otot-otot pernapasan yang akan mengakibatkan suatu kematian.  ADME   : digunakan secara topikal selama 10 menit, pada rambut yang basah dan kering, kemudian dibilas dengan menggunakan air  panas, sejumlah kecil diabsorpsi, dimetabolisme secara cepat oleh

hidrolisis ester menjadi suatu metabolit inaktif dan diekskresi di dalam urin. Kontra-indikasi : Hipersensitivitas dan kehamilan. Efek samping : sedikit merasa terbakar, rasa menyengat, rasa geli atau mati rasa dan pruritus.

 b. Lindane

Disebut juga sebagai hexachloride gama benzene, penggunaan secara topikal dan merupakan agen efektif sebagai terapi terhadap  pedikulosis kapitis, korporis, pubik, maupun skabies. Mekanisme kerja : stimulasi sistem saraf dari parasit, menyebabkan kejang dan kematian. Kontra-indikasi : Pada bayi, anak-anak, wanita hamil, wanita yang sedang menyusui, pada orang lanjut usia, atau seseorang dengan HIV atau gangguan kejang, seseorang dengan kulit yang sangat iritasi dan luka pada saat memakai lindane. Efek samping : anemia aplastik, konvulsi, dermatitis, pusing, sakit kepala, iritasi pada mata dan membran mukosa, kerusakan ginjal dan hepar, neurotoksisitas, kemerahan pada kulit, mual dan muntah.

(12)

c. Ivermectin

Merupakan suatu obat semi-sintetik yang sangat poten, diperoleh dari  streptomyces avermitilis  dan merupakan obat pilihan untuk terapi dari kasus filariasis, scabies, dan gigitan dari pedikulosis kapitis. Mekanisme kerja : kematian dan paralisis tonus akibat hiperpolarisasi, oleh karena peningkatan permeabilitas ion melalui  pintu kanal glutamat klorid terhadap otot dan saraf dari parasit. ADME : diabsorpsi dengan baik pada lambung yang kosong, distribusinya luas, terkosentrasi dalam liver dan lemak, waktu  paruh 48-60 jam, metabolisme di liver, dan dieksresi pada feses. Kontra-indikasi : Wanita hamil dan anak-anak dibawah 5 tahun. Dosis : 200 µg/kg/oral. Efek samping : nyeri perut, arthralgia,  bronkospasme, konstipasi, sakit kepala, demam, letargi, hipotensi,

myalgia, pruritis, kemerahan, mual dan muntah. d. Malathion

Direkomendasikan untuk terapi pada pedikulosis kapitis. Mekanisme kerja : menghambat irreversibilitas dari kolinesterase,  bertindak sebagai ovicidal   dan  pediculicidal . ADME : digunakan  pada rambut yang kering; didiamkan selama 8-12 jam, dibilas; diulangi dalam 7 hari. Dosis : losion 0.5% dan 1%. Efek samping : Hipersensitivitas.

e. Carbary

Merupakan anti-kolinesterase irreversibel, ester N-methyl carbamat, efektif melawan kutu yang terdapat pada kepala, badan dan pubis. Dose : aqueous dan alcoholis solutions  /tiap malam/diulangi setelah 1 minggu. Efek samping : karsinogenik dan iritasi pada kulit.

(13)

f. Cotrimoxazole

Secara normal digunakan sebagai terapi pada kasus infeksi  Pneumocystis carinii, akne dan toksoplasmosis. Cotrimoxazole  juga direkomendasikan sebagai suatu profilaksis untuk melawan UTIs  dan juga efektif terhadap pedikulosis. Dosis : 7-10 mg/kg/oral/untuk 7 hari. Efek samping : hipersensitivitas; anemia megaloblastik karena defisiensi folat, meningkatkan PT ketika digunakan dengan warfarin, kemerahan pada kulit.

g. Mercuric oxide

Salep mercuric oxide 1% merupakan obat pilihan pada  Phthirus  palpebrarum, kutu yang berkerumun pada bulu mata, diinspeksi

kelopak mataanya, dan hilangkan telur kutunya secara mekanik. Efek samping : Hipersensitivitas, sensitisasi, dermatitis kontak, eritema, nyeri dan edema.

h. Isopropyl myristate

Merupakan suatu obat yang mengandung non-insecticide, komposisi dari obat ini biasanya lebih sering digunakan dalam kosmetik. Mekanisme kerjanya yaitu dengan suatu proses mekanik dengan melemahkan dinding lilin pada kutu, yang mengakibatkan kehilangan cairan internal dan dehidrasi.

i. Benzyl alcohol

Benzyl alkohol menghambat kutu dengan menutup spirakel respiratorinya, membiarkan losion menyumbat spirakel, yang mana akan mengakibatkan asfiksia. Sediaan losion benzyl alcohol 5%.

 j. Spinosad

Menyebabkan eksitasi neuronal, paralisis dan kematian pada serangga. Ini merupakan rekomendasi suatu  pediculicide untuk

(14)

terapi topikal terhadap kerumunan kutu di kepala. Sediaan suspensi 0.9%.

I. Komplikasi

Infeksi sekunder dari bakteri dapat terjadi akibat garukan penderita untuk mengatasi rasa gatal yang timbul(10).

J. Prognosis

Prognosis baik. Kulit yang teriritasi membutuhkan waktu untuk menghilangkan gatal yang menetap meskipun kutunya telah dihilagkan. 90% kasus sembuh dengan perawatan yang tepat dan biasa kambuh kembali(10).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah (1) Mendeskripsikan kondisi Good Agricultural Practices (GAP) di Provinsi Bangka Belitung, (2) Menganalisis kompetensi penyuluh pertanian

pada materi tingkat organisasi kehidupan untuk siswa Tuna rungu kelas VII SMPLB Wacana Asih Padang yang valid dan praktis.Rumusan masalah pada penelitian ini

Amira Syahira Binti Ahmad * 26.. Athirah Syafiqah Rahmad

Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa, dilakukan praktikum di Laboratorium dan Praktek Lapangan yang mencakup: pengenalan peta dan legenda peta tanah

Pada gerakan static extension otot extensors of the wrist mempunyai nilai RMS yang terbesar yaitu 92,22 sedangkan otot extensor carpi ulnaris sebesar 88,76

Aktivitas Isolat Bakteri Aerob dari Lumpur Aktif Pengolahan Limbah Cair dalam Mendegradasi Limbah Organik.. Institut

coli yang diisolasi dari feses broiler yang dipelihara secara intensif di Desa Payangan resisten terhadap sulfametoksazol, ampisilin, dan oksitetrasiklin hal ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan distribusi ragam kelapa Madan di Kecamatan Manggis.Penelitian ini dilaksanakan dari bulan