• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Permen Ristekdikti Kode Etik APIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan Permen Ristekdikti Kode Etik APIP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK APARAT PENGAWASAN

INTERNAL

OLEH : Dr. DJASWADIN, SH. Msi

(2)

KODE ETIK:

Pada prinsipnya kode etik aparat

(3)

MAKSUD

(4)

TUJUAN KODE ETIK:

1. mendorong sebuah budaya etis aparat

pengawasan internal;

2. memastikan bahwa seorang aparat pengawasan internal akan bertingkah laku pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS lainnya;

3. mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis,

agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang

(5)

PRINSIP AUDIT

a. Integritas

Aparat pengawasan internal memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab.

a. Kompetensi

(6)

c. Obyektivitas

Menjunjung tinggi ketidak berpihakan dan

profesional dalam melaksanakan tugas. d. Independensi

menjunjung tinggi independensi dalam

melaksanakan tugas, dan tidak terpengaruh, baik oleh tuntutan maupun oleh kepentingan pihak manapun.

e. Kerahasiaan

(7)

PERILAKU APARAT PENGAWASAN INTERNAL

Aparat pengawasan internal wajib menjaga perilaku sebagai berikut:

a. mentaati aturan organisasi dan aturan yang berlaku di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta menjunjung tinggi tujuan organisasi;

(8)

c. dalam melaksanakan profesi harus tertanam rasa percaya diri yang tinggi yang berpedoman pada

prinsip-prinsip; Integritas. Kompetensi,

Obyektivitas, Independensi, Kerahasiaan

d. menjunjung tinggi kejujuran dan kesungguhan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab;

e. menghindarkan diri dari kegiatan yang akan membuat kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara obyektif menjadi cacat;

(9)

g. berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta yang didukung bukti yang diketahui dalam penyusunan laporan;

h. berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan keahlian dan efektivitas pelayanan; dan

(10)

HUBUNGAN SESAMA APARAT PENGAWASAN INTERNAL

Sesama aparat pengawasan internal dalam pelaksanaan tugasnya wajib:

a. menggalang kerja sama yang sehat;

b. menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan;

(11)

HUBUNGAN APARAT PENGAWASAN INTERNAL DENGAN PIHAK YANG DIPERIKSA

Aparat pengawasan intern dalam melaksanakan tugas pemeriksaan wajib:

a. menjaga penampilan sesuai dengan tugasnya;

mampu menciptakan iklim dan menjalin kerja sama yang sehat dengan pihak yang diperiksa;

b. menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan melanggar hukum atau etika profesi; dan

(12)

MAJELIS KODE ETIK

APARAT PENGAWASAN INTERNAL

Untuk menegakkan kode etik dibentuk Majelis Kode Etik Aparat Pengawasan Intern.

(13)

KEANGGOTAAN

Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri atas unsur Inspektorat, Hukum; dan Kepegawaian dengan komposisi ;

a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;

b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan

(14)

JABATAN DAN PANGKAT

Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Aparat Pengawasan Internal yang diperiksa karena diduga melanggar kode etik.

(15)

TUGAS DAN WEWENANG

a. memantau pelaksanaan kode etik aparat pengawasan internal;

b. memeriksa perkara pelanggaran kode etik aparat pengawasan internal;

c. menetapkan ada tidaknya pelanggaran kode etik aparat pengawasan internal;

(16)

e. memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi administrasi dan disiplin apabila aparat pengawasan internal terbukti melanggar kode etik dan disiplin; dan

(17)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

a. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa aparat pengawasan internal yang diduga melanggar kode etik.

b. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah aparat pengawasan internal yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.

c. Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat.

(18)

PENGADUAN

a. Pengaduan atas pelanggaran/penyimpangan yang dilakukan oleh aparat pengawasan internal terhadap kode etik disampaikan kepada Majelis Kode Etik.

b. Pengaduan harus didukung dengan alasan-alasan dan/atau data/informasi yang dapat

(19)

LARANGAN, SANKSI DAN REHABILITASI

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, aparat pengawasan internal dilarang:

a. menyalahgunakan kewenangannya sebagai aparat pengawasan internal;

b. melibatkan diri dalam kegiatan yang melanggar hukum;

(20)

d. menggunakan data/informasi yang sifatnya rahasia bagi kepentingan pribadi atau golongan yang dapat merusak nama pihak yang diperiksa maupun Kementerian, serta hanya dapat mengemukakannya atas perintah pejabat yang berwenang; dan

e. menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apapun dari siapapun juga yang patut dapat dikira mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan tugas pemeriksaan.

(21)

SANKSI MORAL

Aparat pengawasan internal yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral.

Sanksi moral dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Majelis Kode Etik Aparat Pengawasan Intern berupa:

a. pernyataan secara tertutup; atau b. pernyataan secara terbuka.

(22)

HUKUMAN DISIPLIN PNS

(23)

REHABILITASI

Aparat pengawasan internal yang tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik berdasarkan keputusan hasil pemeriksaan Majelis Kode Etik direhabilitasi nama baiknya.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

PNS yang dapat mengajukan banding administratif kepada BAPEK adalah PNS yang dijatuhi hukuman disiplin oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku Wakil

Badan Kehormatan Daerah melalui musyawarah berwenang mengusulkan kepada Ketua Bakohumasda untuk pemberian sanksi administratif bagi anggota yang melanggar Kode Etik

Setiap Sivitas Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah yang melanggar kode etik, disiplin, tata tertib dan peraturan yang berlaku, dikenai sanksi sesuai

 memeriksa dan mengambil keputusan atas banding administratif dari PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tidak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui dan menerima sanksi

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui danmenerima

Di mana salah satunya yaitu Ketua merangkap anggota Dewan Etik, Achmad Roestandi, berpendapat agar Arief Hidayat dijatuhi sanksi berat dengan mempertimbangan bahwa