• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA SAKINAH SUPERMARKET SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA SAKINAH SUPERMARKET SURABAYA."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

AFIF NASRULLAH NIM: C04212046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh:

AFIF NASRULLAH

NIM: C04212046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Produktivitas merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan serta hal yang penting dalam suatu perusahaan. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan, banyak cara yang dapat dikerjakan oleh pimpinan perusahaan. Salah satunya dengan cara meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) antar karyawan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Sakinah Supermarket Surabaya” ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya dan faktor apakah dalam kecerdasa spiritual yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Sakinah Supermarket Surabaya yang berjumlah 60 responden. Untuk menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan uji hipotesis regresi linear sederhana dan menggunakan uji t, dengan bantuan SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil pengujian data penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung (8.649) > t tabel (2.001) dan nilai signifikansi

0.000 < 0.05. Dan faktor dalam kecerdasan spiritual yang paling berpengaruh adalah dengan melihat nilai indikator mean kecerdasan spiritual yang paling tinggi yaitu indikator X.1 (mutlak jujur) dengan nilai rata-rata 4,31.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 28

C. Kerangka Konseptual ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

(9)

E. Devinisi Operasional ... 37

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

G. Data dan Sumber Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 47

B. Penyajian dan Analisis Data ... 54

BAB V PEMBAHASAN ... 67

BAB VI PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi telah bergulir, tidak dipungkiri bahwa persaingan antar perusahaan semakin kuat dan tinggi. Dalam rangka persaingan ini perusahaan harus memiliki sumber daya yang tangguh. Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan tidak dapat dilihat sebagai bagian diri yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tangguh membentuk sinergi. Dalam hal ini peran sumber daya manusia sangat menentukan. Karena sumber daya manusia adalah sumber yang berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses pengambilan keputusan.

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya perusahaan dalam mencapai tujuan. Betapapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan tersedianya bahan, jika tanpa sumber daya manusia sulit bagi perusahaan itu untuk mencapai tujuannya.1

Pada dasarnya setiap perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas sendiri diartikan sebagai hasil pengukuran mengenai apa yang telah diperoleh dari apa yang telah diberikan oleh

1

(11)

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan pada kurun waktu tertentu. Produktivitas melibatkan peran aktif tenaga kerja untuk menghasilkan hasil maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka.

Tujuan dari peningkatan produktivitas ini adalah untuk meningkatkan efesiensi material, meminimalkan biaya per-unit produk dan memaksimalkan output per-jam kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang penting, mengingat manusialah yang mengelola modal, sumber alam dan teknologi, sehingga dapat memperoleh keuntungan.

Nyatanya dewasa ini, perusahaan menghadapi masalah produktivitas yang mencemaskan. “Sebagai contoh banyak laporan perusahaan mencatat rendahnya tingkat produktivitas. Laporan itu mengungkapkan adanya masalah-masalah seperti mangkir, berhenti kerja, pemogokan, sabotase, kualitas produk yang rendah, dan keengganan para pekerja untuk bekerja keras sebagai beberapa alasan penurunan produktivitas itu”.2

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gambaran produktivitas tersebut, diantaranya dengan menginvestasi teknologi mutakhir lebih banyak. Meskipun hal itu bermanfaat, tetapi investasi dengan peralatan yang lebih canggih hanya merupakan bagian dari pemecahan permasalahan karena akhirnya kualitas pemecahan jasa dan aktivitas produksi sangat tergantung pada unsur manusianya. Dalam industri-industri yang non otomatis, unsur manusia merupakan faktor utama yang menentukan tinggi

2

(12)

rendahnya produktivitas.3 Hal ini berarti perusahaan harus mampu meningkatkan efesiensi produktifitas kerja karyawan dengan mengelola sumber daya manusia yang berkualitas, siap, tangguh, dan tidak takut menghadapi perubahan lingkungan bisnis sebagai tantangan yang harus dihadapi.

Islam juga menganjurkan umatnya untuk berlaku produktif dengan syarat apabila telah menyelesaikan satu pekerjaan maka dianjurkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilakan sesuatu yang baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Insyiroh ayat 7-8, sebagai berikut:















Artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan lain), dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap. (QS. Al Insyiroh : 15)4.

Sumber daya manusia yang produktif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya melalui faktor internal (individu) karyawan, yaitu kemampuan (ability). Kemampuan seseorang diantaranya ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya, terdapat beberapa kecerdasan pada diri manusia, diantaranya:

3 Ibid 4

(13)

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan kreativitas, dan kecerdasan spiritual.5

Selama ini masyarakat beranggapan bahwa orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) tinggi akan meraih kesuksesan dalam hidup. Padahal dalam realitas kehidupan banyak ditemukan bahwa IQ tinggi tidak bisa menjadi barometer kesuksesan atau kebahagiaan hidup seseorang.

Cukup banyak orang yang mempunyai IQ di atas rata-rata, tetapi banyak diantara mereka tidak berhasil dalam kehidupan pribadi atau dalam hal pekerjaan. Menurut berbagai penelitian, IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20%, bahkan 6% menurut Steven J.Stein dan Howard E.Book, dari hasil tes IQ, kebanyakan orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam pekerjaan, sementara yang memiliki IQ biasa saja justru sangat berprestasi.6

IQ memang penting kehadirannya dalam kehidupan manusia, yaitu agar manusia bisa memanfaatkan teknologi demi efesiensi dan efektivitas. Juga peran kecerdasan emosional (EQ) yang memegang begitu penting dalam membangun hubungan antar manusia yang efektif sekaligus perannya dalam meningkatkan kinerja, namun tanpa kecerdasan spiritual (SQ) yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, maka keberhasilan itu hanyalah akan menghasilkan hitler-hitler baru atau fir’aun-fir’aun kecil di muka bumi.7

Kecerdasan spiritual memegang peranan yang besar terhadap kesuksesan seseorang dalam bekerja. Seorang karyawan yang menerapkan nilai-nilai spiritual dalam bekerja akan berkarya lebih baik. Sejak lama orang yakin

5

Lisda Rahmasari, Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan, Jurnal Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012 6

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2002), 57

7

(14)

bahwa kecerdasan khususnya kemampuan intelektual merupakan suatu alat dari wujud kemampuan mental yang penting dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan. Hal ini dapat dipahami karena dalam bekerja bukan hanya tindakan-tindakan untuk melaksanakan pekerjaan tetapi juga kecerdasan dalam memecahkan masalah.8

Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang tersebut dapat bekerja lebih baik. Secara singkat kecerdasan spiritual mampu mengintegrasikan dua kemampuan lain yang sebelumnya telah disebutkan yaitu IQ dan EQ. Menjadi pintar tidak hanya dinyatakan dengan memiliki IQ yang tinggi, tetapi untuk menjadi sungguh-sungguh pintar seseorang haruslah memiliki kecerdasan spiritual (SQ). Zohar dan Marshal mengatakan bahwa kecerdasan spiritual mampu menjadikan manusia sebagai mahluk yang lengkap secara intelektual, emosional dan spiritual.9 Sukidi juga menjelaskan tentang nilai-nilai kecerdasan spiritual yang banyak dibutuhkan dalam dunia bisnis, yaitu: mutlak jujur, keterbukaan, pengetahuan diri, fokus pada kontribusi, dan spiritual non dogmatis.10

Dalam sebuah perusahaan dituntut untuk bisa mengefektifkan karyawan yang telah ada. Begitu juga dalam Sakinah Supermarket Surabaya, dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja, setiap satu minggu sekali terdapat kegiatan sharing atau saling berbagi mengenai apa kendala para karyawan

8

Ibid., 2 9

Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2001), 23

10

(15)

dalam melaksanaan pekerjaan serta bagaimana solusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan Sakinah Supermarket serta para karyawan untuk memperbaiki serta meningkatkan produktivitas kerja. Para karyawan pula dibekali dengan tausiyah atau kegiatan spiritual yang diadakan setiap satu bulan sekali. Ini juga dilakukan agar dalam melaksanaan pekerjaan tetap dalam koridor Islam, dan memupuk dalam jiwa para karyawan bahwa bekerja bukan hanya untuk dunia semata tetapi juga untuk akhirat. Semua kegiatan dilakukan untuk menjadikan Sakinah Supermarket menjadi lebih baik.

Karyawan Sakinah Supermarket awalnya merupakan lulusan Pondok Pesantren Hidayatullah. Namun seiring berkembangnya waktu dan sesuai dengan visi dan misi Sakinah Supermarket yaitu memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya serta memberdayakan lingkungan, sekarang juga mengangkat tenaga kerja yang merupakan masyarakat disekitar Sakinah Supermarket.

Karyawan Sakinah Supermarket memiliki memiliki keberagaman dalam lama kerja dan juga latar belakang pendidikan. Perbedaan yang ada ini berpeluang memunculkan perbedaan tingkat kecerdasan masing-masing karyawan.

(16)

memperluas lokasi pertokoan menjadi 1.100 m2, dengan adanya tambahan lokasi pertokoan tersebut maka usaha terus berkembang, dalam perjalanannya hingga saat ini setiap tahun menunjukkan angka penjualan yang semakin meningkat. Sampai saat ini Supermarket As-Sakinah berada disatu area, diatas tanah seluas 2.250 m2 yang terdiri dari bangunan seluas 1.500 m2 dan area parkir yang luasnya 750 m2.11

Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Sakinah Supermarket

Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan malasah penelitian ini adalah

1. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya?

2. Faktor apakah dalam kecerdasan spiritual yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumuasan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

11

(17)

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya.

2. Mengetahui faktor apakah dalam kecerdasan spiritual yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang bermanfaat bagi pembaca yang berkepentingan dan sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam meniliti masalah yang sama atau terkait di masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal, karena sumber daya manusia merupakan penggerak dari jalannya organisasi. Organisasi haruslah memilih dan menempatkan sumber daya manusia yang tepat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM).

Menurut Simamora manajemen sumber daya manusia (human resourcess management) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi kelompok karyawan.1Senada dengan Anwar Prabu Mangkunegara menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia

1

(19)

merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.2

Sumber daya manusia haruslah dikelola dengan tepat untuk mencapai pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal agar tujuan organisasi tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Achmad S Ruky bahwa manajemen sumber daya manusia adalah “penerapan manajemen secara tepat dan efektif dalam proses akuisisi, pendayagunaan, pengembangan, dan pemeliharaan personel yang dimiliki oleh sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya”.3

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia mempunyai definisi sebagai sesuatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerjadengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi peusahaan secara terpadu.

2

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011), 2

3

(20)

b. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Setiap organisasi, termasuk perusahaan, menetapkan tujuan-tujuan tertentu yang ingin mereka capai dalam memanajemani setiap sumber dayanya termasuk sumber daya manusia.Menurut Chusway, tujuan MSDM meliputi:4

1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi.

2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDMyang memungkinkan organisasi mampu mencappai tujuannya. 3. Membantu dalam mengembangkan arah keseluruhan organisasi dan

strategi, khususnya yang yang berkaitan dengan implikasi SDM. 4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini

mencapai tujuannya.

5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja.

6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.

7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam manajemen SDM.

4

(21)

Sementara itu menurut Schuler et al, setidaknya manajemen sumber daya manusia memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 5

1. Memperbaiki tingkat produktivitas 2. Memperbaiki kualitas kehidupan kerja

3. Meyakinkan organisasi telah memenuhi aspek-aspek legal.

2. Kecerdasan Spiritual

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Toto Tasmara mendefinisikan kecrdasan spiritual adalah kemampun seseorang untuk mendengarkan suara hati nuraninya, baik, buruk dan rasa moral dalam cara menempatkan diri dari pergaulan.6

Zohar dan Marshal berpendapat bahwa kecerdasan spiritual sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahamandan cinta serta kemampuan untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya, juga memungkinkan bergulat dengan ihwal baik dan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat dari kerendahan. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang

5 Ibid., 9 6

(22)

lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.7

Pendapat ini sejalan dengan Abdul wahid Hasan yang mengemukakan

bahwa: “Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk

menyelesaikan permasahan hidup yang dihadapi, manusia dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan menjadi semangat (motivasi) hidup yang tinggi sehingga penderitaan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Manusia

harus mampu menemukan makna kehidupannya”.8

Sedangkan menurut Ary Ginanjar kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberimakna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melaluilangkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menujumanusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola

pemikirantauhid (integralistik) serta berprinsip “hanya karena Allah”.9

. Sukidi mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai

Suatu dimensi manusia nonmaterial jiwa manusia yang merupakanintan yang belum terasah yang dimiliki oleh semua manusia. Ia harus dikenali dan diketahui seperti apa adanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Seperti dua bentuk kecerdasan lainnya (maksudnya IQ dan EQ), kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan diturunkan. Kemampuannya untuk ditingkatkan tampaknya tidak terbatas.10

7

Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2001), 5

8

Abdul Wahid Hasan, SQ Nabi: Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual (SQ) Rasulullah di masa kini , (Yogyakarta: Ivcisod, 2006), 63

9

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2002), 57

10

(23)

b. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritul

Zohar dan Marshal memberikantujuh ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual, yaitu:11

1. Memiliki kesadaran diri

Memiliki kesadaran diri yaitu adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan menanggapinya.

2. Memiliki Visi

Memiliki visi yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

3. Bersikap fleksibel

Bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara spontan dan aktifuntuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan), dan efisien tentang realitas.

4. Berpandangan holistik

Berpandangan holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa sehat, serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.

11

(24)

5. Melakukan perubahan

Melakukan perubahan yaitu terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo dan juga menjadi orang yang bebas merdeka.

6. Sumber inspirasi

Sumber inspirasi yaitu mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dan memiliki gagasan-gagasan yang segar.

7. Refleksi diri

Refleksi diri yaitu memiliki kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok.

Adapun prinsip - prinsip kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar yaitu:12

1. Prinsip bintang

Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Allah SWT. Semuantindakan yang dilakukan hanya untuk Allah dan tidak mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri.

2. Prinsip Malaikat (kepercayaan)

Prinsip malaikat adalah prinsip berdasarkan iman kepada Malaikat. Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai dengan sifat malaikat yang dipercaya oleh Allah untuk menjalankan segala perintah Allah SWT.

12

(25)

3. Prinsip Kepemimpinan

Prinsip kepemimpinanadalah prinsip berdasarkan iman kepada Rasullullah SAW. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang sejati. Seperti Rasullullah SAW adalah seorang pemimpin sejati yang dihormati oleh semua orang.

4. Prinsip pembelajaran

Prinsip pembelajaran adalah prinsip berdasarkan iman kepada kitab. Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan Al-Qur’an sebagaipedoman dalam bertindak.

5. Prinsip masa depan

Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada “hari

akhir”.Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka pendek, jangka menengah

maupun jangka panjang, disertai keyakinan akan adanya “hari akhir” dimana setiap individu akan mendapat balasan terhadapsetiap tindakan yang dilakukan.

6. Prinsip keteraturan

Prinsip keteraturan merupakan prinsip berdasarkan iman kepada

(26)

Sukidi menjelaskan tentang nilai-nilai kecerdasan spiritual berdasarkan dimensi-dimensi kecerdasan spiritual Zohar dan Marshal yang banyak dibutuhkan dalam dunia bisnis, yaitu:13

1. Mutlak jujur

Kata kunci pertama untuk sukses di dunia bisnis adalah mutlak jujur, yaitu berkata benar dan konsisten akan kebenaran. Ini merupakan hukum spiritual dalam dunia usaha.

2. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sebuah hukum alam di dunia bisnis, maka logikanya apabila seseorang bersikap fair atau terbuka maka ia telah berpartisipasi di jalan menuju dunia yang baik.

3. Pengetahuan diri

Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat dibutuhkan dalam kesuksesan sebuah usaha karena dunia usaha sangat memperhatikan dalam lingkungan belajar yang baik.

4. Fokus pada kontribusi

Dalam dunia usaha terdapat hukum yang lebih mengutamakan memberi daripada menerima.Hal ini penting berhadapan dengan kecenderungan manusia untuk menuntut hak ketimbang memenuhi kewajiban.Untuk

13

(27)

itulah orang harus pandai membangun kesadaran diri untuk lebih terfokuas pada kontribusi.

5. Spiritual non dogmatis

Komponen ini merupakan nilai kecerdasan spiritual dimana di dalamnya terdapat kemampuan untuk bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, serta kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator kecerdasan spiritual dalam penelitian ini adalah kejujuran, keterbukaan, pengetahuan diri, fokus pada kontribusi, dan spiritual non dogmatis.

c. Kecerdasan Spiritual Menurut Pandangan Islam

Dalam terminologi Islam, dapat dikatakan bahwa SQ adalah kecerdasan yang bertumpu pada qalb. Qalb inilah yang sebenarnya merupakan pusat kendali semua gerak anggota tubuh manusia. Ia adalah raja bagi semua anggota tubuh yang lain. Semua aktivitas manusia berada di bawah kendalinya. Jika qalb ini sudah baik, maka gerak dan aktivitas anggota tubuh yang lain akan baik pula.Demikian juga sebaliknya. Dan hati ini merupakan cermin dari pada tingkah laku (akhlak) seseorang.14

14

(28)

Sebagaimana hadist nabi:

َ ا

َ ل

َ وَ ا

َ ن

ََ ف

ي

ََ لا

َ ج

َ س

َ َ

َ م

َ ظ

َ غ

َ ة

َ وَ ا

َ

َ صا

َ ل

َ ح

َ ةَ

َ ص

َ ل

َ ح

ََ لا

َ ج

َ س

َ َ

َ كَ ل

َ هَ

َ وَ ا

َ ا

ََ ف

َ س

َ َ ت

َ ف

َ س

َ َ

َ لا

َ ج

َ س

َ َ

َ كَ ل

َ هَ

َ ا

َ ل

َ و

َ ه

َ ي

َ

َ لا

َ قَ ل

َ ب

َ(

حيحص

َ

لا

يراخب

)

Rasulullah SAW bersabda : ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah itu adalah hati. (Shahih Bukhari)15

Salah satu kunci kecerdasan spiritual berada pada hati. Kemudian menanggapi bisikan nurani dengan memberdayakan dan mengarahkan seluruh potensi qalbu. Seorang yang cerdas ruhaniah akan menunjukkan rasa tanggung jawab dengan berorientasi pada kebijakan atau amal prestatif.16

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al maidah : 93

















Artinya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah

15

K.H. Wahid Hasyim, Terjemah Hadis Shahih Buchari, (Jakarta: Widjaya, 1951), 41

16

(29)

menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. al-Maidah: 93)17.

Dari ayat di atas, tampak dengan jelas keterkaitan antara takwa, iman (sikap) dan amal saleh (perbuatan baik) yang merupakan indikasi kecerdasan spiritual. Orang-orang yang berbuat kebajikan itu disebutkan dengan jelas dan aplikatif di dalam al-Qur’an.

3. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang).18Menurut Joseph M. Putti produktivitas adalah seberapa baik berbagai sumber daya (masukan-masukan) itu digunakan dan diolah untuk mencapai suatu tingkat hasil atau sasaran yang spesifik.19

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara

17

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Alwaah, 1989),

18

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber…, 99

19

(30)

hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).20

John Suprihanto menyebutkan bahwa dalam produktivitas terkandung 3 hal pokok, yaitu:21

1. Produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.

2. Produktivitas adalah perbandingan antara pengorbanan (output) dengan penghasilan (input).

3. Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dengan hari kemarin.

Produktivitas merupakan fungsi dari efrektivitas dan efisiensi. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisiendalam penggunaan sumber daya, termasuk bahan, uang dan waktu yang akan menghaasilkan produktivitas yang relatif tinggi.22

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Gomes, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah :23 1. Knowledge

20

Umar, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2003), 9

21

John Suprihanto, Manajemen Personalia, (Yogyakarta: Penerbit BPFE, 1987), 17 22

Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian Pegawai, (Bandung: Mandar Maju, 2004), 8

23

(31)

Konsep pengetahuan lebih berorientasi kecerdasan, dayapikir dan penguasaan ilmu serta lebih pada wawasan yang dimiliki seseorang.dengan demikiann pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan kontribusi kepada seseorang didalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. dengan pengetahuan yang luas seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan yang lebih baik dan produktif.

2. Skill

Keterampilan adalah kemampuan yang menguasai teknik operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan.keterampilan diperoleh dari proses belajar dan berlatih. keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis, dengan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. 3. Abilities

Kemampuan berbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang pegawai, yang termasuk faktor pembentuk kemampuan yaitu pengetahuan dan keterampilan.24

4. Attitudes

Merupakan suatu kebiasaan yang berpolakan.jika kebiasaan yang berpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya

(32)

dengan prilaku kerja maka akan menguntungkan. artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. dapat dicontohkan seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu, disiplin, simple, maka perilaku juga baik, apabila diberi tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.

5. Behaviors

Behaviors sangat erat hubungannya dengan kebiasaan atau perilaku arti

yang dimaksud di atas, apabila kebiasaan-kebiasaan yang dimaksudkan pegawai baik pula, maka hal tersebut akan menjamin perilaku pekerjaan yang baik pula. demikian perilaku manusia juga akan ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai tersebut. sehingga dapat mendukung kerja yang efektif, dengan kondisi pegawai tersebut maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.25

Sedangkan menurut Arfida faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga kelompokyaitu:26

1. Kualitas dan kemampuan Fisik karyawan

25

Ibid., 160

26

(33)

Kualitas dan kemampuan fisik karyawan dipengaruhi oleh oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.Kemampuan fisik karyawan memerlukan perhatian pengusaha dewasa ini, terutama karena tingkat upah umumnya sangat terbatas. Usaha-usaha perbaikan penghasilan karyawan akan meningkatkan kemampuan fisik dan kemampuan peningkatan produktivitas kerja mereka.

2. Sarana pendukung

Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawanperusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi,sarana dan peralatan produksi yang digunakan,tingkat keselamatan dankesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri

b. Mengangkat kesejahteraan karyawan yang tercemin dalam sistempengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra Sarana

(34)

kebijaksanaan, hak-hak karyawan. Semua itu merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi karyawan dalam keseluruhan proses produksi. Kemampuan manajemen penggunaan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan, karena peranan manajemen sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas.

c. Indikator Produktivitas

Menurut Edy Sutrisno, untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator, sebagai berikut:27

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

27

(35)

3. Semangat kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Dengan semangat kerja yang tinggi akan memberikan hasil yang baik.

4. Pengembangan diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu yang lebih baik dari yang telah lalu.Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.

6. Efisiensi

(36)

d. Produktivitas Menurut Pandangan Islam

Dalam Islam menganjurkan pada umatnya untuk berproduksi dan berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi. Islam memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikannya bagian dari ibadah dan jihad.28Islam juga menganjurkan umatnya untuk berlaku produktif dengan syarat apabila telah menyelesaikan satu pekerjaan maka dianjurkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilakan sesuatu yang baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Insyiroh ayat 7-8, sebagai berikut:







Artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan lain), dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap. (QS. Al Insyiroh : 15)29.

Ayat ini merupakan anjuran kepada Rasulullah SAW agar tetap melakukan pekerjaan secara kontinyu.Dan janganlah kamu mengharapkan pahala dari pekerjaanmu, melainkan hanya kepada Aallah semata.Sebab hanya dialahyang wajib kita sembah dan kita memohokan kemurahannya.

Dalam firman Allah SWTyang lain disebutkan, Surat Al-Mulk ayat 15 yang berbunyi:

28

Sujudi Ragil Putra, Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada BMT Bina Ihsanul Fitri Yogyakarta, Skripsi, Prodi Ekonomi UIIYogyakarta, 2006.

29

(37)











Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk : 15).30

Ayat di atas menerangkan bahwa manusia dianjurkan untuk berlaku produktif dengan memanfaaatkan sumber daya alam yang telah disediakan oleh Alah SWT.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait dengan kecerdasan spiritual dan produktivitas kerja.

1. R.A Fabiola Meirnayati Trihandini (2005) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosidan Kecerdasan Spiritual terhadap

Kinerja Karyawan(Studi Kasus di Hotel Horison Semarang)”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dankecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di Hotel Horison Semarang. Terdapat 95 responden yang telah dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan

30

(38)

menggunakan kuesioner dan tes IQ. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan besaran 55,5% Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan emosi.31

2. Sesilia Dwi Rini Waryanti (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja (Studi Empiris pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang)”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.Penelitian ini dilakukan di RSUD kota Semarang. Terdapat 100 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan

31

(39)

signifikan terhadap kinerja karyawan dengan besaran 47,3% Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan spiritual.32

3. Alaik Allama (2012) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Keja Islam Dan Budaya Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Baitul Mal Wat

Tamwil (BMT) Di Kudus”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang

masalah pengaruh motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja karyawan BMT di kabupaten Kudus. Penelitian ini dilakukan di BMT yang terletak di Kudus. Terdapat 45 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa variabel motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan BMT di kabupaten Kudus. Variabel independen (motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam) hanya mampu menjelaskan variabel independen sebesar 78,6 %, sedangkan sisanya 21,4 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.33

32

Sesilia Dwi Rini Waryanti, “Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja (Studi Empiris pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2011.

33

Alaik Allama, “Pengaruh Motivasi Kerja Islam Dan Budaya Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Di Kudus”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas

(40)

4. Muta’asifah (2013) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada BMT Tamzis Wonosobo)”.

Penelitian ini bertujuan ntuk menganalisis pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja karyawan BMT Tamzis Wonosobo. Terdapat 56 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 63,7%.34 5. Dadang Iman Eka Sanjaya (2009) yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan

Terhadap ProduktivitasKerja Karyawan Pada Perusahaan Keripik Kentang Di Junrejo Batu”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat kedisiplinan danproduktivitas kerja karyawan serta pengaruhnya kedisiplinan terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Keripik kentang di JunrejoBatu.Terdapat 10 responden yang telah terpilih yang dianggap mewakili populasi untuk menjadi sampel penelitian.Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dengan uji t.

34 Muta’asifah, “

(41)

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang siginifikan antara kedisiplinan terhadap produktivitas kerja karyawan dengan besaran 52,6%.35

Berdasarkan data di atas, terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu terdapat persamaan variabel yang dibahas dalam penelitianyaitu tentang kecerdasan spiritual dan produktivitas kerja karyawan.Sedangkan yang membedakan adalah tidak ada yang membahas secara spesifik variabel kecerdasan spiritual dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan, dari segi lokasi penelitiannya juga berbeda.

C. Kerangka Konseptual

Produktivitas kerja sumber daya manusia dewasa ini dituntut untuk terus ditingkatkan di dunia usaha. Hal ini dikarenakan adanya persaingan usaha yang sangat ketat, tuntutan pemenuhan kepuasan konsumen, dan adanya tuntutan target yang harus tercapai.Untuk meningkatkan produktivitas SDM, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan atau keahlian para karyawan itu sendiri.

Kemampuan seseorang diantaranya ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan itu meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.Selama ini masyarakat beranggapan bahwa

35

(42)

kecerdasan intelektual menjadi baromater kesuksesan kerja seseorang. Padahal ada sesuatu hal yang lebih penting dari itu, yaitu kecerdasan spiritual.

Zohar dan Marshall (2001) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual memegang peranan yang besar terhadap kesuksesan seseorang dalam bekerja. Seorang karyawan yang memperoleh kebahagiaan dalam bekerja akan berkarya lebih baik. Hal ini sesuai dengan survei majalah SWA (2007) yang menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan mampu meningkatkan produktivitas.

[image:42.612.118.532.269.582.2]

Dari uraian tersebut di atas, maka kerangka konseptual yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar

Kecerdasan Spiritual (X)

(43)

kerja serta panduaan dalam verifikasi.36 Adapun hipotesis dalam penelitian ini diduga:

Ha : Terdapat pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja

karyawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap produktivitas

kerja karyawan.

36

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuki meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 Sedangkan menurut Arikunto penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.2

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian sejak April 2016 dan penelitian ini dilakukan di Sakinah Supermarket yang beralamatkan di jalan Arif Rahman Hakim No. 32 Keputih, Sukolilo, Surabaya.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Cet. 16, (Bandung: Alfabeta, 2012), 96

2

(45)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pegawai Sakinah Supermarket Surabaya sejumlah 60 pegawai.

Setelah menentukan populasi maka langkah selanjutnya oleh peneliti adalah menentukan sampel. Sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Pada intinya menyatakan bahwa sampel yang diambil dari populasi tersebut haruslah benar-benar mewakili jika tidak maka hasil dari penelitian tersebut akan salah.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sensus, dimana peneliti mencatat seluruh elemen yang menjadi obyek penelitian (populasi) untuk dijadikan sampel. Hal ini dilakukan karena ditinjau dari wilayah penelitian ini hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit. Sehingga peneliti merasa perlu untuk meneliti secara keseluruhan tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sesuai pendapat Arikuto bahwa untuk penelitian yang populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua.5

3

Sugiyono, Metode Penelitian…, 42 4

Ibid., 82

5

(46)

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam nilai. Selain itu variabel penelitian dapat juga disebut sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.6 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen atau yang sering disebut variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan spiritual (X).

2. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja (Y).

E. Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas X (kecerdasan spiritual) dan variabel terikat Y (produktivitas kerja). Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa langkah, yaitu: mendefinisikan operasional variabel penelitian, menyusun indikator variabel penelitian, dan menyusun instrumen (kuesioner penelitian), yang selengkapnya dapat dijelaskan pada Tabel 3.1.

6

(47)
[image:47.612.121.520.119.527.2]

Tabel 3.1

Variabel Konsep Indikator Pengukuran

Kecerdasan spiritual (X) Kecerdasan menghadapi persoalan serta menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih bermakna.

1. Mutlak jujur 2. Keterbukaan 3. Pengetahuan diri 4. Fokus pada

kontribusi 5. Spiritual non

dogmatis (Teori Sukidi, Kecerdasan Spiritual)

Skala likert 1 s.d 5

Produktivitas kerja (Y) seberapa baik berbagai sumber daya (masukan-masukan) itu digunakan dan diolah untuk mencapai suatu tingkat hasil 1. Kemampuan 2. Meningkatkan hasil yang dicapai

3. Semangat kerja 4. Pengembangan

diri 5. Mutu 6. Efisiensi.

(Teori Edy Sutrisno, Manajemen SDM)

Skala likert 1 s.d 5

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

(48)

kesimpulan penelitian tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya reliabilitas dan validitas hasil ukur suatu tes.

1. Validitas

Menurut Azwar validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Atau dengan kata lain mampu tidaknya suatu alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukurannya yang dikehendaki dengan tepat.7 Dalam pengujian validitas instrumen pada penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus product moment, yaitu

r

xy

Ket :

r

xy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah subjek

x : Jumlah skor item/nilai tiap item y : Jumlah skor total

Semua pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS)

7

(49)

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas sering disebut pula keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.8

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik croanbach alpa > 0,60. Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut :9

r

11

ket :

r

11 : Reliabilitas instrumen

k : jumlah kuesioner

∑Si : jumlah varian butir

St : varian total

8

Ibid., 180

9

(50)

Semua penghitungan uji keandalan butir alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS).

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.10

2. Sumber Data

Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Di dalam penelitian ini data yang digunakan dibagi dua bagian, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran angket kepada responden, dalam hal ini adalah Karyawan Sakinah Supermarket Surabaya.

b. Data Sekunder

Data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

10

(51)

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penelitian ini yang diperoleh dari buku-buku literatur, internet, jurnal-jurnal dan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan bahan masukan untuk mendukung penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat berpengaruh sekali dalam hasil penelitian. Karena pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan diperoleh data yang relevan, dan akurat. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.11 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner yang di gunakan berupa pertanyaan yang menyangkut tentang pengaruh kecerdasan spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan pada Sakinah Supermarket Surabaya.

Untuk mengukur skala ini digunakan skala likert masing-masing pertanyaan diberi Skor 1 sampai 5 dengan bobot masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

11

(52)

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5 b. Jawaban Setuju (S) dengan nilai 4

c. Jawaban Ragu-Ragu (R) dengan nilai 3 d. Jawaban Tidak Setuju ( TS) dengan nilai 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS) dengan nilai 1 2. Dokumentasi

Dokumentasi di gunakan untuk pengumpulan data berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. Misalnya: berupa arsip-arsip, buku-buku catatan yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.12 Dokumentasi yang di gunakan yaitu yang berhubungan dengan profil Sakinah Supermarket.

3. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang akurat untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Pencarian data dengan teknik ini dapat di lakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang pewawancara dengan seorang atau beberapa orang yang diwawancarai.13 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan manajer SDM Sakinah Supermarket Surabaya.

12

Muhammad, Metode Penelitian…, 152.

13

(53)

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dan model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi kesalahan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal.14 Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode grafik dan statistik.

Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot dan histogram. Yaitu jika sebaran (pencaran) data berada di sekitar garis diagonal dan tidak ada yang terpencar jauh dari garis diagonal, selain itu bentuk histogram seperti bentuk lonceng. Secara statistik, normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Yaitu bila tingkat signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov diatas 0.05 (derajat kepercayaan yang digunakan).

14

(54)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas bukan heteroskedastisitas.15

c. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang daro 0,05.16 2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana yaitu hubungan secara linear antara satu variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). analisa ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dan terikat apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai dari independen mengalami kenaikan atau peurunan.

15

Ibid.,109 16

(55)

Persamaan umum regresi liniar sederhana adalah: Y = a + bX

Ket :

Y : variabel terikat a : konstanta

b : koefisien regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan pada variabel bebas (Variabel X). X : variabel bebas

3. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji t. Uji t (Parsial) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t, dengan ketentuan H0 diterima jika thitung < ttabel dan H0 ditolak jika

thitung > ttabel. Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sakinah Supermarket Surabaya yang beralamatkan di jalan Arif Rahman Hakim No. 32 Keputih, Sukolilo, Surabaya. Dimulai pada bulan Mei – Juni 2016.

2. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Sejarah Berdirinya Sakinah Supermarket Surabaya

(57)

dan non anggota atau usaha pertokoan. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan alamat Jl. Arif Rahman Hakim No. 32 Surabaya.

Kegiatan usaha koperasi dimulai pada tahun 1991 dengan melakukan suplai kebutuhan bahan pokok kepada anggota secara khusus serta donatur dan simpatisan pesantren secara umum. Pada tahun 1993 dibuka mini market seluas 200 m2. Kemudian pada tahun 2000 tempat usaha diperluas lagi menjadi 500 m2. Tempat Usaha ini sebagai cikal bakal berkembangnya Sakinah. Pada tahun 2004 Kopontren As Sakinah memperluas lokasi pertokoan menjadi 1.100 m2, dengan adanya tambahan lokasi pertokoan tersebut maka usaha terus berkembang, dalam perjalanannya hingga saat ini setiap tahun menunjukkan angka penjualan yang semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya potensi pasar di lokasi tersebut yang sebagian besar dari mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) yang bertempat tinggal atau kos dikeputih dan sekitarnya. Sampai saat ini Supermarket Sakinah berada disatu area, diatas tanah seluas 2.250 m2. yang sudah ada bangunanya seluas 1.500 m2. dan yang 750 m2 masih area kosong untuk lahan parkir.

b. Profil Sakinah Supermarket

(58)

Keputih terbagi menjadi beberapa divisi penjualan dan pelayanan antara lain: supermarket yang melayani kebutuhan sehari-hari, bagian stationary yang menjual peralatan sekolah dan kantor, bagian buku-buku yang menjual berbagai buku, serta bagian pakaian mulai dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu Sakinah juga membuka peluang kerjasama bagi pemilik usaha lainnya yang ingin membuka usahanya di Sakinah dengan cara menyewa stan maupun tempat di lahan Sakinah. Beberapa kerjasama yang saat ini dijalin oleh Sakinah adalah Sego Jamur, Buna Rendang, Pentol Gila, dan usaha lainnya.

Dalam menjalankan usahanya, Sakinah menjalin banyak kerjasama dengan distributor produk-produk yang dijual. Masing-masing divisi penjualan yang ada di Sakinah dapat dipasok oleh lebih dari satu distributor. Dengan begitu diharapkan persediaan barang yang ada tidak akan mengalami kekosongan stok dan tidak menimbulkan kekecawaan konsumen. Ketika berbelanja di Sakinah, konsumen dapat membeli produk secara partai maupun secara eceran dimana nantinya setiap pembayaran akan mendapatkan bukti pembelian.

(59)

tempat sholat yang ada di lantai dua dekat dengan toko buku, dan ada tempat penitipan barang bagi konsumen.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Sakinah atau dalam hal ini adalah pegawai selalu dikembangkan baik jumlah maupun skill yang dimiliki, yaitu dengan diadakannya pelatihan setiap satu bulan sekali dan kegiatan spiritual seperti tausiyah. Hal ini betujuan untuk untuk memberikan pelayanan yang baik pada Sakinah maupun konsumen. Pegawai-pegawai itu dapat ditempatkan di semua divisi usaha yang dikelola oleh Sakinah.

c. Visi dan Misi Sakinah Supermarket

Sebagai perusahaan ritel modern syariah, Sakinah memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

“Menjadi jaringan bisnis ritel modern syariah terkemuka di Indonesia dalam peran serta pembangunan ekonomi umat”.

2. Misi

1) Memberikan pelayanan berkualitas dan unggul.

2) Menjadi yang terbaik dalam menegakkan etika bisnis syariah. 3) Menciptakan usaha ritel modern syariah berbasis masyarakat. 4) Memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi para stake-holder. 5) Pemberdayaan UKM Bidang Ritel dalam bentuk kemitraan dan

(60)

Selain itu, dalam menjalankan usaha berbasis syariahnya, Sakinah memiliki nilai-nilai perusahaan yang biasa disebut FAST, meliputi:

1) Fathonah (Cerdas)

Senantiasa menunjukkan dan mengembangkan sikap keteladanan yang prestatif.

2) Amanah (Kepercayaan)

Senantiasa menunjukkan dan mengembangkan sikap dapat dipercaya.

3) Shaddiq (Kejujuran)

Pengutamaan pada nilai-nilai kejujuran dalam setiap hubungan bisnis dan sosial kemasyarakatan, baik ke luar maupun ke dalam. 4) Tabligh (Menyampaikan)

Senantiasa menyampaikan dan menyebarluaskan nilai-nilai muamalah syariah.

d. Tujuan S

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Variabel
Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Table 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hubungan pembagian kerja dan wewenang karyawan terhadap prestasi kerja pada Bank BRI Cabang Surabaya dengan batas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan Supermarket Luwes Nusukan di kota

Organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja karyawan Supermarket Luwes. Nusukan di

Sinar Galesong Pratama Cabang Manado dalam mencapai hasil kerjanya yang telah ditetapkan oleh perusahaan salah satunya adalah melalui peningkatan semangat kerja dengan memberikan

Sehingga rekomendasi yang di dapat dari hasil penelitian ini adalah motivasi kerja karyawan pada PT BPD JATIM Kantor Cabang Surabaya dapat ditingkatkan lagi dengan cara

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT.FIFGROUP (FEDERAL INTERNATIONAL.. FINANCE) SEKTOR GALAXY CABANG

906 Pengaruh Komitmen Organisasi, Stres Kerja, Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan Pada Supermarket Indometro Di Kota Metro Sudirman1, Sugeng2 Program Studi Manajemen Fakultas

Perbedaan penelitian: Responden yang digunakan adalah pelanggan di supermarket sakinah Surabaya dengan kriteria usia 18-60 yang memiliki latar belakang pendidikan sekolah menengah atas