• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Disiplin Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Di Kelompok B TK Alkhairaat Pakuli | Adriati | Bungamputi 2776 8401 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Meningkatkan Disiplin Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Di Kelompok B TK Alkhairaat Pakuli | Adriati | Bungamputi 2776 8401 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE

PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK

ALKHAIRAAT PAKULI

Adriati1

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di TK Alkhairaat Pakuli, melibatkan 20 orang anak terdiri atas 11 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan sebelum tindakan terhadap aspek peningkatan kedisiplinan anak yaitu merapikan perlengkapan belajar BSB 10%, BSH 25%, MB 30%, dan BB 35%, kemudian kegiatan membaca doa BSB 25%, BSH 25%, MB 30%, BB 20%, dan kegiatan mengerjakan tugas dengan kategori BSB 10%, BSH 30%, MB 20%, BB 40%. Terjadi peningkatan kemampuan dari siklus I ke siklus II pada kegiatan merapikan perlengkapan belajar kategori berkembang sangat baik dari 55% menjadi 80% (35%), kegiatan membaca doa dengan kategori berkembang sangat baik dari 60% menjadi 85% (25%), kegiatan mengerjakan tugas dengan kategori berkembang sangat baik dari 60% menjadi 80% (20%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 26,66% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat kedisiplinannya tetapi hanya berkisar 6,67% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori belum berkembang.

Kata Kunci : Disiplin, Metode Pemberian Tugas

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan ditaman Kanak-Kanak, sangatlah penting bagi guru

untuk menerapkan metode belajar yang efektif, yang dapat meningkatkan disiplin belajar

anak. Karena pada dasarnya guru memiliki tanggung jawab dan berperan penting dalam

upaya mewujudkan tujuan belajar anak di TK. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1

ayat 14 menyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

1

(2)

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.

Peningkatan disiplin anak, sangat penting untuk ditanamkan sejak usia dini, karena di

tahap usia dini ini adalah waktu yang tepat untuk menyiapkan mental dan membentuk sikap

anak yang berdisiplin, sehingga hal ini memiliki pengaruh yang baik bagi perkembangan

anak yang memasuki tahap pendidikan sekolah dasar. Oleh karenanya itu guru harus dapat

memilih dan menerapkan metode yang tepat, yang salah satunya adalah melalui metode

pemberian tugas. Walaupun selalu terjadi perubahan perkembangan yang sifatnya fisik

seperti kondisi tubuh atau psikologi seperti sikap moral serta disiplin. Dengan

meningkatnya kemampuan intelektual terutama kemampuan berfikir dan melihat. Maka

konsep -konsep tersebut harus ditanamkan dan diserap oleh anak.

Dari serangkaian perubahan tersebut akan terjadi sebab akibat dan proses pematangan

dan pengalaman. Landasan yang diletakkan pada masa awal akan menentukan berbagai

macam cara anak dalam menyesuaikan diri dengan orang lain atau dengan situasi

lingkungan sekolah dimana mereka hidup dan yang akan mempengaruhi perkembangannya.

Sebab pada awal masa kanak - kanak inilah perkembangan tanggung jawab disiplin dan

kemandirian masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan

berfikir anak belum mencapai kematangan, sehingga anak belum dapat memperlajari

konsep-konsep yang asbtrak tentang perilaku yang benar dan salah. Karena belum mengerti

tentang disiplin, anak-anak harus belajar berperilaku mandiri dalam pembiasaan diri di

lingkungan sekolah dan juga perlu belajar menggunakan akal dan penalarannya serta

pengalaman langsung. Sehingga mereka memiliki kontrol pribadi untuk mempelajari

pembiasaan yang dihadapi. Disiplin merupakan cara guru untuk membuat anak setiap anak

berhasil dalam mengikuti kegiatan belajar, sehingga dapat menciptakan lingkungan TK

yang tertib dan teratur. Dalam hal ini disiplin yang baik bukanlah dalam bentuk hukuman,

tetapi melalui latihan dan pembiasaan.

Karena nilai tanggung jawab dan disiplin yang dimiliki anak, merupakan potensi yang

diberikan Tuhan, untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang dapat mengatur diri dan

lingkungannya. Sehingga anak tersebut dapat menemukan bahwa perbuatan yang telah

dipelajari dari orang tua, pendidik (guru) maupun orang lain menjadi berubah. Jadi anak

mulai dapat memperhitungkan pelanggaran moral. Misalnya sudah mengerti berkata benar

atau berkata bohong, tidak mau mengambil yang bukan miliknya, menghargai temannya,

dan sudah menyatakan pendapat suka atau tidak suka. Bila ditinjau dari segi historinya

(3)

peranan penting untuk menentukan arah perkembangan anak yang normal. Sehingga apapun

yang mengalami perkembangan dapat dianggap sebagai bahaya potensial. Hal tersebut

dapat dipahami sebab dalam menyentuh affeksi seseorang jauh lebih sulit daripada

meningkatkan kemampuan seseorang secara kognitif atau psikomotor. Untuk itu dalam

mengolahnya pun memerlukan corak tersendiri serta menggunakan tangan - tangan yang

terampil.

Kondisi yang terjadi di kelompok B TK Alkhairat Pakuli yaitu disiplin anak masih

kurang. Hal ini disebabkan pengelolaan kegiatan pembelajaran yang kurang

mengembangkan disiplin anak, anak terbiasa dimanjakan sehingga kedisiplinannya kurang.

Upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan disiplin anak tentu dengan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan mampu untuk meningkatkan kedisiplinan

anak. Menurut Roestiyah (1996:132) bahwa ” Metode pemberian tugas adalah suatu metode

mengajar yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Biasanya guru memberikan tugas

itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah

dan pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan. Teknik pemberian tugas memiliki

tujuan agar anak menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena anak melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman anak dalam mempelajari

sesuatu menjadi lebih terintegrasi”.

Pengertian disiplin secara umum sebagaimana yang terdapat dalam kamus Webster:

"Behavior in accourdance with the rules (as of an arganization) promt and willing

obedience to the orders of superiors. Systemtic, willing and purposeful attention to the

performance of assigned tasks; arderly conduct". (Merriem, 2003:23). Kutipan ini

menunjukkan bahwa merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu

ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam tugas dan tanggungjawab. Peningkatan

kedisiplinan pada anak TK akan sangat efektif bila dalam hal ini diterapkan metode

pemberian tugas. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian

tugas, guru berfungsi sebagai fasilitator, tentunya guru melihat tugas yang tepat untuk

diberikan kepada anak sehingga mampu meningkatkan kedisiplinannya. sehingga dengan

demikian anak akan merasa terawasi dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

Olehnya itu peneliti menggunakan metode pemberian tugas yang dapat meningkatkan

kedisiplinan anak di kelompok B TK Alkhairaat Pakuli. Berdasarkan uraian di atas bahwa

hubungan metode pemberian tugas dengan disiplin di harapkan anak bisa melakukan suatu

(4)

apa yang diharapkan. Sehingga kedisiplinan meningkat sesuai dengan kemampuannya

melaksanakan tugas yang diberikan guru.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bersiklus. Model penelitian

ini mengacu pada modifikasi diagram yang mencantumkan Kemmis dan Mc Taggart

(Depdiknas, 2005: 6), seperti pada gambar (1). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu:

1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) Refleksi

Keterangan

0 : Pratindakan

1 : Rencana

2 : Pelaksanaan

3 : Observasi

4 : Refleksi

5 : Rencana

6 : Pelaksanaan

7 : Observasi

8 : Refleksi

A : Siklus I

B : Siklus II

Gambar Alur Siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart (Depdiknas: 2005)

Setting penelitian di TK Alkhairaat Pakuli dengan subyek penelitian seluruh anak

kelompok B yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 anak laki - laki dan 9 anak

perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012.Rencana Penelitian Tindakan Kelas

ini pada persiapan awal penulis merencanakan kegiatan dengan menyusun Rencana

Kegiatan Harian (RKH), Penetapan waktu, cara penyajian, penugasan berupa pembiasaan

sikap dan perilaku dalam kehidupan sahari - hari yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan, pemahaman dan partisipasi anak, menjelaskan tujuan kegiatan/kemampuan,

mencantumkan alternatif tindakan yang diharapkan dapat dicapai, menyusun rencana

tindakan, serta menyiapkan pedoman pengamatan tentang peningkatan nilai-nilai tanggung

jawab disiplin dan kemandirian melalui metode pemberian tugas.

Untuk mempermudah dalam pelaksanakan penelitian ini, maka dilakukan

pengumpulan data. Adapun cara pengumpulan data 2 cara yaitu :

1. Observasi

Observasi partisipasi ini merupakan langkah utama pengumpulan data PTK. Observasi

(5)

observasi adalah guru dan anak dalam meningkatkan disiplin belajar anak TK melalui

pemberian tugas.

2. Pemberian Tugas

Pemberian tugas ini dilakukan kepada anak TK kelompok B dengan maksud untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan kedisiplinan anak.

Analisis data kualitatif dilakukan selama dan sesudah penelitian dilakukan dikelas dan

dilakukan melalui tiga tahap, yatu reduksi data, paparan data dan penyimpulan atau

verifikasi data. 1) Reduksi data: dalam tahap ini dilakukan penyelidikan dengan

memfokuskan dan menyederhanakan data mulai dari awal penelitian sampai dengan

penarikan kesimpulan. Hasil reduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengolahan selanjutnya. 2) Paparan data: dala

tahap ini dilakukan penyusunan informasi yang diperoleh dari data hasil reduksi sehingga

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penggambaran tindakan. 3)

Pada kegiatan ini dilakukan pembuatan kesimpulan akhir terhadap hasil penafsiran dan

evaluasi dalam bentuk kalimat atau infomasi singkat dan jelas yang merupakan

pengungkapan akhir dan hasil tindakan.

Data yang merupakan hasil kegiatan belajar anak yang dianalisis secara deskriptif

dengan menggunakan pengelompokan berdasarkan teknik kategori standar (Pedoman,

2010)

= BSB: Berkembang Sangat Baik

= BSH: Berkembang Sesuai Harapan

= MB: Mulai Berkembang

= BB: Belum Berkembang

Maksudnya data yang diperoleh dari anak dapat diuraikan untuk menunjukkan jumlah

anak yang memperoleh ketentuan pada saat melakukan pengamatan dalam kegiatan

kerjasama.Selanjutnya data tersebut dianalisis secara persentase. Peneliti menganalisis data

menggunakan perhitungan berdasarkan persentase (%) sesuai dengan rumus yang

dikemukakan oleh Anas Sudjono (1997:40) sebagai berikut:

Keterangan:

P:Persentase

(6)

HASIL PENELITIAN

1. Pra Tindakan

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan

No Kategori

Berdasarkan tabel di atas, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati diketahui

dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat (15%) yang masuk kategori

berkembang sangat baik, (26,67%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan,

(26,67%) yang masuk kategori mulai berkembang dan (31,66%) yang masuk kategori

belum berkembang. Dari hasil pra tindakan ini, dapat terlihat hanya sedikit anak yang

memiliki kemampuan disiplin, karena masih banyak anak yang belum merapikan

perlengkapan belajar, membaca doa dan mengerjakan tugas. Sehingga dari permasalahan

tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat

meningkatkan disipilin anak.

2. Tindakan Siklus I

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I

(7)

Berdasarkan tabel di atas, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati tersebut

diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 5,33 anak (26,67%) yang

masuk kategori berkembang sangat baik, 6,33 orang anak (23,33%) yang masuk kategori

berkembang sesuai harapan, 4,67 orang anak (23,33%) yang masuk kategori mulai

berkembang dan 3,67 (18,33%) masuk kategori belum berkembang . Dengan melihat

persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa

persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan disiplin anak yaitu

merapikan perlengkapan belajar, membaca doa, dan mengerjakan tugas belum mencapai

persentase keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan dengan kategori berkembang sesuai

harapan yaitu 26,67% + 23,33% = 50%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada

tindakan siklus II.

3. Tindakan Siklus II

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II

No Kategori

Berdasarkan tabel di atas, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati tersebut

diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 7,67 anak (38,33%) yang

masuk kategori berkembang sangat baik, 8,67 anak (43,33%) yang masuk kategori

berkembang sesuai harapan, 2,33 anak (11,67%) yang masuk kategori mulai berkembang

dan 1,33 anak (6,67%) yang masuk kategori belum berkembang . Dengan melihat

persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa

persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan disiplin anak yaitu

merapikan perlengkapan belajar, membaca doa dan mengerjakan tugas telah mencapai

persentase keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan dengan kategori berkembang sesuai

(8)

sangat baik 38,33% dan masuk kategori berkembang sesuai harapan 43,33% dapat

disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 81,67% dengan kategori berkembang

sesuai harapan. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

PEMBAHASAN

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti untuk membuka pelajaran melalui metode

pemberian tugas, dimana guru menyuruh anak membiasakan anak membaca doa sebelum

memulai pelajaran. Tidak lupa pula guru membangun hubungan yang harmonis dengan

anak dan meyakinkan anak akan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut di maksudkan agar

anak mempunyai harapan keberhasilan dan mengetahui arah kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian anak akan termotivasi dan terfokus pada kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan. Motivasi belajar anak sangat penting karena ada atau tidaknya motivasi belajar

menentukan apakah anak terlibat secara aktif atau bersikap pasif dalam proses

pembelajaran, sebab anak yang belajar dengan aktif tentu akan memperoleh hasil belajar

yang baik, sebaliknya anak yang belajar secara pasif tentunya akan memperoleh hasil

belajar yang kurang baik. Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran anak di bagi dalam

kelompok-kelompok sesuai hasil pengamatan pada pra tindakan. Hal ini bertujuan agar anak

melatih dirinya untuk bekerja sama dengan yang lain, setelah pembagian kelompok kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dan guru menggunakan metode pemberian tugas dalam proses

pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus tiga kali tindakan. Pelaksanaan tindakan

pertama, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yaitu merapikan

perlengkapan belajar, setiap kelompok diperintahkan untuk merapikan perlengkapan belajar

dan guru memberi pujian kepada anak yang menang dalam kelompoknya sedangkan yang

belum merapikan perlengkapan belajar diberi motivasi untuk merapikan perlengkapan

belajar dan meyakinkan anak bahwa mereka pasti bisa. Pada pelaksanaan tindakan kedua,

guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat dan pada kegiatan

pembelajaran ini anak diperintahkan untuk membaca doa, seperti pada kegaiatan pertama

anak diperintahkan untuk membaca doa sebelum belajar dan anak yang membaca doa

sebelum belajar diberi pujian sedangkan anak yang kurang membaca doa dan tidak

membaca doa sama sekali diberi motivasi. Pada pelaksanaan tindakan yang ketiga guru

memberi motivasi kepada anak didik terlebih dahulu dan memberi penguatan sehingga

mereka tidak ragu untuk mengerjakan tugas, karena pada kegiatan pembelajaran ini tugas

(9)

untuk mengerjakan tugas dan anak yang mengerjakan tugas dengan baik diberi pujian

sedangkan yang kurang mampu diberi motivasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

disiplin anak.

1. Hasil Pengamatan Pra Tindakan

Berdasarkan hasil pra tindakan, setelah dirata-ratakan hasil dari ketiga aspek yang

diamati yaitu merapikan perlengkapan belajar, membaca doa dan mengerjakan tugas,

dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat (15%) yang masuk kategori

berkembang sangat baik, (26,67%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan,

(26,67%) yang masuk kategori mulai berkembang dan (31,66%) yang masuk kategori

belum berkembang. Hasil pra tindakan ini, dapat terlihat hanya sedikit anak yang

memiliki sifat disiplin, karena sebagian besar anak belum mampu untuk mengerjakan

tugas dalam kegiatan pembelejaran. Sehingga dari permasalahan tersebut, maka peneliti

melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan

kemampuan disiplin anak.

2. Tindakan Siklus I

Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I,

jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari ketiga aspek pengamatan tersebut

belum ada yang mencapai persentase keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan yaitu

kategori berkembang sesuai harapan. Melihat persentase yang diperoleh dari hasil

pengamatan tindakan siklus I, ada peningkatan disiplin anak dibandingkan dengan hasil

pengamatan pra tindakan. Meskipun ada peningkatan disiplin anak masih jelas terlihat

bahwa persentase yang diperoleh belum mencapai persentase keberhasilan tindakan yang

ditetapkan yaitu kategori berkembang sesuai harapan untuk 3 aspek penilaian yaitu

merapikan perlengkapan belajar, membaca doa, dan mengerjakan tugas.

Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan disiplin anak pada

kegaiatan pembelajaran melalui metode pemberian tugas, karena anak termotivasi

mendengarkan penjelasan guru dan dimotivasi dengan pemberian tugas untuk melakukan

suatu kegiatan serta guru juga memberikan penghargaan berupa pujian pada anak yang

melakukan suatu kegiatan yang diperintahkan guru dengan baik. Cara guru

menyampaikan tujuan kegiatan dengan bahasa sederhana dan hangat, sehingga

(10)

Disisi lain dapat pula dianalisa masih ada beberapa anak yang belum

menunjukkan hasil yang maksimal atau baik peningkatan kemampuan disiplinnya pada

kegiatan pembelajaran. Hal ini masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri

yang belum mampu melakukan suatu kegiatan pada kegiatan pembelajaran yang

disebabkan faktor dari dalam diri anak. Pemberian tugas belum meningkatkan

disiplinnya, kemungkinan disebabkan anak masih takut kepada guru, bisa pula

disebabkan ada guru lain yang ikut masuk dalam proses pembelajaran sehingga

mempengaruhi aktivitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian.

Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan perhatian dan memberi dorongan

kepada anak-anak sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dicerna dengan baik

oleh anak. Disamping itu guru akan lebih memberikan motivasi berupa penguatan,

dorongan serta semangat dan juga menceritakan sesuatu yang menarik sehingga

memunculkan semangat kepada anak didik agar memiliki kemampuan disiplin.

3. Tindakan Siklus II

Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus

II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan

disiplin anak yaitu merapikan perlengkapan belajar, membaca doa dan mengerjakan

tugas sudah mencapai persentase keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan yaitu

kategori berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan

pada tindakan selanjutnya. Dari hasil pengamatan tindakan siklus I yang dilakukan pada

aktivitas anak yang masuk dalam kategori mulai berkembang harus ditingkatkan untuk

mencapai kriteria keberhasilan baik. Sedangkan dari hasil pengamatan tindakan siklus II

yang dilakukan pada aktivitas anak semua aspek yang diamati telah masuk dalam

kategori berkembang sesuai harapan. Di samping perbaikan yang dilakukan guru, faktor

yang menyebabkan meningkatnya disiplin anak adalah karena anak-anak sudah merasa

tidak terbebani dalam melakukan kegiatan demonstrasi sehingga dengan menerapkan

metode pemberian tugas dapat meningkatkan disiplin anak di TK Alkhairaat Pakuli.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa data yang berhasil dikumpulkan maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan alat permainan edukatif dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B

TK Alkhairaat Pakuli. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan

(11)

belajar dari 35% meningkat menjadi 55% dengan kategori berkembang sesuai harapan,

pengamatan anak dalam membaca doa dari 50% meningkat menjadi 65% dengan kategori

berkembang sesuai harapan, dan yang kedisiplinan yang diamati terakhir yaitu kegiatan

mengerjakan tugas dari 40% meningkat menjadi 60% dengan kategori berkembang sesuai

harapan, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan dua kategori yang dimiliki oleh yaitu

berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan.

Pada siklus kedua menunjukan peningkatan pada kegiatan merapikan perlengkapan

belajar meningkat menjadi 80% kategori berkembang sangat baik, kemudian pada kegiatan

membaca doa meningkat menjadi 85% dengan kategori berkembang sangat baik, sedangkan

pengamatan pada kegiatan mengerjakan tugas meningkat menjadi 80% dengan kategori

berkembang sangat baik. Dengan demikian aktivitas anak dalam mengikuti pembelajaran

sudah terlihat baik, untuk 3 aspek penilaian dapat meningkatkan disiplin anak semuanya

telah berada dalam kategori berkembang sangat baik. Begitu pula dengan aktivitas kegiatan

guru semakin meningkat mengelola proses pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif,

efektif, dan menyenangkan.

Adapun saran yang dikemukakan peneliti sebagai berikut:

1. Guru; Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar, antara lain

minat, sikap, dan motivasi. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan situasi yang

dapat memungkinkan faktor-faktor tersebut dapat berkembang dengan baik.

2. Kiranya metode pemberian tugas dapat diterapkan mengingat metode pembelajaran ini

dapat mendorong anak untuk terbiasa dalam melakukan kegiatan, menumbuhkan

motivasi dan minat anak untuk belajar sehingga dapat meningkatkan disiplin anak.

3. Sebaiknya agar Kepala Taman Kanak-Kanak dapat memberikan motivasi kepada guru

agar mampu mengembangkan kemampuannya dan kompetensinya dalam melaksanakan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005) Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Merriem. (2003). Webster Third New International Dictionary BBG, Massachusetts: Company Spingfield, tt, sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud.

Roestiyah. N.K., 1996. Metode Pemberian Tugas, Kedisiplinan, Motivasi Belajar, dan

Prestasi Belajar. Alumni : Bandung.

Sudjono. (1997) Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Gambar

Gambar Alur Siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart (Depdiknas: 2005)
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

This research examines how environmental fac- tors such as ambient (music), social (attitude of the instruc- tor), and design cues (seating and layout) create affective or

• Pengetahuan: mengetahui cara menjaga dan merawat tubuh dengan berolahraga, mengetahui arti dan macam- macam properti yang digunakan dalam tari, mengetahui cara-cara

26 SMAN 17 EKONOMI ADELIA ELFVANI KUSUMATARI A. 27 SMAN 18 EKONOMI Kresna

profesional guru menjadi sangat penting, sebab bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum tanpa di dukung oleh guru yang memiliki kompetensi dan sikap profesional yang baik

Jumlah penyedia barang/jasa yang mendaftar melalui LPSE sebanyak 53 (Lima Puluh. Tiga)

1. Pada Kegiatan 2 guru mengajak siswa bekerja secara kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 3—5 orang. Siswa diminta mengerjakan Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas 3. Pada Tugas 1

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penentuan subyek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data.Penelitian tentang

Para peserta seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Kelompok Kerja Jasa Konsultansi ULP Pemerintah Kabupaten Tuban dalam waktu 5 (lima) hari