PANDUAN IASC Kesehatan jiwa dan
Psikososial:
Apa Itu IASC?
•
The Inter-Agency Standing Committee merupakan bentuk
koordinasi antar lembaga bantuan kemanusiaan
•
IASC terdiri berbagai badan PBB dan dan organisasi
kemanusiaan non-PBB.
•
Berdiri pada tahun 1992 sebagai respon terhadap Resolusi
No. 46/182 pada Sidang Umum PBB: Memperkuat
koordinasi pada kegiatan bantuan kemanusian
•
Resolusi itu mengatur IASC sebagai mekanisme utama
koordinasi antar-lembaga dalam menanggapi situasi
darurat yang kompleks.
•
Respon minimal multi-sektor dalam bantuan kemanusiaan
Panduan dan Advokasi
2010
Instrumen Asesmen
2012
Tujuan Panduan
•
Panduan merencanakan, mengembangkan
dan mengkoordinasikan program untuk
melindungi dan meningkatkan kesehatan jiwa
dan kesejahteraan psikososial pada situasi
Prinsip Dasar
•
Menghargai HAM (Kesetaraan dan Non-diskriminatif)
•
Partisipatif
•
Do No Harm (Tidak melalukan sesuatu yang berpotensi
membahayakan: Koordinasi untuk mengurangi
duplikasi kegiatan dan mengisi kebutuhan
–
Matriks
4Ws, desain kegiatan berdasarkan inforamsi yang
akurat, memperhatikan aspek budaya)
•
Mengembangkan kapasitas setempat yang tersedia
•
Diintegrasikan ke sistem yang ada
Matriks 4W (Who, Where, When, What)
Layanan spesialis
Layanan terfokus Non-spesialis
Memperkuat dukungan keluarga dan
komunitas
Pemenuhan
kebutuhan dasar dan rasa aman
Sebagian besar populasi terdampak bencana Layanan kesehatan jiwa oleh spesialis [psikiater,
psikolog klinis, perawat jiwa]
Intervensi individu, keluarga, kelompok oleh petugas kesehatan:, dokter, psikolog, perawat, konselor terlatih.
Aktivasi dukungan sosial di
komunitas: relawan, pekerja sosial, fasilitator masyarakat, komunitas, keluarga
Stres dan masalah psikologis ringan Mengalami persoalan kesehatan mental
sedang
Sumber: IASC - Mental Health and Psychosocial Support in Humanitarian Emergencies: What Should Humanitarian Health Actors Know? (2010)
Piramida Intervensi Pada Situasi Krisis
Pemenuhan kebutuhan
dasar dan rasa aman
relawan, masyarakat
BENTUK & PELAKU INTERVENSI KONDISI PENYINTAS
Mengalami ganggunan berat 3-4%
20%
Konteks Masalah Kesehatan Jiwa dan Psikososial
Pada Situasi Krisis dan Bencana
Terkait dg kondisi sebelum situasi krisis/bencana: (1)
kemiskinan, diskriminasi, tekanan politik/konflik. (2) Penderita
gangguan jiwa sebelumnya, masalah penyalahgunaan obat
terlarang dan alkohol.
Kondisi yang terkait dg karena bencana: (1) rusaknya struktur
sosial masyarakat, rusaknya trust antar kelompok, terpisahnya
anggota keluarga. (2) Gangguan kesehatan jiwa dan
psikososial seperti acute stress, depresi krn tinggal di
pengungsian dll
Kondisi pasca situasi krisis/bencana misal: pemberian bantuan
kemanusiaan (distribusi bantuan yang tidak merata, ada pihak
yang merasa tidak mendapatkan cukup perhatian dan
Bagian A.
Fungsi umum lintas sektor
1.
Koordinasi
2.
Asesmen, monitoring dan evaluasi
3.
Perlindungan dan standar HAM
4.
Sumber daya manusia
Bagian B.
Ranah dukungan
kesehatan jiwa dan
psikososial
5.
Mobilisasi dan dukungan komunitas
6.
Pelayanan kesehatan
7.
Pendidikan
8.
Diseminasi informasi
Bagian C.
Pertimbangan sosial dalam
ranah sektoral
9.
Keamanan pangan dan nutrisi
10.
Perencanaan tempat berteduh dan lokasi
11.
Air dan sanitasi
Bagian A. Fungsi umum lintas ranah
Koordinasi 1.1 Menciptakan koordinasi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial secara lintas sektoral
Penilaian,
monitoring, dan evaluasi
2.1 Melakukan penilaian masalah kesehatan jiwa dan psikososial
2.2 Memulai sistem partisipatoris dalam proses monitoring dan evaluasi
Proteksi dan Standar HAM
3.1 Menerapkan kerangka kerja hak azasi manusia HAM melalui dukungan kesehatan jiwa dan psiksosial
3.2 Mengidentifikasi, memonitor, mencegah dan merespon ancaman dan kegagalan melalui perlindungan sosial
3.3 Mengidentifikasi, memonitor, mencegah dan merespon ancaman dan kegagalan melalui perlindungan hukum
Sumber daya manusia
4.1 Mengidentifikasi dan merekrut staf dan melibatkan relawan yang memahami budaya setempat
4.2 Menerapkan pedoman perilaku dan pedoman etika staf
4.3 Mengorganisir orientasi dan pelatihan untuk para pekerja
kemanusiaan dalam bidang dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
Bagian B. Ranah inti kesehatan jiwa dan dukungan psikososial Mobilisasi dan
dukungan komunitas
5.1 Memfasilitasi mobilisasi komunitas, kepemilikan dan kendali respon tanggap darurat di semua sektor
5.2 Memfasilitasi self-help (peduli diri) dan dukungan sosial komunitas (PFA atau Dukungan Psikologis Awal)
5.3 Memfasilitasi kondisi untuk praktik pemulihan dg memperhatikan aspek budaya yang ada
5.4 Memfasilitasi dukungan untuk anak dan pengasuhnya
Pelayanan kesehatan
6.1 Mengikutsertakan pertimbangan sosial dan psikologis dalam pemberian pelayanan kesehatan umum
6.2 Menyediakan akses perawatan untuk orang-orang dengan gangguan jiwa yang berat
6.3 Melindungi dan merawat orang-orang dengan gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa dan saraf lainnya yang tinggal dalam institusi 6.4 Mempelajari tentang dan, bilamana memungkinkan, berkolaborasi
dengan sistem penyembuhan setempat, tradisional dan asli 6.5 Meminimalisir bahaya penggunaan alkohol dan zat lainnya
Pendidikan 7.1 Memperkuat akses ke pendidikan yang aman dan suportif Penyebaran
informasi
8.1 Menyediakan informasi untuk populasi yang terkena tentang kedaruratan, upaya bantuan dan hak-hak hukum mereka
Bagian C. Pertimbangan sosial dalam ranah sektoral Keamanan
makanan dan nutrisi
9.1 Mengikutsertakan pertimbangan-pertimbangan sosial dan
psikologis spesifik (bantuan yang aman bagi semua secara bermartabat, mempertimbangkan praktik budaya dan peran
rumah tangga) dalam penyediaan dukungan makanan dan nutrisi
Perencanaan tempat berteduh dan lokasi
10.1 Mengikutsertakan pertimbangan-pertimbangan sosial spesifik
(bantuan yang aman, bermertabat, pantas secara kultural dan sosial) dalam perencanaan tempat pengungsian secara
terkoordinir
Catatan Untuk Petugas Tanggap Darurat
•
Memastikan bahwa petugas memperhatikan
kesejahteraan diri mereka juga sehingga tidak
ikut menjadi korban.
•
Petugas mungkin saja mengalami reaksi awal:
shock, keterjagaan, ketakutan, frustrasi karena
apa yang dilakukan dirasa tidak ada artinya.
•
Harus ada rotasi tugas, prosedur pergantian dsb.
•
Pembekalan bagi mereka yang akan ditugaskan,
mengenali aspek psikologis dalam tanggap
Lembaga yang terlibat dalam masa
tanggap darurat pertama
Dinkes Prop. Aceh, Dinkes Banda Aceh, Dinkes Kab. Aceh Besar
Dinkes Kabupaten Pidie, Dimkes Kab. Pidie Jaya, Ditjen P2PL Kemenkes RI, CMHN Trienggadeng, CMHN Banda Aceh, CMHN Pidie, PDSKJI, PDSKJI Jakarta HIMPSI Aceh, HIMPSI Kalimantan Timur, IMHA, IPKJI, Konseling Trauma Kabupaten Aceh Utara, LAZIS Wahdah, Mapala Indonesia, P3KJB,
PKM Bandar Dua, Polda Aceh, PPNI Aceh, RS Marzoeki Mahdi Bogor, RSJ Dr. Muwardi Solo, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, RSKO Jakarta
Puskesmas Keumala, RSU Bireun,
RSUD Teungku Chik Ditiro,
Laporan Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Bencana Gempa Pidie Jaya Pada Tanggap Darurat Pertama
Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya
(Data s/d 19 Desember 2016)
114
* Layanan PFA (Dukungan Psikologis Awal)
dalam bentuk percakapan penguatan, berbagi dalam kelompok, atau kegiatan bermain dengan anak bertujuan untuk memberikan kesempatan penyintas dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Layanan dilakukan di 22 titik (Lokasi
5%
21%
4%
54% 16%
LAYANAN :
Dalam menjalankan kegiatan penjangkauan ke masyarakat terdampak dilakukan :
Dukungan Psikologis awal dilakukan secara menyuluruh kepada penyintas dan
pengungsi bencana :
Memberi Rasa Aman,
Mendorong Keberfungsian
Mengaktifkan Masyarakat
Deteksi dini masalah atau gangguan sekaligus memberikan layanan klinis dan
rujukan jika diperlukan.
Ada 41 kasus dan dilakukan layanan klinis oleh psikiater, perawat jiwa dan
psikolog dalam bentuk terapi psikologis, terapi farmakologi dan konseling.
Dari kasus-kasus tersebut ada 3 orang yang dirujuk untuk mendapatkan layanan
lebih lanjut.
Hal yang perlu mendapatkan catatan bahwa beberapa kasus seperti
No. Diagnosis Laki-Laki Perempuan
Anak dan Remaja (6-17)
Dewasa (18-59) Lansia (60>) Anak dan Remaja (6-17)
Dewasa (18-59) Lansia (60>)
1 Gangguan Jiwa Berat
1.1 Schizophrenia 2 1 1 1
1.2 Psikosis 1
2 Gangguan Mental Emosional
2.1 Depresi 1 7
2.2 Anxiety 2 1 5 4
3 Gangguan Stres
3.1 Gangguan Penyesuaian 1 1
3.2 Stres Akut 2 1 7 1
3.3 PTSD Kronik 1