PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN TAHUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE
KATA PENGANTAR
Jambu met e merupakan salah sat u komodit as yang secara signif ikan t elah t ampil berperan sebagai salah sat u upaya penanggulangan kemiskinan dan rawan pangan disamping berperan j uga unt uk konservasi lahan dan reboisasi.
Tanaman j ambu met e merupakan t anaman perkebunan yang cocok dit anam di lahan marj inal dan wilayah yang memiliki iklim kering, dimana persyarat an iklim yang diperlukan lebih banyak dit emukan di wilayah Indonesia bagian Timur khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Disamping it u pada provinsi sent ra – sent ra t anaman j ambu met e yang t elah berumur t ua (t idak produkt if ) dilakukan kegiat an Rehabilit asi dan Int ensif ikasi. Melalui pengembangan t anaman j ambu met e akan memberikan nilai t ambah dari lahan yang sebelumnya t idak produkt if at au t idak dimanf aat kan sert a bermanf aat unt uk konservasi lahan.
Dalam rangka t erwuj udnya pemahaman yang sama unt uk pelaksanaan kegiat an dimaksud, maka perlu disusun Buku Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Met e Tahun 2014 yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung j awab kegiat an agar dalam pelaksanaannya dapat menghasilkan
i
sepert i yang diharapkan. Selanj ut nya, pedoman ini unt uk dij abarkan lebih rinci dalam bent uk JUKLAK bagi para pet ugas Provinsi dan JUKNIS bagi para pet ugas Kabupat en/ Kot a.
Semoga buku pedoman umum ini dapat memberikan manf aat unt uk kelancaran dan t erselenggaranya t ert ib administ rasi.
ii
DAFTAR ISI
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN . . . . . . . . . . 5
A. Prinsip Pendekat an Pelaksanaan Kegiat an . . . . . . . . . 5
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN . . . . . . . . . 14
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN . . . 15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi dan Volume
Bant uan Kegiat an Peremaj aan Tanaman Jambu Met e Tahun 2014. . . 19
Lampiran 2. Lokasi dan Volume
Bant uan Kegiat an Perluasan Tanaman Jambu Met e Tahun 2014. . . 19
Halaman
iv
I. PENDAHULUAN
A. Lat ar Belakang
Tanaman j ambu met e adalah salah sat u j enis t anaman perkebunan yang dapat dikembangkan pada wilayah kering beriklim kering. Secara ekonomi j ambu met e merupakan salah sat u j enis kacang-kacangan yang harganya t inggi, sehingga t ermasuk j enis makanan kecil (snack) unt uk golongan ekonomi menengah ke at as. Namun demikian, daya dukung j ambu met e sebagai sumber kesej aht eraan pet ani dan keluarganya relat if t erbat as, karena j ambu met e merupakan t anaman t ahunan yang hanya berbuah sekali set ahun, produkt ivit asnya hanya sekit ar 1 t on.
diikut i pesat nya lalu-lint as ant ar negara (penerbangan, wisat awan manca negara dll). Berkenaan dengan hal t ersebut , maka: t erbuka peluang yang cukup pot ensial unt uk menj adikan kacang met e sebagai salah snack waj ib pada minibar hot el-hot el berbint ang di Indonesia dan penerbangan dari Indonesia.
Sebagai hasil dari kegiat an yang t elah dilakukan selama ini, maka pengembangan j ambu met e t elah berhasil mencat at sej umlah perkembangan yang cukup menggembirakan. Perkembangan yang dimaksud diant aranya:
1. Indonesia t elah t ermasuk salah sat u negara produsen ut ama j ambu met e dunia;
2. Telah t erident if ikasi berbagai cit a rasa spesif ik j ambu met e;
3. Telah berhasil dihasilkan j ambu met e organik spesif ik lokasi (Flores, Bali, dll); 4. Telah cukup berhasil t eknologi
pengacipan gelondong met e menj adi kacang met e berkualit as;
5. Telah berkembang pesat t eknologi
packagi ng.
Maluku, Jat im, DIY dan Jat eng. Secara umum wilayah-wilayah penyebaran usaha budidaya j ambu met e menunj ukkan sebagai wilayah-wilayah yang prosent ase penduduk miskinnya cukup t inggi.
Mencermat i penanganan upaya menekan j umlah penduduk miskin dan pengembangan wilayah t ert inggal merupakan hulu dari berbagai masalah agenda besar pembangunan ekonomi nasional, maka menj adi st rat egis unt uk pengembangan j ambu met e, t ermasuk membangun t umbuhnya sinergit as ant ara pengembangan usaha budidaya j ambu met e dengan perkembangan sekt or j asa perhot elan dan pariwisat a. Unt uk maksud t ersebut , maka upaya pengembangan j ambu met e pada wilayah-wilayah sent ra pengembangan j ambu met e t et ap dilanj ut kan pada t ahun 2014.
B. Sasaran Nasional
Kegiat an pengembangan Jambu Met e t ahun 2014, yang t erdiri dari peremaj aan di wilayah sent ra-sent ra j ambu met e yang sudah ada sert a perluasan di wilayah yang kosong dan secara agroklimat sesuai, diharapkan selain dapat meningkat kan produkt ivit as dan produksi j ambu met e
kesej aht eraan pet ani, j uga diharapkan dapat membant u pemenuhan kebut uhan pangan di wilayah set empat , yang umumnya t ermasuk dalam wilayah kering beriklim kering dan prosent ase penduduk miskinnya cukup besar.
Disamping it u, keberhasilan kegiat an ini diharapkan dapat mendorong gerakan secara swadaya peremaj aan dan perluasan j ambu met e pada wilayah yang agroklimat nya sesuai sert a berkembang inovasi t eknologi pemanf aat an hasil samping dan limbah j ambu met e sert a t umbuhnya sinergit as usaha budidaya j ambu met e dengan perkembangan sekt or j asa perhot elan dan pariwisat a.
C. Tuj uan
Kegiat an pengembangan j ambu met e unt uk masing-masing pokok kegiat an memiliki t uj uan sebagai berikut :
a. Peremaj aan t anaman j ambu met e, dilaksanakan dengan t uj uan :
-
Mempercepat peremaj aan t anaman j ambu met e pada daerah-daerah sent ra;-
Menyediakan bant uan benih unggul bermut u dalam rangka normalisasi kerapat an/ populasi t anaman;-
Membant u penerapan t eknis budidayab.Perluasan Jambu met e rakyat bert uj uan :
-
Memanf aat kan lahan-lahan yang sesuai unt uk pengembangan j ambu met e.-
Mengurangi dampak erosi dan kelest arian lingkungan hidup.-
Membant u penerapan t eknis budidayaII. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A.Prinsip Pendekat an Pelaksanaan
Kegiat an
a. Daerah sasaran kegiat an Peremaj aan dan Perluasan Tanaman Jambu Met e adalah daerah sent ra t anaman met e dan khusus unt uk kegiat an Peremaj aan diut amakan pada daerah yang pert anaman met enya sudah t ua/ rusak.
dan mempunyai lahan usaha unt uk mengembangkan t anaman. Kelompok sasaran t ersebut t idak mendapat f asilit as dari proyek lain pada saat yang bersamaan unt uk kegiat an yang sama.
c. Proses seleksi kelompok sasaran dan calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibent uk Provinsi, j ika Kegiat an merupakan TP Propinsi, sedangkan j ika kegiat an merupakan TP Kabupat en/ kot a, dilakukan oleh Tim Teknis yang dibent uk Kabupat en/ Kot a, yang dilakukan secara t erbuka, dit et apkan secara musyawarah at as dasar kepent ingan pengembangan usaha pert anian di daerah dan usulan dari masyarakat .
d. Unt uk TP Provinsi, Calon Pet ani (CP) yang t elah diseleksi dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah Propinsi at au Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi set empat , sedangkan unt uk TP Kabupat en/ Kot a, Calon Pet ani (CP)
e. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik pet ani, yang t idak dalam sengket a dan secara t eknis memenuhi persyarat an agroklimat .
f . Krit eria Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL) dapat diat ur lebih rinci dalam Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada.
g. Pelaksanaan kegiat an diat ur secara spesif ik dalam Pet unj uk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupat en/ Kot a sesuai kondisi pet ani dan budaya set empat .
h. Paket bant uan dalam bent uk benih siap salur, sarana dan prasarana produksi.
i. Paket bant uan merupakan hibah dan pelaksanaannya mengacu kepada PEDOMAN PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAN JASA LINGKUP SATKER DITJEN PERKEBUNAN TAHUN 2014 yang
B.Spesifikasi Teknis
Spesif ikasi benih yang akan digunakan unt uk peremaj aan dan perluasan t anaman j ambu met e adalah :
1. Berasal dari Benih bina yait u benih yang t elah dilepas oleh Met eri Pert anian dan at au
2. Benih yang berasal dari sumber benih (Blok Penghasil Tinggi dan Pohon Induk Terpilih) yang t elah dit et apkan melalui Keput usan Direkt ur Jenderal Perkebunan at au Kepala Dinas Perkebunan Provinsi.
3. Telah disert if ikasi.
C. Met ode Pelaksanaan
1. Peremaj aan
a. Kegiat an Peremaj aan t anaman j ambu met e merupakan penanaman kembali pada areal t anaman yang sudah ada dengan kondisi t anaman t ua dan t idak ekonomis;
b. Berumur lebih dari 25 t ahun dan at au produksinya rendah;
d. Unt uk wilayah monokult ur, maka Jarak t anam yang digunakan sesuai st andar t eknis sedangkan unt uk daerah yang t idak monokult ur disesuaikan dengan kondisi set empat .
2. Perluasan
Perluasan t anaman dilakukan dengan : a. menanam t anaman pada lahan kosong,
lahan bukaan baru yang sesuai unt uk pengembangan j ambu met e;
b. Unt uk wilayah monokult ur, maka Jarak t anam yang digunakan sesuai st andar t eknis sedangkan unt uk daerah yang t idak monokult ur disesuaikan dengan kondisi set empat .
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
B. Pelaksana Kegiat an
Dengan pert imbangan t uj uan keberhasilannya, unt uk dapat mengkondisikan upaya pengembangan lebih
lanj ut , pelaksana kegiat an pengembangan j ambu met e dilaksanakan Provinsi, Kabupat en berkoordinasi dengan Pusat , masing-masing sebagai berikut :
1. Kegiat an Pusat
a Menyiapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengembangan Jambu met e.
b Melakukan Sosialisasi kegiat an bersama Dinas Perkebunan Propinsi.
c Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiat an.
d Melakukan pemant auan, monit oring dan pengendalian kegiat an sert a membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi di t ingkat lapangan.
e Menyusun laporan perkembangan hasil pemant auan dan pengendalian sert a perkembangan kegiat an.
2.
Kegiat an Provinsi
b Menj abarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu met e (Peremaj aan dan perluasan) yang dit uangkan dalam bent uk Pet unj uk Pelaksanaan (j uklak) sesuai kondisi daerah.
c Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama –sama Dinas Kabupat en yang membidangi Perkebunan .
d Jika Kegiat an merupakan TP Propinsi: maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Pemerint ah Daerah Propinsi at au Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.
e Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiat an Pengembangan Tanaman Jambu met e secara berkala (t riwulan) yang dit uj ukan kepada Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.
3.
Kegiat an Kabupat en
b Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi.
c Jika Kegiat an merupakan TP Kabupat en : maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a at au Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan.
d Membuat dan melaporkan hasil kegiat an perkembangan pelaksanaan kegiat an Pengembangan Jambu Met e secara berkala (t riwulan) dan t ahunan sesuai f orm yang t elah dit et apkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.
4.
Kelompok Tani
a Persiapan lahan sepert i pembersihan lahan dan penyiapan lubang t anam.
b Penet apan wakt u t anaman yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah.
berhubungan dengan kegiat an peremaj aan dan perluasan yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Pengembangan t anaman j ambu met e dilaksanakan pada areal pet ani, melalui kegiat an peremaj aan dan perluasan t ahun 2014 yang t ersebar dibeberapa Provinsi/ Kabupat en sent ra pengembangan j ambu met e (secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1. )
D. Simpul Krit is
1. Koordinasi ant ara Direkt orat Tanaman Tahunan, pet ugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupat en, Puslit / Balit / Inst ansi t erkait , dan pet ugas lapang.
2. Pemilihan lokasi/ CPCL diusahakan lokasi yang mudah dij angkau dan di monit or oleh pet ugas, sehingga memudahkan pengadaan dan penyaluran bahan t anaman dan sarana prasarana produksi sert a evaluasi kegiat an ke daerah t ersebut .
keberhasilan kegiat an pengembangan t anaman;
4. Ket epat an wakt u pengadaan dan penyaluran bahan t anaman sert a sarana dan prasarana produksi lainnya unt uk pengembangan t anaman t ahunan,
sehingga t idak menyebabkan ket erlambat an.
5. Teknologi budidaya yang akan dit erapkan harus sesuai dengan baku t eknis sert a kondisi di lapangan.
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran bant uan kegiat an pengembangan j ambu met e dilakukan dengan ket ent uan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Keput usan Kepala Dinas Provinsi (TP. Provinsi) at au Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a at au Kepala Dinas Kabupat en (TP. Kabupat en) at au pej abat yang dit unj uk t ent ang Penet apan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermut u bersert if ikat siap t anam sert a sarana dan prasarana.
Penat ausahaan Barang Lingkup Sat ker Dit j en. Perkebunan Tahun 2014.
3. Kont rak pengadaan benih dan sarana dan prasarana t ersebut t elah dit andat angani paling lambat akhir t riwulan I t ahun 2014.
4. Penyaluran benih siap t anam dan at au sarana prasarana lainnya kepada pet ani paling lambat menj elang awal musim huj an t ahun 2014, dengan berit a acara serah t erima barang sebagaimana f ormat yang t elah dit et apkan.
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kelompok dilakukan secara berkelanj ut an sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Unt uk it u diperlukan dukungan dana pembinaan lanj ut an yang bersumber dari APBD at au sumber-sumber lain.
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monit oring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keput usan Met eri Pert anian Nomor: 31/ Perment an/ OT. 140/ 3/ 2010, t anggal 19 Maret 2010 t ent ang Pedoman sist em pemant auan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pert anian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dan provinsi waj ib melakukan monit oring, evaluasi dan pelaporan secara berj enj ang dilaporkan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan, dengan ket ent uan sebagai berikut :
1. Jenis pelaporan
a. SIMONEV yang meliput i:
•
Kemaj uan pelaksanaan kegiat an sesuai indikat or kinerj a;•
Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiat an lapangan berikut realisasi f isik dan keuangan;•
Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di t ingkat Kabupat en dan Provinsi;•
Format laporan menggunakan f ormat yang t elah dit ent ukan;pet ani/ kelompok t ani, desa/ kecamat an/ kabupat en, luas areal (t arget dan realisasi), wakt u pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.
c. Laporan Akhir Kegiat an yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiat an ini.
2. Wakt u penyampaian laporan:
a. SIMONEV dibuat perbulan dengan ket ent uan:
•
Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dit uj ukan kepada provinsi disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.•
Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan disampaikan paling lambat set iap t anggal 7 bulan laporan.c. Laporan akhir dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan, Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat t anggal 31 Desember 2014.
VII. PEMBIAYAAN
Kegiat an Pengembangan Tanaman Jambu Met e Tahun anggaran 2014 dibiayai oleh dana APBN melalui DIPA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tugas Pembant uan (TP) Provinsi at au Kabupat en.
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan j ambu met e merupakan acuan bagi semua pihak t erkait khususnya para penanggung j awab dan pet ugas dalam pelaksanaan kegiat an pengembangan t anaman j ambu met e.
Dengan t erlaksananya kegiat an pengembangan t anaman j ambu met e secara
t ert ip administ rasi dan t eknis, diharapkan pada wakt unya dapat meningkat kan kesej aht eraan masyarakat t ani melalui peningkat an pendapat an.
Lampiran 1.
Lokasi dan Volume Bantuan Kegiatan Peremaj aan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
Lampiran 2.
Lokasi dan Volume Bantuan Kegiatan Perluasan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
PROVINSI KABUPATEN VOLUME
(ha)
1 SULSEL 1 Pangkep 150
2 JATIM 2 Sampang 160
3 NTT 3 Al or 200
4 Sumba Timur 200
4 NTB 5 Bima 200
5 Mal ut 6 Kep. Sul a 200
Jumlah 1. 110
No Propinsi Kabupaten Volume (ha)
1 Sul t ra 1. Muna 100
2 NTB 2. Bima 100
3 NTT 3. Lembat a 100
4. Sumba Barat 100
5. Fl ores Timur 100
6. Rot eNdao 100
7. Bel u 100
4 DIY 8. Gunung Kidul 100
5 Bal i 9. Karang Asem 100