INDUSTRI HUTAN KAYU (SAWMILL) UD. KARYA BERSAMA DI JALAN DESA TABATAN BARU RT.IX KECAMATAN KURIPAN KAB. BARITO KUALA, PROV. KALIMANTAN SELATAN
Matrik Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
o
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelola dan PemantauanLingkungan Hidup
Sumber Dampak
Jenis
Dampak Besaran Dampak
Bentuk Upaya
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi n Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Tahap Pra Konstruksi
1 Sosialisasi Sikap dan persepsi positif masyarakat
Berdasarkan hasil survei lapangan terhadap rencana pembangunan industri sawmill UD. Karya Bersama, bahwa penduduk di sekitar rencana lokasi kegiatan pembangunan industri sawmill memberikan respon positif, artinya masyarakat mendukung pembangunan industri sawmill UD. Karya Bersama. Rona awal kualitas lingkungan berada pada kondisi sangat baik dengan presentase sikap tidak setuju setuju 85%. Jika setiap akan melakukan kegiatan pihak perusahaan selalu melakukan sosialisasi, maka kondisi kualitas lingkungan sikap dan persepsi positif masyarakat akan tetap berada pada kondisi sangat baik.
Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat yang areal dampak Melakukan sosialisasi
secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan
kegiatan yang
melibatkan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial, Barito Kuala Dinas Sosial,
2 Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi
Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara bertahap mulai berusaha. Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk kegiatan
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
n Hidup
tahap konstruksi dan operasi
tenaga kerja Mengutamakan
tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
Meningkatn ya
kesempatan kerja dan peluang berusaha
Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara bertahap mulai Dari tahap konstruksi sampai tahap operasi. Dengan luasan tanaman yang cukup luas tentunya akan membuka kesempatan kerja dan peluang berusaha. Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk kegiatan tahap konstruksi dan operasi
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
n Hidup pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
Sikap dan persepsi positif masyarakat
Kegiatan penerimaan tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat lokal atau penduduk sekitar akan menciptakan penilaian yang positif dari masyarakat terhadap perusahaan
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
n Hidup dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
Tahap Konstruksi
1 Pembangun
an Sarana dan
Prasarana
Pemanfaata n Ruang dan lahan
Pembangunan sarana dan prasarana meliputi: gudang sawmill, gudang stock, kantor, kantin, mess karyawan, tempat genset, pelabuhan loading, dan
log deck dengan
mengalokasikan areal seluas 1.832 m2 dari total areal yang
dimiliki seluas 6.622 m2.
Sisanya seluas 4.790 m2 untuk
areal Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana diawali dengan kegiatan pembersihan lahan, berupa penebangan pohon dan semak belukar dengan luasan 1.832 m2. Kondisi rona awal
lokasi proyek 100% adalah Hutan rawa sekunder (6.622 m2) yang berada di wilayah
Desa Tabatan Baru Kecamatan
Mandastana. Jika
dibandingkan dengan kualitas lingkungan berada pada kondisi sangat baik karena lokasi rencana pembangunan sarana dan prasarana vegetasinya berupa pohon dan semak. Pembangunan sarana
dan prasarana akan
menurunkan kualitas
˗ Mengalokasikan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau
˗ Menyisakan vegetasi pada kanan-kiri sempadan sungai sebagai buffer zone
Pada areal pembanguna n sarana dan prasarana dan pada lokasi tapak proyek
Selama tahap konstruksi kegiatan pembangun an saw mill UD. Karya Bersama dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
˗ Menghitung persentase bukaan lahan dari total luasan areal
˗ Menganalisis jumlah lahan yang terbuka dan yang masih bervegetasi
Pada areal pembangunan sarana dan prasarana dan pada lokasi tapak proyek
Selama tahap konstruksi kegiatan pembangun an saw mill UD. Karya Bersama dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Bappeda Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
n Hidup lingkungan pada kondisi
sangat buruk khususnya pada luasan 1.832 m2 karena lahan
akan menjadi terbuka, sehingga Pembangunan saranan dan prasarana menyebabkan perubahan pemanfaatan lahan dan ruang dengan menjadi lahan terbangun sebesar 28%.
Penurunan Keanekara gaman Flora Darat
Pembangunan sarana dan prasarana meliputi: gudang sawmill, gudang stock, kantor, kantin, mess karyawan, tempat genset, pelabuhan loading, dan
log deck dengan
mengalokasikan areal seluas 1.832 m2 dari total areal yang
dimiliki seluas 6.622 m2.
Sisanya seluas 4.790 m2 untuk
areal Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana diawali dengan kegiatan pembersihan lahan, berupa penebangan pohon dan semak belukar dengan luasan 1.832 m2.
Ditinjau dari penutupan vegetasi pada tapak yang akan dibangun sarana dan prasarana merupakan areal hutan rawa sekunder dengan rata-rata keanekaragaman (H’ = 2.875/tingkat pohon) dengan kualitas lingkungan sedang (H’= 2,0-3,0/tingkat pohon). Adanya kegiatan penebangan pohon-pohon secara langsung menyebabkan berkurangnya
˗ Melakukan
konservasi jenis-jenis flora endemik, langka dan dilindungi jika ada yang dijumpai pada tapak maupun pada alur sungai sebagai bagian dari program pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup ˗ Membuat buffer
zone sempadan sungai 50-100 m kanan kiri sungai
Pada areal tapak
pembanguna n sarana dan prasarana
Selama tahap konstruksi kegiatan pembangun an saw mill UD. Karya Bersama dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Inventarisasi vegetasi yang ada dengan Jalur berpetak, dimana ukuran petak contoh bervariasi sesuai dengan tingkat vegetasi yang diamati. Ukuran petak contoh yang digunakan adalah 20 m x 20 m untuk tingkat pohon, 10 m x 10 m untuk tingkat tiang, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang dan 2 m x 2 m untuk tingkat semai. Keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
Pada areal
tapak proyek Selamatahap konstruksi dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
n Hidup keanekaragaman vegetasi,
berkurangnya areal bervegetasi seluas 1.832 m2 selama
kegiatan produksi, sehingga tekanan dampak akan tersebar diseluruh areal pembersihan lahan tersebut, 28% dari total areal menjadi terbuka.
Penurunan
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana diawali dengan kegiatan pembersihan lahan berupa penebangan pohon dan semak belukar dengan luasan 1.832 m2 secara langsung
menyebabkan berkurangnya areal bervegetasi yang berdampak lanjutan pada berkurangnya habitat yang cocok untuk fauna darat terutama satwa liar sebagai tempat melangsungkan
kehidupan, seperti
beristirahat, bermain, dan
mencari makan.
Berkurangnya areal
bervegetasi seluas 1.832 m2
tidak terlalu berdampak besar,
namun cukup untuk
melangsungkan hidup beberapa jenis fauna seperti aves, reptil dan mamalia. Tempat mencari makan dan tempat istirahat maupun bermain satwa pada luasan 1.832 m2 akan hilang, habitat
yang mengalami degradasi sangat mempengaruhi kehidupan satwa yang hidup di dalamnya, karena hampir seluruh satwa liar yang terdapat di daerah rencana
˗ Melarang adanya penangkapan atau perburuan satwa melalui pembuatan papan larangan penangkapan atau perburuan satwa dan larangan perusakan habitat satwa liar. ˗ Membuat buffer
zone sempadan sungai 50-100 m kanan kiri sungai ˗ Melakukan
konservasi jenis-jenis fauna endemik, langka dan dilindungi jika ada yang dijumpai pada tapak maupun pada alur sungai, sebagai bagian dari program pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Pada areal n sarana dan prasarana (konstruksi) sampai akhir operasional kegiatan dan dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Mengidentifikasi jenis satwa liar yang ada dengan pengamatan visual lapangan dan melihat jejak serta tanda-tanda adanya satwa liar atau wawancara dengan masyarakat. Data Aves (burung) yang dikumpulkan
dianalisis dengan
menggunakan metode IPA. Parameter yang akan dianalisis dalam metode IPA tersebut adalah frekuensi relatif dan abundance. Sedang nilai indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus
Shanon-Wiener dan
dibandingkan dengan rona awal.
Pada areal pembangunan sarana dan prasarana dan pada lokasi tapak proyek
Pada saat melakukan kegiatan pembanguna n sarana dan prasarana (konstruksi) sampai akhir operasional kegiatan dan dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH
Kabupaten Barito Kuala
BLH
n Hidup kegiatan mempunyai pola
n Hidup keanekaragaman fauna darat
diprediksi turun namun masih tetap pada kategori tinggi. Tahap Operasi
1
Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Operasi
Bertambah nya mata pencaharia
n dan
meningkat nya
pendapatan keluarga
Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara bertahap mulai Dari tahap konstruksi sampai tahap operasi. Dengan luasan tanaman yang cukup luas tentunya akan membuka kesempatan kerja dan peluang berusaha. Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk kegiatan tahap konstruksi dan operasi
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
Meningkatn ya
kesempatan kerja dan peluang
Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara bertahap mulai Dari tahap konstruksi sampai tahap operasi. Dengan luasan tanaman yang cukup luas
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
n Hidup berusaha
tentunya akan membuka kesempatan kerja dan peluang berusaha. Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk kegiatan tahap konstruksi dan operasi
pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
dan tahap operasi
masyarakat konstruksi
dan tahap operasi
dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
Munculnya disharmoni sosial
Kondisi rona awal kualitas lingkungan pada komponen disharmoni sosial berada pada kondisi baik, artinya jarang terjadi disharmoni sosial antar masyarakat, hubungan sosial berlangsung dengan baik. Adanya kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilakukan tidak transparan dan tidak memprioritaskan masyarakat sekitar dapat menimbulkan disharmoni sosial.
Melakukan sosialisasi secara berkala dan terprogram kepada masyarakat mengenai keberadaan
perusahaan dan manfaatnya bagi masyarakat.
Melaksanakan
pengadaan lahan
antara pihak
perusahaan dengan masyarakat dengan
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
n Hidup cara musyawarah dan
mediasi bersama dengan instansi terkait baik desa, kecamatan maupun kabupaten
sesuai dengan
peraturan yang berlaku
Sikap dan persepsi positif masyarakat
Kegiatan penerimaan tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat lokal atau penduduk sekitar akan menciptakan penilaian yang positif dari masyarakat terhadap perusahaan
Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui papan-papan pengumuman desa dan media-media masa daerah lainnya tentang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan terhadap tenaga kerja di bidang industri penggergajian kayu. Dalam melakukan
seleksi penerimaan
tenaga kerja
dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan upah atau gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UMR dan UMP).
Desa Tabatan Selama tahap pra konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap pra
konstruksi dan berlanjut pada tahap konstruksi dan tahap operasi
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Barito Kuala
n Hidup Pengolahan
Kayu kualitasudara berupa peningkata n kadar debu dan polutan di udara ambien
produksi maksimal 495 m3 /
bulan
b. Penggergajian kayu
sebanyak 300 m3 / bulan (hasil
produksi)
timbulnya hamburan debu penggergajian ke lingkungan sekitar dengan melakukan
penyiraman air disekitar lokasi penggergajian dan sekiling saw mill ditanami dengan pohon agar dapat mereduksi debu.
Disekeliling kegiatan produksi yang menghasilkan debu/serbuk terbang dibuat kandang keliling atau rumah penangkap debu.
Pekerja diwajibkan
memakai alat
pelindung berupa
masker atau
respirator selama bekerja.
Penggergajian kayu tidak menunggu kayu mengering, sehingga kayu masih segar, untuk mengurangi debu gergajian yang masuk ke udara
Membuat barrier
hidup dengan
melakukan
Industri sawmill UD. Karya
Bersama
operasional UD. Karya Bersama
data sesuai SNI 19-7119.6-2005. dan menganalisis data sesuai SO2 SNI
19-7119.7-2005; CO SNI 19-7117.10-2005; NO2 SNI
19-7119.2-2005, TSP SNI 19-7119.3-2005.
Industri
sawmill UD. Karya
Bersama
dilakukan setiap 3 bulan dan pelaporan setiap 6 bulan.
Bersama Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Kesehatan Barito Kuala
Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
n Hidup penanaman dengan
tanaman penghijauan
disekeliling areal Saw Mill.
Penurunan Kualitas Tanah
Pengolahan kayu dari bahan baku berupa kayu gelondongan menjadi hasil akhir berupa papan dan balok berukuran kecil akan menghasilkan limbah padat, yaitu limbah kayu yang berasal dari industri pengolahan kayu antara lain berupa kayu yang tidak berkualitas, sebetan dan serbuk gergajian. Jika diasumsikan rendemen yang dihasilkan adalah 50%, sehingga jika bahan baku kayu sebanyak 11.000 m3 per tahun, maka
produksi kayu mencapai 5.500 m3/tahun atau ± 458 m3/bulan kualitas tanah terutama kesuburan tanah dilokasi rencana pembangunan saw mill UD. Karya Bersama pada T-1 dan T-2 dengan tutupan lahan hutan rawa sekunder berdasarkan parameter-paremeter kunci kesuburan tanah (C-organik, P2O5, K2O,
KTK dan Kejenuhan Basa), status kesuburan pada wilayah studi adalah rendah. Serbuk
Membangun tempat penimbunan sebetan kayu dan serbuk bekas gergajian dengan konstruksi tidak akan terkena air khususnya air hujan dan tidak akan berhamburan tertiup angin sehingga tidak akan jatuh ke tanah.
Segera mungkin mengangkut atau memindahkan
limbah-limbah padat (serbuk bekas gergajian dan sebetan kayu) tersebut ke pihak lain yang mampu mengolah limbah-limbah padat tersebut menjadi lebih bermanfaat.
Lokasi Tapak proyek dan sifatnya insindentil. bulan sekali
Data jenis dan sifat fisik-kimia tanah diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengeboran dan pembuatan profil (pengambilan contoh tanah)
Analisis dilakukan di laboratorium dan selanjutnya hasil analisa laboratorium
dibandingkan dengan standar kesuburan tanah
Mengukur sifat tanah baik fisik maupun kimia pada areal tapak proyek
Memastikan bahwa pengelolaan benar-benar sudah dilakukan
Areal tapak proyek
terutama pada sekitar tempat penimbunan limbah padat (sebetan dan serbuk
gergajian) dan pada areal terbuka hijau
Selama bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
n Hidup dan sebetan kayu hasil
gergajian tersebut mengandung zat ekstraktif kayu yang jika terkena air dan masuk ke tanah tidak berpengaruh pada pada sifat kimia dan fisika tanah namun dapat berpengaruh pada biologi tanah (membunuh bakteri-bakteri tanah, cacing, dan sebagainya) yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas tanah berupa penurunan kesuburan tanah. Penurunan
kualitas air
Sebelum diolah kayu ditampung atau disimpan pada lokasi penyimpanan yang berpotensi besar berhubungan langsung dengan badan air, dalam proses Pengolahan kayu terdapat sisa penggergajian berupa serbuk yang akan jatuh atau tercecer dan selanjutnya akan mengenai badan air, mengakibatkan air mengalami perubahan sifat akibat perpindahan komponen lignin atau zat kayu dan bahan terlarut dalam kayu. Air limbah pengolahan kayu mempunyai kualitas warna merah, mengandung padatan tersuspensi dan terlarut baik yang bersifat organik maupun anorganik, sehingga dapat menurunkan kualitas air sungai khususnya parameter BOD dan COD
Membuat drainase di sekitar lokasi penumpukan kayu
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama dan sifatnya insindentil. bulan sekali
Memakai acuan SNI 6989.59: 2008
Alur Sungai di sekitar Saw bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
Penurunan Biota air
Sebelum diolah kayu ditampung atau disimpan pada lokasi penyimpanan yang berpotensi besar berhubungan langsung dengan badan air, dalam proses Pengolahan kayu terdapat sisa penggergajian berupa serbuk yang akan jatuh atau tercecer dan
Membuat drainase di sekitar lokasi penumpukan kayu
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama 6989.59: 2008
Alur Sungai di sekitar Saw Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
n Hidup selanjutnya akan menurunkan
kualitas air, sebagai ekosistem yang ada di permukaan dan di dasar perairan biota air akan terkena dampak turunan dari perubahan kualitas air tersebut.
dan sifatnya insindentil. dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
setiap 6
bulan sekali KualaDinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
Kuala
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
Penurunan kesehatan masyaraka t yang bermukim disekitar tapak proyek dan karyawan Saw Mill UD. Karya Bersama
Jenis penyakit yang diderita karyawan perusahaan dan masyarakat di sekitar Saw Mill UD. Karya Bersama, seperti gangguan pernafasan, iritasi kulit, dan batuk-batuk
Di sekeliling kegiatan produksi yang menghasilkan debu/serbuk terbang dibuat kandang keliling atau rumah penangkap debu.
Pekerja diwajibkan memakai alat pelindung berupa
masker atau
respirator selama bekerja.
Bekerja sesuai dengan SOP
Pengadaan program pengembangan masyarakat (Community Development) sesuai dengan kondisi masyarakat disekitar kegiatan dan program CSR (Corporate Sosial Responsibility)
Areal industri penggergajia n kayu UD. Karya
bersama
Selama tahap operasional kegiatan saw mill UD. Karya Bersama dan sifatnya insindentil. dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Data puskesmas dan wawancara
Areal industri penggergajian kayu UD. Karya
bersama
Selama tahap operasional dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
n Hidup sebagai
kompensasi.
3 Penanganan Limbah
Penurunan Kualitas Tanah
Penanganan limbah berupa limbah padat, limbah B3 dan limbah domestik. Limbah padat berupa sebetan kayu dan serbuk bekas gergajian. Limbah B3 berupa oli bekas, kaleng bekas dan limbah domestik/rumah tangga berupa sampah organik dan anorganik serta sanitasi. Untuk limbah padat yang dihasilkan sebesar 5.500 m3/tahun atau ± 458
m3/bulan, oli bekas yang
dihasilkan dari 2 mesin bansaw dan 2 crosscut serta 1 mesin generator berkapasitas 450 KVA sekitar 20 liter/bulan. Sedangkan limbah domestik dengan 54 karyawan akan menghasilkan limbah sebesar 1.620 kg per bulan. Penanganan limbah-limbah tersebut akan menyebabkan dampak berupa semakin menurunnya kesuburan tanah dilokasi tapak proyek karena penanganan limbah-limbah jika dilakukan dengan tidak tepat karena penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan peraturan pengelolaan limbah B3 akan tercecer atau terjadi ceceran-ceceran oli. Ceceran Iimbah serta tercampurnya limbah, dan pembuangan yang tidak memenuhi ketentuan peraturan serta pengelolaan yang tidak
Pengendalian
dilakukan dengan menempatkan Iimbah B3 dengan baik, menyerahkan limbah B3 ke pihak lain yang berizin dengan menggunakan
manifest limbah B3
Pengelolaan limbah domestik dengan menampung limbah
dalam tempat
sampah,
mengumpulkan limbah-limbah
tersebut dalam bak yang lebih besar dan menyimpan bersama-sama dengan limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan saw mill
Sampah padat berupa sebetan dan serbuk kayu diserahkan kepada pihak lain
yang mampu
mengelola
Limbah cair dan
MCK diproses
dengan septic tank
Oli baru dari pemasok diterima dalam bentuk sudah tersimpan dalam drum, sedangkan
Tempat penyimpanan sementara B3 dan Limbah bulan sekali
Data jenis dan sifat fisik-kimia tanah diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengeboran dan pembuatan profil (pengambilan contoh tanah)
Analisis dilakukan di laboratorium dan selanjutnya hasil analisa laboratorium
dibandingkan dengan standar kesuburan tanah
Mengukur sifat tanah baik fisik maupun kimia pada areal tapak proyek
Memastikan bahwa pengelolaan benar-benar sudah dilakukan
Areal tapak proyek
terutama pada sekitar tempat penanganan limbah dan pada areal terbuka hijau
Selama Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
n Hidup tepat terhadap limbah domestik
serbuk kayu maupun limbah domestik akan terakumulasi dan berdampak pada kesuburan tanah (kualitas tanah). Pada rona awal status kesuburan tanah pada tapak proyek (T-1 dan T-2) adalah rendah, dengan penanganan limbah yang tidak tepat kesuburan tanah pada tapak proyek akan semakin menurun.
solar disimpan dalam tangki besar
Mesin generator disimpan dengan baik dalam tempat tertutup
Saw mill
menghasilkan limbah B3 berupa oli bekas dan diserahkan kepada pihak lain yang telah memiliki izin pengumpulan
limbah B3,
penyimpanan limbah B3 kurang dari 90 hari dan membuat neraca limbah B3
Melakukan
penempelan label dan simbol pada tangki dan drum untuk menyimpan limbah B3 dan B3.
Penurunan Kualitas Air
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menurunkan konsentrasi polutan yang terkandung dalam air limbah hingga mencapai batas yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air limbah industri, sebab itu dalam proses penanganan limbah mampu meminimalisir berdampak negatif atau merupakan dampak positif terhadap badan air penerima.
Membuat drainase di sekitar lokasi penumpukan kayu
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama tahap operasional kegiatan saw mill UD. Karya Bersama dan sifatnya insindentil. dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Memakai acuan SNI 6989.59: 2008
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama tahap operasional dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
n Hidup Proses pengolahan air limbah
dapat dilakukan dengan proses fisik, kimia, dan biologi. Proses fisik merupakan proses pemisahan padatan seperti pasir, plastik, kertas dan sebagainya, proses fisik dilakukan dengan unit operasi seperti screening, sedimentasi, comminuttor, dan grit chamber. Proses pengolahan air limbah dengan proses kimia dilakukan dengan penambahan bahan kimia kedalam air limbah
yang bertujuan untuk
n Hidup Dampak Proses penanganan
limbah bersifat berbalik jika limbah dikelola secara baik maka dampak dapat diminimalisir, namun ketika limbah tidak dikelola secara baik maka akan mengakibatkan dampak negatif dan akan mempengaruhi komponen lainya, sehingga pengelolaan limbah merupakan penilaian penting
Penurunan Biota air
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menurunkan konsentrasi polutan yang terkandung dalam air limbah hingga mencapai batas yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air limbah industri, sebab itu dalam proses penanganan limbah mampu meminimalisir berdampak negatif atau merupakan dampak positif terhadap badan air penerima. sebagai ekosistem yang ada di permukaan dan di dasar perairan biota air akan terkena dampak turunan dari perubahan kualitas air tersebut.
Dampak Proses penanganan limbah bersifat berbalik jika limbah dikelola secara baik maka dampak dapat diminimalisir, namun ketika limbah tidak dikelola secara baik maka akan mengakibatkan dampak negatif dan akan mempengaruhi komponen lainya, sehingga pengelolaan limbah merupakan penilaian penting
Membuat drainase di sekitar lokasi penumpukan kayu
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama tahap operasional kegiatan saw mill UD. Karya Bersama dan sifatnya insindentil. dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Memakai acuan SNI 6989.59: 2008
Alur Sungai di sekitar Saw Mill.
Selama tahap operasional dan
dilaporkan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
BLH Kab. Barito Kuala
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kab. Barito Kuala
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala
n Hidup Lingkunga
n oli bekas dan limbah rumahtangga seperti timbulan
sampah yang bisa
menyebabkan rusaknya sanitasi lingkungan
limbah sampah rumah tangga
Menyimpan
tampungan oli bekas kedalam tangki/drum selanjutnya diolah
oleh pihak
perusahaan pengolah limbah oli bekas
proyek UD. dan sifatnya insindentil. bulan sekali
limbah secara berkala proyek UD. Karya bulan sekali
Karya
Bersama Barito KualaDinas Kehutanan Barito Kuala
Barito Kuala
Dinas Barito Kuala
4 Program
CSR
Pelaksanaan program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab perusahaan yang baik akan memberikan dampak terhadap peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha yang selanjutnya akan berdampak pada perubahan matapencaharian dan pendapatan
sehingga menimbulkan
pandangan atau sikap maupun persepsi positif dari masyarakat terhadap perusahaan.
Merekrut tenaga kerja lokal di sekitar proyek dengan system pengupahan yang layak sesuai standar Upah minimum Provinsi (UMP) Memberikan pelatihan
keterampilan tertentu kepada masyarakat sekitar. Melakukan pembinaan
kelembagaan ekonomi masyarakat melalu program CSR dan pola kemitraan
Desa Tabatan tahap operasional kegiatan saw mill UD. Karya Bersama dan sifatnya insindentil. bulan sekali
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan tahap operasional bulan sekali
UD. Karya Bersama
BLH Kab. Barito Kuala Dinas Sosial, Barito Kuala Dinas Sosial,
Tahap Pasca Operasi 1 Pemutusan
Hubungan
Pemutusan hubungan kerja adalah hal yang tidak bisa dihindari pada saat berakhirnya Industri Sawmill UD.Karya Bersama. Pelepasan tenaga kerja akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan operasional di lapangan. Walaupun pada pelaksanaannya, karyawan
Memberikan hak-hak pekerja sesuai dengan perjanjian saat penerimaan tenaga kerja sebelumnya Melakukan PHK sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
Meningkatkan
Para pekerja pasca operasi terutama saat kegiatan PHK berlangsung
Pengumpulan data sekunder dari perusahaan serta
wawancara dengan
responden masyarakat
setempat dengan
menggunakan kuesioner
Selama tahap pasca operasi terutama saat kegiatan PHK berlangsung
Satu kali selama pasca kegiatan
UD. Karya Bersama
n Hidup yang di-PHK diberi pesangon
yang dapat digunakan untuk
membuka dan/atau
mengembangkan usaha lain, serta adanya alternatif
kemandirian ekonomi masyarakat melalui program CSR sehingga saat PHK, sudah terjadi kemandirian usaha masyarakat
Munculnya disharmoni sosial
Pemutusan hubungan kerja (PHK) diprakirakan akan
menimbulkan dampak
terhadap komponen sosial budaya. Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah hal yang tidak bisa dihindari pada saat berakhirnya kegiatan Industri sawmill UD. Karya Bersama dengan telah habisnya masa produksi dan ijin lingkungan. Pemutusan hubungan kerja akan mengakibatkan sejumlah karyawan tetap dan tidak tetap akan kehilangan mata pencaharian atau kehilangan pekerjaan dan masyarakat yang berusaha disektor informal seperti berwarung/kios juga akan kehilangan, maka otomatis sumber pendapatan pekerja dan berusaha juga akan hilang. Hal ini akan mengakibatkan dapat mengarah kepada keresahan sosial,
Melakukan sosialisasi secara berkala dan terprogram kepada masyarakat mengenai keberadaan
perusahaan dan manfaatnya bagi masyarakat. pasca operasi terutama saat kegiatan PHK berlangsung
Pengumpulan data sekunder dari perusahaan serta
wawancara dengan
responden masyarakat
setempat dengan
menggunakan kuesioner
Selama tahap pasca operasi terutama saat kegiatan PHK Barito Kuala Dinas Sosial, Barito Kuala Dinas Sosial, persepsi negatif masyarakat
Pemutusan hubungan kerja akan mengakibatkan hilangnya sumber mata pancaharian masyarakat, apabila program kemandirian tidak berjalan dengan baik selama tahap operasional perusahaan maka dengan pemutusan hubungan kerja akan menyebabkan
Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat yang areal dampak
Desa Tabatan Selama tahap konstruksi dilakukan secara periodik setiap 6 bulan sekali
Pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap responden masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan melalui Diskusi dengan masyarakat
Desa Tabatan Selama tahap kpasca operasi dilakukan secara periodik setiap 6 bulan sekali
UD. Kaya BErsama
n Hidup keresahan di masyarakat yang
selanjutnya menyebabkan munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.
BUPATI BARITO KUALA