BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.45 / 295 /KUM/2016
TENTANG
PENETAPAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM
LINTAS PENYEBERANGAN DALAM KABUPATEN BARITO KUALA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang
Mengingat
:
:
a. bahwa usaha angkutan penyeberangan adalah usaha di bidang angkutan yang diselenggarakan untuk umum pada lintas penyeberangan dengan memungut bayaran dengan menggunakan kapal yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi teknis operasional prasarana, sarana, dan perairan;
b. bahwa penyusunan dan penetapan lintas dan/atau
trayek Penyeberangan dilakukan dengan
memperhatikan pengembangan jaringan jalan yang telah ada maupun yang direncanakan dan tersusun dalam kesatuan tatanan transportasi daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati Barito Kuala;
1. UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 09) sebagai UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
3.
Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3724 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2004 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4369 ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070 ) ;
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74 ), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230 ;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1089);
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2012 tentang Alur Pelayaran Sungai dan Danau ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1089);
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala ( Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 2 );
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja DinasDinas Kabupaten Barito Kuala ( Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 Nomor 17 );
Menetapkan
Jaringan trayek angkutan umum lintas penyeberangan dalam Kabupaten Barito Kuala sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Penyeberangan persetujuan yang diberikan untuk setiap kapal dalam melaksanakan kegiatan angkutan penyeberangan pada lintas angkutan penyeberangan wajib memiliki :
a. surat izin usaha angkutan penyeberangan; b. surat izin trayek angkutan penyeberangan;
c. persetujuan prinsip pengadaan kapal sesuai dengan daerah operasi bagi badan usaha dan/atau perorangan yang belum memiliki kapal; d. surat dokumen kapal yang akan doperasikan
yang membuktikan kapal memenuhi persyaratan kelaiklayar kapal;
e. lintas yang dilayani;
f. spesifikasi teknis kapal yang akan dioperasikan; g. bukti kepemilikan kapal ( Grosse Akta ); dan
Tarif angkutan penyeberangan untuk angkutan kendaraan beserta muatannya berdasarkan struktur tarif pelayanan kelas ekonomi terdiri dari tarif dasar dan jarak.
Penempatan jumlah kapal pada setiap Lintas dan/atau Trayek Penyeberangan harus sesuai dengan spesifikasi teknis lintas dan fasilitas dermaga yang digunakan untuk melayani Angkutan Penyeberangan.
Monitoring, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaan tarif dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika sesuai dengan kewenangannya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Marabahan Pada tanggal 22 Agustus 2016
BUPATI BARITO KUALA