• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas kelompok tanah air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "tugas kelompok tanah air"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Tanah dan air merupakan dua sumberdaya alam yang sangat penting sebagai penyokong kehidupan makhluk hidup di dunia terutama manusia.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu

menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Menurut E. Saifudin Sarief (1986), tanah ialah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan hewan” yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu

pembentukan. para ahli geologi Rusia seperti Dokuchaiev menjadikan ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam murni yang berdiri sendiri dengan nama pedologi. Dokuchaiev pada tahun 1870 mengatakan bahwa tanah adalh bentukan mineral dan organik di

permukaan bumi, sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, dan secara tetap menyatakan dirinya sebagai kegiatan kombinasi bahan organik seperti jasad, baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk, ikilim relief dan dalam waktu tertentu.

(2)

manusia menjadi hal yang merugikan keberadaan dari tanah,karena jika manusia merusak maka manusia merusak kehidupannya sendiri.

Air merupakan barang ultra essential bagi kelangsungan hidup manusia, Tanpa air manusia tidak mungkin bisa bertahan hidup. Disisi lain kita sering bersikap menerima air begitu saja sebagai hal yang niscaya ada tanpa mempertanyakannya. Bahkan dalam ilmu ekonomi dikenal adanya istilah “Water Diamond Paradox” atau paradoks air dan berlian, di mana air yang begitu essential dinilai begitu murah sementara mutiara yang hanya sebatas perhiasan dinilai begitu mahal.

Air merupakan sumber daya alam yang klasifikasinya dapat digolongkan ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui tergantung kepada sumber dan pemanfaatannya. Air yang bersumber dari bawah tanah atau

groundwater, misalnya, diperoleh melalui proses geologi selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga meskipun memiliki kemampuan untuk memulihkan kembali lewat hujan, jika jumlah yang dimanfaatkan melebihi kemampuan recharge, groundwater dikatakan sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Sebaliknya air permukaan atau surface water seperti air yang diperoleh dari sungai maupun danau dapat dikategorikan sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui karena adanya proses siklus hidrologi air.

Kedua sumber alam tersebut sangat mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Berbagai aktivitas manusia penyebab rusaknya sumberdaya tersebut seperti aktivitas pertanian, rumah tangga, maupun industri berperan besar dalam penurunan kualitas serta fungsi tanah dan air. Apabila tanah dan air mengalami kerusakan maka penunjang kehidupan manusia pun akan mengalami penurunan dan tidak akan produktif jika digunakan. Oleh karena itu perlu upaya konservasi tanah dan air untuk menjaga kualitas tanah dan air sehingga mampu menyokong kehidupan makhluk hidup secara berkelanjutan.

.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka makala yang berjudul degradasi sumber daya tanah dan air maka Rumusan masalah tersebut dapat dijawab melalui pertanyaan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan degradasi tanah dan air? 2. Bagaimanakah tipe-tipe degradasi tanah dan air?

3. Apakah yang mendasari Faktor-Faktor terjadinya Degradasi Tanah? 4. Seperti apa Karakteristik Tanah dan Air yang Terdegradasi?

5. Bagaimanakah Proses terjadinya Degradasi Tanah dan Air?

(3)

7. Upaya apa yang di lakukan untuk mencegah atau mengurangi dampak erosi tanah?

C. Tujuan penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan lebih detail mengenai poin-poin degradasi sumber daya tanah dan air. 2. Memahami apa arti degradasi sumber daya tanah dan air dan cara penanggulanganya. D. Manfaat Penulisan

Harapan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah bermanfaat, dan berguna sebagai :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang degradasi sumber daya tanah dan air. 2. Hasil penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai bahan referensi alternatif.

(4)

1.1 Pengertian Degradasi Sember Daya Tanah Dan Air

Definisi degradasi agak bersifat subjective (Lamb, 1994), memiliki arti yang berbeda tergantung pada suatu kelompok masyarakat. Rimbawan memiliki persepsi yang bervariasi terhadap arti degradasi. Sebagian mengatakan bahwa hutan yang terdegradasi adalah hutan yang telah mengalami kerusakan sampai pada suatu point/titik dimana penebangan kayu maupun non kayu pada periode yang akan datang menjadi tertunda atau terhambat semuanya. Sedangkan sebagian lainnya mendefinisikan hutan yang terdegradasi sebagai suatu keadaan dimana fungsi ekologis, ekonomis dan sosial hutan tidak terpenuhi. Sedangkan menurut Oldeman (1992)mengatakan bahwa degradasi adalah suatu proses dimana terjadi penurunan kapasitas baik saat ini maupun masa mendatang dalam memberikan hasil (product).

Defenisi degradasi tanah cukup banyak diungkapkan oleh para pakar tanah, namun kesemuanya menunjukkan penurunan atau memburuknya sifat-sifat tanah apabila

dibandingkan dengan tanah tidak terdegradasi. Degradasi tanah menurut FAO adalah hasil satu atau lebih proses terjadinya penurunan kemampuan tanah secara aktual maupun potensial untuk memproduksi barang dan jasa. Defenisi tersebut menunjukkan pengertian umum dengan cakupan luas tidak hanya berkaitan dengan pertanian (Firmansyah, 2003).

Masalah degradasi sifat-sifat tanah dirasakan makin begitu penting belakangan ini. Degradasi tanah biasanya dievaluasi dari sifat fisik dan kimia tanah. Badan Dunia seperti FAO turut mengambil langkah kongkrit untuk membantu mengurangi laju peningkatan luas tanah yang mengalami penurunan sifat-sifatnya. Melalui Regional Office for Asia and the Pacific, pada tahun 1989 FAO membentuk Expert Consultation of the Asian Nerwok on Problom Soil. Badan ini bertemu secara rutin untuk membahas langkah-langkah guna mengurangi degradasi tanah di kawasan Asia (Firmansyah, 2003).

Menurut Firmansyah (2003) bentuk degradasi tanah yang terpenting di kawasan Asia antara lain adalah erosi tanah, degradasi sifat kimia berupa penurunan kadar bahan organik tanah dan pencucian unsur hara. Perubahan penggunaan lahan dan pola

(5)

kondisi tanah yang rusak agar berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan lingkungan (Latifah, 2005).

Kerusakan tanah didefenisikan sebagai proses atau fenomena penurunan kapasitas tanah dalam mendukung kehidupan. Arsyad (2000) menyatakan bahwa kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik fungsinya sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun maupun fungsinya sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan. Oldeman (1993) mendefinisikan kerusakan tanah sebagai proses atau fenomena penurunan kemampuan tanah dalam mendukung kehidupan pada saat ini atau pada saat yang akan datang yang disebabkan oleh ulah manusia.

Degradasi air adalah suatu penurunan kualitas air,baik berupa penurunan kualitas fisis, kualitas secara kimia, kualitas berdasarkan bakteriologis dalam air, maupunkualitas berdasarkan radioaktivitas dalam air, serta bisa juga berupa penurunan kuantitas air.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2).

1.2 Tipe-Tipe Degradasi Tanah Dan Air

Tipe degradasi tanah mengacu kepada kerusakan secara fisik, kimia dan biologi yang terjadi in-situ. Terdapat tipe degradasi tanah dan air, yaitu:

- polusi

- erosi (pemindahan bahan tanah oleh air dan angin) - penurunan kesuburan dan kandungan bahan organik - salinisasi/alkalinisasi

- makin dalamnya permukaan air

- Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun. - Semakin tingginya pencemaran air sungai.

1.3 Faktor-Faktor Terjadinya Degradasi Tanah

(6)

kegiatan-kegiatan budidaya pertanian bergeser ke lahan-lahan kritis yang memerlukan infut tinggi dan mahal untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas

faktor alami penyebab degradasi tanah antara lain: areal berlereng curam, tanah yang muda rusak, curah hujan intensif, dan lain-lain. Faktor degradasi tanah akibat campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung lebih mendominasi dibandingkan faktor alami, antar lain: perubahan populasi, marjinalisasi penduduk, kemiskinan

penduduk, masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik dan kesalahan pengelolaan, kondisi sosial dan ekonomi, masalah kesehatan, dan pengembangan pertanian yang tidak tepat.

Lima faktor penyebab degradasi tanah akibat campur tangan manusia secara langsung, yaitu : deforestasi, overgrazing, aktivitas pertanian, ekploitasi berlebihan, serta aktivitas industri dan bioindustri. Sedangkan faktor penyebab tanah terdegradasi dan rendahnya produktivitas, antara lain : deforestasi, mekanisme dalam usaha tani, kebakaran, penggunaan bahan kimia pertanian, dan penanaman secara monokultur. Faktor-faktor tersebut di Indonesia pada umumnya terjadi secara simultan, sebab deforestasi umumnya adalah langkah permulaan degradasi lahan, dan umumnya tergantung dari aktivitas berikutnya apakah ditolerenkan, digunakan ladang atau perkebunan maka akan terjadi pembakaran akibat campur tangan manusia yang tidak terkendali.

Umumnya faktor-faktor penyebab degradasi baik secara alami maupun campur tangan manusia menimbulkan kerusakan dan penurunan produktivitas tanah. Pada sistem usaha tani tebas dan bakar atau perladangan berpindah masih tergantung pada lama waktu bera agar tergolong sistem usaha yang berkelanjutan secara ekologis. Secara khusus disebutkan bahwa sistem tersebut pada beberapa daerah marjinal dan tekanan populas terhdap lahan cukup tinggi, kebutuhan ekonomi makin meningkat mengakibatkan masa bera makin singkat sehingga sangat merusak dan menyebabkan degradasi tanah dan lingkungan. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa setelah 5 tahun sejak pembakaran maka konsentrasi unsur hara menurun, persentase Al tinggi, dan persentase kejenuhan basa rendah di subsoil setelah 2-5 tahun kebakaran. Tanah menjadi subyek erosi, subsoil

menjadi media tumbuh tanaman, dan tingginya konsentrasi Al pada tingkat meracun serta rendahnya kejenuhan basa mendorong penurunan produksi tanaman.

(7)

1.4 Karakteristik Tanah dan Air yang Terdegradasi

Karakteristik tanah terdegradasi umumnya diukur dengan membandingkan dengan tanah non terdegradasi yaitu tanah hutan. Perbandingan tanah hutan sebagai tanah non terdegradasi karena memiliki siklus tertutup artinya semua unsur hara di dalam sistem tanah hutan berputar dan sangat sedikit yang hilang atau keluar dari sistem siklus hutan. Sedangkan selain tanah hutan merupakan sistem terbuka dimana siklus hara dapat hilang dari sistem tersebut. Penurunan sifat pada tanah untuk penggunaan non hutan akan menunjukkan memburuknya sifat-sifat dari tanah tersebut.

Fenomena-fenomena yang menunjukkan telah terjadinya degradasi air,antara lain; 1. Ketimpangan debit air, Pada musim hujan, debit air melampaui batas, sehingga banjir

terjadi dimana-mana. Sebaliknya, ketika memasuki musim kemarau, terjadi kekeringan yang berkepanjangan.

2. Tercemarnya air oleh bakteri E. Colli, di pemukiman padat penduduk, tidak sedikit masyarakat yang menempatkan septi tank berdekatan dengan sumur. Hal ini mengakibatkan air sumur tersebut tercemar oleh bakteri E. colli.

3. Air sumur yang rasanya asam, Dewasa ini banyak dijumpai air sumur yang berwarna kekuningan, berbau karat, dan rasanya agak asam

1.5Proses Terjadinya Degradasi Tanah Dan Air

Lima proses utama yang terjadi akibat timbulnya tanah yang terdegradasi, yaitu: menurunnya bahan kandungan bahan organik tanah, perpindahan liat, memburuknya struktur dan pemadatan tanah, erosi tanah, deplesi dan pencucian unsur hara. Khusus untuk tanah-tanah tropika basa terdapat tiga proses penting yang menyebabkan terjadinya

degradasi tanah, yaitu: 1) degradasi fisik yang berhubungan dengan memburuknya struktur tanah sehingga memicu pergerakan, pemadatan, aliran banjir berlebihan, dan erosi

dipercepat, 2) degradasi kimia yang berhubungan dengan terganggunya siklus C, N, P, S dan unsur-unsur lainnya, dan 3) degradasi biologi yang berhubungan dengan menurunya kualitas dan kuantitas bahan organik tanah, aktivitas biotik dan keragaman spesies fauna tanah yang juga menurun ikut menurun.

(8)

dihijaukan kembali. (3). Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/lahan untuk budidaya pertanian, karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization). (4). Semakin banyaknya terjadi tanah longsor di wilayah pegunungan/perbukitan, dan tanah terbuka bekas penggalian tambang permukaan (emas, timah, batubara dan lain-lain). (5). Semakin bertambahnya areal lahan kritis akibat dibiarkan begitu saja dan terbakar setiap tahun.

Sedangkan Degradasi Sumber Daya Air yaitu : (1) Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun (2). Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan dengan musim kemarau (3). Semakin dalamnya permukaan air tanah dan

mengeringnya sumur penduduk di daerah ketinggian (4). Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota pantai/pesisir (5). Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan terhadap curahan air hujan) (6). Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di Pulau Jawa).

1.6 Permasalahan yang Timbul Akibat Degradasi Tanah dan Air

Permasalahanyang dapat berakibat pada degradasi lahan, menurunnya suplai air, erosi, pemadatan tanah dan pencucian hara,kerusakan vegetasi dan emisi gas rumah kaca. Diperkirakan bahwa pertumbuhan dan laju regenerasimenurun pada areal yang terkena kerusakan yang diantaranya disebabkan oleh rusaknya hutan danmenurunnya produktivitas lahan yang terjadi setelah penebangan. Penebangan hutan baik Selective maupun clear cutting, dan kebakaran hutan merupakan faktor utama yang menyebabkan

rusaknyaekosistem Dampak Degrdasi Lahan/ Tanah.

 Kerusakan lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara lain terjadinyaerosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang ditimbulkan.  Erosi mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua

menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani. Erosi tanah dapat terjadi akibatadanya curah hujan yang tinggi, vegetasi penutup lahan yang kurang. Kemiringan lerengdan tata guna lahan yang kurang tepat.pedankalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan menyebabkan bahaya banjir. Padangkalan saluran pengairan mengakibatkan naiknya dasar saluran, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi.

Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan

(9)

sumber dayaalam,tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Sebagai sumber unsur bagi tumbuhandan sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah

tersimpan. Erosi yangterjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan sedimentasi. Sedimentasi adalahterbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin atau gletser kesuatu wilayah yang kemudian diendapkan.

1.7 Upaya yang Di Lakukan Untuk Mencegah atau Mengurangi Dampak Degradasi Tanah dan Air

Usaha yang dilakukan untuk mengurangi erosi tanah adalah dengan menggunakan metode pengawetan tanah.

Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk: a. melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;

b. meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah;

c. mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah); dan d. meningkatkan stabilitas agregat tanah.

Metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. a. Metode vegetatif, adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi

(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi.

Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif, antara lain sebagai berikut.

1) Penghijauan, yaitu penanaman lahan kosong dengan berbagai jenis vegetasi (tanaman).

2) Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras, seperti pinus, jati, rasamala, dan cemara.

3) Penanaman secara kontur yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur.

Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar tingkat resapan air ke dalam tanah.

4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (bufering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras, seperti pinus dan jati.

5) Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Fungsinya untuk mengurangi tingkat kecepatan erosi.

(10)

b. Metode Mekanik/Teknik, adalah metode pengawetan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung, dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.

Beberapa cara yang umum dilakukan pada penerapan metode mekanik, antara lain sebagai berikut.

1) Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar daya resapan air.

2) Pembuatan tanggul atau guludan sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung.

3) Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi tingkat erosi.

4) Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek sehingga aliran air dapat diperlambat. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif jika metode mekanik dapat

dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya, terrassering dan bufering.

c. Metode Kimia, dilakukan dengan menggunakan media bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga infltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (surface run off) tetap kecil.

Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain dengan menggunakan preparat kimia sintetis (bitumen dan krilium) atau alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau pemantap struktur tanah. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi stabil .

Untuk menanggulangi degradasi air, yang harus dilakukan adalah Konservasi Air,seperti:

1. Konservasi Daerah Aliran Sungai

(11)

a. Metode Vegetatif yaitu penggunaan tanaman untuk mengurangi daya perusak hujan yang jatuh sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi.

b. Yang termasuk dalam metode ini antara lain reboisasi yaitu kegiatan penanaman pohon pada kawasan hutan dan penghijauan yaitu upaya rehabilitasi lahan luar kawasan hutan dengan tanaman tahunan.

c. Metode teknik sipil yaitu pembuatan bangunan sipil untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi dan meningkatkan penggunaan tanah serta memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah.

d. Yang termasuk dalam metode ini antara lain bending pengendali, waduk, tanggul, teras, pembuatan irigasi pada daerah pertanian, guludan, dan lain-lain.

2. Teknologi Pengendalian Banjir

Banjir merupakan bahaya laten yang setiap tahun merusak dataran rendah disekitar sungai. Penyebab utamanya adalah kerusakan DAS di hulu sehingga menyebabkan debit banjir membesar, pendangkalan sungai, dan penutupan muara.

Ini menyebabkan kapasitas sungai sangat menurun. Dalam rangka peningakatan usaha penanggulangan banjir perlu ditingkatkan beberapa hal yaitu :

a. Meningkatkan fungsi waduk yang benar-benar dapat menampung dan meregulasi banjir, baik pembangunan baru maupun modifikasi bendungan lama.

b. Meningkatkan kapasitas sungai dengan kanalisasi antar sungai, disamping caranya sama seperti penanggulan juga merupakan upaya normalisasi profil sungai dan sudetan.

c. Memperbaiki kondisi muara sekaligus menggali potensinya seperti bangunan kendali intrusi air laut dan waduk muara.

d. Mengendalikan aliran sungai di hilir dengan membangun pompa, bangunan pintu air dan sebagainya.

e. Pemeliharaan tanggul untuk mengantisipasi penurunan yang terjadi akibat timbunan di atas tanah lunak dan penggerusan tanggul akibat lalu lintas hewan dan manusia. 3. Teknologi Penanggulangan Kerusakan Sungai

Mengingat pasir yang terbaik untuk kontruksi bangunan adalah pasir sungai maka beberapa sungai didaerah yang sedang dibangun sarana fisik banyak menderita kerusakan.Untuk itu diperlukan beberapa upaya pengendalian yaitu :

a. Penyusunan pedoman teknis penambangan golongan C pada sungai.

b. Penyusunan peta pada bagian atau ruas sungai yang dapat atau boleh ditambang dengan persyaratannya.

(12)

4. Teknologi Konservasi Air Tanah

Selain upaya konservasi jumlah ketersediaan air tanah diperlukan diperlukan pula konservasi kualitasnya karena terbukti pada beberapa daerah urban dan industry menjadi pencemaran air tanah. Pola tata ruang yang memerhatikan zona perlindungan bagi sumber air tanah perlu dikembangkan terutama dengan penurunan kuantitas air tanah. Pola tata ruang yang memerhatikan zona perlindungan bagi sumber air tanah perlu dikembangkan terurama dengan penurunan kuantitas air akifer pada beberapa kota besar akibat pemompaan sumur dalam yang tidak terkendali.

5. Teknologi Pengelolaan Kualitas Air

Upaya pengendalian pencemaran air melalui program Prokasih yang sedang dilaksanakan sejak akhir Pelita V ternyata memerlukan dukungan teknologi, yaitu teknologi pengelolaan air limbah yang pada saat ini masih kurang. Beberapa pilot plant pengolahan air limbah telah dibangun dan diaplikasikan oleh industri, sedangkan prototype pengolahan air limbah industry secara gabungan masih dalam tahap pembangunan.

Sistem pengolahan kuantitas air pada daerah aliran sungai perlu dikembangkan dengan memerhatikan kemampuan sunagi dalam menampung beban pencemaran air serta teknologi yang dibutuhkan dan standar air limbah yang ekonomis. Sistem pengelolaan kualitas air perlu pula diperhatikan pada penyusunan tata ruang spasial.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai degradasi sumber daya tanah dan air, maka dapat di ambil kesimpulan sbb:

1 Degradasi adalah penurunan kualitas maupun kerusakan hutan.

2 Tipe degradasi tanah mengacu kepada kerusakan secara fisik, kimia dan biologi seperti polusi,erosi, penurunan kesuburan dan kandungan bahan organik,

salinisasi/alkalinisasi, dalamnya permukaan air, kecilnya debit air sungai, pencemaran air sungai.

3 Degradasi tanah pada umumnya disebabkan karena 2 hal yaitu faktor alami dan akibat faktor campur tangan manusia.

(13)

5 Lima proses utama yang terjadi akibat timbulnya tanah yang terdegradasi, yaitu: menurunnya kandungan bahan organik tanah, perpindahan liat, memburuknya struktur dan pemadatan tanah, erosi tanah, deplesi dan pencucian unsur hara.

6 permasalahanyang dapat berakibat pada degradasi lahan, menurunnya suplai air, erosi, pemadatan tanah dan pencucian hara,kerusakan vegetasi dan emisi gas rumah kaca. 7 Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi seperti Pengolahan Tanah dll.

B. Saran

Dalam pembukaan, penggunaan dan pengelolaan sumber daya tanah dan air hendaknya menggunakan prinsip konservasi, Proses pemulihan kerusakan tanah harus dilakukan mulai dari hal-hal yang kecil secara sistematis

DAFTAR PUSTAKA

Hadisty N.A, Omo R, Sry M, “identifikasi tingkat kerawanan degradasi sekitar hutan mangrove, jurnal pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, Vol.5 No. 1 (2015) 79-8.

Jaka .S, “Kajian Degradasi Tanah Pada Usaha Tani Lahan Kering Berbasis Tembakau Di Sub-Das Progo Hulu ,” Jurnal ilmiah ilmu tanah dan agroklimatologi, Vol. 6, No. 2 (2009) 69-80.

Kharis Tryono, “Pengaruh System Pengolahan Tanah Terhadap Konservasi Sumber Daya Tanah,” jurnal inovasi pertanian, Vol.6, No. 1 (2007) 11-21.

http://www.dosenpendidikan.com/16-pengertian-tanah-menurut-para-ahli-lengkap/ https://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/12/degradasi-tanah/

https://qoharbook.wordpress.com/2013/07/09/degradasi-air/

http://aditgeoholic.blogspot.co.id/2010/10/kerusakan-tanah-dan-usaha.html

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi sudah memiliki data-data jurusan teknik informatika seperti data mahasiswa, data dosen tetap, data jadwal mengajar program D3, data jadwal mengajar program S1,

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur (Sugiyono, 20011 : 73) atau interview bebas terpimpin ( Suharsimi Arikunto, 1997 :146), yaitu

menjelaskan fungsi naik dan fungsi turun; menggunakan turunan untuk menentukan persamaan garis singgung dan garis normal suatu kurva; menentukan interval suatu fungsi naik atau

HARYONO GG V/NO... MT

Aspek kerja hukum teori Llewellyn mendukung dasar paham realisme Amerika yang menilai penerapan aturan hukum kepada fakta situasi yang datang sebelumnya untuk

Alhamdulillah, puji syukur atas khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut, dalam konteks optimalisasi penerapan aspek teknis dalam kegiatan penghijauan maka LSM Lingkungan harus melibatkan

Menurut saya diagnosis pada saat pasien masuk RS belum tepat seharusnya adalah epilepsi karena berdasarkan anamnesis (alloanmnesis) dari orang tua pasien, saat anak