• Tidak ada hasil yang ditemukan

0210 12 a robinson ganjil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "0210 12 a robinson ganjil"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Sains Edisi Khusus Desember 2009 (A) 09:12-02

Hubungan Antara Distribusi Diskrit yang Bervariabel Satu

Robinson Sitepu

Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Intisari: Dalam teori statistika terdapat parameter yang, besarnya tidak diketahui. Untuk menafsirkan mengenai pa-rameter tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengujian hipotesis atau teori penaksiran. Papa-rameter tersebut berkaitan dengan distribusi tertentu. Dalam keadaan tertentu distribusi dari parameter itu harus ditransfor-masikan ke distribusi lain agar pengujian atau penaksiran mengenai parameter itu dapat dilakukan, karena melakukan transformasi dari satu distribusi ke distribusi lainnya. maka diperoleh hubungan antara distribusi-distribusi tersebut.

Kata kunci: hubungan, transformasi variabel acak, diskrit, dan kontinu.

Abstract: Abstract: In theory there are statistical parameters that magnitude is not known. To interpret on these parameters can be done in two ways, namely through hypothesis testing or estimation theory. The parameters are associated with a particular distribution.Under certain circumstances the distribution of the parameters that must be transformed into another distribution to test or assessment of parameters that can be done, because the transformation from one distribution to another distribution, then the obtained relationships between these distributions.

Keywords: relationship, transformation random variables, discrete, and continuous.

Desember 2009

1 PENDAHULUAN

D

alam teori statistika terdapat 3 macam vari-able acak, vaitu: variable acak diskrit, vari-able acak diskrit-kontinu, dan varivari-able acak kon-tinu yang masing-masing disertai dengan distribusi peluangnya yaitu, distribusi peluang diskrit, pelu-ang diskrit-kontinu, dan distribusi pelupelu-ang kontinu[1]. Pada makalah ini akan dibicarakan bagaimana hubun-gan antara distribusi yang diskrit denhubun-gan distibusi diskrit. Distribusi peluang diskrit yang dibicarakan ada sebanyak 9 macam distribusi diskrit[2].

2 METODOLOGI

Untuk menentukan hubungan antara distribusi-distribusi tersebut metoda yang dipergunakan metoda transformasi variabel. Metoda Transformasi Variabel. Misalkan X merupakan variabel acak yang meng-ikuti distribusi tertentu dan Y = h(x) meru-pakan suatu variabel acak, selanjutnya ingin diketahui bagaimana bentuk distribusi Y tersebut, cara atau langkah untuk menentukan distribusiY tersebut dina-makan transformasi variabel[3,4]. Definisi: Misalkanx

suatu variabel acak yang diskrit dengan fungsi pelu-angp(x=x)danY =h(x)merupakan suatu variabel acak yang diskrit pula, maka distribusi dari variabel acakY dapat ditentukan dengang(yi) =p(Y =yi)

3 PEMBAHASAN

Hubungan antara distribusi diskrit dapat dilihat pada Gambar 1.

Fungsi peluang serta fungsi pembangkit momen, fungsi pembangkit karakteristik, fungsi pembangkit peluang, momen ke-ratau momen factorial, rata-rata dan varians untuk distribusi diskrit diberikan dalam Tabel 1, tab:Robinson-2, dan tab:Robinson-3.

4 KESIMPULAN

Berdasarkan diagram yang diperlihatkan pada Gam-bar 1, dapat dilihat dengan mudah hubungan antara distribusi-distribusi yang ada dalam statistika sekali-gus trensformasi yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Johnson, N.L. & Kotz, S.Distributions in Statistics:

Discrele Distribution, Continous Univariable

Distribution-1, continuous univariate distribution-2, 1970, John Wiley, New York.

[2]Hastings, N.A.J, & Peacock.,Statistical Distribution,

1975, Butterworth & Co Itd. London.

[3]Freund, J.E.,Mathematical Statistics, 1962. Prentice-Hall,

Inc.Englewood Cliffs, N.J.

[4]Kapur, J.N & Saxena, H.C.,Mathematical Statistic, 1981,

S. Chand & Company Ltd, Ram Nagar, New Delhi.

c

(2)

R. Sitepu/Hubungan Antara Distribusi . . . JPS Edisi Khusus (A) 09:12-02

Gambar1: Bagan hubungan antara distribusi diskrit

Tabel1: Fungsi Peluang Untuk Distribusi Deskrit

No Distribusi Fungsi Peluang Diskrit

1. Bermoulli px(1p)n−x X = 0,1

2. Beta-Binom (

n2+x1

x )(

n1+n3x1

nx )

n1+n2+n31 n1

X = 0, . . . n1

3. Binom (n

x)Px(1−p)n−x X = 0, . . . n

4. Diskrit Weibull p(1−p)x(1p)(x+1) X = 0,1. . . 5. Geometrik p(1−p)x X = 0,1. . .

6. Hipergeometrik (

n1 x )(

n3

−n

n2

−x) (n3

n2) X = 0, . . .(min(n1·n2))

7. Binom Negatif (n−1+x

x )pn(1−p)x X = 0,1. . .

8. Poisson µxe−x

X! X = 0,1. . .

9. Rectangular n1 X = 0,1. . . , n−1

(3)

R. Sitepu/Hubungan Antara Distribusi . . . JPS Edisi Khusus (A) 09:12-02

Tabel2: Fungsi Pembangkit Momen, Karakteristik Peluang Untuk Distribusi Diskrit

Fungsi Pembangkit

No Distribusi Momen Karakteristik Peluang

1. Bermoulli ((1−p) +pet) ((1−p) +peit) (q+pt)

Tabel3: MomenRe

−r, Momen Faktorial, Mean (rata-rata), dan varians Distribusi Diskrit

No Distribusi Momen Ker Mean Varians

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini adalah Senam Jantung Sehat yang dilakukan tiga kali dalam seminggu selama enam minggu dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

Penggunaan pupuk kandang yang berupa kompos kotoran sapi dengan takaran 5 t ha -1 secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil

Penelitian terdiri dari 10 perlakuan yang merupakan gabungan tidak lengkap dari tiga perlakuan pemberian pupuk kandang (0, 5, dan 10 t/ha), penanaman Stylosanthes guyanensis,

Dengan demikian Judul penelitian” Interaksi sosial” adalah mengkaji hubungan sosial atau cara individu berinteraksi dengan individu yang lainnya dalam karya sastra, yaitu

Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua

Secara spesifik Pasal 3 UUPP mengemukakan bahwa tujuan dari UU Pelayanan Publik adalah: (1) terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung

Jika semua   konveks, dan   affine, maka tiga masalah pertama hilang: suatu optimum lokal adalah optimum global; kelayakan masalah optimisasi konveks dapat ditentukan

Jika