DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-14/BC/2008
TENTANG
URAIAN TUGAS AUDITOR, KETUA AUDITOR, PENGENDALI TEKNIS AUDIT, DAN PENGAWAS MUTU AUDIT BEA DAN CUKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan dan Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai;
5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai;
6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG URAIAN TUGAS AUDITOR, KETUA AUDITOR, PENGENDALI TEKNIS AUDIT, DAN PENGAWAS MUTU AUDIT BEA DAN CUKAI.
Pasal 1
Pasal 2
Tim Audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari seorang Pengawas Mutu Audit, seorang Pengendali Teknis Audit, seorang Ketua Auditor, dan seorang atau lebih Auditor yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan audit.
Pasal 3
Uraian tugas Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
Pasal 4
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh)hari sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Agustus 2008
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lampiran
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P- 14/BC/2008
Tanggal : 26 Agustus 2008
URAIAN TUGAS AUDITOR, KETUA AUDITOR, PENGENDALI TEKNIS AUDIT,
DAN PENGAWAS MUTU AUDIT BEA DAN CUKAI
1. AUDITOR
Tugas auditor meliputi:
a. mengumpulkan informasi awal dalam rangka audit;
b. melakukan wawancara dengan auditee;
c. membuat konsep surat dan bukti tanda terima peminjaman buku, catatan, surat dan dokumen untuk penelitian;
d. meneliti kelengkapan data audit;
e. membuat konsep surat pernyataan penyerahan data audit;
f. dalam hal auditee atau wakilnya menolak untuk diaudit atau menolak membantu kelancaran audit, auditor membuat konsep surat dan/atau berita acara penolakan dan/atau tidak membantu kelancaran audit;
g. dalam hal auditee atau wakilnya menolak menandatangani surat penolakan dan/atau tidak membantu kelancaran audit, menandatangani berita acara penolakan
h. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, auditor membuat konsep surat pemberitahuan pencacahan fisik sediaan barang;
i. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, auditor melakukan pencacahan fisik sediaan barang;
j. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, auditor membuat konsep dan menandatangani Berita Acara pencacahan fisik sediaan barang;
k. membuat Kertas Kerja Audit (KKA) terkait dengan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor;
l. dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim audit, auditor membuat laporan kemajuan kepada ketua auditor dan membuat berita acara serah terima pekerjaan;
m. apabila diperlukan membantu Ketua Auditor untuk melakukan tindakan pengamanan;
n. menyiapkan data dan ikut dalam pembahasan akhir;
o. membuat konsep dan menandatangani Berita Acara Hasil Audit (BAHA);
p. apabila diperlukan membuat konsep dan menandatangani Berita Acara Penghentian Audit (BAPA).
2. KETUA AUDITOR
Tugas Ketua Auditor meliputi:
a. mengikuti pengarahan persiapan audit;
b. menyusun dan menandatangani Rencana Kerja Audit (RKA);
c. menyusun program audit sesuai dengan obyek audit;
d. menjelaskan maksud dan tujuan audit kepada auditee;
e. melakukan peminjaman buku, catatan, surat dan dokumen untuk penelitian;
g. dalam hal auditee atau wakilnya menolak untuk diaudit atau menolak membantu kelancaran audit, ketua auditor menyerahkan surat penolakan dan/atau tidak membantu kelancaran audit untuk ditandatangani oleh pimpinan perusahaan atau yang mewakili;
h. dalam hal auditee atau wakilnya menolak menandatangani surat penolakan dan/atau tidak membantu kelancaran audit, menandatangani berita acara penolakan
i. menyimpan data audit sampai dengan dikembalikan kepada pihak terkait;
j. melakukan pengujian terhadap pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern (SPI);
k. mengusulkan ruang lingkup audit kepada Pengendali Teknis Audit (PTA);
l. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, ketua auditor menyerahkan surat pemberitahuan pencacahan fisik sediaan barang;
m. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, ketua auditor mengikuti pencacahan fisik sediaan barang;
n. dalam hal dilakukan pencacahan fisik, ketua auditor menyetujui dan menandatangani Berita Acara pencacahan fisik sediaan barang;
o. menyetujui KKA yang dibuat oleh auditor;
p. apabila diperlukan, membuat surat konfirmasi kepada pihak ketiga;
q. apabila diperlukan, melakukan konfirmasi lisan dengan pihak ketiga;
r. melakukan konsultasi secara periodik dengan PTA dan Pengawas Mutu Audit (PMA);
s. dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim audit, ketua auditor membuat laporan kemajuan kepada PTA dan membuat berita acara serah terima pekerjaan;
t. apabila diperlukan dapat melakukan tindakan pengamanan;
u. dalam hal penghentian audit, ketua auditor menyetujui konsep dan menandatangani BAPA;
v. membuat dan menandatangani Daftar Temuan Sementara (DTS);
w. melaksanakan pembahasan akhir sebagai ketua auditor;
x. menyetujui dan menandatangani BAHA sebagai Ketua Auditor;
y. menyusun konsep dan menandatangani Laporan Hasil Audit (LHA).
3. PENGENDALI TEKNIS AUDIT (PTA) Tugas PTA meliputi:
a. mendampingi PMA memberi pengarahan persiapan audit;
b. mengkaji dan menandatangani RKA;
c. mengkaji dan merekomendasikan program audit sesuai dengan obyek audit;
d. melakukan supervisi kepada ketua auditor dalam penilaian SPI auditee;
e. mempresentasikan rencana pelaksanaan audit mengenai ruang lingkup audit kepada PMA;
f. mengkaji KKA yang diajukan oleh ketua auditor;
g. melaksanakan supervisi dalam bentuk konsultasi di dalam pelaksanaan audit kepada Ketua Auditor;
h. mengevaluasi realisasi RKA;
i. dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim audit, PTA membuat laporan kemajuan kepada PMA dan membuat berita acara serah terima pekerjaan;
j. dalam hal penghentian audit, PTA mengkaji dan menandatangani BAPA;
k. mengkaji dan menandatangani DTS;
m. menyetujui dan menandatangani BAHA sebagai PTA;
n. mengkaji dan menandatangani LHA.
4. PENGAWAS MUTU AUDIT (PMA) Tugas PMA meliputi:
a. memberikan pengarahan atas penugasan tim audit tentang kegiatan audit dan/atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan audit;
b. menyetujui dan menandatangani RKA;
c. menyetujui program audit sesuai dengan obyek audit;
d. menetapkan ruang lingkup audit;
e. mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan audit dalam bentuk konsultasi di dalam pelaksanaan audit kepada PTA dan Ketua Auditor;
f. mengevaluasi realisasi RKA;
g. dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim audit, PMA membuat laporan kemajuan kepada Direktur Audit / Kepala Kanwil / Kepala KPU dan membuat berita acara serah terima pekerjaan;
h. dalam hal penghentian audit, PMA menyetujui dan menandatangani BAPA;
i. menyetujui dan menandatangani DTS;
j. melaksanakan pembahasan akhir sebagai PMA;
k. menyetujui dan menandatangani BAHA sebagai PMA;
l. menyetujui dan menandatangani LHA.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI