• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR. Disusun oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR. Disusun oleh :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Disusun oleh :

1. Evitha Latifah (J310120054) 2. Ayu Yahya Kusuma ( J310120062)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

(2)

A. TUJUAN

1. Memahami dan mengetahui prosedur pembuatan dan pemeriksaan preparat kapang dan khamir secara langsung dari bahan-bahan alami.

2. Mengetahui struktur berbagai macam kapang dan khamir dari berbagai bahan alami. 3. Mengethaui struktur berbagai macam kapang dan khamir hasil Henrici’s slide.

B. PENDAHULUAN

Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal,struktur tubuh, sifat hidup, habitat, pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi terdiridari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamentus, sedangkan khamir bersifat uniselular. Istilah cendawan, kapang, khamir maupun ragi seringkali dicampur-baurkan, padahal masing-masing istilah tersebut memiliki pengertian yangberbeda-beda. Untuk memudahkan istilah-istilah tersebut, para pakar biologi kemudian menyatukannya ke dalam satu golongan yaitu jamur atau fungi. Kita mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhanlainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.

Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Medhy, 2013).

Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).

Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama degan mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan.

(3)

Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia. Interaksi dapat mutalisme,netralisme, sinergisme atau antagonism (Mudarwan, 2009).

C. TINJAUAN PUSTAKA

Fungi (jamur) adalah salah satu kelompok mikroba yang sering mengkontaminasi makanan jamur mikroskopis dibagi dua, yakni kapang dan khamir. Kapang mempunyai bentuk pertumbuhan seperti massa benang bercabang-cabang yang disebut miselium (tunggal disebut hifa). Hifa ada yang bersepta dan ada yang tidak. Dan mengandung satu, dua atau banyak inti tergantung atas jenis dan stadia pertumbuhan kapang. Hifa yang tidak bersepta merupakan sel yang sangat panjang, bercabang-cabang berisi sitoplasma dengan inti yang benyak, disebut soenosistik. Hifa dibedakan atas dua yaitu hifa fertile, membentuk sel reproduktif dan pertumbuhan ke atas sebagai hifa udara serta hifa vegetated, adalah hifa yang mencari makanan ke dalam substrat (Nawir, dkk, 2012).

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik mereka memerlukansenyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisatumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimiayang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, danselanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangatmenguntungkan bagi manusia. Sebaliknya, mereka juga dapat merugikan kitabilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain (Krisno,2011).

Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam takson Kingdom Fungi berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai cirikhas yaitu bersifat heterotrof yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin padadinding selnya. Jamur dapat bersifat saprotrop dengan mendapatkan nutrisi dariorganisme lain yang mati, bersifat parasit dengan mengisap nutrisi dari organisme hidup, atau dengan bersimbiosis mutualisme dengan satu organisme. Produksikitin, sejenis polisakarida, adalah synapomorphy (sifat yang serupa) antara fungi,choanoflagellata dan hewan (Purves, 2003).

Hal ini menjadi bukti bahwa secara evolusioner, fungi lebih dekat ke hewan dibandingkan tumbuhan. Tetapi fungi mempunya penggunaan kitin yangberbeda dengan hewan. Hewan hanya memproduksi kitin pada bagian tertentu,misalnya sebagai rangka luar, rambut atau kuku, sementara fungi memiliki kitinsebagai pembentuk dinding pada seluruh selnya. Adanya kitin juga membantumembedakan antara fungi dan eukariota lain, seperti protista. Kingdom Fungidapat dibagi menjadi 4 filum, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota,and Basidiomycota. Masing-masing filum ini memiliki anggota baik uniseluler maupun multiseluler (Purves dan Sadava, 2003).

(4)

Pada umumnya fungi (jamur) bersel banyak (multiseluler), tetpai ada pula beberapa yang bersel satu (uniseluler). Berdasarkan sifat ini pula, maka ukuran jamur sangat bervariasi dari yng sangat kecil/mikroskopis samapi yang berukurabn besar/makroskropis. Menurut Ainsworth (1968) ada sekurang-kurangnya 50.000 spesies dan 4.000 genera jamur yang telah dikenal. Sejumlah besar spesies jamur memiliki peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Halini yang menyebabkan lahirnya cabang ilmu mengenai seluk beluk jamur, yaitumikologi (Felayati, 2010).

Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organik dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak (Syamsuri, 2004).

Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Kapang (mold) yaitu jamur yang berbentuk filamen. Kapang yang ditemukan pada tempe misalnya Rhizopus oryzae. Contoh lainnya adalah Mucor, Absidia, Trichoderma, Neurospora, Phycomyces.

1. Kapang

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal =

(5)

hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar,2005).

Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pectin, protein atau lipid (Mudarwan, 2009).

Sifat fisiologi kapang antara lain adalah sebagai berikut : a) Kebutuhan air

Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan Aw minimal untuk pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan bakteri.Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat ataumemperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.

b) Suhu pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu kamar.Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-300C

tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-370C atau lebih tinggi. Beberapa

kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa bersifat termofilik. c) Kebutuhan oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah. d) Makanan

Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dariyang sederhana hingga kompleks.Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, missal amylase, pectinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.

(6)

Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotic, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenu dan clavasin yang diprosukdi oleh Aspergillus clavatus.Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan bakteri.Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhanmemungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri.Tetapi sekali kapanh dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat (Fardiaz, 1989).

Kapang mempunyai ciri-ciri morfologi yang spesifik secara makroskopis dan mikroskopis. Ciri-ciri tersebut dapat digunakan sebagai identifikasi dan determinasi. Pengamatan secara mikroskopis dapat berupa bersekat atau tidaknya hifa, bentuk percabangan hifa, stolon, rizoid , sel kaki badan buah, dasar badan buah, pendukung badan buah, dan bentuk spora (Sutariningsih dkk, 1997).

Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini berupa pipa panjang kosong tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

b) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel. Hifa seperti ini dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1) Hifa Septat multinukleat, yaitu septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

2) Hifa Septat uninukleat, yaitu hifa mempunyai sekat dan antara dua sekat terdapat satu inti sel.

2. Khamir

Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang mencakup semua fungi uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomycota, Ascomycota, and Basidiomycota. Khamir umumnya berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Cara aseksual yaitu dengan bertunas dan fisi (membelah menjadi duasetelah mitosis). Cara seksual yaitu dengan fusi (penggabungan) dua sel dengan mating type (tipe perkawinan) yang berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akanmembentuk 4 hingga 8 spora yang kemudian menyebar (Purves dan Sadava,2003). Khamir merupakan jamur uniseluler yang bentuknya beranekaragam, ada seperti botol, bulat, jeruk, topi, dan lain-lain. Khamir tidak berwarna (transparan)sehingga untuk

(7)

pengamatan morfologi khamir, harus diwarnai untuk lebihmemudahkan pengamatan (Nawir, dkk, 2012).

Dalam asosiasi khamir dan bakteri asam laktat terjadi sejumlah mutualistik dan sinergistik, terutama dalam fermentasi pangan. Dalam kefir grain, terdapat interaksi sinergistik, vitamin dihasilkan oleh khamir dan laktat dihasilkan oleh bakteri. Asosiasi juga terjadi pada sour dough antara laktobasili pemfermentasilakotsa dan khamir pemfermentasi glukosa. Dalam fermentasi sauerkraut danpickle, khamir fermentative dan oksidatif hidup bersama-sama dengan bakteriasam laktat. Khamir sering membentuk lapisan film pada permukaan larutan garam. Dalam red wine, fermentasi malolaktat oleh Oenococcus (leuconostoc) oenos difasilitasi oleh vitamin dan aam amino yang dihasilkan oleh khamir (Mudarwan, 2009).

Khamir (yeast) merupakan sel tunggal (uniseluler) yang membentuk tunas dan pseudohifa (Webster dan Weber, 2007). Hifanya panjang, dapat bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri khusus bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual dengan membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke dalam Ascomycota dan Basidiomycota. Dinding sel yeast adalah struktur yang kompleks dan dinamis dan berfungsi dalam menanggapi perubahan lingkungan yang berbeda selama siklus hidupnya (Hoog et al., 2007).

Menurut Pelczar (2005), khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 μm sampai 20-50 μm, dan lebar 1-10 μm. Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.

Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada produk roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO2 dan H2O. Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi

walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi (Natsir, 2003).

(8)

3. Tempe

Tempe merupakan produk hasil fermentasi kedelai yang sudah lama dikenal di Indonesia. Faktor terpenting dalam pembuatan tempe adalah inokulum atau laru yang mengandung kapang Rhizopus sp. Jenis kapang yang berperan dalam fermentasi tempe adalah R. oligosporus dan R. oligopsorus dan kapang lain seperti R. stolonifer dan R.

arrhizus. Inokulum tempe digunakan sebagai agensia pengubah kedelai yang telah

mengalami proses perebusan dan perendaman menjadi tempe (Kasmidjo, 1990).

Kompak tidaknya tekstur tempe dapat diketahui dengan melihat lebat tidaknya miselia yang tumbuh pada permukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukan bahwa tekstur tempe telah membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya. Aroma dan rasa khas tempe,terbentuk aroma dan rasa yang khas pada tempe disebabkan terjadinya degradasi komponen-komponen dalam tempe selama berlangsugnya proses fermentasi. Tempe dengan kualitas baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih bersih yang merata pada permukaannya, memiliki struktur yang homogen dan kompak, serta berasa, berbau dan beraroma khas tempe. Tempe dengan kualitas buruk ditandai dengan permukaannya yang basah, struktur tidak kompak, adanya bercak-bercak hitam, adanyan bau amoniak dan alkohol, serat beracun (Astawan, 2004).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe seperti protein dan karbohidrat, lebih mudah dicerna, diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Hal ini dikarenakan jamur Rhizopus sp. yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa - senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia (Kasmidjo, 1990). Bau dinyatakan normal jika tidak tercium bau asing. Warna normal adalah putih atau keabu-abuan yang dihasilkan dari proses fermentasi tempe. Rasa yang normal dinyatakan bila tidak terasa rasa asing (SNI, 2009). Tekstur tempe yang padat jika biji kedelai semuanya terselimuti oleh hifa Rhizopus sp.

4. Tape

Tape adalah hasil fermentasi dengan Saccharomyces pastorianus, Saccaharomyces

heterogenicus, Endomycopsis sp, Chlamydomucor sp, Rhizopus sp dan Bacillus sp.Semua

mikroorganisme tersebut diinokulasi dengan ragi. Tape singkong terbuat dari ketela pohon (singkong). Sumber karbohidrat tersebut dimasak sepenuhnya sebelum diinokulasikan. Setelah fermentasi 2 – 3 hari, karbohidrat tersebut menjadi cairan semi padat atau kental yang merupakan campuran dari gula, alkohol, aldehid dan asam, dimana akan memberikan rasa dan aroma yang berbeda pada produk (Asaihl, 1985).

(9)

Tape dihasilkan dengan cara fermentasi ragi yang merupakan inokulum biakan dari khamir, kapang dan bakteri. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan panas dalam keadaan anaerob sehingga akan menghasilkan enzim yang dapat merombak karbohidrat menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah untuk dicerna. Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi. Perubahan fisik terjadi ubi kayu yang tadinya keras menjadi lembek.Perubahan kimia terjadi disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme yang terdapat pada starter (ragi), dimana aktivitas-aktivitas mikroorganisme tersebut sangat dibutuhkan untuk dapat memproduksi gula, asam serta pembentukan alkohol dan aroma dari substrat karbohidrat (Winarno, dkk, 1986).Sedangkan perubahan mikrobiologi yang terjadi adalah adanya perubahan warna, pembentukan lendir, pembentukan gas, bau asam, bau alkohol, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya. Jika tape dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan rasa panas dalam perut karena kadar alkohol tinggi (Hidayat, et al., 2006).

Mikroorganisme yang lazim terdapat dalam ragi tape dan sangat berperan dalam fermentasi tape biasanya didominasi oleh kapang dari genus Amylomyces,

Rhizopus danMucor serta khamir dari genus Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula dan Candida. Setiap mikroorganisme tersebut mempunyai peranan

masing-masing, terutama khamir dari genus Saccharomyces berperan dalam pembentukan alkohol (Suliantari dan Winiati, 1989).

5. Roti

Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread, dan baquette adalah roti yang dipanggang (Sufi, 1999).

Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti beranekaragam jenisnya. Adapun penggolongannya berdasarkan rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan penyusun, dan cara pengembangan (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).

D. METODE

(10)

a) Tempe

b) Roti berjamur c) Air Tape d) Air limbah ciu e) Alkohol 70%

f) Metilen blue atau laktofenol 2. Alat

a) Jarum ose bulat b) Pipet tetes c) Bunsen d) Kapas e) Mikroskop f) Objek glass g) Cover glass 3. Cara Kerja

a) Pembuatan preparat kapang dan khamir secara langsung atau sederhana Disterilkan tangan dan meja kerja dengan alkohol

Dipijarkan jarum osen pada api bunsen

Diambil satu ose kapang dari bahan roti berjamur dan tempe, letakkan di atas objek glass

Diteteskan beberapa tetes metilen blue pada objek glass Diratakan preparat dengan ose

(jika preparat dibuat dari biakan kuman murni, larutan metilen blue diteteskan dulu pada objek glass baru ditambahkan satu ose biakan kapang murni

diatasnya)

Ditutup preparat dengan cover glass

Dilakukan didekat bunsen sebagai langkah sterilisasi Diamati preparat dibawah dengan pembesaran lemah (10X)

Diamati lagi dengan mikroskop pembesaran sedang (40X) Digambar struktur kapang dan khamir yang terlihat b) Cara Henrici’s Slide Culture atau preparat tetesan gantung

Dibersihkan cover glass dengan alkohol 70% dan dilakukan fiksasi pada lidah api bunsen

Disaat masih dalam keadaan panas, berikan lilin pada 2 sisi cover glass yang berlawanan selebar 2mm dan tebal 1mm

(11)

Diletakkan cover glass tadi pada bagian tengah objek glass cekung yang sudah difiksasi degan bagian yang ada llin menempel pada objek glass cekung Dibuat suspensi spora kapang dengan cara memgambil 2 ose biakan kapang

murni dan masukkan kedalam agar cair (suhu 45-50oC)

Diambil suspensi spora kapang tadi dengan pipet kapiler steril dan teteskan suspensi diantara cover glass dan objek glass cekung melalui bagian yang

tidak berlilin sampai suspensi mengisi setengah bagian cover glass Diinkubasi biakan tadi (objek glass ditempatkan pada cawan petri kemudian tambahkan kapas yang dibasahi aquadest steril) pada suhu 30oC selama 2 x 24

jam

Diambil biakan dan amati struktur kapang dibawah mikroskop

E. HASIL PRAKTIKUM

1. Cara Langsung / Sederhana

No Sampel Hasil Pengamatan Mikroskop Keterangan

Pembesaran 10X Pembesaran 40X

1 Tempe Kapang

Rhizopus sp

2 Roti

Berjamur KapangAspergillus sp

(12)

4 Air Limbah Ciu

Khamir

2. Cara Henrici’s Slide

No Jenis Gambar 1 Rhizopus sp 2 Aspergillus sp F. PEMBAHASAN

Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal,struktur tubuh, sifat hidup, habitat, pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi terdiridari kapang dan khamir. Kapang bersifat

(13)

filamentus, sedangkan khamir bersifat uniselular. Istilah cendawan, kapang, khamir maupun ragi seringkali dicampur-baurkan, padahal masing-masing istilah tersebut memiliki pengertian yangberbeda-beda. Untuk memudahkan istilah-istilah tersebut, para pakar biologi kemudian menyatukannya ke dalam satu golongan yaitu jamur atau fungi. Kita mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhanlainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.

Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).

Pada praktikum kali ini pemriksaan morfologi kapang dan khamir kami menggunakan beberapa sampel yaitu tempe, roti berjamur, air tape, dan air limbah ciu. Pada pemeriksaan menggunakan sampel tempe di dapatkan jamur atau fungi yang ternasuk kelompok kapang. Secara kasat mata dapat diketahui bahwa yang terdapat pada tempe termasuk jenis kapang. Hal ini dapat diketauhi karena pertumbuhan kapang pada makanan penampakannya berserabut seperti kapas dan secara mikroskopis struktur tubuhnya berupa fillamen atau hifa. Hifa ini bercabang membentuk kumpulan atau massa yang disebut misselium.

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar,2005).

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x diketahui bahwa jenis kapang yang tumbuh pada tempe adalah Rhizopus sp. Hal ini diketahui dari kenampakan morfologinya yaitu koloni berwarna putih, kemudian sporanya bulat. Dari hasil pengamatan, secara mikroskopis bahwa hifa pada kapang Rhizopus sp

(14)

termasuk hifa aseptat atau hifa yang tidak memiliki sekat, artinya hifa tersebut berupa pipa panjang kosong tidak terbag oleh sekat.

Rhizopus sp berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus atau

sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan, sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora, rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora, sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasa, spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 35oC. (Kuswanto dan Slamet, 1989).

Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo

Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp.bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora (Postlethwait dan Hopson, 2006).

Pada pengamatan menggunakan roti berjamur, tidak didapatkan kapang dengan jenis

Rhizopus sp, melainkan jenis kapang Aspergillus sp. Hal ini diketahui karena dari morfologi

secara makroskopis Aspergillus sp berwarna hijau dan kehitaman selain itu bentuknya berserabut atau seperti kapas.

Pada media SGA (Sabaroud Glucosa Agar) Aspergillus sp dapat tumbuh secara cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergillus fumigatos koloni berwarna hijau, Aspergillus

niger berwarna hitam dan Aspergillus flavus berwarna putih atau kuning (Jawetz,1996). Aspergillus sp merupakan fungi multiseluler dan membentuk filamen yang terdiri

dari benang hifa. Kumpulan dari hifa membentuk miselium pada bagian ujung hifa, terutama pada bagian yang tegak membesar merupakan konidiofornya yang didalamnya terdapat konidia (Djarir,1993).

Cici–ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara,

(15)

konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994).

Pada air tape singkong dan limbah air ciu didaptkan khamir dengan bentuk bulat-bulat kecil dan membentuk bulat-bulatan seperti angka delapan. Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Coyne, 2009).

Khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 μm sampai 20-50 μm, dan lebar 1-10 μm. Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar (Pelczar (2005).

Pengujian morfologi kapang dan khamir lebih mudah menggunakan cara sederhana namun gambar yang didapatkan tidak utuh, sedangkan jika menggunakan metode Henrici’s slide gambar yang didapatkan utuh hanya saja mmbutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan menggunakan metode Henrici’s slide gambar yang didapatkan lebih jelas secara morfologinya.

G. KESIMPULAN

1. Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang memiliki inti sel, memproduksi spora, tidak memiliki klorofil, dapat berkembang biak baik seksual maupun aseksual, dan beberapa jenis memiliki bagian tubuh berbentuk filamen. 2. Fungi terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Kapang hidup berkoloni dan

mempunyai filamen yang membentuk miselium, sedangkan khamir merupakan sel tunggal yang tidak berfilamen.

3. Pada tempe terdapat kapang dengan jenis Rhizopus sp dengan ciri berbentuk seperti kapas dan berwarna putih smapai keabu-abuan dan jika dilihat dari mikroskop spora yng dihasilkan berbentuk bulat, sedangkan pada roti berjamur terdapat kapang dengan jenis Aspergillus sp di tandai dengan ciri berbentuk sepeti

(16)

kapas dengan warna hijau, biru, sampai kehitaman dan jika dilihat pada mikroskop berbentuk seperti bunga ataupun mahkota jadi tidak bulat sempurna. 4. Pada air tape tidak didaptkan kapang melainkan khamir dengan bentuk seperti

bola, sedangkan pada limbah air ciu di dapatkan khamir didengan modl membentk angka delapan namun juga ada yang berbentuk bulat.

5. Pengamatan morfologi kapang dan khamir lebih mudah menggunakan cara sederhana namun lebih efektif menggunakan Henrici’s slide karena gambar morfologi yang dihasilkan lebih utuh dan lebih jelas namun waktunya yang dibutuhkan lebih lama.

H. DAFTAR PUSTAKA

Coyne, Mark S. Soil. 1999. Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher

Dwijoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.2005.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gandjar. 2009. Mikrobiologi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hidayat, N., M. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Andi.

Natrsir. dkk. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar : Universitas Hasanudin. Nawir, N.A, Zaraswati, U. Najamuddin. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi

Pangan. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press. Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas. Purves, B. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. New York. : Sinauer Associates Inc.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Makassar : UMM Press. Waluyo. 2005. Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait