• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOB PERTAMINA COSTA I.G.L MENUJU PROPER BIRU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JOB PERTAMINA COSTA I.G.L MENUJU PROPER BIRU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38

JOB PERTAMINA – COSTA I.G.L MENUJU PROPER BIRU

Oleh :

A.N.Haryanto, Rony Lilipaly, Bambang.D.S

JOB Pertamina – Costa International Group Ltd.,Field Office Pangkalan Susu JL. Samudra Kompleks Perkantoran Pertamina Region Sumatera Area Pangkalan Susu – 20858

Telp. (0620) 52044, Fax (0620) 51850

e-mail : anhayantox@yahoo.co.id , rlilipaly@yahoo.com dan bds_bembous@indosat.net.id

ABSTRAK

Kepedulian perusahaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri MIGAS terhadap lingkungan semakin tinggi, sehingga JOB Pertamina – Costa IGL.,mencanangkan program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dengan target peringkat BIRU pada tahun 2007.

Sebagai langkah awal telah dilakukan Initial Environment Audit pada Processing Area di Pulau Panjang dan Field Operation di Pangkalan Susu. Untuk mengendalikan pencemaran air, telah dioperaasikan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang terdiri dari :

CPI (Corrugated Plate Interceptor), adalah peralatan yang berfungsi memisahkan air terproduksi

dengan hidrokarbon yang teremulsi di dalam cairan. Dissolved Air Floatation (Wemco Depurator), membantu percepatan pemisahan film-film minyak. API Separator, yang berfungsi membantu proses pemisahan secara gravitasi antara air terproduksi dan minyak.Kolam Aerasi, untuk menguraikan bahan organik di dalam air yang terproduksi sehingga dapat terlepas ke udara.

Usaha pengendalian pencemaran udara dilakukan pengukuran gas buang dari gas generator,diesel generator, flare stack serta tingkat kebisingan di setiap lokasi pantau dan hasilnya tidak melampaui Nilai Ambang Batas.

Untuk pengelolaan limbah B3 telah dibangun gudang penampungan sementara limbah B3, mengelompokkannya sesuai dengan jenis dan tingkat bahayanya, dan memberikan label-label

(2)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38

terhadap limbah tersebut. Serta kebersihan lingkungan sekitar tempat bekerja juga mendapatkan perhatian,agar dapat memberikan kenyamanan bekerja. Untuk pemusnahan limbah B3 tersebut telah dilakukan kerja sama dengan perusahaan yang mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendaur ulangnya sesuai dengan prosedur.

Pada saat ini, telah sampai pada upaya untuk memenuhi aspek legal untuk mencapai target jangka pendek PROPER PERINGKAT BIRU.

PENDAHULUAN

D i I n d o n e s i a , k e t e n t u a n t e n t a n g pengelolaan lingkungan, khususnya mengenai pengendalian pencemaran dan pengelolaan limbah dari kegiatan industri telah diberlakukan sejak tahun 1990. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak kalangan industri yang belum mematuhi ketentuan tersebut.

Sejak tahun 1995 Kementerian Lingkungan Hidup telah mengembangkan suatu program yang disebut PROPER PROKASIH (yaitu penilaian terhadap upaya pengendalian pencemaran air limbah pada sungai-sungai besar yang tercemar cukup berarti).

Namun hasil kinerja program tersebut belum mencerminkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dimana kinerja lingkungan yang ada hanya mencerminkan kinerja pengendalian pencemaran air, sedangkan seiring dengan berjalannya waktu, permasalahan lingkungan hidup dari kegiatan industri tidak hanya pencemaran air, tetapi juga pencemaran udara dan pengelolaan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Oleh karena Untuk mendapatkan gambaran kinerja pengelolaan lingkungan yang komprehensif maka penilaian kinerja diarahkan

kepada kinerja pengelolaan lingkungan yang meliputi : air limbah, emisi udara dan pengelolaan B3 dan limbah B3.

Disamping UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, landasan operasional pelaksanaan PROPER adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 127/MENLH/2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

T u j u a n u t a m a P R O P E R a d a l a h meningkatkan penaatan terhadap peraturan perundangan tentang lingkungan hidup melalui penyebaran informasi yang disampaikan kepada stakeholders (Pemangku Kepentingan antara lain; media massa, media elektronik dalam dan luar negeri). Melalui PROPER hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh KLH disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas. PROPER memberikan kesempatan kepada masyarakat, baik individu maupun secara berkelompok untuk berperan secara aktif dalam pengendalian dampak lingkungan. Agar informasi yang dikeluarkan oleh PROPER legitimate di mata masyarakat maka pelaksanaan PROPER telah menerapkan prinsip-prinsip Good Environmental Governance (GEG), antara lain Fairness, partisipasi public dan

(3)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38 akuntable. Untuk mewujudkan hal tersebut maka

pelaksanaan PROPER melibatkan Dewan Pertimbangan yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai elemen, yaitu dari perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, KLH, perbankan dan media massa. Tugas utama Dewan Pertimbangan adalah memberikan pertimbangan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan dan penentuan akhir hasil penilaian PROPER.

Untuk mengetahui status ketaatan atau kinerja pengelolaan lingkungan tersebut, JOB Pertamina - Costa IGL, melakukan Audit Penaatan Lingkungan Awal (Initial Environmental Audit).

Dengan melakukan audit ini akan dapat diketahui sejauh mana JOB Pertamina Costa IGL,dapat memenuhi standar-standar dan kriteria pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Initial Environmental Audit dilakukan oleh auditor dari pihak Independent sehingga hasil penilaian akan lebih bersifat objektif.

DESKRIPSI KEGIATAN OPERASI PRODUKSI.

Fasilitas Produksi

Lapangan Arbei mempunyai sumur minyak dan gas yang masih aktif berproduksi yaitu : 1, 2, 3, 11 dan ABS-13. Hasil produksi dari masing-masing sumur tersebut dialirkan melalui Gathering Platform menuju Process Station yang terletak di Pulau Panjang,pada Process Station ini crude oil

dipisahkan dari gas dan air. Minyak dan air selanjutnya dikirim melalui pipa 6’ ke Main Oiltorage. Sedangkan gas dikirim ke Gathering Point di HM-55 Pangkalan Batu dengan pipa 8”.

Main Oil Storage merupakan tanki timbun (T-300) dengan Kapasitas 8500 bbls. Gathering Point HM-55 yang berlokasi di Pangkalan Batu berjarak 8 km dari Pangkalan Susu yang berfungsi sebagai titik penyerahan gas.

RONA LINGKUNGAN LAPANGAN MIGAS ARBEI

P e m b u a n g a n l i m b a h c a i r berupa air terproduksi yang dihasilkan oleh Process Station Pulau panjang dilakukan di Main Oil Storage (T-300) setelah dipompakan bersama dengan minyak.

Kegiatan di Pulau Panjang yang berpotensi menimbulkan ceceran minyak adalah kegiatan dari rotating equipments (gas compressor, air compressor dan gas generator).Ceceran minyak yang tidak dikelola dengan baik berpotensi untuk mencemari air laut di sekitarnya.

Minyak dan lemak dalam perairan akan dapat mencegah masuknya oksigen ke dalam air sehingga mengganggu terjadinya proses fotosintesa pada lingkungan air. Disamping itu, minyak dan lemak juga bersifat racun bagi biota laut.Pada saat ini jika di Main Oil Storage melakukan kegiatan cerat air maka air akan mengalir deras masuk ke Instalasi Pengolah Air Limbah dengan aliran turbulensi sehingga pada saat air tersebut keluar dari IPAL menuju ke laut masih terlihat kandungan minyaknya. Karena

(4)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38 kondisi tersebut sudah berlangsung lama, maka

saluran pembuangan secara visual kelihatan sangat kotor.

PENGELOLAAN LINGKUNGAN Pengendalian Pencemaran Udara

Indikator untuk peringkat biru meliputi:

1. Stack yang mengeluarkan emisi telah dilengkapi dengan tempat pengambilan sampel emisi udara.

2. Emisi udara yang dihasilkan memenuhi baku mutu emisi udara sebagaimana yang dipersyaratkan.

Yang telah dilaksanakan, untukkesiapan PROPER sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 129 tahun 2003 adalah :

• Telah membuat sampling point pada 3 (tiga) buah stack generator serta perlengkapan penunjangnya sesuai dengan ketentuan.

• Telah dilakukan pengukuran dan

pemantauan kualitas emisi udara pada masing-masing stack (cerobong) dengan hasil berada dibawah baku mutu.

• Telah dilakukan pengukuran Opasitas pada flare stack dengan hasil berada dibawah baku mutu yang ditetapkan.

• Hasil pemantauan kualitas emisi udara telah dilaporkan kepada Ditjen MIGAS, KLH dan Bapedalda Sumatera Utara

Pengendalian Pencemaran Air

Indikator untuk peringkat biru meliputi:

• Perusahaan telah melakukan pengukuran debit harian air limbah.

• Konsentrasi air limbah memenuhi BMAL atau persyaratan yang ditetapkan di dalam izin.

• Perusahaan mempunyai izin untuk

pembuangan limbah ke laut (dumping). Yang telah dilakukan untuk kesiapan PROPER sesuai dengan Keputusan Menteri L i n g k u n g a n H i d u p N o . K E P -4 2 / M E N L H / X / 1 9 9 6 a d a l a h : • Mengolah air limbah dengan IPAL di

Process Station Pulau Panjang.

• Juga telah diperbaiki sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),sehingga limbah air terproduksi berada dibawah baku mutu air limbah yang ditetapkan

• Sesuai dengan ketentuan, telah mengajukan permohonan izin pembuangan limbah cair ke laut kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup.Izin tersebut sudah keluar pada bulan Januari 2007.

• Melakukan pengukuran / pemantauan kualitas air limbah secara periodik terhadap parameter yang ditetapkan (yaitu pH serta minyak dan lemak) dimana hasilnya berada dibawah baku mutu air limbah yang ditetapkan.

• Melakukan pengambilan sampel air limbah sesuai prosedur, yaitu dengan menambahkan H2SO4 sampai pH < 2 dan

temperatur dijaga 40C.

• Telah melakukan pengukuran debit air limbah harian dengan menggunakan flowmeter.

(5)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38

• Membuat Neraca Air untuk mengetahui jumlah air terproduksi yang dihasilkan dan jumlah air limbah yang dibuang sehingga mencerminkan penggunaan air terproduksi. • Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. KEP-42/MENLH/X/1996, telah dilaporkan hasil pemantauan dan pemeriksaan air limbah setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Direktorat Jenderal MIGAS, KLH, Bapedalda Propinsi Sumatera Utara dan Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Langkat.

Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Indikator untuk peringkat biru meliputi:

• Perusahaan mempunyai izin

pengelolaan limbah B3 yang dilakukan untuk semua aspek pengelolaan sebagai mana yang dipersyaratkan oleh :

• PP No. 18 Jo, 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. • Keputusan Kepala BAPEDAL No.

Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Tekhnis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.

• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3. • Keputusan Kepala BAPEDAL No.

Kep-05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3.

• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-68/BAPEDAL/05/1995

tentang Tata Cara Perijinan Limbah B3.

Yang telah dilakukan untuk kesiapan PROPER adalah :

• Sesuai dengan PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3,telah dibuat fasilitas penyimpanan B3. Gudang penyimpanan B3 ini telah dilengkapi dengan simbol dan label serta dilengkapi dengan parit dan bak kontrol yang berfungsi untuk menampung cairan apabila terjadi tumpahan bahan kimia yang dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air.

• Gudang penyimpanan ini dilengkapi dengan portable eyewash dan shower

• Kemasan B3 dilengkapi dengan label identifikasi dan simbol yang jelas;

• Terdapat MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap B3 yang digunakan serta didistribusikan dan disosialisasikan kepada unit kerja yang terkait dengan pengelolaan B3.

• Operator yang menangani B3 dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri.

• Terdapat SOP tentang pengelolaan bahan kimia atau B3 serta penanggulangan keadaan darurat B3

• Telah dibangun fasilitas penyimpanan sementara limbah B3. Fasilitas ini telah diverifikasi oleh Tim dari KLH untuk selanjutnya sudah diterbitkan Surat Tidak Keberatan (STK) Penyimpanan Sementara Limbah B3,sebelum Izin Penyimpanan

(6)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38

Sementara Limbah B3 dikeluarkan oleh KLH.

• Persyaratan lokasi fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 adalah lokasi bebas banjir sedangkan jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 50 meter.

• Fasilitas dilengkapi dengan portable eyewash dan shower

• Limbah B3 yang terkumpul selanjutnya akan dikelola oleh suatu perusahaan yang telah memiliki izin dari KLH.

• Menyimpan manifest B3 yang

terdokumentasi dengan baik.

• Mendata secara lengkap tentang

inventarisasi jenis dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan dan membuat neraca limbah B3 setiap bulannya.

• Terdapat SOP tentang pengelolaan limbah B3 dan penanggulangan keadaan darurat limbah B3.

Pelaksanaan RKL / RPL

Indikator untuk peringkat biru meliputi:

• Perusahaan melaksanakan ketentuan yang ada di dalam AMDAL atau RKL/RPL. Yang telah dilakukan perusahaan untuk kesiapan PROPER adalah :

• Dalam persetujuan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) pemrakarsa kegiatan wajib mengelola semua dampak penting yang ditimbulkan akibat operasi kegiatannya baik selama fase

pra konstruksi, konstruksi, operasi maupun pasca operasi.

• Seperti dilaporkan dalam Laporan

Pelaksanaan RKL dan RPL bahwa pengelolaan lingkungan telah difokuskan pada proses pemisahan minyak di Pulau Panjang. Agar tidak mencemari perairan laut dan hutan mangrove maka telah dibuat fasilitas` pengolahan air limbah (WEMCO). Pengolahan ini dimaksudkan agar air limbah yang mengalir menuju air laut dapat memenuhi baku mutu. Selanjutnya gas yang terbuang melalui flare stack dibakar agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan.

• Untuk pembangkit energi listrik telah digunakan Genset dengan bahan bakar gas.Emisi yang keluar dari cerobong genset dipantau untuk mengetahui apakah kualitas emisi tersebut melebihi nilai ambang batas atau tidak.Adapun hasil nya di bawah ambang batas.

• Meskipun air limbah yang dibuang ke laut sudah memenuhi baku mutu lingkungan sehingga tidak merusak ekosistem mangrove, maupun pertumbuhan nya.

• Komponen sosial ekonomi dikelola dengan memberikan bantuan dalam bentuk program community development.

• Pada semester I dan semester II tahun 2006 (Tabel 1,2,3) telah dilaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, tembusannya disampaikan kepada BAPEDALDA Sumut dan Dinas Pengendalian Dampak

(7)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38

Lingkungan dan Pertambangan Energi Kabupaten Langkat.

• Laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan semester I tahun 2007 sedang dalam proses penyusunan.

Housekeeping

Yang telah dilakukan perusahaan untuk kesiapan PROPER adalah :

• Housekeeping yang baik, dengan menjaga kondisi kebersihan lingkungan yang sehat dan kesehatan kerja serta mengurangi resiko kecelakaan.

Management /Organisasi

Untuk menjalankan RKL dan RPL tersebut, perusahaan perlu ditunjang oleh adanya unit organisasi yang khusus menanganai pengelolaan lingkungan sehingga pengelolaan lingkungan akan berjalan efektif dan potensi pencemaran ligkungan dapat dihindari atau dikurangi.

Yang telah dilakukan untuk kesiapan PROPER adalah :

• Membentuk tim yang menangani

pengelolaan lingkungan. Agar program dapat dijalankan dengan baik, maka perlu

melibatkan unit-unit lain untuk berperan serta dalam Tim Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KESIMPULAN

Untuk mencapai target jangka pendek yaitu PROPER BIRU telah diupayakan untuk memenuhi syarat-syarat legal yang ditentukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Rekomendasi dari hasil temuan-temuan pada Initial Environmental Audit telah dilakukan usaha-usaha tindak lanjut, agar pada saat Tim

PROPER KLH bersama dengan Tim Daerah melakukan review dan verifikasi ke lapangan, sudah dapat menunjukkan ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berkaitan dengan isu yang paling krusial saat ini yaitu Lingkungan Hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, ” Peraturan Perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup”, Jilid 1 dan 2

Anonim, ” Standard Method for the Examinationof Water and Wastewater”, APHA-AWWA-WPCF, 15 th Edition, 1981.

(8)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38 Anonim, “ ISO Seri 4000 “, Badan Standarisasi

Nasional Indonesia, 1996.

Miller, Joyce, “ Pedoman Pengelolaan Bahan Kimia, “, Divisi 45 Pengembangan Daerah Pedesaan, Proyek Percontohan Penggunaan Bahan Kimia yang Aman, GTZ, Bonn, Mei 2002

(9)

___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-38 T A B E L 2. P R O D U C E D W A T E R ,S E A W A T E R Q U A L IT Y M O N IT O R IN G A R B E I F IE L D G E B A N G B L O C K N O R T H SU M A T E R A

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait