• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Muhammad Zahid

1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK

BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE

PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Muhammad Zahid

SMA Negeri 1 Singkil Utara, Kec. Singkil Utara, Kab. Aceh Singkil muhammadzahid0109@gmail.com

Abstract

Citizenship Education Learning no longer prioritizes absorption through information attainment, but focuses more on capacity building and information processing. The facts found in SMA Negeri 1 Singkil Utara show that students have not responded well and are active in learning. Based on the results of the pre-test given to Class XI IPS-1 students of SMA Negeri 1 Singkil Utara, only 16 out of 31 students had reached the KKM score. Based on this background, researchers conducted research by applying assignment and recitation methods to improve student learning outcomes in the field of Civics Studies. This research was conducted in two cycles and the data analysis technique used a qualitative descriptive technique. The results showed an increase in learning outcomes using learning assignment and recitation methods. This is evidenced by the percentage of students' classical learning completeness increasing from each cycle, where in the initial conditions (pre-cycle) the average value of the normative test was 66.45 and the completeness of calculating learning was 51.61%, in Cycle I the average value of the normative test was 77 , 42 and classical learning completeness persentaseof 70.97% and in Cycle II the values of the formative test were 87.42 and the percentage of classical learning completeness was 90.32%.

Keywords: National Life Norms; Methods of Giving Learning Assignment;: Recitation Methods. Abstrak

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Fakta yang ditemukan di SMA Negeri 1 Singkil Utara menunjukkan siswa belum merespon dengan baik dan aktif di dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil Pre test yang diberikan pada siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Singkil Utara hanya 16 dari 31 siswa saja yang sudah mencapai nilai KKM. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan metode pemberian tugas dan resitasi untuk meningkatkan hasil belajar bidang Studi PKN pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar menggunakan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Hal ini dibuktikan dari persentase ketuntasan belajar klasikal siswa meningkat dari setiap siklusnya, di mana pada kondisi awal (Prasiklus) nilai rata-rata tes pormatif 66,45 dan ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 51,61%, Pada Siklus I nilai rata-rata tes pormatif 77,42 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 70,97% dan Pada Siklus II nilai-nilai tes formatif 87,42 dan pesentase ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 90,32%.

© 2021 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Norma Kehidupan Berbangsa: Metode Pemberian Tugas Belajar: Metode

(2)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

PENDAHULUAN

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru yang efektif mengetahui bagaimana mengajukan pertanyaan, dan merencanakan pengajaran yang dapat menghubungkan pengetahuan awal siswa, mereka dapat mendesain pengalaman dan pengajaran yang dapat merespon dan membangun pengetahuan baru (Sriwidiarti, 2016 : 64). Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, efektif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi atau metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi ( Putrawan, 2019, h.14).

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan melalui berbagai aspek seperti kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode belajar mengajar (Irfan, 2019, h.48).

Model pembelajaran diperbaiki dan diperbaharui untuk menuju kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, melibatkan siswa dan menciptakan suasana belajar yang baru pada setiap proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan ( Lheydi et all, 2018 : 86). Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.

Metode pemberian tugas dan resitasi yaitu sebuah cara untuk mengajak siswa belajar untuk dengan memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengajuan untuk melaksanakan pemeriksaan atas diri sendiri (Wellanda et all, 2016, h.133). Pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. Pemberian tugas kepada peserta didik dapat menjadi salah satu upaya yang dilakukan guru untuk membelajarkan peserta didik dan melatih peserta didik untuk dapat memanfaatkan waktu di luar jam belajar efektifnya di dalam kelas (Bhakti, 2017, h.141).

Metode resitasi merupakan suatu bentuk pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar dengan mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil bentuk perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari (Rumiati, 2020, h.213).

Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian milik Irfan (2019), penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode resitasi terhadap

(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Muhammad Zahid

3 hasil belajar kognitif biologi siswa kelas XI semester 2 pokok bahasan sistem pertahanan tubuh, di mana rata-rata hasil belajar siswa yaitu 80,24. Sehingga, metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan metode yang sama yaitu resitasi. Perbedaannya terletak pada materi ajar.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Bidang Studi PKN Pada Pokok Bahasan Norma Dalam Kehidupan Berbangsa pada Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Singkil Utara Tahun Pelajaran 2019/2020. Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan, meningkatkan motivasi pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan Bidang Studi PKn. METODE PENELITIAN

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerja sama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sangkil Utara. Sekolah tersebut memiliki akreditasi A dan sistem pembelajaran dilaksanakan menggunakan kurikulum 2013. Waktu Penelitian berlangsung dalam semester I mulai tanggal 29 Juli sampai dengan tanggal 21 Oktober

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 31 orang dan terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

4. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganlisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

(4)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Data penelitian dihimpun berupa : l) lembar kegiatan siswa 2) dokumentasi, 3) lembar observasi, 4) Tes Formatif. Berdasarkan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ini dilihat dari adanya perubahan menuju arah perbaikan dari keadaan semula

6. Prosedur Penelitian

Rencana tindakan penelitian dilaksanakan atau disusun terperinci setiap siklusnya, sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan rancangan penelitian. Bentuk tindakan yang akan dilaksanakan dalam tindakan kelas pada tiap-tiap siklusnya, tiap siklus memiliki tahapan atau langkah yaitu 1. Perencanaan

Pada tahap ini guru beraktivitas menyiapkan perangkat yang berkaitan dengan pembelajaran 2. Implementasi Tindakan

pada tahapan ini guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan siswa mengerjakan soal tentang mengenal norma dalam kehidupan berbangsa.

3. Observasi,

pada tahapan observasi ada beberapa hal yang dilakukan yaitu guru mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran, teman sejawat mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran, guru mengisi format observasi atau pengamatan, guru memantau siswa dalam mengerjakan tentang mengenal norma dalam kehidupan berbangsa, guru menilai tes siswa, guru memasukkan nilai ke dalam daftar nilai, dan guru menganalisis nilai sehingga diperoleh kesimpulan deskriptif mengenai hasil belajar memahami tentang mengenal norma dalam kehidupan berbangsa.

4. Analisis Refleksi.

Guru menggunakan kesimpulan sebagai bahan pertimbangan apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum sebagai pedoman perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif I. Berdasarkan hasil pada Siklus I yang masih belum memperoleh ketuntasan belajar klasikal (85%), maka perlu diadakan pemberian metode pembelajaran lanjutan yang sama tapi dengan materi pelajaran berbeda lanjutan pada Siklus II. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

Interval Skor Frekuensi Persentase

50-55 0 0 % 56-60 6 19,35% 61-65 0 0% 66- 70 4 13 % 71-75 0 0% 76-80 12 38,7% 81-85 2 6,45% 86-90 7 22,5% 91-95 0 0% 96-100 0 0% Jumlah 31 100%

(5)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Muhammad Zahid

5 Dilihat dari tabel 1.1 di atas menunjukkan adanya perubahan pada siklus 1 skor yang diperoleh pada interval 50-55 tidak ada . Pada interval 56-60 sebanyak 6 siswa dengan persentase 19,35%. Pada interval 66-70 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13%. Pada interval 76-80 sebanyak 12 siswa dengan persentase 38,7%. Pada interval 81-85 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,45%. Pada interval 86-90 sebanyak 7 siswa dengan persentase 22,5%. Diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,42 dan ketuntasan belajar mencapai 70,97% atau ada 22 siswa dari 31 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari pra siklus.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

Interval Skor Frekuensi Persentase

50-55 0 0% 56-60 4 13% 61-65 0 % 66- 70 6 19,3% 71-75 0 0% 76-80 9 29% 81-85 0 0% 86-90 12 38,7% 91-95 0 0% 96-100 0 0% Jumlah 31 100%

Dilihat dari tabel 1.2 di atas menunjukkan adanya perubahan pada siklus II skor yang diperoleh pada interval 50-55 tidak ada . Pada interval 56-60 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13%. Pada interval 66-70 sebanyak 6 siswa dengan persentase 19,3%. Pada interval 76-80 sebanyak 9 siswa dengan persentase 29%. Pada interval 86-90 sebanyak 12 siswa dengan persentase 38,7%. Diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 87,42 dan dari 31 siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90,32% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.

Pada siklus II guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(6)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus pada Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi PKN pada Pokok Bahasan Norma Kehidupan Berbangsa Melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Siswa Kelas XI dapat diketahui terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa.

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II) yaitu masing-masing 51,61%, 70,97%, dan 90,32

Hasil perbandingan kemampuan siswa dalam belajar bidang studi PKN pada pokok bahasan norma dalam kehidupan berbangsa melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi pada siklus I dan II menunjukkan peningkatan yang sangat memuaskan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa melalui metode pemberian tugas dan resitasi berpengaruh dan efektif untuk digunakan sebagai alternatif proses belajar mengajar di sekolah.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKPD atau menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik atau evaluasi/tanya jawab di mana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Hasil penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian lain yang pertama penelitian dari Wellanda et all (2016) kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penerapan metode pemberian tugas dan resitasi dapat meningkatkan kemampuan menulis surat siswa kelas X D Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas meningkat dari kondisi awal 62,81 meningkat 18,94 pada siklus I menjadi 81,75 dan meningkat 5,25 pada siklus II menjadi 87. Oleh karena itu, Guru dapat menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran sebagai alternatif untuk kegiatan belajar mengajar. Sehingga, tujuan belajar dapat tercapai.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Rumiati (2020) yang menjelaskan bahwa Hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat diuraikan dengan membandingkan nilai postest pada tindakan pertama dengan nilai pos test pada tindakan kedua. Dari 31 orang siswa, ternyata nilai postes tindakan pertama dengan nilai rata-rata 79, sedangkan nilai postest tindakan kedua dengan nilai rata-rata 84. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran IPS melalui metode resitasi, selain berpengaruh terhadap rencana dan pelaksanaan pembelajaran, juga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa metode resitasi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar

Selain kedua penelitian tersebut, penelitian ini juga memiliki relevansi dengan penelitian Khanaliya & Kusmuriyanto (2017) yang melakukan penelitian tentang keefektifan dua metode. Metode yang dibandingkan adalah metode cooperative script dan metode resitasi. Hasil penelitiannya

(7)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PKN PADA POKOK BAHASAN NORMA KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Muhammad Zahid

7 menunjukkan metode cooperative script efektif meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 27,44%, metode resitasi efektif meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 50,47%, dapat disimpulkan metode resitasi lebih efektif meningkatkan hasil belajar dibandingkan metode cooperative script. Metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar karena karena dalam metode ini siswa diberi latihan-latihan atau penugasan yang menuntut tanggung jawab.

SIMPULAN

Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi PKn pada pokok bahasan norma dalam kehidupan berbangsa Siswa Kelas XI IPS-1 di SMA Negeri 1 Singkil Utara dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Hal tersebut, ditandai dengan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa yang terus meningkat dari siklus ke siklus, di mana pada kondisi awal (Prasiklus) nilai rata-rata tes pormatif 71,61 dan ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 51,61%, Pada Siklus I nilai rata-rata tes pormatif 77,42 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 70,97% dan Pada Siklus II nilai-nilai tes pormatif 87,42 dan persentase ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 90,32%.

SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disampaikan beberapa saran. Pertama, untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Kedua, dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Ketiga, perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan norma dalam kehidupan berbangsa dan di SMA Negeri 1 Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Tahun Pelajaran 2019/2020.

DAFTAR PUSTAKA

Bhakti, Yoga B. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Menggunakan Metode Pemberian Tugas Terstruktur. Jurnal

Pendidikan Fisika. Universitas Muhammadiyah Metro P-Issn: 2337-5973. E-Issn: 2442-4838.

Irfan, M. (2019). Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa SMA. BIOMA, Vol. 1, No. 01. Universitas Sulawesi Barat.

Khanaliya, Resti dan Kusmuriyanto. (2017). Keefektifan Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian dengan Metode Cooperative Srcipt dan Metode Resitasi. Economic Education Analysis Journal. Vol. 6, No. 1. Universitas Negeri Semarang.

Leydhi A, Slameto dan Elvira Hoesein . (2018). Meningkatkan Hasil Belajar PPKN Melalui Model Pembelajaran Numbered

Heads Together Berbasis Kurikulum 2013. WacanaAkademika Volume 2 No 1 Tahun 2018 85. Universitas Kristem Satya

Wacana, Salatiga.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Putrawan, Nyoman E. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Kognitif PPKN Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial

Volume 5, Number 1, Juni 2019, pp. 13-22 P-ISSN: 2407-4551

Rumiati, Eti. (2020). Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu Tentang Letak Geografis dan Koordinat Negara Asean (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII-G SMPN 6 Tasikmalaya). Jurnal Wahana Pendidikan, 7(2), 211-222.

Sriwidiarti, Dian. (2016). Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Pemberian Tugas pada Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (1), 2016, 63-74.

Wellanda W, Wiedy M, Tutik S. (2016). Penerapam Metode Pemberian Tugas dan Resitasi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menuls Surat Siswa Kelas XD Admnistrasi Perkantoran SMK WikaKarya Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran Vol. 1 No. 1.

Gambar

Tabel 1.1  Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
Tabel 1.2 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa laju aliran udara yang paling optimum bagi kinerja ruang bakar adalah pada angka 1,1 kg/s untuk laju biogas 0,005 kg/s, karena

berjumlah 163 data, dan jumlah data yang tidak valid untuk diagnosis tingkat kelompok jenis jerawat berjumlah 17 dari 180 data sampel Rumus untuk menentukan nilai validitas

Sistem layanan yang digunakan dalam kegiatan pelayanan sirkulasi di UPT Perpustakaan Universitas Islam Batik Surakarta menggunakan Open Access (Sistem Terbuka),

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, pengolahan data pemantauan kehadiran dosen dan mahasiswa tersebut dapat menggunakan sebuah sistem

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisi yang telah dilakukan dapat disimpulkan