• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sokibul Maarif. Mengenal Huruf Hijaiyah, Sifat, dan Makhrajnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sokibul Maarif. Mengenal Huruf Hijaiyah, Sifat, dan Makhrajnya"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sokibul Maarif

Mengenal

Huruf Hijaiyah,

(3)

Penyusun: Sokibul Maarif

Editor: Siti Nurhayati

Desain Sampul: Sucipto

Perwajahan: Sutarto

Lay Out: Yudhit Trisnasari Cetakan Tahun: 2015

Penerbit: ANEKA ILMU

Jl. Raya Semarang - Demak Km 8.5 Semarang Telp. (024) 6580335, 6582901

Fax. (024) 6582903, 6581440 ISBN: 978-979-070-092-5

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Mengenal Huruf Hijaiyah,

Sifat, dan Makhrajnya

(4)

Segala puji memang hanya pantas penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Rabb semesta alam yang tak akan pernah bosan menebarkan Rahman dan Rahim-Nya bagi seluruh makhluk di dunia ini. Termasuk terselesaikannya buku ini, juga tak lepas dari Rahman dan Rahim-Nya.

Banyak sekali kebaikan dan pahala dari membaca Al-Qu’ran. Namun, dalam membacanya tidak boleh sembarangan,harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam membaca. Buku ini disusun dengan harapan dapat membantu bagaimana belajar membaca Al-Qur’an yang benar. Mulai dari mengenal huruf hijaiyah, makhraj huruf dan cara mengucapkannya, sampai dengan mengenal sifat-sifat huruf.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

(5)

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Bab 1 Pendahuluan ... 1

Bab 2 Mengenal Huruf Hijaiyah ... 6

Bab 3 Makhraj Huruf Hijaiyah ... 11

Bab 4 Mengenal Sifat Huruf ... 30

(6)

Pendahuluan

Banyak sekali sumber-sumber yang menerangkan keutamaan membaca Al-Qur’an, baik dari Al-Qur’an itu sendiri maupun dari hadis Nabi saw. Berikut adalah di antara sumber-sumber tersebut.

Al-Qur’an Surah Fatir ayat 29-30.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu

membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka

1

(7)

pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.

Hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Mus-lim dari Abu Umamah r.a.

Artinya: Dari Abu Umamah Al Bahili r.a. berkata:

Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,“Bacalah Al-Qur’an. Se-sungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang-orang yang memilikinya (membacanya)”

(H.R. Muslim).

Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a.

(8)

Artinya: Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. berkata:

Rasulullah saw. bersabda, “ Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah jeruk, baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma, tidak berbau tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan bunga, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah labu yang tidak memiliki bau dan rasanya pahit” (H.R. Bukhari dan

(9)

Ada juga hadis yang diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Abdullah bin Mas’ud.

Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata:

Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah ta’ala, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (H.R. At-Turmudzi).

Dari ayat dan hadis yang telah disebutkan di atas jelas bahwa banyak sekali kebaikan-kebaikan dan pahala yang akan kita dapatkan dari membaca Al-Qur’an. Masih banyak lagi ayat maupun hadis yang menerangkan keutamaan membaca Al-Qur’an.

(10)

Namun, dalam membaca Al-Qur’an kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam membaca, seperti harus sesuai dengan tajwid. Makharijul huruf juga perlu diperhatikan.

(11)

Secara bahasa, huruf adalah mata, tepi sesuatu, ujung. Menurut istilah, huruf adalah suara yang berpegang/tertekan kepada makhrajnya. Ketika manusia mengeluarkan suara dan napas secara bersamaan dari paru-paru kemudian menekan salah satu bagian mulut, seperti tenggorokan, lidah, atau bibir, maka itulah yang dinamakan huruf.

Huruf hijaiyah dibagi menjadi dua, yaitu huruf asliyah dan huruf far’iyah. Berikut penjelasannya.

A. Huruf Asliyah

Huruf asliyah adalah huruf hijaiyah asli yang jumlahnya ada dua puluh sembilan menurut para ulama ahli tajwid. Ke-29 huruf tersebut adalah:

2

Mengenal Huruf

Hijaiyah

(12)

B. Huruf Far’iyah

Huruf far’iyah adalah huruf yang keluarnya dari dua makhraj huruf asliyah dan pengucapannya dari dua pengucapan dua huruf asliyah. Huruf far’iyah ada delapan macam sebagaimana yang terangkum berikut.

1. Huruf hamzah musahhalah

Huruf hamzah musahhalah atau biasa disebut tashil, yaitu huruf hamzah yang ditashilkan (dimudahkan dalam pengucapannya). Dalam hal ini ada tiga macam, yaitu:

(13)

- Yang keluar dari antara hamzah dan alif Contoh :

- Yang keluar dari antara hamzah dan ya’ Contoh :

- Yang keluar dari antara hamzah dan wawu Contoh:

2. Huruf alif mumalah

Huruf alif mumalah atau biasa disebut imalah adalah huruf alif yang memakai imalah sehingga menjadi di antara alif dan ya’.

Contoh :

3. Huruf sad musyammah

Huruf shad musyammah adalah huruf sad yang memakai isymam dekat pada huruf za’ sehingga terjadi percampuran antara huruf sad dengan huruf za’ karena kedua makhraj huruf tersebut berdekatan.

Contoh :

.

.

(14)

4. Huruf ya’ musyammah

Huruf ya’ musyammah adalah huruf ya’ yang memakai isymam pada huruf wawu.

Contoh: dibaca qiuwla dibaca guwda

5. Huruf alif mufakhkhamah

Huruf alif mufakhkhamah adalah huruf alif yang mengikuti huruf tafkhim, yaitu alif yang bercampur lafalnya pada tafkhim karena dekat dengan lafal wawu, sebagaimana alif mumalah bercampur pada tarqiq karena dekat dengan lafal ya’, sehingga alif yang memakai tafkhim ini menjadi di antara alif asli dengan wawu.

Contohnya adalah lafal jalalah. 6. Huruf lam mufakhkhamah

Huruf lam mufakhkhamah adalah huruf lam yang memakai tafkhim seperti pada lafal jalalah setelah baris fathah atau dlummah.

(15)

7. Huruf nun mufakhkhamah

Huruf nun mufakhkhamah adalah huruf nun yang memakai ikhfa’. Sebagian ulama tajwid mengatakan bahwa huruf tersebut tidaklah termasuk huruf far’iyah. 8. Huruf mim musakkanah

Huruf mim musakkanah adalah huruf mim yang berharakat mati (sukun). Hukumnya sama dengan hukum nun yang memakai ikhfa’ yaitu apabila diizharkan maka menjadi huruf asli dan apabila diikhfa’kan atau diidgamkan menjadi huruf far’iyah.

(16)

A. Makhraj Huruf

Makhraj huruf adalah tempat keluarnya suara huruf hijaiyah mulai dari alif sampai ya’. Tempat-tempat tersebut ada lima kelompok, yaitu rongga mulut, tenggorokan, lidah, dua bibir, dan pangkal hidung. Berikut penjelasannya.

1. Rongga Mulut ( )

Dari rongga mulut keluar satu makhraj. Sedangkan hurufnya ada tiga, yaitu huruf-huruf mad.

.

2. Tenggorokan ( )

Ada tiga makhraj yang keluar dari tenggorokan. Sedangkan hurufnya ada enam, yaitu hamzah, ha’, ha, kha’, ain, dan gain.

3

(17)

a. Pangkal tenggorokan keluar huruf hamzah dan ha’.

Contoh : dan

b. Tengah tenggorokan keluar huruf ain dan ha. Contoh : dan

c. Ujung tenggorokan keluar huruf gain dan kha’. Contoh : dan

3. Lidah ( )

Ada 10 makhraj yang keluar dari lidah. Sedangkan hurufnya ada 18, yaitu qaf, kaf, syin, ya’, jim, dad, ra’, lam, nun, ta’, dal, ta’, za’, sin, sad, sa’, zal, dan za’.

a. Pangkal lidah dihimpitkan ke langit-langit atas keluar huruf qaf .

Contoh :

b. Lidah di depan makhraj huruf qaf akan muncul huruf kaf. Contoh : .

.

. .

.

.

.

(18)

c. Tengah lidah dihimpitkan ke langit-langit atas keluar huruf jim, sya’, dan ya’.

Contoh : dan

d. Tepi lidah samping kanan/kiri dihimpit ke gusi kanan/kiri akan keluar huruf dad.

Contoh : dan

e. Ujung lidah bagian atas dengan gusi dua buah gigi seri yang atas akan keluar huruf ra’.

Contoh : dan

f. Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas akan keluar huruf lam.

Contoh : dan

g. Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas (gusi pada dua gigi seri bagian depan) akan keluar huruf nun.

Contoh : dan

h. Ujung lidah dihimpitkan ke gigi depan yang atas keluar huruf dal, ta’, dan ta’.

.

(19)

Contoh : dan

i. Ujung lidah dihimpitkan sedikit renggang ke gigi depan yang bawah akan muncul huruf za’, sin, dan sad.

Contoh : dan

j. Ujung lidah dihimpitkan sedikit renggang ke gigi depan yang atas akan keluar huruf sa’, zal, dan za’.

Contoh : dan

4. Dua Bibir ( )

Dari dua bibir ada dua makhraj dengan jumlah huruf sebanyak 4 buah, yaitu:

a. Bibir bawah bagian dalam dihimpitkan sedikit renggang ke ujung gigi atas akan keluar huruf fa’.

Contoh :

b. Dua bibir dihimpitkan menghadap satu sama lain akan keluar huruf mim dan ba’. Jika sedikit renggang akan keluar huruf wawu.

.

.

.

(20)

Contoh :

5. Pangkal Hidung ( )

Dari pangkal hidung akan menimbulkan bunyi dengung.

a. Nun mati atau tanwin jika bertemu dengan huruf berikut.

- Iqlab, yaitu ba’ Contoh :

- Idgam bigunnah, yaitu ya’, nun, mim, dan wawu.

Contoh : dan

- Ikhfa’ hakiki, yaitu jim, dal, zal, za’, sin, syin, sad, dad, ta, za, ta, sa, fa’, qaf, dan kaf. Contoh : , , dan

b. Mim mati jika bertemu dengan huruf berikut. - Ikhfa syafawi, yaitu ba’

Contoh :

.

.

.

.

.

.

(21)

- Idgam mimi, yaitu mim Contoh :

c. Bunyi nun dan mim yang bertasydid.

Contoh :

B. Pengucapan Huruf

Untuk memudahkan dalam mempelajari cara pengucapan, huruf hijaiyah terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan makhrajnya. Adapun cara mengucapkannya sebagai berikut.

1. Huruf Mad (Al-Jauf)

Cara membaca huruf mad sebagai berikut. Ucapkan huruf yang jatuh sebelum huruf mad sesuai dengan barisnya dan biarkan suara itu berlalu hingga bunyi huruf itu memanjang.

2. Huruf Tenggorokan

a. Huruf hamzah. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian bawah saling menghimpit sehingga suara dan nafas yang sedang keluar dapat tertahan (jahr).

(22)

- Posisi lidah jangan sampai naik mendekati langit-langit (istifal).

- Posisi ujung lidah tidak melekat ke langit-langit (infitah)

b. Huruf ha’. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian bawah saling menyempit.

- Hembuskan napas sampai menimbulkan suara dan jangan sampai napas dan suara itu tertahan (jahr dan syiddah).

- Posisi pangkal lidah jangan sampai naik ke langit-langit.

- Posisi ujung lidah tidak boleh melekat ke langit-langit.

c. Huruf ha. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian tengah sedikit menyempit.

- Hembuskan napas sampai menimbulkan suara dan jangan sampai napas dan suara itu tertahan (jahr dan syiddah).

- Posisi pangkal lidah jangan sampai naik ke langit-langit.

(23)

- Posisi lidah depan tidak boleh melekat ke langit-langit.

d. Huruf ain. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian tengah lebih menyempit daripada ketika mengucapkan huruf ha.

- Hembuskan napas sampai menimbulkan suara dan jangan sampai napas dan suara itu tertahan (jahr dan syiddah).

- Posisi pangkal lidah jangan sampai naik ke langit-langit.

- Posisi ujung lidah tidak boleh melekat ke langit-langit.

e. Huruf kha. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian atas sedikit menyempit.

- Biarkan napas dan suara berlalu pada rongga tenggorokan bagian itu tanpa adanya tahanan (hams dan rikhwah). - Posisi lidah bagian belakang naik ke

langit-langit (isti’la’), sedangkan ujung lidah bagian depan tetap merendah (istifal).

(24)

f. Huruf gain. Caranya adalah:

- Rongga tenggorokan bagian atas lebih longgar daripada ketika mengucapkan huruf kha.

- Hembuskan napas sampai menimbulkan suara dan biarkan suara itu lepas tanpa adanya tahanan, sedangkan napas itu sendiri tertahan.

- Posisi lidah bagian belakang naik ke langit-langit, sedangkan bagian depan tetap merendah.

3. Huruf Lidah

a. Huruf qaf. Caranya adalah:

- Tempelkan rapat-rapat lidah bagian belakang pada langit-langit lunak.

- Hembuskan napas sampai terhenti pada makhrajnya, begitu pula suaranya.

- Posisi lidah bagian belakang naik ke langit-langit. Bersamaan dengan itu suara dikumpulkan di dalam mulut sehingga bunyi suara menjadi tebal.

- Posisi lidah bagian depan tidak melekat ke langit-langit.

(25)

- Huruf qaf ketika sukun hendaknya dipantulkan.

b. Huruf kaf. Caranya adalah:

- Tempelkan lidah bagian belakang ke tengah dibanding dengan makhraj qaf pada langit-langit keras.

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya, tetapi suaranya tertahan pada makhraj ini.

- Posisi lidah merendah. c. Huruf jim. Caranya adalah:

- Tempelkan rapat-rapat lidah pada bagian tengah pada langit-langit keras.

- Hentikan napas dan suara pada makhrajnya (jahr dan syiddah).

- Posisi lidah merendah (infitah dan istifal) - Dalam keadaan sukun, hendaknya suara

yang terhenti itu dipantulkan (qolqolah). d. Huruf syin. Cara bacanya adalah :

- Angkat lidah tengah ke arah langit-langit keras, tanpa menyentuh langit-langit itu. - Biarkan napas dan suara berlalu pada

(26)

- Upayakan suara yang keluar menyebar ke kanan dan ke kiri dengan jalan membentangkan lidah yang terangkat itu (tafasysyi).

- Posisi lidah merendah (istifal). e. Huruf ya’. Caranya adalah:

- Tempelkan lidah tengah (tidak terlalu cepat) pada langit-langit keras.

- Hembuskan napas sampai terhenti pada makhrajnya, sedang suaranya tetap berlalu (jahr dan rikhwah).

- Posisi lidah bagian belakang sangat merendah (istifal).

f. Huruf dad. Caranya adalah:

- Alat ucap yang digunakan adalah pinggir lidah yang menghadap pada gigi geraham dan gigi geraham bagian atas, pinggir lidah yang dimaksud boleh keduanya atau salah satunya.

- Cara menempelkannya tidak sama dengan alat ucap yang lain. Tempelkan gigi geraham bagian depan lebih dahulu pada pinggir lidah, kemudian secara berurutan gigi geraham bagian belakang (istitholah).

(27)

- Hembuskan napas sampai pada makhrajnya sehingga menimbulkan suara dan biarkan suara itu berlalu, sedang napas itu sendiri tertahan (jahr dan rikhwah). - Naikkan lidah bagian belakang ke arah

langit-langit (isti’la’).

- Letakkan pinggir lidah bagian ujung, sebelah kiri dan kanan, ke arah langit-langit keras (ithbaq).

g. Huruf ra’. Caranya adalah:

- Pinggir lidah bagian ujung dengan sedikit permukaan lidahnya ditempelkan pada gusi atas (gusi pada dua gigi seri bagian depan). - Hembuskan napas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara antara tertahan dan terlepas (tawassuth), sedang napas itu sendiri tertahan (jahr). - Hindarkan adanya getaran (takrir).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). - Ketika diucapkan posisi lidah bergeser dari

(28)

h. Huruf lam. Caranya adalah:

- Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas (gusi pada gigi geraham bagian depan, gigi taring, dan gigi seri).

- Hembuskan napas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, sampai di sini hentikan napas (jahr), dan upayakan suara antara tertahan dan terlepas (tawassuth).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). - Ketika diucapkan posisi lidah bergeser dari

makhrajnya (inhiraf). i. Huruf nun. Caranya adalah:

- Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas (gusi pada dua gigi seri bagian depan).

- Hembuskan napas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, upayakan suara antara tertahan dan terlepas, sedang napas itu sendiri tertahan (jahr dan tawassuth).

(29)

masukkan pula suara itu ke dalam pangkal hidung (khoisyum) hingga mendengung. - Posisi lidah merendah (infitah dan istifal). j. Huruf ta’. Caranya adalah:

- Tempelkan ujung lidah bagian permukaannya pada akar dua gigi seri bagian atas.

- Hembuskan napas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, dan hentikan suara itu di sini (hams dan syiddah).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). k. Huruf dal. Caranya adalah:

- Tempelkan permukaan lidah bagian ujung pada akar dua gigi seri bagian atas.

- Hembuskan napas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, dan hentikan napas dan suara itu di sini (jahr dan syiddah).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). - Dalam keadaan sukun, hendaknya

(30)

l. Huruf ta’. Caranya adalah:

- Tempelkan permukaan lidah bagian ujung pada akar dua gigi seri bagian depan. - Napas dan suara dikeluarkan secara jahr

dan syiddah .

- Naikkan lidah bagian belakang ke langit-langit (isti’la’).

- Lekatkan pinggir lidah pada ujung, sebelah kiri dan kanan, ke langit-langit keras (itbaq). - Dalam keadaan sukun, hendaklah

dipantulkan (qalqalah). m. Huruf za’. Caranya adalah:

- Ujung lidah diangkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas. Dengan demikian, antara ujung lidah dengan gusi tersebut ada celah tempat berlalunya napas dan suara.

- Hembuskan napas sampai terhenti pada makhrajnya dan menimbulkan suara. Biarkan suara itu atau dengan kata lain, keluarkan suara secara jahr dan rikhwah.

.

(31)

- Suara yang keluar bagaikan suara siulan burung (shofir).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). n. Huruf sin. Caranya adalah:

- Ujung lidah diangkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas (agak ke atas sedikit daripada makhrajnya huruf za’).

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

- Upayakan suara yang keluar secara shafir. - Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). o. Huruf sad. Caranya adalah:

- Ujung lidah diangkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas (agak ke atas dibandingkan makhrajnya za’, tetapi agak ke bawah dibanding makhrajnya sin).

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

(32)

- Upayakan keluarnya suara secara shafir. - Posisi lidah terangkat dan melekat (isti’la’

dan ithbaq).

p. Huruf sa’. Caranya adalah:

- Tekan ke atas ujung lidah bagian permukaan pada ujung dua gigi seri bagian atas.

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

- Posisi lidah bagian ujung dan pangkal merendah (istifal dan infitah).

q. Huruf zal. Caranya adalah:

- Tekan ke atas ujung lidah bagian permukaan pada pertengahan bagian belakang dua gigi seri atas.

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

- Posisi lidah bagian ujung dan pangkal merendah (istifal dan infitah).

.

(33)

r. Huruf za’. Caranya adalah:

- Tekan ke atas ujung lidah bagian permukaan pada pertemuan dua gigi seri atas dengan gusinya bagian belakang. - Hembuskan napas sampai berlalu pada

makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

- Posisi pangkal lidah naik ke langit-langit (isti’la’), sedang pinggir lidah kanan dan kiri bagian ujung melekat ke langit-langit (itbaq).

4. Huruf Dua Bibir

a. Huruf fa’. Caranya adalah:

- Tempelkan bibir bawah bagian dalam pada ujung dua buah gigi seri bagian atas. - Hembuskan napas sampai berlalu pada

makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (hams dan rikhwah).

- Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). b. Huruf ba’. Caranya adalah:

- Lekatkan kedua bibir kuat-kuat.

.

(34)

- Hembuskan napas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, lalu hentikan suara itu (jahr dan rikhwah). - Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). - Dalam keadaan sukun, dibaca memantul

(qalqalah).

c. Huruf mim. Caranya adalah:

- Lekatkan kedua bibir (tidak terlalu kuat). - Hembuskan napas sampai berlalu pada

makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu antara tertahan dan terlepas (tawassuth).

- Bersamaan dengan keluarnya suara, masukkan pula suara itu ke dalam pangkal hidung (khoisyum) hingga mendengung. - Posisi lidah merendah (istifal dan infitah). d. Huruf wawu. Caranya adalah:

- Kedua bibir direnggangkan.

- Keluarkan napas dan suara secara jahr dan syiddah.

(35)

Dalam belajar membaca Al-Qur’an, pasti selalu disampaikan makhraj huruf, yaitu tempat keluarnya huruf. Namun pada praktiknya, kita kesulitan membedakan antara huruf satu dengan huruf lainnya, meskipun sudah mempelajari makhrajnya. Hal ini disebabkan karena ada beberapa huruf yang sama atau berdekatan makhrajnya.

Untuk mengatasi hal itu, kita perlu mempelajari sifat-sifat huruf. Menurut istilah ahli qiraah, sifat huruf adalah keadaan yang tidak tetap yang berada pada huruf ketika terucap di dalam makhrajnya.

Sifat-sifat huruf, oleh para ahli qiraah, dibagi menjadi dua, yaitu sifat Lazimah dan sifat Aridlah. Setiap sifat tersebut terbagi lagi menjadi dua. Berikut penjelasannya.

A. Sifat Lazimah

Sifat lazimah adalah sifat yang tetap, artinya sifat yang selalu tetap melekat pada huruf dalam keadaan apapun dan tidak boleh dipisahkan. Sifat ini terbagi

Mengenal Sifat Huruf

(36)

lagi menjadi dua, yaitu sifat mutadadah (sifat yang berlawanan) dan sifat gairu mutadodah (sifat yang tidak berlawanan).

1. Sifat Lazimah Mutadadah

Sifat lazimah mutadadah adalah sifat lazimah yang berlawanan, artinya setiap sifat memiliki lawan. Sifat ini ada 10 macam, yaitu Hams yang berlawanan dengan Jahr, Syiddah yang berlawanan dengan Rikhwah dan di antara keduanya ada sifat tawassuth, Isti’la’ yang berlawanan dengan Istifal, Itbaq yang berlawanan dengan Infitah, dan Izlaq yang berlawanan dengan Ismat.

a. Hams

Menurut bahasa, hams berarti samar/tidak terang. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan akan mengeluarkan napas. Huruf yang memiliki sifat ini ada 10 (sepuluh) macam, yaitu fa’, ha, sa’, ha’, syin, kha’, sad, sin, kaf, dan ta’ yang terangkum dalam kalimat:

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(37)

b. Jahr

Menurut bahasa, jahr berarti tampak/terang. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan tidak mengeluarkan napas. Huruf yang memiliki sifat ini ada 19 (sembilan belas) macam, yaitu ain, za’, mim, wawu, za’, nun, qaf, alif, ra’, hamzah, zal, ya’, gain, dad, jim, dal, ta’, lam, dan ba’ yang terangkum dalam kalimat:

c. Syiddah

Menurut bahasa, syiddah berarti kuat. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan suaranya tertahan/terhenti. Huruf yang memiliki sifat ini ada 8 (delapan) macam, yaitu alif, jim, dal, qaf, ta’, ba’, kaf, dan ta’ yang terangkum dalam kalimat:

d. Rikhwah (Rakhawah)

Menurut bahasa, rikhwah berarti lunak/kendor. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan

.

.

.

(38)

atau dimatikan suaranya terlepas atau masih berjalan bersama huruf itu. Huruf yang memiliki sifat ini ada 16 (enam belas) macam, yaitu kha’, zal, gain, sa’, ha, za’, fa’, dad, syin, wawu, sad, za’, ya’, sin, alif dan ha’ yang terangkum dalam kalimat:

e. Tawassut

Menurut bahasa, tawassuth berarti tengah-tengah. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan suaranya antara tertahan (syiddah) dan terlepas (rikhwah). Huruf yang memiliki sifat ini ada 5 (lima) macam, yaitu lam, nun, ain, mim, dan ra’ yang terangkum dalam kalimat:

f. Isti’la’

Menurut bahasa, isti’la’ berarti naik/terangkat. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan, lidah terangkat atau naik ke langit-langit mulut. Huruf yang memiliki sifat ini ada 7 (tujuh) macam, yaitu

.

.

.

(39)

kha’, sad, dad, gain, ta’, qaf, dan za’ yang terangkum dalam kalimat:

g. Istifal

Menurut bahasa, istifal berarti turun/ke bawah. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan, lidah turun ke dasar mulut. Huruf yang memiliki sifat ini ada 22 (dua puluh dua) macam, yaitu sa’, ba’, ta’, ain, za’, mim, nun, ya’, jim, wawu, dal, ha, ra’, fa’, ha’, alif, zal, sin, lam, syin, kaf, dan hamzah yang terangkum dalam kalimat:

h. Itbaq

Menurut bahasa, itbaq berarti melekat. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan, lidah melekat pada langit-langit mulut. Huruf yang memiliki sifat ini ada 4 (empat) macam, yaitu sad, dad, ta’, dan za’ yang terangkum dalam kalimat:

Huruf-huruf itbaq ini sebagiannya adalah huruf isti’la’ dan cara membacanya pun sama. Yang

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(40)

membedakan huruf-huruf itbaq ini dengan isti’la’ yang tidak termasuk itbaq adalah suaranya yang lebih besar.

Dengan demikian, suara huruf isti’la’ terbagi menjadi empat, yaitu:

- Suara terbesar bila huruf itu berharakat dummah.

- Suaranya besar bila huruf itu berharakat fathah. - Suaranya agak kecil bila huruf itu berharakat

sukun.

- Suaranya lebih kecil bila huruf itu berharakat kasrah.

i. Infitah

Menurut bahasa, infitah berarti terbuka. Secara istilah berarti huruf yang apabila diucapkan, lidah merenggang dari langit-langit mulut. Huruf yang memiliki sifat ini ada 25 (dua puluh lima) macam, yaitu mim, nun, alif, kha’, zal, wawu, jim, dal, sin, ain, ta’, fa’, za’, kaf, ha, qaf, lam, ha’, syin, ra’, ba’, gain, ya’, sa’ yang terangkum dalam kalimat:

.

.

.

.

.

(41)

Dalam huruf infitah terdapat tiga huruf yang termasuk huruf isti’la’, yaitu qaf, kha’, dan gain. Maka, cara membaca ketiga huruf tersebut harus lebih besar daripada huruf-huruf infitah lainnya.

Dengan demikian, suara huruf hijaiyah terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

- Suara terbesar, yaitu huruf-huruf yang memiliki sifat isti’la’ dan itbaq. Huruf semacam ini ada empat, yaitu sad, dad, ta’, dan da’.

- Suara besar, yaitu huruf-huruf yang memiliki sifat isti’la’ dan infitah. Huruf semacam ini ada tiga, yaitu kha’, gain, dan qaf.

- Suara kecil, yaitu huruf-huruf yang memiliki sifat infitah, selain huruf-huruf yang memiliki sifat isti’la’ dan itbaq. Huruf semacam ini ada 22, yaitu mim, nun, hamzah, zal, wawu, jim, dal, sin, ain, ta’, fa’, za’, kaf, alif, ha, lam, ha’, sin, ra’, ba, ya’, sa’.

j. Izlaq

Menurut bahasa, izlaq berarti ujung. Secara istilah berarti huruf yang cepat terucap karena keluar dari ujung lidah atau ujung bibir. Huruf yang memiliki sifat

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(42)

ini ada 6 (enam) macam, yaitu fa’, ra’, mim, lam, dan ba’ yang terangkum dalam kalimat:

k. Ismat

Menurut bahasa, ismat berarti menahan/diam. Secara istilah berarti huruf yang kurang cepat/agak lamban ketika terucap karena keluarnya tidak dari ujung lidah atau ujung bibir. Huruf yang memiliki sifat ini ada 25 (dua puluh lima) macam, yaitu jim, za’, gain, syin, sin, alif, kha’, ta’, sad, dal, sa’, qaf, ta’, hamzah, zal, wawu, ain, za’, ha’, ya’, ha, dad, dan kaf yang terangkum dalam kalimat:

2. Sifat Lazimah Gairu Mutadodah

Safir, Qalqalah, Lin, Inhirof, Takrir, Tafasysyi, Istitalah, dan Gunnah.

a. Safir

Menurut bahasa, safir berarti siul atau seruit bagaikan suara burung atau belalang. Sedangkan

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(43)

menurut istilah adalah suara tambahan yang keluar dari antara kedua bibir atas dan bawah secara bersama-sama ketika mengucapkan huruf. Huruf yang memiliki sifat ini ada 3 (tiga), yaitu sad, za’, dan sin yang terangkum dalam kalimat:

Perbedaan antara safir dan hams adalah desis napas suara safir lebih kuat daripada hams yang sedang berhembus. Karena itu, suara safir dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

- Safir kubro, yaitu safir besar yang terdapat pada huruf za’

- Safir wusto, yaitu safir pertengahan/sedang yang terdapat pada huruf sha.

- Safir sugro, yaitu safir kecil yang terdapat pada huruf sin.

b. Qalqalah

Menurut bahasa, qalqalah berarti gerak atau guncang. Sedangkan menurut istilah adalah terjadinya suara goncangan di dalam makhraj ketika mengucapkan huruf dalam keadaan mati, sekiranya terdengar pantulan suara yang kuat. Huruf yang

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(44)

memiliki sifat ini ada 5 (lima), yaitu qaf, ta’, ba’, jim, dan dal yang terangkum dalam kalimat:

c. Lin

Menurut bahasa, lin berarti mudah/halus. Sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan huruf dengan halus/lunak tanpa ada paksaan. Huruf yang memiliki sifat ini ada 2 (dua), yaitu ya’ dan wawu yang terletak setelah fathah.

d. Inhirof

Menurut bahasa, inhirof berarti condong. Sedangkan menurut istilah adalah huruf yang ketika diucapkan, condong ke arah makhraj huruf lain. Huruf yang memiliki sifat ini ada 2 (dua), yaitu lam dan ra’. Huruf lam condong ke luar/ ke ujung lidah dan huruf ra’ condong ke dalam serta sedikit ke arah lam. e. Takrir

Menurut bahasa, takrir berarti terulang-ulang yang lebih dari satu kali. Sedangkan menurut istilah adalah ujung lidah tergeser ketika mengucapkan huruf ra’. Namun yang dimaksud di sini adalah ketika

.

.

(45)

mengucapkan ra’ agar supaya lidah tidak terlalu banyak bergetar, atau getaran lidah hanya terjadi satu kali saja, khususnya ketika di-tasydid. Huruf yang memiliki sifat ini hanya ada satu, yaitu ra’.

f. Tafasysyi

Menurut bahasa, tafasysyi berarti tersebar/meluas. Sedangkan menurut istilah adalah angin merata di dalam mulut ketika mengucapkan huruf. Huruf yang memiliki sifat ini hanya ada satu, yaitu syin.

Tafasysyi dibagi menjagi tiga macam, yaitu: - Tafasysyi kubra/besar, yaitu ketika huruf syin

berharakat tasydid.

- Tafasysyi wusta/sedang, yaitu ketika huruf syin berharakat sukun.

- Tafasysyi sugra/kecil, yaitu ketika huruf syin berharakat fathah.

g. Istitalah

Menurut bahasa, istitalah berarti memanjang. Sedangkan menurut istilah adalah suara sad memanjang dari permulaaan tepi lidah hingga penghabisan lidah/bersambung dengan makhraj lam. Hurufnya hanya ada satu, yaitu sad.

.

.

.

.

.

.

(46)

h. Gunnah

Gunnah secara bahasa berarti dengung/suara yang keluar dari pangkal hidung, bukan dari lidah.

Sedangkan menurut istilah adalah suara enak yang keluar dari pangkal hidung(khaisyum) dan tersusun dalam dua huruf, yaitu nun dan mim(tanwin), secara mutlak (dalam keadaan hidup atau mati, bertasydid atau tidak bertasydid). Huruf yang memiliki sifat ini hanya ada dua, yaitu mim dan nun.

Dalam ilmu tajwid, gunnah dibagi menjadi dua, yaitu:

- Gunnah asliyah atau dinamakan juga gunnah naqisa (kurang) karena suara dengung (nun dan mim) kurang dari satu harakat atau hampir tidak tampak, tapi harus ada, yaitu ketika membaca izhar dan ketika berharakat.

- Gunnah far’iyah atau dinamakan juga gunnah kamilah (sempurna) karena suara dengung (nun dan mim) dibaca sepanjang 2 harakat, yaitu ketika bertasydid, membaca idgam bigunnah, membaca ikhfa’, dan ketika membaca iqlab.

.

(47)

Tebal dan tipisnya suara gunnah tergantung pada huruf sesudahnya. Dengan kata lain, berdasarkan tebal tipisnya, gunnah terbagi menjadi dua, yaitu:

- Gunnah tarqiq (tipis): nun mati/tanwin dan mim mati yang bertemu huruf-huruf tarqiq. - Gunnah tafkhim(tebal): nun mati/tanwin dan

mim mati yang bertemu huruf-huruf tafkhim.

B. Sifat Aridah

Sifat aridah adalah sifat yang tidak tetap, artinya sifat tidak selalu melekat pada huruf, atau kadang-kadang bergabung dan kadang-kadang-kadang-kadang terpisah dengan huruf, disebabkan suatu hal yang menyebabkan demikian.

Sebagaimana sifat lazimah, sifat aridah juga terbagi menjadi dua, yaitu sifat aridah mutadadah dan sifat aridah goiru mutadadah.

1. Sifat Aridah Mutadadah

Sifat aridah mutadadah adalah sifat aridah yang berlawanan, artinya setiap sifat memiliki lawan. Sifat ini ada 4 macam, yaitu Mad yang berlawanan dengan Qasr dan Tafkhim yang berlawanan dengan Tarqiq.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(48)

a. Mad

Menurut bahasa, mad berarti panjang/tambah. Sedangkan menurut istilah adalah membaca huruf dari huruf-huruf mad dan lin/huruf lin saja dengan panjang lebih dari 1 alif.

Huruf mad dan lin itu ada tiga, yaitu ya’ setelah kasrah, wawu setelah dummah, dan alif setelah fathah.

Sedangkan huruf lin ada dua, yaitu wawu dan ya’ yang jatuh setelah harakat fathah.

b. Qasr

Secara bahasa, qasr berarti pendek/menahan. Sedangkan menurut istilah adalah membaca huruf mad tidak lebih dari satu alif, yaitu ukuran khusus untuk mad tabi’i/asli. Maka, yang dimaksud dengan qasr adalah mad tabi’i/asli dan yang dimaksud dengan mad adalah mad far’i.

c. Tafkhim

Secara bahasa, tafkhim berarti tebal/gemuk. Sedangkan menurut istilah adalah tebal bentuk huruf ketika diucapkan, sekira mulut penuh dengan

.

.

.

.

.

.

(49)

gemanya. Hurufnya ada 7 (tujuh), yaitu kha’, sad, dad, gain, ta’, qaf, dan za’.

d. Tarqiq

Tarqiq menurut bahasa berarti tipis/kurus. Sedangkan menurut istilah adalah tipis/kurus bentuk huruf ketika diucapkan, sekira mulut tidak penuh dengan gema. Huruf yang memiliki sifat ini adalah semua huruf istifal kecuali alif, lam, dan ra’.

2. Sifat Aridah Gairu Mutadadah

Sifat aridah gairu mutadadah adalah sifat aridah yang tidak memiliki lawan. Sifat semacam ini ada empat, yaitu Izhar, Idgam, Iqlab, dan Ikhfa’.

a. Izhar

Menurut bahasa izhar berarti terang/jelas. sedangkan menurut istilah berarti mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya tanpa menggunakan suara dengung dan begitu pula apabila ia berada sesudah nun sukun atau tanwin. Hurufnya ada enam, yaitu hamzah, ha’, ha’, kha’, ain, dan gain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(50)

b. Idgam

Menurut bahasa, idgam berarti memasukkan. Sedangkan menurut istilah berarti mencampurkan dua buah huruf yang sama (makhraj dan sifatnya), yang berdekatan, atau yang sejenis pada keduanya sehingga kedua huruf itu menjadi satu huruf yang bertasydid. Maka, terangkatlah lidah ketika mengucapkan keduanya pada satu kali sebutan huruf. Huruf idgam ada enam, yaitu ya’, ra’, mim, lam, wawu, dan nun yang terangkum dalam kalimat:

c. Iqlab

Menurut bahasa, iqlab berarti mengubah. Sedangkan menurut istilah adalah menjadikan suatu huruf sebagai pengganti huruf lainnya, serta memelihara dengungnya. Hurufnya ada satu yaitu ba’. d. Ikhfa’

Menurut bahasa, ikhfa’ berarti tutup/ menyamarkan. Sedangkan menurut istilah adalah suatu ibarat dari perkataan dengan sebuah huruf mati yang kosong dari tasydid atas sifat antara izhar dan idgam beserta tetap gunnah pada huruf yang pertama,

.

(51)

yaitu huruf nun sukun atau tanwin. Huruf ikhfa’ ada 15 (lima belas), yaitu sad, fa’, zal, sa’, kaf, jim, dal, syin, qaf, sin, ta’, za’, za’, ta’, dan dad yang terangkum dalam kalimat:

.

.

.

.

(52)

No Huruf Bagian Laqab Makhraj Sifat Hukum Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Jahr Syiddah Istifal Infitah Ishmat Jahr Syiddah Qalqalah Infitah Istifal Idzlaq Hams Syiddah Istifal Infitah Ishmat Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Jahr Syiddah Istifal Qalqalah Ishmat Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Hams Rokhowah Ist'la' Infitah Ishmat Jahr Syiddah Istifal Infitah Qalqalah Ishmat Jahr Rokhowah Istifal Infitah Dzal Mutawasithah Syamsiyah

Latswiyah

Ujung lidah beradu pada ujung gigi atas Qamariyah

Halqiyah

Kerongkongan sebelah luar

Huruf Ikhfa'

9 Dal Qawiyah Syamsiyah

Nat'iyah

Ujung lidah beradu

dengan isit gigi atas Huruf Ikhfa'

10

Huruf Izhar

7 Ha' Adl'af Qamariyah

Halqiyah

Pertengahan

kerongkongan Huruf Izhar

8 Kha' Mutawasithah

Huruf Ikhfa'

6 Jim Fawiyah Qomariyah

Syajariyah

Tengah lidah beradu pada laklakan Ta' Mutawasithah Syamsiyah

Nat'iyah

Ujung lidah dekat gigi luar sebelah atas

Huruf Ikhfa'

5 Tsa' Adl'af Syamsiyah

Latswiyah

Ujung lidah dan gigi luar Halqiyah Rongga Mulut dan

dalam kerongkongan

Huruf Ikhfa' 3 Ba' Mutawasithah Qomariyah

Syafawiyah

Beradu antara dua

buah bibir Huruf Iqlab

4 1

Huruf Izhar Rongga Mulut dan

dalam dada

Alif Mutawasithah Qomariyah Huruf Mad

Jaufiyah

2 Hamzah Mutawasithah Rongga Mulut dan Huruf Idhar

dalam tenggorokan Qomariyah Syafahiyah Qawiyyah Ha Qomariyah Halqiyah Pertengahan

tenggorokan Huruf Idhar

Huruf Idhar Qomariyah

Halqiyah

Qawiyyah Ujung lidah beradu dengan gusi gigi atas

Tenggorokan

sebelah luar Isti’la’

Tabel Huruf dan Sifatnya

(53)

Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Shafir Hams Rokhowah Istifal Infitah Safir Ishmat Hams Rokhowah Istifal Infitah Tafasyi Ishmat Hams Rokhowah Isti'la' Intibak Shafir Ishmat Jahr Syiddah Isti'la' Intibak Istitolah Ishmat Jahr Syiddah Isti'la' Intibak Qalqalah Ishmat Jahr Rokhowah Isti'la' Intibak Ishmat Istifal Infitah Ishmat Jahr Rokhowah Isti'la' Infitah Ishmat 20 Ghain Qawiyah Qamariyah

Halqiyah

Kerongkongan

sebelah luar Huruf Izhar 19 Ain Mutawasithah Qamariyah

Halqiyah

Pertengahan

kerongkongan Huruf Izhar Jahr antara

Syiddah dan Rokhowah 18 Zha' Aqwa Syamsiyah

Latswiyah

Ujung lidah beradu pada pangkal gigi

atas

Huruf Ikhfa' 17 Tha' Aqwa Syamsiyah

Nat'iyah

Ujung lidah dekat gigi atas menekan pada

laklakan

Huruf Ikhfa' 16 Dlad Aqwa Syamsiyah

Syajariyah

Ujung lidah dan lidah beradu pada geraham

atas

Huruf Ikhfa' 15 Shad Qawiyyah Syamsiyah

Asliyah

Dari ujung lidah dekat

gigi bawah Huruf Ikhfa' Huruf Ikhfa' 13 Sin Dla'ifah Syamsiyah

Asliyah

Rongga Mulut dan

dalam kerongkongan Huruf Ikhfa' 14 Syin Dla'ifah

12 Za' Qawiyyah Syamsiyah Asliyah

Antara ujung lidah

sama gigi bawah Huruf Ikhfa'

Syamsiyah Syajariyah Pertengahan lidah dan pertengahan laklakan Huruf Idhar Huruf Idhar Qomariyah Qomariyah Qawiyyah Pertengahan Tenggorokan Jahr Syiddah Rokhowah Infitah Takrir Huruf Idgham Bila Ghunnah 11 Ra' Qawiyyah Syamsiyah

Dzalqiyah

Ujung lidah dekat laklakan Huruf Idgham bila Ghunnah sebelah luar Tenggorokan Halqiyah Halqiyah

(54)

Jahr Syiddah Isti'la' Infitah Qalqalah Ishmat Hams Syiddah Infitah Istifal Ishmat Istifal Infitah Idzlaq Istifal Infitah Idzlaq Istifal Infitah Idzlaq Jahr Rokhowah Istifal Infitah Lin Ishmat Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat

29 Ya' Dla'if Qamariyah

Syajariyah

Tengah lidah jika hidup dan di dalam

dada kalai mati

Huruf Idghan bi Ghunnah

28 Ha' Adl'af Qamariyah

Halqiyah

Kerongkongan

sebelah dalam Huruf Izhar

27 Wawu Dla'if Qamariyah

Syafahiyah

Antara dua bibir jika hidup dan di dalam

dada jika mati

Huruf Idgham bila Ghunnah

26 Nun Adl'af Syamsiyah

Dzalqiyah

Ujung lidah beradu pada laklakan Huruf Idghan bi Ghunnah Jahr antara Syiddah dan Rokhowah

25 Mim Adl'af Qamariyah

Syafahiyah Beradu dua buah bibir

Huruf Idghan bi Ghunnah Jahr antara

Syiddah dan Rokhowah 24 Lam Dla'ifah Syamsiyah

Dzalqiyah

Ujung lidah beradu pada laklakan Huruf Idgham bila Ghunnah Jahr antara Syiddah dan Rokhowah 23 Kaf Mutawasithah Qamariyah

Lahwiyah

Pangkal lidah beradu pada laklakan keluar sedikit dari huruf qaf

Huruf Ikhfa'

22 Qaf Aqwa Qamariyah

Lahwiyah

Pangkal lidah beradu pada laklakan sebelah dalam Huruf Ikhfa' Qomariyah Lahwiyah Qomariyah Lahwiyah Qomariyah Syafahiyah Huruf Idgham bi Ghunnah Huruf Idgham bi Ghunnah Dla’ifah Dla’ifah Qomariyah Syafahiyah Qomariyah Halqiyah Qomariyah Syajariyah

Tengah lidah jika hidup dan di dalam

dada kalau mati

Huruf Idgham bi Ghunnah Huruf Idhar Huruf Idgham bi Ghunnah Hams Rokhowah Isti'la' Infitah Ishmat

21 Fa' Adl'af Qamariyah

Syafahiyah

Bibir bawah beradu

pada gigi atas Huruf Ikhfa'

Qomariyah Syafahiyah

Tenggorokan sebelah dalam

(55)

Gambar Makharijul Huruf

Jaufiyah

Huruf-huruf yang keluar dari rongga dada sebanyak tiga huruf yang mati.

Alif mati yang didahului huruf dengan harakat fathah

Ya’ mati yang didahului huruf dengan harakat kasrah

Wawu mati yang didahului huruf dengan kat dummah 1 2 3 1 2 3

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(56)

Gambar Makharijul Huruf

Halqiyah

Huruf-huruf yang keluar dari rongga tenggorokan sebanyak enam huruf.

Rongga Tenggorokan

Atas Tengah

Bawah

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(57)

Gambar Makharijul Huruf

Lahwiyah

Huruf-huruf yang keluar dari pangkal lidah sebanyak dua huruf.

Pangkal Lidah 1 2

3

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(58)

Gambar Makharijul Huruf

Syajariyah

Huruf-huruf yang keluar dari tengah lidah sebanyak empat huruf.

Tengah Lidah

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(59)

Gambar Makharijul Huruf

Zalqiyah

Huruf-huruf yang keluar dari ujung lidah sebanyak tiga huruf.

Ujung Lidah

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(60)

Gambar Makharijul Huruf

Laswiyah

Huruf-huruf yang keluar dari gusi gigi bagian atas sebanyak tiga huruf.

Gusi

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(61)

Gambar Makharijul Huruf

Natiyah

Huruf-huruf yang keluar dari gigi bagian atas sebanyak tiga huruf.

Gigi Atas

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(62)

Gambar Makharijul Huruf

Asliyah

Huruf-huruf yang keluar dari ujung lidah bagian bawah sebanyak tiga huruf.

Ujung Lidah Bagian Bawah (Gigi Bawah) Angin

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(63)

Gambar Makharijul Huruf

Syafahiyah

Huruf-huruf yang keluar dari dua bibir sebanyak tiga huruf.

Dua Bibir

Sumber: Drs. Ikhya Ulumiddin, M.Pd., Belajar Tajwid Makhraj dan Sifat Huruf, Kartika, Surabaya

(64)

GLOSARIUM

Makhraj huruf: tempat keluarnya suara huruf hijaiyah mulai dari alif sampai ya'. Tashil : huruf hamzah yang dimudahkan

pengucapannya.

Jauf : huruf hijaiyah yang tempat keluanya (makhraj) dari rongga mulut.

Halqi : huruf hijaiyah yang tempat keluarnya (makhraj) dari tenggorokan.

Lisan : huruf hijaiyah yang tempat keluarnya (makhraj) dari lidah.

Syafatain : huruf hijaiyah yang tempat keluarnya (makhraj) dari dua bibir.

Khaisyum : huruf hijaiyah yang tempat keluarnya (makhraj) dari pangkal hidung. Hams : huruf yang apabila diucapkan atau

dimatikan akan mengeluarkan napas. Jahr : huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan tidak mengeluarkan napas. Syiddah : huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan suaranya terhenti atau tertahan.

Rikhwah : huruf yang apabila diucapkan atau dimatikan suaranya terlepas atau masih berjalan bersama huruf itu. Tawassuth : huruf yang apabila diucapkan atau

dimatikan suaranya antara tertahan atau terlepas.

(65)

Ulumiddin, Ikhya, Drs., M.Pd.2003., Belajar Tajwid

Makhraj dan Sifat Huruf. Surabaya : Penerbit

Kartika.

Umar, Abdullah. Mushthalahut Tajwid fil Qur’anil

Majid.Semarang : Toha Putra.

Yahya, M. Ashim, Drs.,2008. 5 Jam Lancar Membaca

(66)

Gambar

Tabel Huruf dan Sifatnya
Gambar Makharijul Huruf Jaufiyah
Gambar Makharijul Huruf Halqiyah
Gambar Makharijul Huruf Lahwiyah
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait