• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 45-54

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 45-54"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

45

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BULILI

KECAMATAN PALU SELATAN 1)

Kiki Rizky Suci Maesyara Umar 1)

Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK

Latar Belakang : Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang desekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Tujuan Penelitian Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Bulili Kecamatan Palu Selatan.Faktor-faktor tersebut antara lain adalah pekerjaan,peran iklan susu formula dan dukungan keluarga. Metode Penelitian : Jenis penelitian analitik dengan pendekatan Ccross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak bayi berusia 12 bulan Sampel berjumlah 96 bayi diambil dari teknik pengambilan sampling yaitu penentuan sampel yang berdasarkan kebetulan bertemu degan peneliti dan sesuai dijadikan sumber data maka akan dijadikan sampel. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Univariat dan analisis Bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dengan P value = 0,006 (P < 0,05) atau Ho ditolak. Ada hubungan yang bermakna antara peran iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dengan P value = 0,000 (P < 0,05) atau Ho ditolak.Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dengan P value=0.002 (P < 0,05) atau Ho ditolak. Kesimpulan : Ada hubungan pada faktor-faktor pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Bulili. Saran : Kepada petugas kesehatan agar lebih meningkatkan lagi penyuluhan pada ASI Eksklusif ,Kalau bisa tiap melakukan posyando dengan mempersiapkan salah satu petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang anaknya selaesai di imunisasi

Daftar Pustaka : 11 buku (2002-2013)

Kata Kunci : Pekerjaan,Peran Iklan Susu Formula, Dukungan Keluarga, ASI Eksklusif

PENDAHULUAN

Air susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI mengandung zat imunologik yang melindungi bayi dari infeksi. Praktek menyusui dinegara berkembang telah

berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI sampai bayi berusia sampai 6 bulan (Amirudin, 2010). Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 450/2004, bayi harus diberi ASI saja hingga usia enam bulan (Permenkes, 2006).

(2)

46 Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang desekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistim pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencerna makanan, oleh karena itu berikan pada bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009).

Target Millennium Development Goals (MDGS) ke-4 adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50% kematian balita didasari oleh kurang gizi. Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) (Sitaresmi, 2010).

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan telah mengamanatkan kepada pemerintah dalam menjamin pemenuhan hak bayi yang menyatakan bahwa :

1. Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu Eksklusif sejak di lahirkan

selama 6 ( enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

2. Selama pemberian Air Susu Ibu , pihak keluarga , pemerintah daerah , dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyedian waktu dan fasilitas khusus.

3. Penyedian fasilitas khusus diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum .

4. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif

5. Ketentuan lebih lanjut telah diatur melalui perarturan pemerintah No.33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

Sebagai amanah UU No.36 tahun 2009 pada bulan maret 2012 telah ditetapkan dan di undangkan PP NO.33 Tahun 2012 tentang pemberian Asi Eksklusif yang mengatur tentang ASI Eksklusif , Inisiasi Menyusui Dini (IMD) , Pendonor ASI, Pengaturan Penggunaan Susu formula bayi dan produk bayi lainnya, Pengaturan bantuan produsen atau distributor susu formula bayi, Pengaturan tempat kerja dan tempat sarana umum dalam mendukung program ASI Eksklusif dengan berpedoman pada 10 LMKM serta sanksi administrasif.(Kemmenkes RI,2013)

Menurut WHO, setiap tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI secara Eksklusif kepada sang buah hati. Sayangnya, masih banyak ibu yang kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI untuk sang buah hati, ASI eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang sangat berguna. (WHO, 2010).

(3)

47 Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2010 menjadi 56,2% pada tahun 2011 dan sedikit meningkat pada tahun 2012 menjadi 61,3%. Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas) Tahun 2012 di Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2013 berdasarkan data terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 % (Suksernas, 2013).

Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013 untuk provinsi Sulawesi Tengah sebesar 38,6 % (Dinkes Prov Palu, 2013). Dan cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan untuk wilayah Kota Palu sebesar 52,03 % , data ini masih jauh dari target pemerintah yaitu minimal 80% cakupan pemberian ASI secara eksklusif dan Menurut laporan tahunan 2013 seluruh puskesmas yang ada di kota palu cakupan pemberian ASI eksklusif dari puskesmas Pantoloan 75,27%, Tawaeli 29,49%, Mamboro 76,44%, Talise 66,86%, Singgani 61,88%, Kamonji 45,98%, Sangurara 61,54%, Tipo 71,26, Kawatuna 41,53%, Birobuli 50,77%, Mabelopura 31,30%, Bulili 19,02%. (Dinkes Kota palu, 2013). Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di puskesmas buluili kecamatan Palu Selatan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan Cross

Sectional Study, yaitu dimana data yang

menyangkut data variabel independen dan variabel dependen akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Bulili Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April Tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak bayi berusia 6- 12 bulan yang pada saat berkunjung di Puskesmas Bulili. Jumlah sampel sebanyak 96 responden diperoleh dari teknik estimasi proporsi beradasarkan jumlah kunjungan bayi diatas 6-12 bulan di Puskesmas Bulili pada tahun 2014. HASIL

1. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi distribusi masing-masing Variabel Independent (Pekerjaan, Peran Iklan Susu Formula, Dukungan Keluarga) Variabel Dependent ( Pemberian ASI Eksklusif )

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara masing-masing variabel independen (Pekerjaan, Peran Iklan Susu Formula, Dukungan Keluarga) dan Variabel Dependen (Pemberian ASI Eksklusif). Uji yang digunakan adalah Uji Chi Square, dengan nilai kemaknaan 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

(4)

48

Hubungan Pekerjaan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yang di Puskesmas

Bulili Kec. Palu Selatan

Pekerjaan

Pemberian ASI Eksklusif

Total P Value OR 95% CI Tidak ASI

Ekskusif ASI Eksklusif

f % f % f % Bekerja 42 73,7 15 26,3 57 100 0,006 3,624 Tidak Bekerja 17 43,6 22 26,4 39 100 Total 59 61,5 37 38,5 96 100

Sumber : Data Primer 2015

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa total keseluruhan responden adalah 96 bayi.Dari 57 responden yang memiliki pekerjaan bekerja sebanyak 42 responden (73,7%) tidak ASI Eksklusif dan 15 responden (26,3%) ASI Eksklusif.Kemudian dari 39 responden, yang tidak bekerja sebanyak 17 responden (43,6%) tidak ASI Eksklusif,sebanyak 22 responden (26,4%) ASI Eksklusif.

Hasil uji statistik dengan menggunakan

Chi-Square diperoleh nilai P = 0,006 (P <

0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan atau (Ho ditolak).Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 3,624 artinya responden yang tidak bekerja akan berpeluang 3,624 kali tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

(5)

49

Hubungan Peran Iklan Susu Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Peran Iklan Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang di

Puskesmas Bulili Kec. Palu Selatan

Sumber : Data Primer 2015

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa total keseluruhan responden adalah 96 bayi. Dari 43 responden yang berperan pada iklan susu formula sebanyak 38 responden (88,4%) tidak ASI Eksklusif dan 5 responden (11,6%) ASI Eksklusif . Kemudian dari 53 responden yang tidak berperan pada iklan susu formula sebanyak 21 responden (39,6%) tidak ASI Eksklusif, dan sebanyak 32 responden (60,4%) yang ASI Eksklusif.

Hasil uji statistik dengan menggunakan

Chi-Square diperoleh nilai P = 0,000 (P <

0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara peran iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan atau (Ho ditolak). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 11,581 artinya responden yang berperan pada iklan susu formula mempunyai peluang 11,581 kali tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Peran Iklan Susu Formula

Pemberian ASI Eksklusif

Total P Value OR 95% CI Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif f % f % f % Berperan 38 88,4 5 11,6 43 100 0,000 11,581 Tidak Berperan 21 39,6 32 60,4 53 100 Total 59 61,5 37 38,5 96 100

(6)

50

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yang di Puskesmas Bulili Kec. Palu

Selatan

Dukungan Keluarga

Pemberian ASI Eksklusif

Total P Value OR 95% CI Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif f % f % f % Tidak Mendukung 36 78,3 10 21,7 43 100 0.002 4,226 Mendukung 23 46,0 27 54,0 53 100 Total 59 61,5 37 38,5 96 100

Sumber : Data Primer 2015

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa total keseluruhan responden adalah 96 bayi. Dari 43 responden yang dukungan keluarga tidak mendukung sebanyak 36 responden (78,3%) tidak ASI Eksklusif dan 10 responden (21,7%) ASI Eksklusif. Kemudian dari 53 responden dukungan keluarga mendukung sebanyak 23 responden (46,0%) tidak ASI Eksklusif , dan sebanyak 27 responden (54,0%) ASI Eksklusif.

Hasil uji statistik dengan menggunakan

Chi-Square diperoleh nilai P = 0,002 (P <

0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan atau (Ho ditolak). Dari hasil analisis diperoleh pula

nilai OR= 4,226 artinya responden yang tidak mendukung berpeluang 4,226 kali tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pekerjaan dengan Pemeberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian melalui analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi yang berkunjung di Puskesmas Bulili Kecamatan Palu Selatan memiliki pekerjaan yang bekerja. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif , karena dari beberapa ibu bayi yang berkunjung di

(7)

51 Puskesmas Bulili memiliki pekerjaan di bandingkan yang tidak bekerja ,Cakupan pemberian ASI Eksklusif bayi 0-6 bulan yang berkurang karena pekerjaan ibu. Sehingga pekerjaan merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Menurut peneliti pada saat melakukan penelitian ditemukan bahwa pada saat keseluruhan ibu yang bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif ini dikarenakan ibu yang bekerja memilih susu formula kepada bayinya karena mempunyai kesibukan bekerja diluar rumah

bekerja sebagai wiraswasta,PNS,pegawai swasta,dan

honorer , memungkinkan ibu susah untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dikarenakan kesibukan ibu bekerja diluar rumah dan rata - rata ibu yang bekerja memilih susu formula karena lebih cepat dan praktis dan anak mudah dibawa kemana-mana dengan susu botol dan anak bisa ditinggal kapan saja. Serta bagi ibu yang bekerja ada yang memberikan ASI Eksklusif dengan cara memerah ASI dan memasukan di freezer setelah itu apabila bayi mau menyusui ASI ibu yang di perah di hangatkan untuk di berikan pada bayinya.

Menurut Amiruddin ,(2010) pekerjaan berkaitan dengan pemberian ASI. Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan kerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Esse Puji Pawenrusi (2011) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tamamaung Kota Makkasar berjudul faktor yang berhubungan degan

pemberian ASI Eksklusif ,yang menyatakan bahwa pekerjaan merupakan salah satu yang menghambat pemberian ASI Eksklusif, karena hampir semua ibu yang bekerja dan tidak bekerja memberikan susu formula degan nilai P=0,001.

2. Hubungan Peran Iklan Susu Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian melalui analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi yang berkunjung di Puskesmas Bulili Kec. Palu Selatan yang berperan dengan iklan susu formula. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis bivariat menemukkan ada hubungan antara peran iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif , karena dari beberapa ibu bayi yang berkunjung di Puskesmas Bulili berperan memberikan susu formula kepada bayinya daripada memberikan ASI Eksklusif Sehingga peran iklan susu merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Menurut peneliti pada saat melakukan penelitian ditemukan bahwa ibu lebih memilih berperan dalam memberikan susu formula pada bayinya. hal ini disebabkan oleh kurang nya motivasi dan kemauan untuk memberikan ASI dan merasa bosan jika anak nya sekali disusui menangis dan merasa tidak puas maka siiibu beranggapan bahwa ASI nya tidak enak serta itu ibu memberikan susu formula diselengi oleh ASI ibu. Dan siibu tergiur dengan melihat promosi-promosi dimedia bahwa susu formula bisa membuat anak lebih pintar dan cerdas. Serta yang tidak berperan pada iklan susu formula dan memberikan ASI Eksklusif yaitu ibu

(8)

52 yang pemahaman pada ASI lebih mengetahui kandungan gizi pada ASI lebih bagus buat perkembangan si anak.

Menurut Elita (2010) Banyaknya pilihan susu formula di pasaran, ditambah perubahan gaya hidup membuat para ibu zaman sekarang lebih memilih susu formula daripada ASI ekseklusif. Padahal ada satu zat penting untuk bayi yang tidak terdapat dalam susu formula. Zat tersebut adalah kolostrum yaitu susu istimewa yang diproduksi pada trimester III kehamilan sampai dengan hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Kolostrum ini biasanya berwarna kuning sampai oranye dan lengket serta tebal. Mempunyai kandungan lemak rendah sedangkan kaya akan karbohidrat.

Menurut Penelitian Soetjiningsih (2010) dengan teori

yang dikemukkan yang menyatakan bahwa semakin bayak informasi yang diperoleh melalui media tentang susu formula, maka keterpaparan semakin tinggi dalam berperan pada penggunaan susu formula.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Helena E Sahusilawane, (2013) yang berjudul Faktor yang mempengaruhi pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Chiristina Martha Tiahahu Kota Ambon yang menyatakan peran iklan susu formula. Dari hasil penelitian diperoleh ibu memberikan PASI disebabkan oleh ibu sering mendapat informasi dari media terkait susu formula baik dari media elektronik maupun media cetak dan selain itu sebagian responden juga masih memiliki pemahaman bahwa semakin mahal susu formula semakin baik nilai gizinya. Karena itu hampir semua berperan memberikan susu formula kebanding ASI Eksklusif

dengan nilai P=0,028 pada penelitian Helena

3. Hubungan Dukungan keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian melalui analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi yang berkunjung di Puskesmas Bulili Kecamatan Palu Selatan yang tidak mendukung dukungan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan , karena dari beberapa ibu bayi yang berkunjung di Puskesmas Bulili tidak mendukung dukungan keluarga pada ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan Sehingga dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Menurut peneliti pada saat melakukan penelitian ditemukan bahwa ibu lebih memilih tidak mendukung. hal ini disebabkan oleh orang tua dari ibu bayi yang tidak memberikan ASI Eksklusif tetapi di berikan ASI dan di tambah dengan pisang , bubur atau MP-ASI karena menurut dari orang tua ibu bayi kalau di beri ASI saja tanpa makanan pendamping bayinya menangis dan rewel karena di sebabkan menurut pemahaman dari orang tua si ibu bayi, bahwa ASI ibu yang di berikan pada bayi menurutnya bayi kurang kenyang di berikan ASI , maka dari itu di tambah dengan makanan MP-ASI atau menurut dari orang tua si ibu bayi makanan bergizi.

Menurut Sudiharto (2007) menyatakan bahwa dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk

(9)

53 memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggorowati, Fita Nuzulia (2013) yang berjudul hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Hal ini mungkin dikarenakan dengan ibu menyusui di desa Bebengan mengatakan bahwa ibu enggan menyusui bayi karena ibu mengalami lecet pada puting, air susu tidak keluar sehingga ibu memberikan susu formula dan bayi mengalami bingung puting. Masih banyak juga yang beranggapan bahwa susu formula lebih praktis diberikan dari pada ASI saat ibu tidak bersama bayi. Dengan nilai P=0,003

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan pekerjaan dengan

pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan di Puskesmas Bulili Kec. Palu Selatan, dengan P value = 0,006 (P < 0,05).

2. Ada hubungan peran iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan di Puskesmas Bulili Kec. Palu Selatan, dengan P value = 0,000 (P < 0,05).

3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan di Puskesmas Bulili Kec. Palu Selatan, dengan P value = 0,002(P < 0,05)

SARAN

1. Bagi Puskesmas

Disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih meningkatkan lagi penyuluhan pada ASI Eksklusif ,Kalau bisa tiap melakukan posyando dengan mempersiapkan salah satu petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang anaknya selaesai di imunisasi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini agar dapat dijadikan informasi atau referensi keilmuan di bidang gizi kesehatan masyarakat dan KiA( Kesehatan Ibu dan Anak) serta berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan pekerjaan, terutama peran iklan susu formula ,karena degan adanya susu formula itu yang mengakibatkan salah satu faktor pada pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan menurun dan dengan penambahan item pertanyaan dalam kuesioner atau melakukan penelitisan dengan desain penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrowati,Fita Nuzulia.2013.Hubungan

Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Ekskklusif Pada Bayi Di Desa Bebengan Kec.Boja Kab. Kendal. Penelitian.

Semarang.

Amiruddin,2010. IMD Starategi Ampuh

Menurunkan Kematian Bayi.

New Paradigma For Public Health.Makkasar

(10)

54 Arief,2009. Panduan Ibu cerdas ASI dan

Tumbuh Kembang. Media Pressindo.Yogyakarta

Briawan, 2004. Internet. “Pengaruh

Promosi Susu Formula Terhadap Pergeseran ASI

http://eprints.undip.ac.id.

Diakses 23 Desember 2009

Dinkes,Kota Palu.2013. Profil Kesehatan

Kota Palu Tahun 2013. Dinkes Kota

Palu. Palu

Dinkes ,Prov Kota Palu. 2013. Profil

Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.

Palu

Elita,2010.Kolostrum Susu Istimewa

Untuk Bayi Baru Lahir.

http:parapenuliskreatifwordp rees.com.Di kutip 25 juni 2013

Esse Puji Pawenrusi,.2011.Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Pemberian ASI Eksklusif.

Penelitian. Makkasar

Helena E Sahusilawane,2013. Faktor

Yang Mempengaruhi Pemberian PASI Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Chiristina Martha

Tiahahu.Penelitian.Ambon

Kemenkes,RI.2013. Rencana Aksi Akselerasi Pemberian Asi

Eksklusif . Kemenkes RI

Ditjend Bina Gizi dan KIA.Jakarta

Notoadmodjo, 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta

Permenkes,2006. Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) No. 450/2004. Depkes RI.

Jakarta

Prasetyono, 2012. Buku Pintar ASI

Eksklusif Diva Press.Yogyakarta

Puskesmas Bulili, 2013. Profil

Puskesmas Bulili Tahun 2013.

Puskesmas Bulili. Palu

Soetjaningsih, 2010. ASI Petunjuk

Untuk Tenaga Kesehatan,

EGC. Jakarta

Sudiharto, 2007. Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. EGC,

Jakarta

Word Health Organitation (WHO) ,2010. Pelatihan Konseling

Menyusui Sejak Lahir

sampai Enam Bulan

hanya ASI saja. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Tahap perakitan instrumen yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan bahan seperti silabus serta soal yang akan dimasukkan kedalam alat evaluasi menggunakan aplikasi

Potensi Desa Dalisodo dan Pandanrejo berkaitan dengan produksi biting, dupa, dan sayur organik telah dikembangkan dan perlu kerjasama yang bersinergi antara

Sebagian besar dimensi saluran drainase eksisting di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang masih mampu menerina limpasan air hujan, namun kondisi fisiknya

Dalam kehidupannya masyarakat Desa Kertosari saling mengakui bahwa perbedaan merupakan rahmatal lil ‘alamin bagi mereka karena mereka meyakini bahwa disamping perbedaan masih

Bagi orang Melayu di Rokan Hulu tidak ada individu yang berdiri sendiri, keberadaannya selalu terkait dengan keluarga, keluarga besar dan suku. Adat mengatur

Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Kenis dalam Damanik (2011), yang menyatakan bahwa umpan balik terhadap sasaran anggaran yang dicapai adalah variabel

2. Selain kemampuan membaca pemahaman peserta didik, menulis juga termasuk dalam salah satu aspek yang harus dikuasai peserta didik, dimana menulis terdiri dari