PENYIAPAN MASYARAKAT ADAT
DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Hasil-Hasil Konsultasi Nasional Masyarakat Adat tentang Perubahan Iklim dan REDDg
Mina Susana Setra - AMAN
“Kemitraan untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil” - IGES dan RECOFTC
19 Maret 2010
Bagian I
Pengantar : Definisi Masyarakat Adat dan Hak-Haknya dalam UUD 1945 dan Perundang-undangan di Indonesia
URUTAN PRESENTASI
Bagian II
Prasyarat yang dibutuhkan oleh Masyarakat Adat untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim secara Efektif
Bagian III
Konsep AMAN – Bagaimana Menyiapkan Masyarakat Adat dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Definisi Masyarakat Adat
Berdasarkan Kongres Masyarakat Adat Nusantara I 17 Maret 1999
“Masyarakat Adat adalah Komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.”
Berdasarkan definisi ini dan Sebaran anggota AMAN di Seluruh Indonesia, AMAN memperkirakan populasi Masyarakat Adat di Indonesia 60 – 70 juta orang.
EMPAT WARISAN (ASAL USUL) LELUHUR SEBAGAI UNSUR PEMBEDA MASYARAKAT ADAT DARI
MASYARAKAT YANG LAIN
• Kelompok Orang dengan Identitas Budaya yang Sama : bahasa,
spritualitas, nilai-nilai, sikap dan perilaku yang membedakan kelompok sosial yang satu dengan yang lain.
• Sistem Nilai dan Pengetahuan :(kearifan) tradisional bukan
semata-mata untuk dilestarikan, tetapi juga untuk
diperkaya/dikembangkan sesuai kebutuhan hidup berkelanjutan.
• Wilayah Hidup : y p tanah, hutan, laut dan SDA lainnya bukan semata-, , y
mata barang produksi (ekonomi), tetapi juga menyangkut sistem religi dan sosial-budaya.
• Aturan-Aturan dan Tata Kepengurusan Hidup Bersama Sosial
(Hukum Adat dan Lembaga Adat) : untuk mengatur dan mengurus
diri sendiri sebagai suatu kelompok sosial, budaya, ekonomi dan politik
MASYARAKAT ADAT DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA
Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen Pada Pasal 18B ayat (2) berbunyi: ”Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang”
Selanjutnya pada pasal 28I ayat (3) dikatakan, ”Identitas budaya
dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”
MASYARAKAT ADAT DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA
Tap MPR N0. IX Tahun 2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alame ge o aa Su be aya a
Pasal 4 huruf j berbunyi: ”Mengakui, menghormati, dan
melindungi hak masyarakat hukum adat dan keragaman budaya bangsa atas sumber daya agraria/sumber daya alam”
UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pulau-Pulau Kecil
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Kerusakan Hutan (REDD)
PELUANG DAN TANTANGAN BAGI MASYARAKAT ADAT
HASIL COPENHAGEN
• Tidak memutuskan substansi REDD, tapi
Tidak memutuskan substansi REDD, tapi
membawa diskusinya ke COP ke-16 di
Mexico, Juni tahun ini.
• Menghasilkan dokumen yang tidak
mengikat secara hukum, berisi komitmen
pendanaan dari negara-negara maju
terhadap REDD (30 miliar USD selama
periode 2010-2020 dan 100 miliar dollar US
pada tahun 2020)
Pertanyaan Dasar Transaksi Karbon dan
Kebijakan di Indonesia
• Apa obyek yang diperdagangkan
• Siapa yang membeli & menjual?
• Kapan Pembayaran dilakukan ?
• Siapa yang berhak menerima pembayaran ?
• Apa saja faktor yang mempengaruhi harga ?
• Apa saja faktor yang mempengaruhi harga ?
1 P. 68/Menhut‐II/2008, 2 P. 30/Menhut‐II/2009, 3 P. 36/Menhut‐II/2009 Apa obyek yang
diperdagangkan
Karbon Hutan Wilayah Siapa yang membeli Pemerintah
Setiap orang yang punya modal Setiap orang yang punya modal Siapa yang berhak
menjual karbon
Setiap orang yang mendapat ijin dari pemerintah
Setiap orang yang punya modal
Masyarakat adat yang haknya diakui oleh peraturan daerah
p
Badan hukum tertentu Kapan pembayaran
dilakukan
Dibayar kas di muka Transfer melalui bank Dibayar setengah di muka Dibayar setelah proyek selesai
Siapa yang menerima pembayaran Penjual/Pembeli Kantor Pajak Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi harga
Harga ditentukan ketetapan oleh pemerintah Pungutan-pungutan (pajak, iuran, komisi) Kesepakatan antara penjual dan pembeli Harga pasaran
Kualitas hutan (masih lestari atau sudah
dit b d k
ditebang dan rusak
Siapa yang membayar Pembeli Pengguna jasa
KOMPLEKSITAS MASALAH DALAM IMPLEMENTASI REDD
Issu Nasional
Pembangunan ekonomi masih sangat bergantung pada eksploitasi SDA Overlapping Kebijakan (UU/Peraturan : UU Perkebunan, UU
Pertambangan UU Pertanahan UU Kehutanan UU Investasi Asing Pertambangan, UU Pertanahan, UU Kehutanan, UU Investasi Asing, RPP Hutan Adat, Permenhut REDD, PP Tambang di Hutan Lindung etc)
Konflik kepentingan antar Departemen dan antar pemerintah pusat &
daerah
Tidak ada pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia mengenai hak-hak
Masyarakat Adat
Tidak ada data spesifik tentang Masyarakat Adat – identitas Masyarakat
Ad t ih i di t k Adat masih sering dipertanyakan
Tidak ada pelibatan Masyarakat Adat dalam proses pembuatan kebijakan nasional mengenai REDD
KOMPLEKSITAS MASALAH DALAM IMPLEMENTASI REDD
Issue Lokal
Bagaimana memastikan Free, Prior and Inform Consent (FPIC) ? Territori Masyarakat Adat VS batas administrasi negara y g
Siapa sebenarnya yang akan mendapat keuntungan ? Dari siapa ?
dalam bentuk apa ? Bagaimana pengelolaannya ? Siapa yang akan mengelola ? Siapa yang akan memiliki kewenangan dan tanggung jawab ?
Bagaimana memastikan hak kepemilikan Masyarakat Adat atas hutan,
hak atas akses terhadap hasil hutan ? Memastikan Masyarakat Adat tidak akan diusir dari wilayahnya ?
Bagaimana memastikan tidak akan terjadi konflik di tengah Masyarakat ?g j g y
Siapa yang akan bernegosiasi dengan komunitas ? Pemerintah ? Pihak
ketiga ?
PRASYARAT
Prasyarat yang dibutuhkan oleh Masyarakat Adat untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim secara Efektif :
secara Efektif :
1. Kepastian Hak Kepemilikan dan Pengelolaan Wilayah ;
2. Dukungan terhadap Pengetahuan/Kearifan Tradisional sebagai alternatif solusi Mitigasi dan Adaptasi ;
3. Kapasitas Organisasi Masyarakat Adat yang Kuat dan Komunitas yang solid.
Sebaran Komunitas Masyarakat Adat
ANGGOTA AMAN (1163; Agustus 2009)
169 431 41 45 147 253 56
Bagaimana Menyiapkan Masyarakat Adat
Konsep AMAN
Bagaimana Menyiapkan Masyarakat Adat
dalam Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim, Serta REDD
“+5 juta Hektar Hutan Alam”
SOCIAL & SPATIAL PROFIL MASYARAKAT ADAT PEMETAAN PARTISIPATIF Agenda International Perubahan Iklim PUSAT INFORMASI No
ALUR PROSES PENYIAPAN MASYARAKAT ADAT MENGHADAPI ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
MAPPING
UPDATE PEMETAAN PARTISIPATIF
PENGUATAN KOMUNITAS ADAT & KELEMBAGAAN (Pemetaan, Perencanaan, Organisasi, Isu
PERENCANAAN PARTISIPATIF WILAYAH ADAT MASYARAKAT ADAT ANALISIS DATA Kebijakan tata ruang,
Industri ekstraktif (kehutanan, tambang, perkebunan) KEUTUHAN WILAYAH ADAT RENCANA AKSI ANTISIPASI MITIGASI DAN REKOGNISI TATA RUANG MA ADVOKASI, KAMPANYE Yes
PERENCANAAN PARTISIPATIF WILAYAH ADAT MENGHASILKAN : ‐Rencana Pengelolaan Ruang ‐Rencana Pengembangan Sumber Daya Ekonomi ‐Rencana Antisipasi Menghadapi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim KETERANGAN :
PENGUATAN KOMUNITAS ADAT & KELEMBAGAAN ‐Pelatihan Fasilitator Inti (teknis dan tenurial) ‐Pembentukan Simpul Layanan ‐Pelatihan Fasilitator simpul ‐Pemetaan Wilayah ‐Penulisan Profil MA ‐Pelatihan Fasilitator Perencanaan partisipatif ‐Pembuatan peta Perencanaan partisipatif ‐Monitoring dan Asistensi ‐Pelatihan Negosiasi ‐Pelatihan Pengelolaan Data dan Informasi ‐Pembentukan Pusat Informasi MA ( , , g ,
Perubahan Iklim dan Negosiasi) ADAPTASI PERUBAHAN
IKLIM
SUMATERA UTARA 1. MA KAMPONG SECANGGANG 2.MA KAMPONG TANJUNG GUSTA 3.MA POLLUNG 4.MA CIBRO 5 MA HUTA GODANG SULAWESI UTARA 1. MINAHASA 2. KAKAS
45 TITIK PILOT PROJECT AMAN;
“Penyiapan Masyarakat Adat dalam mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim dan “Counter REDD” ”
5.MA HUTA GODANG
BENGKULU
1.MA SEMENDE MARGA ULU NASAL 2. MA KAARUBI, ENGGANO JAWA 1.MA KASEPUHAN BANTEN KIDUL SULAWESI TENGAH
1.MA Tau Ta’a 2.MA Togian 3.MA Banggai 4.MA Kulawi 5.MA Tampo Bada 6.MA Parimom
JAMBI
1.MA MARGA BERBAK 2.MARGA PELEPAT BATU KERBAU MALUKU PAPUA 1. Sorong Raya TANA LUWU 1.Rampi 2.Seko 3.Cerekang 2.MA DUKUH KALIMANTAN BARAT 1.MA Laukrugun (Kapuas Hulu) 2.MA Sanjan (Sanggau) 3.MA Pendaun (Ketapang) KALIMANTAN TENGAH 1.Murung Raya 2.Barito utara 3.Barito Selatan 4.Barito Timur 5.Kapuas 6.Pulang Pisau 7.Kota Palangkaraya 8.Katingan
9.Kota waringin timur (sampit) 10.Seruyan 11.Kota waringin barat 12.Gunung Mas 13.Suka marak 14 Lamandau 1. NEGERI HARUKU SULAWESI SELATAN 1.Enrekang 2.Sando batu LOMBOK UTARA -MA CEK BOCEK -MA BAYAN
Struktur Organisasi AMAN : Pengurus Besar ;
14 Pengurus Wilayah ; 27 Pengurus Daerah
KONGRES MASYARAKAT ADAT NUSANTARA
DAMAN SEKJEND
DAMAN Wilayah
MUSYAWARAH WILAYAH
Ketua BPH Dir. B Dir. C Dir. D
Biro B Biro C Biro D
Dir.A
Biro A
DAMAN Daerah
Bid. B Bid. C Bid. D MUSYAWARAH DAERAH
Ketua BPH Bid. A
• UU Tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat (sudah masuk Balegnas) harus segera direalisasikan.
• Pastikan Hak Masyarakat Adat atas Free, Prior and Informed Consent (FPIC), adanya konsultasi-konsultasi, pelibatan penuh dan
REKOMENDASI
Consent (FPIC), adanya konsultasi konsultasi, pelibatan penuh dan efektif dari Masyarakat Adat, termasuk perempuan dan pemuda adat, dalam proses-proses pembuatan dan implementasi peraturan-peraturan terkait dengan kehutanan;
• Revisi UU No. 41/1999 (sudah masuk Balegnas) harus mengakui dan melindungi hak-hak Masyarakat Adat atas hutan adat;
• Revisi/Cabut Permenhut No. 30/2009 tentang Implementasi REDD karena tidak memberikan hak penuh kepada Masyarakat Adat untuk y berpartisipasi dalam penyelamatan hutan;
• Departemen Kehutanan membentuk suatu Unit Khusus atau Sub-Direktorat sebagai ruang administratif bagi wilayah-wilayah adat;
REKOMENDASI
• Departemen Kehutanan mendorong pengakuan dan
perlindungan, serta promosi bagi model-model pengelolaan hutan secara tradisional oleh Masyarakat Adat;
• Departemen Kehutanan membentuk suatu mekanisme
penyelesaian konflik untuk menangani konflik-konflik kehutanan secara umum, dan secara khusus dalam implementasi REDD. • Deklarasi Sinar Resmi (terlampir)Deklarasi Sinar Resmi (terlampir)
“TERIMAKASIH”
Credits
Photos :• Rizaldi Siagian
Lili S i I tit t D k l
• Lilis Suryani, Institute Dayakology
• Edy Sutrisno, Sawit Watch
• Forest Watch Indonesia
• Jimmy, WWF Kalimantan Barat
• Rukka Sombolinggi, AMAN
• Walhi Kalimantan Barat
• Sujarni Alloy, AMAN Kalimantan Barat
• Mina Susana Setra, AMAN
• Mahir Takaka AMAN
• Mahir Takaka, AMAN
Community Mapping Area Image, JKPP Cartoonist : Alex Tege