• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Wakaf dalam Dunia Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Urgensi Wakaf dalam Dunia Pendidikan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

44

Urgensi Wakaf dalam Dunia Pendidikan

Hj. NURHASANAH, S.Hi., M.Sy

hasanahmaulana87@gmail.com Dosen STAI Diniyah Pekanbaru

Abstrak

„Sebagai salah satu sarana investasi, wakaf mempunyai peran yang sangat penting untuk melancarkan fungsinya sebagai sumber dana dalam membagun lembaga-lembaga pendidikan

khussnya lembaga pendidikan Islam. Keterkaitan antara wakaf dan lembaga kependidikan, kontribusi wakaf dalam ekonomi berbentuk investasi sangat penting untuk memberdayakan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peranan wakaf sangat besar dalam menunjang pelaksanaan pendidikan, selain itu dengan wakaf umat Islam mendapatkan kemudahan dalam

mengembangkan pendidikan, baik dalam sarana maupun prasarana pendidikan‟ Kata Kunci: Wakaf, Pendidikan.

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan keperibadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup.109 Oleh Karena itu agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan adalah tanggung jawab dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah.110 Sebagai lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam, madrasah dan pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologi masyarakat di lingkungannya, sehingga antara pesantren/madrasah memiliki keterkaitan yang erat yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini tidak hanya terlihat dari hubungan latar belakang pendirian lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat, akan tetapi dalam pemeliharaan eksistensinya tidak terlepas melalui pemberian wakaf, sedeqah dan hibah.111

109

Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 140

110 Ibid

111Suwendi, sejarah dan Pemikiran Pendidikan

Islam, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 163

Sebagai Objek wakaf tanah, gedung, mesjid dan uang tunai dapat digantikan sebagai pengalihan manfaat aset kekayaan dari hanya sebagai bahan konsumsi menjadi bahan produksi. Hasil produksi itulah yang kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan konsumtif umat. Salah satu alternatif untuk ini dengan cara investasi yang saat ini banyak diperbincangkan adalah investasi wakaf. Wakaf sebagai salah satu kegiatan ekonomi umat Islam yang dikembangkan untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan.

KAJIAN TEORI

A. Definisi Wakaf

Secara etimologi wakaf berasal dari kata waqafa-yuaqifu-waqfan yang artinya menah-an.112 Secara terminologi lama memiliki berbagai definisi tentang wakaf113

1. Imam Nawawi “menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tetapi bukan untuk

112 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Beirut: Dar

al-Fikr, tt), juz 3, h. 515

113 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta:

(2)

45 dirinya, kegunaan dan manfaat untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.

2. Ibnu Hajar “ menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta tersebut.

3. Imam Syarkasi “menahan harta dari jangkauan kepemilikan orang lain.

4. Al-Mughni “menahan harta dibawah tangan orang lain disertai pemberian manfaat sebagai sedekah.

Dalam KHI/ Kompilasi Hukum Islam “ wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagaian benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.114 Menurut UU No.41 2004 “ wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan menerahkan sebahagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selama-lamanya untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurt syari‟ah.115

Dari berbagai definisi tentang wakaf, dapat ditarik kesimpulan bahwa wakaf meliputi harta yang dimiliki, bersifat kekal, dilepaskan kepemilikan untuk kepentingan sosial.

B. Dasar Hukum Wakaf

Adapun dasar hukum ditetapkannya wakaf, adalah sebagai berikut:

1. Al-Hajj: 77. Firman Allah SWT:

























77. „Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan

114 Lihat Pasal 215 ayat 1 KHI

115 Lihat UU No.41 tahun 2004, pasal 1 ayat 1,

tentang wakaf

perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan‟. (QS. Al-Hajj: 77) 2. Ali-Imran: 92. Firman Allah SWT:

































92. „Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya‟. (QS. Ali-Imran: 92). 3. Al-Baqarah: 261 dan 267. Firman Allah SWT:



















































261. „Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui‟. (QS. Al-Baqarah: 261). Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

(3)

46





























































267. „Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya

melainkan dengan memincingkan mata

terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji‟. (QS. Al-Baqarah: 267).

Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim “Apabila anak Adam”Manusia” mati maka putuslah amalannya kecali tiga perkara: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”.

C. Rukun wakaf dan Syarat-syarat

Dalam wakaf terdapat beberapa unsur-unsur yang harus di penuhi, yaitu:116

1. Wakif (orang yang mewakafkan).

Dalam UU No 41 tahun 2004 Pasal 7,

menyatakan bahwa: Wakif meliputi: a) Perseorangan;

b) Organisasi; c) Badan hukum.

Pasal 8 menyatakan bahwa:

1) Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a hanya dapatmelakukan wakaf apabila memenuhi persyaratan:

a. dewasa; b. berakal sehat;

c. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum; dan

d. pemilik sah harta benda wakaf.

116

UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf

2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b hanya dapat melakukanwakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkutan.

3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf milik badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yangbersangkutan.

Seorang wakif disyaratkan harus cakap melakukan tindakan tabaruu, dan benar-benar pemilik harta. Seorang wakif boleh mensyaratkat sesuatu atas benda yang ia wakafkan, misalnya seseorang ingin mewakafkan sekolah yang mana ia mensyaratkan bahwa sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi laki-laki/perempuan saja. Syarat tersebut haruslah dihormati karena sejalan dengan ajaran-ajaran syar‟i

2. Maukuf (benda yang diwakafkan)

Dalam Pasal 15 UU tentang wakaf menyatakan bahwa: harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh Wakif secara sah.

Pasal 16 menyatakan bahwa: 1) Harta benda wakaf terdiri dari: a. benda tidak bergerak; dan b. benda bergerak.

2) Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan

(4)

47 f. perundang-undangan yang berlaku.

3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:

a. uang;

b. logam mulia; c. surat berharga; d. kendaraan;

e. hak atas kekayaan intelektual; f. hak sewa; dan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Maukuf „alaih (tujuan wakaf)

Adapn tujuan wakaf pada dasarnya hanya untuk “mencari kebaikan atas ridho Allah dan mendekatkan diri kepadanya. Dalam Pasal 22 menyatakan bahwa: “Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukan bagi:

a. sarana dan kegiatan ibadah;

b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

c. bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;

d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

4. Sigat ( ikrar/pernyataan wakaf)

Harus dinyatakan atau diikrarkan dengan tegas baik secara lisan dan tulisan. Dalam Pasal 17 dinyatakan bahwa:

a. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

b. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan dan/ata tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

Pasal 18 “Dalam hal Wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi”.

Pasal 19 “Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau kuasanya menyerahkan surat dan/atau bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PPAIW”. Pasal 20 “Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan:

a. dewasa;

b. beragama Islam; c. berakal sehat;

d. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum. Pasal 21:

(1) Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar wakaf.

(2) Akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

a. nama dan identitas Wakif; b. nama dan identitas Nazhir;

c. data dan keterangan harta benda wakaf; d. peruntukan harta benda wakaf;

e. jangka waktu wakaf.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

5. Jangka waktu wakaf 6. Nazir (Pengelola Wakaf).

Bagian Kelima pasal 9 dari UU No 41 Tahun 2004 menyatakan bahwa: Nazhir meliputi:

a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum. Pasal 10

1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam;

c. dewasa; d. amanah;

e. mampu secara jasmani dan rohani; dan f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir

(5)

48 perseorangansebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b. organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/ataukeagamaan Islam.

3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan: a. pengurus badan hukum yang

bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b. badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; dan c. badan hukum yang bersangkutan

bergerak di bidang sosial, pendidikan, d. kemasyarakatan, dan/atau keagamaan

Islam. Pasal 11

Nazhir mempunyai tugas:

a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;

b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan c. peruntukannya;

d. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

e. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Adapun ketentuan Nadzir , dalam Kompilasi Hukum Islam sebagai berikut:117 a. WNI

b. Islam c. Dewasa,

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Tidak berada dalam pengampuan

f. Bertempat tinggal di lokasi harta yang diwakafkan.

D. Macam-macam wakaf

Secara umum wakaf dibagi menjadi dua bagian118

1. Wakaf Ahli.

117 Lihat Kompilasi Hukum Islam pasal 219 118 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT

RajaGrafindo, 2002), h. 242

Wakaf Ahli dikenal juga dengan wakaf Khusus, dengan kata lain wakaf yang diperntukkan kepada orang-orang tertentu, baik untuk keluarga maupun untuk orang lain. Misalnya seseorang ingin mewakafkan buku-buku yang diperuntukkan bagi perpustakaan peribadinya untuk turunannya yang mampu menggnakannya.

Wakaf semacam ini dipandanng sah dan yang berhak menikmati harta wakaf itu adalah orang-orang yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf. Akan tetapi perihal seperti ini terkadang menimbulkan masalah apabila orang-orang yang ditunjuk tidak ada lagi yang mampu mempergunakan dan memanfaatkan benda-benda wakaf mungkin benda-benda-benda-benda tersebut akan punah. Bila terjadi hal yang demikian, maka wakaf tersebut dikembalikan pada syarat umum, yaitu wakaf tidak boleh dibatasi dengan waktu. Dengan demikian meskipun orang-orang yang dinyatakan berhak memanfaatkkan benda-benda wakaf telah punah, buku-buku tersebut tetap bisa digunakan oleh umum dengan setatusnya masih sebagai benda wakaf.

2. Wakaf Khairi

Wakaf Khairi dekenal juga dengan wakaf umum “wakaf yang diperuntukkan untuk kepentingan-kepentingan umum”. Wakaf Khairi inilah yang benar-benar sejalan dengan amalan-amalan Jariyah sebagaimana yang diganbarkan dalam ajaran Islam, yang dinyatakan pahalanya akan terus mengalir hingga si Wakif meninggal Dunia, selama maslih dapat diambil manfaatkan. Berdasarkan itung-itungan ekonomi, wakaf dibagi menjadi tiga bentuk119. a) Wakaf Langsung

Wakaf langsung merupakan wakaf yang diperntukan memberi pelayanan langsung kepada orang-orang yang berhak, seperti mesjid, sekolah dan rumah sakit b) Wakaf Produktif

Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan ntuk kepentingan produksi, yang manfaatnya bukan kepada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil dari perkembangan wakaf. Dengan demikian wakaf peroduktif dapat

119Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Kelasik dan Kontemporer, (Surabaya: Ghalia Indonesia, 2012), h. 245

(6)

49 dimanfaatkan sebagai instrumen investasi, yang akan berdampak besar dalam sektor ekonomi yang akan memiliki visi yang jauh lebih kedepan dalam mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai suatu usaha terciptanya kemaslahatan umat.

Jika wakaf produktif ini dikembangkan dengan baik, tidak menutup kemungkinan kesejahteraan yang merata akan dirasakan oleh umat Islam

c) Wakaf Tunai

Wakaf tunai dikenal juga dengan wakaf uang, bagi muslim Indonesia wakaf uang terasa asing akan tetapi pada masa kejayaan Islam wakaf uang dimanfaatkan untuk tujuan sebagai berikut:120

1) Untuk dipinjamkan kepada orang-orang yang membtuhkan tanpa mengambil keuntungan dari peminjaman

2) Wakaf dipergunakan untuk keperluan produktif, wakaf ini sudah ada pada zaman sahabat dan tabi‟in.

E. Wakaf Sebagai Instrumen Investasi

Dalam pemanfaatan dana wakaf yang dapat disalurkan untuk proyek-proyek investasi yang menguntungkan misalnya pengelolaan dalam bidang pengembangan pendidikan dengan tetap menjaga keutuhan harta wakaf yang dikelola secara produktif akan menghasilkan peluang bagi terbukanya sektor strategis yang mengguntungkan . Dewasa ini umat Islam merupakan populasi terbanyak di dunia khususnya di Indonesia, oleh sebab itu sudah saatnya untuk mulai melakukan usaha-usaha yang lebih signifikan dalam mendorong kesejahteraan umat baik dalam sektor ekonomi terutama dalam pendidikan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wakaf merupakan salah satu instrumen sarana ibadah yang bersifat fleksibel. Karena bersifat fleksibel, maka pemanfaatan wakaf ini tidak hanya sebatas sebagai penunjang ibadah dan sarana-sarana sosial saja, akan tetapi wakaf dapat berpotensi sebagai salah satu instrumen investasi dunia dan akhirat. Selain barang-barang tidak bergerak seperti tanah, sekolah,

120 Ibid. Lihat Mundzir Qaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Khalifah, 2004).

rumah sakit, potensi wakaf yang ada saat ini juga ada dalam bentuk wakaf tunai (uang). Apabila semua potensi wakaf yang ada disatukan, maka akan terciptalah suatu kekuatan besar dalam mendorog tingkat kesejahteraan umat. Sebagai sarana investasi, wakaf sangat berguna dalam melancarkan fungsi-fungsi financial intermediary sehingga terjadi arus penyaluran dana yang lancar dari surplus unit kepada deficit unit dalam semua tingkat sosial.

Dalam pemanfaatannya, dana wakaf dapat disalurkan untuk proyek-proyek investasi yang menguntungkan dengan tetap menjaga keutuhan hartanya. Untuk merealisasikan penyaluran dana wakaf sebagai investasi, dapat dilakukan langkah-langkah strategis , seperti adanya manajemen yang baik dan analisis yang matang terhadap risiko yang mungkin terjadi dan usaha-usaha lainnya.

Islam melarang memanfaatkan lembaga wakaf untuk keuntungan suatu kelompok, akan tetapi Islam membolehkan lembaga wakaf untuk mengembangkan harta wakaf untuk kemaslahatan umat Dengan demikian, wakaf dalam bentuk kebendaan seperti tanah, sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, rumah sakit,dan lembaga publik lainnya dapat dimanfaatkan untuk keuntungan umat yang bisa diolah berbentuk investasi publik.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah analisis deskriptif. Dalam proses kegiatan analisa deskriptif penulis melakukan kegiatan mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggam-barkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah kegiatan pengumpulan data, pengelompokkan data, penentuan nilai, analisis dan kesimpulan.

PEMBAHASAN

Peranan wakaf sangat besar dalam menunjang pelaksanaan pendidikan. Dengan wakaf umat Islam mendapatkan kemudahan dalam mengembangkan pendidikan, baik sarana maupun prasarana pendidikan. Dewasa ini

(7)

50 potensi wakaf di Indonesia terhitung cukup besar. Menurut data yang dihimpun Departemen Agama RI, jumlah tanah wakaf di Indonesia mencapai 2.686.536.656, 68 meter persegi (dua milyar enam ratus delapan puluh enam juta lima ratus tiga puluh enam ribu enam ratus lima puluh enam koma enam puluh delapan meter persegi) atau 268.653,67 hektar (dua ratus enam puluh delapan ribu enam ratus lima puluh tiga koma enam tujuh hektar) yang tersebar di 366.595 lokasi di seluruh Indonesia. 121

Berlandasan data diatas besarnya potensi yang terdapat dalam wakaf khususnya wakaf produktif, dengan pengelolaan secara tekun, amanah, profesional dan penuh komitmen tentu akan mampu menghasilkan beberapa keuntungan untuk dunia ekonomi yang bisa digunakan untuk pendidikan. Dalam sistem perkembagannya tanpak adanya keterkaitan antara pendidikan dan wakaf, dimana wakaf/ lembaga wakaf menjadi sumber dana keuangan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan sehingga pendidikan yang ada dapat berjalan sesuai yang kita inginkan.

Pada zaman kelasik, banyak sekali orang Islam bersaham dalam mendirikan sekolah-sekolah untuk tempat anak-anak belajar, bahkan mereka berlomba-lomba mendirikannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.122 Bukan hanya masyarakat biasa, khalifah-khalifah Islam juga berlomba-lomba mendirikan sekolah-sekolah tinggi Islam dan melengkapinya dengan pasilitas yang sempurna seperti iwan 123, asrama, kamar mandi, taman rekreasi, ruang makan, dapur, setiap sekolah mempunyai sumber penghasilan sendiri yaitu yang berasal dari harta wakaf yang diperuntukkan buat pembiayaan-pembiayaan mahasiswa dan para guru124. Hal ini tidak bisa terbantahkan lagi, sudah banyak bukti nyata dari

121 Artikel , 3 Desember 2010, Oleh H.M. Cholil

Nafis, Ph.D

http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/artikel/704-peluang-kemitraan-investasi-wakaf-produktif.html

122 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: BulanBintang, 1970), h.

55-56

123 Iwan: ruangan yang luas atau auditorium yang

cukup luas untuk menampung mahasiswa yang haus akan ilmu guna mendengarkan kuliah

124

M. Athiyah al-Abrasyi, Ibid, h79-80

sejarah yang menjelaskan peran wakaf dalam mendukung pelaksanaan pendidikan dalam Islam, diantaranya:125

1. Madrasah Nizamiyah di Baghdad 2. Madrasah Al-Muntasiriyah di Baghdad 3. Madrasah An-Nasiriyah di Cairo

4. Madrasah Annuriah di DamascusDi Mesjid Amr bin „As, terdapat kelompok pengajaran Imam Syafi‟i yang diberi nama “Zawiyah” dan kelompok “Sahibiyah”, dimana dua kelompok ini memiliki tanah wakaf untuk pembiayaannya126

5. Darul Ilmi yang didirikan oleh Abu Nasr Sabur bin Ardasyir pada tahun 383 H, yang mana bagunan perpustakaan ini menyediakan harta wakaf untuk pembiayaan oprasionalnya.127

Perkembangan pendidikan di Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan Islam, dimana Lembaga pendidikan Islam telah memainkan fungsi dan peranan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zaman.128 Sudah tak bisa dipungkiri lagi, banyak bukti-bukti sejarah yang mencatat akan peranan wakaf dalam mendukung pelaksanaan pendidikan terutama dalam pendidikan Islam baik dari zaman Rasulullah SAW hingga masa kontemporer sekarang ini, hal ini dapat dilihat dari perkembangan madrasah, pasantren sekolah-sekolah umum yang telah didirikan dan dipertahankan dengan dana wakaf baik dari dermawan maupun dari suwadaya masyarakat. Sekolah yang dibiayai oleh dana wakaf lebih memperhatikan pelajaran yang berbasiskan agama Islam, seperti Fiqih, Alquran-Hadis, Tafsir, Bahasa Arab dan lain sebagainya. Adapun lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah dan pesantren yang didirikan di Indonesia berasal dari suwadaya masyarakat/ (wakaf ), seperti:

1. Madrasah Adabiyah School 2. Madrasah Diniyyah School 3. Madrasah Muhammadiyah 4. Sumatra Tawalib 125 Ibid, h. 80 126 Ibid, h.60 127 Ibid, h. 88

128 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam,

(menelusuri jejak sejarah pendidikan era rasulullah sampai Indonesia), (Jakarta:Kecana, 2007), h.279

(8)

51 5. Madrasah Salafiyah

Wakaf yang dikenal memiliki tujuan untuk kesejahteraan ummat, yang dikelola oleh Lembaga wakaf inilah yang memberikan kepada sekolah-sekoah pendidikan. Pengelolaan lembaga pendidikan dalam pendidikan Islam dapat diterapkan dengan dukungan finansial dari wakaf. Wakaf merupakan ibadah sunah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. serta untuk memperoleh pahala yang mengalir terus menerus selama harta wakaf masih dimanfaatkan, walaupun orang yang mewakafkan telah tiada. Secara praktis pewakaf telah berhenti kepemilikan hartanya, sehingga pewakaf sebenarnya tidak bisa menginterfensi segala kebijakan terhadap harta wakaf yang telah diserahkan kepada wakif. Seluruh harta wakaf akan menjadi milik ummat islam dan akan dipergunakan dengan seutuhnya untuk kemaslahatan ummat.

KESIMPULAN

Harta wakaf sangat potensial mendukung perkembangan dunia pendidikan, karena Wakaf merupakan salah satu bentuk investasi masa depan bagi umat Islam, dimana dengan mengembangkan atau mengelola harta wakaf produktif akan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar manfaatnya. Barang atau pelayanan yang diperoleh dari pengelolaan harta wakaf dapat dijual kepada para konsumen yang membutuhkan, sehingga hasilnya dapat disalurkan untuk orang yang membutuhkan sesuai dengan tujuan wakaf. Oleh karena itu, kontribusi wakaf dalam ekonomi berbentuk investasi sangat penting untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya pada bidang pendidikan.

REFERENSI

Al-Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, 1970, Jakarta: Bulan Bintang.

Syukur Fatah, Sejarah Pendidikan Islam, 2012, Semarang: Pustaka Rizki Putra

Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo

Suhendi Hendi, Fiqih Muamalah, 2002 Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, tth, Beirut: Dar al-Fikr, juz 3.

Kompilasi Hukum Islam.

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, 2013, Jakarta: Kencana.

Mundzir Qaf, Manajemen Wakaf Produktif, 2004, Jakarta: Khalifah.

Nawawi Ismail, Fiqih Muamalah Kelasik dan Kontemporer, 2012, Surabaya: Ghalia Indonesia

http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/artikel/70 4-peluang-kemitraan-investasi-wakaf-produktif.html oleh M.Cholil Nafis. Artikel Jumat 3 Desember 2010

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (menelusuri jejak sejarah pendidikan era rasulullah sampai Indonesia),2007, Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dosis yang diberikan dalam jumlah lebih besar seperti pada pemberian pupuk kandang pada tanaman buah (durian) maka ukuran lubang tanam menyesuaikan dengan ukuran pupuk

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung pemasaran dan pengembangan objek wisata di

Materi IPA yang diajarkan kepada siswa adalah contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada proses pembelajaran semua materi dikaitkan dengan kehidupan

Produksi arang terpadu dengan hasil cuka kayu dari limbah kayu dengan menggunakan tungku drum ganda yang dilengkapi alat pengkondensasi asap berkisar 6,00 - 15,00 kg.. Rendemen

Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti memiliki gagasan untuk mengembangkan modul buta aksara yang telah disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan masyarakat

Dari data, baru diketahui bentuk wakaf produktif dalam pasal 43 ayat 2 yang menyatakan bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf secara produktif antara lain

sesuai dengan prinsip syariah dan secara produktif nazir tidak boleh melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas ijin tertulis dari Badan

Dalam upaya produktifitas aset wakaf, mulai kembali dibahas mengenai efisiensi wakaf uang (tunai) dalam pemanfaatan harta tanah secara produktif. Wakaf uang adalah wakaf