• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. BIOLOGI BUNGA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Secara biologi, bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman karena bunga akan tumbuh menjadi buah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. BIOLOGI BUNGA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Secara biologi, bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman karena bunga akan tumbuh menjadi buah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

merupakan alat perkembangbiakan generatif tumbuhan angiospermae. Bunga harus muncul pada saat tumbuhan telah mencapai usia tertentu. Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Bunga lengkap (complete) dan bunga tidak lengkap (incomplete). Bunga lengkap mempunyai empat bagian, yaitu kelopak (calyx), mahkota (carolla), benang sari (stamen) dan putik (pistil). Apabila bunga tersebut tidak mempunyai salah satu atau lebih dari empat bagian tersebut maka bunga tersebut dinamakan bunga tidak lengkap. b. Bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga, disebut juga berkelamin dua (hermaprodite). Bunga tidak sempurna merupakan bunga yang hanya mempunyai salah satunya (putik atau benang sari saja) dalam satu bunga.

Kelopak atau tajuk disebut perhiasan bunga, akibat warna dan bunganya yang indah maka dapat menarik perhatian berbagai jenis serangga. Bunga yang tidak mempunyai perhiasan disebut bunga telanjang, selain bunga hermaprodite, dikenal juga bunga jantan (masculus) dan bunga betina (femineus). Bunga jantan (masculus) mempunyai polen dan tidak membentuk putik, akibat tidak mempunyai putik, bunga jantan tidak tumbuh menjadi buah. Bunga betina (masculus) mempunyai putik tetapi tidak membentuk polen. Bunga tersebut dapat tumbuh menjadi buah jika mengalami penyerbukan dengan polen dari bunga jantan. Bunga jantan dan bunga betina dapat terbentuk pada satu tanaman atau pada batang yang sama. Tanaman yang membentuk bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon disebut berumah satu atau serumah (monocious). Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada dua tanaman, yaitu bunga jantan terdapat pada tanaman yang satu dan bunga

(2)

betina pada tanaman yang lain, maka tanaman ini disebut berumah dua (diocious).

Bagian-bagian utama bunga adalah kelopak bunga, benang sari dan putik. Bunga yang memiliki semua bagian bunga disebut bunga sempurna, sedangkan bunga yang tidak mempunyai satu atau lebih bagian bunga disebut bunga tidak sempurna. a) Kelopak bunga (Calyx) adalah bagian terluar bunga dan kedudukannya terletak di dasar bunga yang berfungsi untuk melindungi kuncup bunga. Lembaran kelopak bunga disebut daun kelopak (sepal). b) Mahkota bunga (Corolla) merupakan bagian bunga yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga yang membantu penyerbukan. Lembaran dari mahkota bunga disebut daun mahkota (petal). c) Benang sari (stamen) merupakan alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sel kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari (filamen), kepala sari (anther) dan serbuk sari (polen). d) Putik (Pistillum) merpakan alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur (ovum). Putik terdiri atas kelapa putik (stigma), tangkai putik (stillus) dan bakal buah (ovarium).

Dalam ilmu budidaya dan pemuliaan tanaman, mempelajari biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting. Dengan mempelajari biologi bunga maka para pemulia tanaman akan dapat melakukan kegiatan pemuliaan tanaman karena dalam biologi bunga akan dipelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan. Mempelajari biologi bunga juga bermanfaat untuk menentukan tipe penyerbukan tanaman (penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). 2. Tujuan Praktikum

a. Memahami biologi bunga pada tanaman

b. Memahami fungsi biologi bunga dalam kaitannya dengan pemuliaan tanaman.

c. Mampu menggambarkan serta menguraikan bagian dari suatu bunga serta fungsinya pada tanaman.

B. Metode Praktikum

(3)

Praktikum Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Acara 1 Biologi Bunga dilaksanakan pada hari Senin, 14 Maret 2016 pukul 15.30-17.00 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2. Bahan dan Alat

a. Bahan yang digunakan dalam praktikum acara biologi bunga adalah: 1) Bunga padi (Oriza sativa)

2) Bunga pepaya (Carica papaya) 3) Bunga cabai (Capsicum annum) 4) Bunga jagung (Zea mays)

b. Alat yang digunakan dalam praktikum acara biologi bunga adalah: 1) Jarum preparat

2) Gunting 3) Pinset 4) Alat gambar 3. Cara Kerja

a. Menyiapkan bunga-bunga yang akan diamati. b. Perhatikan bagian-bagiannya secara teliti

c. Gambarkan pada kertas pekerjaan masing-masing bunga dan bagian-bagiannya.

d. Sebutkan type bunga dan macam penyerbukannya untuk bunga yang akan diamati.

C. Tinjauan Pustaka

Biologi bunga penting untuk diketahui supaya dapat menetukan keseragaman buah, menentukan pohon induk dan mengetahui bermacam-macam bunga. Dalam ilmu budidaya dan pemuliaan tanaman, mempelajari biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting. Dengan mempelajari biologi bunga maka para pemulia tanaman akan dapat melakukan kegiatan pemuliaan tanamn karena dalam biologi bunga akan dipelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan. Mempelajari biologi bunga juga bermanfaat untuk

(4)

menentukan tipe penyerbukan tanaman penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang (Warisno 2010).

1. Bunga Padi (Oriza sativa)

Berdasarkan tata nama atau sisrematika tumbuh-tumbuhan, tanaman padi dimasukkan ke dalam klasifikasi dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub Divisi Angiospermae, Class Monocotyledonae, Ordo Poales, Familia Poacea, Genus Oryza dan Spesies Oryza sativa. Bunga padi (Oryza sativa) secara kesekuruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai diebut spikelet yang pada hakikatnya adalah bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior. Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang-cabang primer dan sekunder. Tiap unit bunga padi pada hakikatnya adalah floret yang hanya terdiri atas satu organ betina (pistil) dan 6 organ jantan (stamen). Stamen memiliki dua sel kepala sari yang ditopang oleh tangkai sari berbentuk panjang, sedangkan pistil terdiri atas satu ovul yang menopang dua stigma melalui still pendek (Karim 2011).

Bunga padi adalah bunga terminal yang berbentuk malai terdiri dari bunga-bunga tunggal (spikelet). Tiap bunga terdiri dari 2 lemma steril, lemma (sekam besar), palea (sekam kecil), 6 buah benang sari yang masing-masing memiliki 2 kotak sari dan sebuah putik. Kepala putik berjumlah 2 buah dengan bulu-bulu halus, pada dasar bunga terdapat lodikula yang berperan penting terhadap mekarnya bunga. Ketika akan berbunga, lodikula mengembang serta mendorong lemma dan palea sehingga terpisah dan membuka. Bunga mekar diikuti dengan pecahnya kotak sari serta menutupnya kembali lemma dan palea yang memungkinkan tepung sari menempel pada kepala putik pada bunga yang sama (Syukur et al 2012).

Tanaman padi menghasilkan bunga sempurna kumpulan bunga padi disebut malai, yang menopang bunga pada cabang primer dan sekunder. Tiap unit bunga paa malai disebut spkelet. Bunga terdiri

(5)

atas tangkai (pedicle), dua buah sekam mahkota (lemma dan palea), satu organ betina (pistil atau putik), dan enam organ jantan (stament atau benang sari). Benang sari terdiri atas enam kepala sari (anther) yang berisi serbuk sari dan ditopang oleh tangkai sari (filament). Kepala sari merupakan empat kantung memanjang tempat penyimpanan serbuk sari. Tangkai sari adalah tangkai memanjang yang menopang kepala sari. Pada bagian ini terdapat jaringan vaskuler yang berfungsi mendistribusikan nutrisi dan air ke kepala sari. Putik trdiri atas satu bakal buah (ovule/ ovary) yang menopang dua kepala putik (stigma) melalui dua tangkai putik (stylus). Kepala putik padi umunya berwarna putih atau ungu. Pada dasar bunga dekat palea terdapat dua struktur transparan yang disebut lodikula (lodicules) yang berperan penting dalam membuka dan menutupnya spikelet. Lemma dan palea merupakan modofikasi batang untuk melindungi organ-organ bunga. Lemma relatif lebih besar dibanding palea. Saat bunga menutup, lemma akan menutupi sebagian palea. Ujung runcing diatas lemma disebut awn atau ujung gabah (Widyastuti et al 2012).

2. Bunga Pepaya (Carica papaya)

Pepaya merupakan tanaman yang bersala dari Mexico bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta India. Tanaman ini menyebar ke berbagai negara tripis termasuk Indonesia di abad ke-17. Suku Caricaceae memiliki empat marga yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan Cylimorpha. Ketiga marga pertama merupakan tanaman asli Mexico bagian selatan serta bagian utara dari Amerika Selatan, sedangkan marga keempat merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Marga Carica memiliki salah satu diantaranya adalah papaya. Sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanamn pepaya (Carica papaya) diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophtya,

(6)

Class Dicotyledonae, Ordo Caricales, Family Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya (Warisno 2010).

Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (peunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut disebut inflorensia yang duduk pada ketiak daun. Tanaman pepaya memilki tiga jenis bunga , yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus) dan bunga sempurna (hermaprodite). Bunga jantan adalah bunga yang hanya memilki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memilki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis bunga yang memilki putik dan benang sari disebut sebagi bunga sempurna. Bunga jantan mudah dikenal karena memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama yang terdapat pada pangkal tangkai adalah bunga jantan. Bunga jantan ini memiliki ciri-ciri putik atau bakal buah yang tidak berkepala karenanya tidak dapat menjadi buah, sedangkan benang sari susunannya sempurna. Bunga sempurna (hermaprodite) memilki putik dengan bakal buah dan benang sari. Saat muncul sampai mekar berlangsung 45-47 hari, biasanya terletak di ujung tangkai bunga pepaya, yang dapat melakukan penyerbukan sendiri. penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Bunga betina hanya menghasilkan bunga betina, bakal buahnya sempurna tidak berbenang sari, uuntuk dapat menjadi buah harus diserbuki bunga jantan dari luar. Pepaya betina berbunga sepanjang tahun, buah bulat bertangkai pendek. Pepaya sempurna (hermaprodite) memiliki bunga yang sempurna susunannya, ia memiliki bakal buah dan benang sari, sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri (Baga 2010).

Tanaman pepaya memilki tiga jenis bunga yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistilate) dan bunga sempurna (hermaphrodite). 1) Bunga jantan biasanya tersususm dalam rangkaian bunga bertangkai panjang. Corolla (mahkota) bunga terdiri

(7)

dari lima helai dan berukuran kecil-kecil, letaknya saling melekat pada bagian bawah sehingga berbentuk tabung, sedangkan bagian atasnya saling terlepas sehingga berbentuk corong. Stamen (benang sari) berjumlah 10 buah, lima buah berukuran panjang dan lima buah berukuran pendek, tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Ovarium (bakal buah) mengalai rudimeter sehingga tidak menghasilkan buah. 2) Bunga betina berukura agak besar dan memilki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat. Bunga tidak memikliki stamen, memilki lima buah pistillum (putik). Mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga. 3) Bunga sempurna umumnya memiliki putik dengan bakal buah dan benang sari, kecuali bunga sempurna rudimeter. Bunga sempurna dibedakan menjadi bunga sempurna elongata, bunga sempurna petandria, bunga sempurna antara dan bunga sempurna rudimeter (Syukur et al 2012).

Menurut bentuk bunganya, bunga pepaya dapat dibagi menjadi tiga golongan utama, yaitu bunga jantan, bunga sempurna (hermaprodite atau berkelamin dua) dan bunga betina. Bunga jantan pada pepaya digunakan untuk membuat bongko, Bunga jantan lebih mudah dikenali karena tersusun atas rangkaian bunga yang bertangkai panjang. Adapun ciri-ciri yang khas dari bunga jantan adalah sebagai berikut, biasanya memiliki banyak cabang, berbentuk tabung yang yang ramping dengan panjang sekitar 2,5 cm, memiliki lima buah daun bunga yang berukuran kecil-kecil, daun bunga bagian bawah terletak saling berlekatan, sedangkan daun bunga bagian atas saling terlepas sehingga seperti corong. Bunga tidak dapat menghasilkan buah karena tidak mempunyai bakal buah maupun putik, hanya berperan sebagai tepung sari. Pada ujung rangkaian bunga biasanya terdapat beberapa bunga sempurna dengan bakal buah berbentuk

(8)

bulat telur dan berukuran kecil-kecil yang sering disebut pepaya gantung.

Bunga sempurna disebut juga bunga berkelamin dua (hermaprodit) karena dalam satu kuntum bunga terdapat putik, bakal buah dan benang sari. Umumnya, bunga sempurna memiliki tangkai bunga yang pendek. Dalam dunia tumbuhan, khususnya pada bunga pepaya, dikenal ada empat macam bunga sempurna. 1) Bunga sempurna elongata memiliki ciri-ciri terdiri atas lima buah daun bunga, yang sebagian besar 2

/

3

-

3

/

4 di antaranya sling berlekatan dan berbentuk mirip dengan bunga jantan (seperti corong). 2) Bunga sempurna petandria memilki ciri-ciri memiliki lima buah daun bunga yang sebagian besar terletak di bagian ujung dan saling lepas. Daun bunga bagian bawah bersatu dan melekat pada bakal buah sampai

¾-nya. 3) Bunga sempurna antara memiliki ciri-ciri memiliki lima buah daun bunga, ada yang terlepas dan ada yang saling berlekatan 2

/

3 dari bakal buah. 4) Bunga sempurna ridimetair memiliki ciri-ciri memilki lima buah daun bunga yang berbentuk corong 2

/

3

-

3

/

4 di antaranya saling berlekatan. Bunga betina, mempunyai ciri-ciri: memiliki lima buah daun bunga yang saling lepas pada bagian atas, namun pada bagian dasar saling melekat. Tidak memiliki benang sari, bakal buah terdiri atas lima daun buah yang berbentuk agak bulat dan licin. Bunga betina dapat menjadi buah bila diserbuki tepung sari bunga jantan dari tanaman lain (Warisno 2010).

3. Bunga cabai (Capsicum annum)

Tanaman cabai berasal dari daerah tropik dan subtropik. Benua Amerika khususnya Colombia, Amerika Selatan dan terus menyebar ke Amerika Latin. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia dilakukan pedangan Spanyol dan Portugis. Diperkirakan terdapat 20 jenis spesies cabai yang sebagian besar hidup dan berkembang di Benua Amerika. Terdapat kedudukan atau taksonomi pada tanaman cabai rawit yaitu termsuk ke

(9)

dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub Divisi Angiospermae, Class Dicotyledonae, Ordo Solanes, Famili Solanaceae, Genus Capsicum dan Spesies Capsicum annum (Cahyono 2010).

Bunga tanaman cabai merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun, dengan mahkota berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop) tetapi dapat juga terjadi secara silang dengan keberhasilan sebesar 5 % . Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman, sedangkan penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari tanaman yang berbeda (Warisno et al 2010).

Bunga cabai tergolong bunga lengkap karena terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Kelopak bunga berjumlah enam helai berwarna kehijauan. Mahkota bunga terdiri atas 5-7 petal berwarna putih susu atau kadang-kadang ungu. Posisi bunga menggantung, panjang bunga biasanya 0,8-1,5 cm, lebar 0,5 cm dan panjang tangkai bunga antara 3-8 cm. Tangkai putik berwarna putik panjangnya sekitar 0.5 cm. Kepala putik berwarna kekuning-kuningan. Tangkai sari berwarna putih dengan panjang sekitar 0,5 cm. Kepala sari yang belum matang berwarna biru atau ungu. Dalam satu bunga terdapat satu putik dan 5-7 benang sari. Bunga cabai umumnya merupakan bunga tunggal (kecuali pada spesies tertentu berbunga ganda), terletak pada hampir setiap ruas (nodus). Capsicum annum mempunyai satu bunga/ ruas (Syukur et al 2012).

4. Bunga jagung (Zea mays)

Jagung merupakan jenis tanaman serealia dan merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari dengan tinggi yang bervariasi. Umumnya tanaman jagung berketinggian antara 1m sampai 3m. Jagung merupakan tanaman berumah satu atau monoecious karena letak bunga jantan terpisah

(10)

dengan bunga betina pada satu tanaman. Berdasarkan tata nama atau sisrematika tumbuh-tumbuhan, tanaman jagung dimasukkan ke dalam klasifikasi Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub Divisi Angiospermae, Class Monocotyledonae, Ordo Poales, Familia Poacea, Genus Zea dan Spesial Zea mays (Melwita 2014).

Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious), bunga jantan (staminate) terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada pertengahan batang. Tanaman jagung bersifat protandy, yaitu bunga jantan umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina, oleh karena itu bunga jantan dan bunga betina yang terpisah akibat sifatnya yang protandry tersebut, maka jagung mempunyai sifat menyerbuk silang. Produksi tepung sari (pole) dari bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tanaman. Bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon jenggel, penutup kelobot dan rambut-rambut (Purwono 2010).

Bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama, sedangkan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Bunga jantan berbentuk malai longgar (tassel), terdiri dari bulir poros tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga (spiklet) atau lebih, cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Bunga tassel memiliki benang sari dan putik rudimeter (tidak berkembang). Bunga betina terbentuk sebagai spikelet yang tumbuh dalam barisan yang berpasangan pada tongkol. Jumlah barisan berkisar antara 8-20 tergantung kultivar. Setiap spikelet terdiri atas dua bunga, bunga bagian bawah biasanya gugur. Bunga betina memiliki putik dengan tangkai yang sangat panjang (rambut) dari putik tunggal. Primordia sari tidak tumbuh sejak awal perkembangan bunga (Syukur et al 2012).

(11)

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Biologi bunga padi (Oriza sativa), bunga pepaya (Carica papaya), bunga cabai (Capsicum annum) dan bunga jagung (Zea mays).

N o

Gambar Tipe Bunga Penyerbuka

n 1

Ga mbar Bunga jantan pepaya

(Carica papaya) 1. Kepala sari 2. Mahkota 3. Tangkai sari 4. Kelopak bunga 5. Tangkai bunga Bunga jantan/ Stamen Penyerbuka n silang/cross-pollinated crop

Gambar Bunga betina pepaya (Carica papaya) Bunga betina/ Pistil Penyerbuka n silang/cross-pollinated crops

(12)

1. Mahkota bunga 2. Kepala putik 3. Tangkai putik 4. Ovulum 5. Kelopak bunga

Gambar Bunga banci pepaya (Carica papaya) 1. Mahkota bunga 2. Kepala sari 3. Tangkai sari 4. Kepala putik 5. Tangkai putik 6. Ovulum 7. Kelopak bunga Bunga banci/ hermaproditus Penyerbuka n sendiri/ self-polinates crops 2

Gambar bunga hermaproditus cabai

Bunga banci/ hermaproditus Penyerbuka n sendiri/ self-polinates crops

(13)

(Capsicum annum) 1. Mahkota bunga 2. Kepala putik 3. Tangkai putik 4. Kepala sari 5. Tangkai sari 6. Ovulum 7. Kelopak bunga 3

Gambar bunga hermaproditus padi (Oryza sativa) 1. Kepala sari 2. Tangkai sari 3. Kepala putik 4. Tangkai putik 5. Ovulum 6. Mahkota bunga 7. Tangkai bunga Bunga Banci/ Hermaproditus Penyerbuka n sendiri/ self-pollinated crops 4

Gambar 1.4.1 Bunga jantan jagung

Bunga Jantan/ Stamen Penyerbuka n silang/cross-polinates crops

(14)

(Zea mays) 1. Kepala sari

2. Tangkai sari 3. Mahkota bunga

Gambar 1.4.2 Bunga betina jagung (Zea mays)

1. Rambut

2. Kelobat/ kulit jagung 3. Ovule/ ovulum Bunga betina/ Pistil Penyerbuka n silang / cross-polinates crops

Sumber : Hasil Pengamatan 2. Pembahasan

a. Bunga Padi (Oryza sativa)

Syukur (2012) menyatakan bahwa bunga Padi (Oriza sativa) merupakan bunga lengkap karena terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Bunga padi adalah bunga termal yang berbentuk malai terdiri dari bunga-bunga tunggal (spikelet). Tiap bunga tunggal terdiri dari 2 lemma steril, lemma (sekam besar), palea (sekam kecil), 6 buah benang sari yang masing-masing memilki 2 kotak sari dan sebuah putik. Kepala putik berjumlah 2 buah dengan bulu-bulu halus.

Widyastuti (2012) menyatakan bahwa tanaman padi menghasilkan bunga sempurna kumpulan bunga padi disebut malai, yang menopang bunga pada cabang primer dan sekunder. Tiap unit bunga paa malai disebut spkelet. Bunga terdiri atas tangkai (pedicle), dua buah sekam mahkota (lemma dan palea), satu organ betina (pistil atau putik), dan enam organ jantan (stament atau benang sari). Benang sari terdiri atas

(15)

enam kepala sari (anther) yang berisi serbuk sari dan ditopang oleh tangkai sari (filament). Kepala sari merupakan empat kantung memanjang tempat penyimpanan serbuk sari. Tangkai sari adalah tangkai memanjang yang menopang kepala sari. Pada bagian ini terdapat jaringan vaskuler yang berfsungsi mendistribusikan nutrisi dan air ke kepala sari. Putik trdiri atas satu bakal buah (ovule/ ovary) yang menopang dua kepala putik (stigma) melalui dua tangkai putik (stylus). Kepala putik padi umunya berwarna putih atau ungu. Pada dasar bunga dekat palea terdapat dua struktur transparan yang disebut lodikula (lodicules) yang berperan penting dalam membuka dan menutupnya spikelet. Lemma dan palea merupakan modifikasi batang untuk melindungi organ-organ bunga. Lemma relatif lebih besar dibanding palea. Saat bunga menutup, lemma akan menutupi sebagian palea. Ujung runcing diatas lemma disebut awn atau ujung gabah.

Syukur (2012) menyatakan bahwa bunga Padi (Oriza sativa) termasuk dalam tipe bunga hermaproditus, dikatakan bunga hermaproditus dikarenakan mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga. Bagian-bagian pada bunga padi adalah kepala sari (anther), tangkai sari (filament), kepala putik (stigma), tangkai putik (style), ovulum, mahkota bunga (corolla), tangkai bunga dan lemma. Tipe penyerbukan pada bunga padi adalah tipe penyerbukan sendiri (self pollinated crop). Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genteik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud adalah kemampuan sel kelamin tanaman untuk dapat bergabung sendiri.

Susunan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga tertentu sehingga dapat menghalangi masuknya tepung sari tanaman lain ke sel telur. Beberapa mekanisme yang dapat menghalangi tepung sari lain, antara lain bunga tidak membuka, butir tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, serta putik memanjang segera setelah tepung

(16)

sari masak. Padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri yaitu organ betina dan jantan berada pada bunga yang sama (autogami). Penyerbukan adalah peletakan polen ke kepala putik. Beberapa karakter padi, baik secara morfologi tanaman (tinggi tanaman, panjang dan sudut daun bendera, eksersi malai) maupun karakter bunga padi (ukuran putik dan kepala sari, eksersi malai) dapat mempengaruhi penyerbukan padi. Semua karakter ini dapat memfasilitasi penyebaran serbuk sari dan penerimaan putik terhadap serbuk sari.

Karakteristik moarfologi tanaman yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyerbukan alami pada padi antara lain: 1) Kemampuan membentuk anakan yang banyak. Jumlah malai/m2 dan jumlah spikelet/

malai merupakan komponen utama dalam produksi benih, kaitanya dengan ketersediaan serbuk sari dalam jumlah yang lebih banyak, oleh karena itu kemampuan membentuk anakan yang banyak dan malai dengan banyak spikelet harus menjadi sifat dasar dari tetua jantan. Berbeda dengan tetua betina, sifat ini akan menentukan banyaknya benih yang akan dipanen. 2) Jumlah spikelet/ malai pada tetua betina mengandung paling sedikit 100 butir gabah (spikelet), pada tetua jantan malai harus panjang dan berisi 125 atau lebih spikelet. 3) Posisi malai yang tidak keluar dari daun bendera pada tetua jantan akan menyebabkan rendahnya jumlah serbuk sari yang lepas ke udara. Daun bendera yang menutupi sebagian besar atau seluruh bagian malai, akan menghambat terjadinya polinasi secara normal dan akan menurunkan jumlah biji yang terbentuk.

Karakteristik morfologi tanaman yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyerbukan alami pada padi yaitu ukuran dan posisi daun bendera yang diharapkan tidak mengganggu sirkulasi serbuk sari dari tetua jantan ke tetua betina. Daun bendera yang kecil dan horizontal berguna untuk meningkatkan tingkat serbuk silang dibanding daun bendera yang panjang dan tegak. Galur mandul jantan (galur A) umunya memilki tinggi tanaman sekitar 80 cm sedangkan galur B atau R sebaliknya memilki tanamn >10-20 cm lebih tinggi dibanding galur

(17)

A. Penampilan tanamaan tetua jantan yang lebih tinggi dibanding tetua betina diharapkan mampu mendukung penyebaran serbuk sari dari tetua jantan ke kepala putik.

Beberapa karakteristik bunga pada tetua betina yang dapat memfasilitasi reseptif putik terhadap serbuk sari adalah: 1) Ukuran kepala putik yang besar, panjang dan berbulu akan memperluas area penerimaan serbuk sari sehingga akan memperbesar kemungkinan serbuk sari dapat diterima kepala putik. 2) Tangkai putik yang panjang, selain mendukung kepala putik, tangkai putik yang panjang dan memperbesar kemungkinan penerimaan serbuk sari dan tetua jantan. 3) Eksersi kepala putik (eksersi stigma), bunga yang sempurna harus mempunyai kepala putik yang tetap berada di luar setelah lemma dan palea menutup. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan penyerbukan oleh tepung sari. Terdapat korelasi yang tinggi antara pengisian gabah dengan eksersi kepala putik pada tanaman galur A. Tanaman galur A dengan 100% stigma eksersi akan menghasilkan setidaknya 80% gabah isi pada kondisi polinasi yang bagus.

Karakter yang paling dibutuhkan oleh tetua betina terutama jumlah spikelet yang mempunyai eksersi kepal putik/ malai yang tinggi (70%). Semakin tinggi persentase eksersi kepala putik pada satu malai tanamn semakin besar kemungkinan terbentuknya gabah. Karakter ini sering disapatkan pada padi tipe Indica. Periode reseptivitas putik yang lama, kemampuan putik untuk dapat menerima serbuk sari bervariasi, umunya berlangsung 3-7 hari. Sudut membuka bunga besar, sudut membuka lemma dan palea yang besar dapat meningkatkan kemungkinan diterimanya serbuk sari oleh kepal putik. Sudut berbunga pada tetua betina bekisar antara 260-360. Lama membuka bunga, besarnya rasio

panjang dan lebar spikelet berhubungan dengan ukuran kepala putik satau kepala sari dan durasi membuka bunga. Semakin besar ukuran spikelet, semakin lama waktu membuka bunga.

(18)

Faktor lingkungan mempengaruhi penyerbukan padi, termsuk temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Penelitian IRRI mengindifikasi persentase pengisian gabah dan hasil galur-galur A berkorelasi negatif dengan kelembaban relatif. Hasil tertinggi gabah terdapat pada pertanaman yang pembungaan tertuanya terjai pada akhir Februari atau awal Maret pada saat kelemababap relatif 50-60% dan kecepatan angin di atas 2,5 m/detik atau 10-15 km/jam. Persentase membukanya spikelet umumnya menurun pada saat temperatur tinggi, kelembaban rendah atau temperatur rendah dan kelembaban tunggi. Kondisi tersenut juga menurunkan viabilitas serbuk sari tetua jantan dan reseptivitas putik pada tetua betina (Widyastuti et al 2012).

b. Bunga Pepaya (Carica papaya)

Tanaman pepaya memilki tiga jenis bunga yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistilate) dan bunga sempurna (hermaphrodite). Bunga jantan biasanya tersusun dalam rangkaian bunga bertangkai panjang. Corolla (mahkota) bunga terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil, letaknya saling melekat pada bagian bawah sehingga berbentuk tabung, sedangkan bagian atasnya saling terlepas sehingga berbentuk corong. Stamen (benang sari) berjumlah 10 buah, lima buah berukuran panjang dan lima buah berukuran pendek, tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Ovarium (bakal buah) mengalai rudimeter sehingga tidak menghasilkan buah.

Pepaya jantan mudah dikenal karena ia memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama yang terdapat pada pangkal tangkai adalah bunga jantan. Bunga jantan ini memiliki ciri-ciri putik atau bakal buah yang tidak berkepala karenanya tidak dapat menjadi buah, sedangkan benang sari susunannya sempurna. Bunga pepaya jantan (stamen) memiliki tipe penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan silang (cross pollinated crop) adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma

(19)

dengan sel telur dari tanaman yang berbeda. Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk dapat membuahi sel telur. Ciri bunga yang melakukan penyerbukan silang, antara lain: a) secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu b) berbeda waktu masak tepung sari dan sel telur c) adanya bunga monocious atau diocious (Syukur et al 2012).

Bunga betina berukuran agak besar dan memilki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat. Bunga tidak memikliki stamen, memilki lima buah pistillum (putik). Mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga. Pepaya betina hanya menghasilkan bunga betina, bakal buahnya sempurna tidak berbenang sari, untuk dapat menjadi buah harus diserbuki bunga jantan dari luar. Pepaya betina berbunga sepanjang tahun, buah bulat bertangkai pendek. memiliki tipe penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan silang (cross pollinated crop) adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari tanaman yang berbeda. Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk dapat membuahi sel telur. Ciri bunga yang melakukan penyerbukan silang, antara lain: a) secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu b) berbeda waktu masak tepung sari dan sel telur c) adanya bunga monocious atau diocious (Syukur et al 2012).

Bunga sempurna umumnya memiliki putik dengan bakal buah dan benang sari, kecuali bunga sempurna rudimeter. Bunga sempurna dibedakan menjadi bunga sempurna elongata, bunga sempurna petandria, bunga sempurna antara dan bunga sempurna rudimeter. Bunga jagung sempurna (hermaprodite) biasanya terletak di ujung tangkai bunga pepaya, yang dapat melakukan penyerbukan sendiri. penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Pepaya sempurna (hermaprodite) memiliki bunga yang sempurna susunannya, memiliki bakal buah dan benang sari, sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri.

(20)

Bunga pepaya sempurna memiliki tipe penyerbukan sendiri (self pollinated crop). Penyerbukan sendiri (self pollinated crop) adalah Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud adalah kemampuan sel kelamin tanaman untuk dapat bergabung sendiri. Susunan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga tertentu sehingga dapat menghalangi masuknya tepung sari tanaman lain ke sel telur. Beberapa mekanisme yang dapat menghalangi tepung sari lain, antara lain bunga tidak membuka, butir tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, serta putik memanjang segera setelah tepung sari masak (Syukur et al 2012).

Faktor eksternal yang mempengaruhi penyerbukan bunga pepaya adalah faktor iklim, khususnya terhadap perbedaan suhu dan kelembaban. Pada musim panas dan tamanan menderita stress karena kelembaban rendah maka putik dan benang sari bunga sempurna tidak wajar dan berbentuk karpeloid (tidak sempurna), selain meneyebabkan organ kelamin bunga sempruna menjadi steril dan karpeloid, pengaruh iklim terhadap bunga pepaya juga menimbulkan bentuk-bentik antara pada tiga bentuk dasar bunga papaya, baik pada bunga betina, bunga sempurna dan bunga jantan (Baga 2008).

c. Bunga Cabai (Capsicum annum)

Bunga cabai tergolong bunga lengkap karena terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Kelopak bunga berjumlah enam helai berwarna kehijauan. Mahkota bunga terdiri atas 5-7 petal berwarna putih susu atau kadang-kadang ungu. Posisi bunga menggantung, panjang bunga biasanya 0,8-1,5 cm, lebar 0,5 cm dan panjang tangkai bunga antara 3-8 cm.

Syukur (2012) menyatakan bahwa bunga cabai (Capsicum annum) termasuk dalam tipe bunga hermaproditus karena memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga. Tangkai putik berwarna putik

(21)

panjangnya sekitar 0.5 cm. Kepala putik berwarna kekuning-kuningan. Tangkai sari berwarna putih dengan panjang sekitar 0,5 cm. Kepala sari yang belum matang berwarna biru atau ungu. Dalam satu bunga terdapat satu putik dan 5-7 benang sari.

Bunga cabai (Capsicum annum) termsuk ke dalam tipe penyerbukan sendiri (self pollinated crop). Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genteik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud adalah kemampuan sel kelamin tanaman untuk dapat bergabung sendiri. Susunan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga tertentu sehingga dapat menghalangi masuknya tepung sari tanaman lain ke sel telur. Beberapa mekanisme yang dapat menghalangi tepung sari lain, antara lain bunga tidak membuka, butir tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, serta putik memanjang segera setelah tepung sari masak.

Faktor eksternal yang mempengaruhi penyerbukan bunga cabai adalah angin dan seranga, namun kecenderungan lebih tinggi terjadinya proses penyerbukan silang terutama karena adanya sifat morfologi bunga. Beberapa spesies cabai memiliki bunga bertangkai putik panjang sehingga posisi kepala putik lebih tinggi daripada kotak sari. Penyerbukan sendiri lebih dominan terjadi pada bunga yang memiliki tankai bunga pendek, yaitu posisi kepala putiknya lebih rendah daripada kepala sari.

d. Bunga Jagung (Zea mays)

Jagung merupakan tanaman berumah satu atau monoecious karena letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Tanaman jagung memilki dua jenis bunga yaitu bunga jantan (staminate) dan bunga betina (pistilate). Bunga jantan, terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada pertengahan batang. Tanaman jagung bersifat protandy, yaitu bunga jantan umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style)

(22)

pada bunga betina, oleh karena itu bunga jantan dan bunga betina yang terpisah akibat sifatnya yang protandry tersebut. Bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama, sedangkan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Bunga jantan berbentuk malai longgar (tassel), terdiri dari bulir poros tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga (spiklet) atau lebih, cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Bunga tassel memiliki benang sari dan putik rudimeter (tidak berkembang).

Tipe penyerbukan bunga jantan pada tanaman jagung adalah penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan silang (cross pollinated crop) adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari tanaman yang berbeda. Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk dapat membuahi sel telur. Ciri bunga yang melakukan penyerbukan silang, antara lain: 1) secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu 2) berbeda waktu masak tepung sari dan sel telur 3) adanya bunga monocious atau diocious (Syukur et al 2012).

Bunga betina, terbentuk sebagai spikelet yang tumbuh dalam barisan yang berpasangan pada tongkol. Jumlah barisan berkisar antara 8-20 tergantung kultivar. Setiap spikelet terdiri atas dua bunga, bunga bagian bawah biasanya gugur. Bunga betina memiliki putik dengan tangkai yang sangat panjang (rambut) dari putik tunggal. Primordia sari tidak tumbuh sejak awal perkembangan bunga. Bunga betina pada tanaman jagung termasuk dalam tipe penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan silang (cross pollinated crop) adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari tanaman yang berbeda. Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk dapat membuahi sel telur. Ciri bunga yang melakukan penyerbukan silang, antara lain; secara morfologi

(23)

bunganya mempunyai struktur tertentu, berbeda waktu masak tepung sari dan sel telur, adanya bunga monocious atau diocious (Syukur et al 2012).

Faktor yang mempengaruhi penyerbukan bunga jagung adalah faktor ekternal yaitu angin. Penyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10-20 km/jam. Angin yang terlalu kencang justru akan merusak tanaman, sedangkan penyerbukan yang dibantu oeh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya terdapat madu di dalamnya (Warisno 2010). E. Kesimpulan

1. Bunga Padi (Oriza sativa) termasuk dalam tipe bunga hermaproditus, Memiliki tipe penyerbukan pada bunga padi adalah tipe penyerbukan sendiri (self pollinated crop).

2. Tanaman pepaya memilki tiga jenis bunga yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistilate) dan bunga sempurna (hermaphrodite). Bunga jantan memiliki tipe penyerbukan berupa penyerbukan silang (cross pollinated crop), bunga betina memilki tipe penyerbukan berupa penyerbukan silang (cross pollinated crop), bunga sempurna memilki tipe penyerbukan berupa penyerbukan sendiri (self pollinated crop).

3. Bunga cabai (Capsicum annum) termasuk dalam tipe bunga hermaproditus dan termsuk ke dalam tipe penyerbukan sendiri (self pollinated crop).

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Baga. 2010. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyono. 2010. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani Cabai Paprika. Yogyakarta: Kanisius.

Karim. 2011. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. www.repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016 pukul 19.50 WIB.

Melwita et al. 2014. Pengaruh Waktu Hidrolisis dan Konsentrasi H2SO4 pada

Pembuatan Asam Oksalat dari Tongkol Jagung. Jurnal Teknik Kimia 2(20): 55-63.

Purwono. 2010. Bertanam Jagung Unggul. Bogor: Penebar Swadaya. Syukur et al. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bogor: Penebar Swadaya. Warisno et al. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia. Warisno. 2010. Budi Daya Pepaya. Yogyakarta: Kanisius.

Widyastuti et al. 2012. Perilaku Pembungaan Galur-Galur Tetua Padi Hibrida. Jurnal Iptek Tanaman Pangan 7(2): 67-75.

Gambar

Tabel 1. Biologi   bunga   padi   (Oriza   sativa),   bunga   pepaya (Carica   papaya),   bunga   cabai   (Capsicum   annum)   dan   bunga jagung (Zea mays).
Gambar Bunga banci pepaya  (Carica papaya) 1. Mahkota bunga 2. Kepala sari 3. Tangkai sari 4
Gambar bunga hermaproditus padi (Oryza sativa) 1. Kepala sari 2. Tangkai sari 3. Kepala putik 4
Gambar 1.4.2 Bunga betina jagung (Zea mays)

Referensi

Dokumen terkait