• Tidak ada hasil yang ditemukan

17 Perbub No.17 Tahun 2012 ttg ULP RAPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "17 Perbub No.17 Tahun 2012 ttg ULP RAPAT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BUPATI BULUNGAN

SALINAN

PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2012

TENTANG

PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin pengadaan barang/jasa Pemerintah yang lebih terintergrasi dan terpadu sesuai dengan Tata Nilai Pengadaan dan meningkatkan efisiensi

serta efektifitas dalam pelaksanaan pengadaan

barang/jasa pemerintah di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bulungan, perlu dilaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 130 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mewajibkan dibentuknya Unit Layanan Pengadaan (ULP) paling lambat pada Tahun 2014, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Unit Layanan

Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bulungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 71);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

(2)

2

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

(3)

3

17. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahum 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indinesia Tahun 2011 Nomor 310);

20. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang

/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun

2008 tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi

Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun

2011 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2011 Nomor 1);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG UNIT LAYANAN

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

BAB I

KENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), menurut asas otonomi daerah dan tugas pembatuan dengan prinsip seluasnya-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

(4)

4

4. Bupati adalah Bupati Bulungan.

5. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disingkat SEKDA adalah Sekretaris

Daerah Kabupaten Bulungan.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD

adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan.

7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat

pemegang kewenangan penggunaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi pengguna APBN/APBD.

8. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah

pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.

9. Bagian Pembangunan adalah Bagian Pembangunan Setda Kabupaten

Bulungan.

10.Kepala Bagian Pembangunan adalah Kepala Bagian Pembangunan

Setda Kabupaten Bulungan.

11.Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut SKPD adalah

Perangkat Pemerintah Kabupetan Bulungan yang terdiri dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan, Sekretariat DPRD Kabupaten Bulungan, Dinas Daerah Kabupaten Bulungan, Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bulungan serta Kecamatan dan Kelurahan.

12.Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang

selanjutnya disingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas

mengembangankan dan merumuskan kebijakan pengadaan

barang/jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

13.Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja yang dibentuk

untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik.

14.Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disingkat ULP adalah unit

organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

15.Kepala ULP adalah Kepala ULP di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Bulungan.

16.Kelompok Kerja ULP selanjutnya disingkat Pokja ULP adalah kelompok

kerja yang berjumlah gasal, beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai kompleksitas pekerjaan, yang bertugas untuk melaksanakan pemilihan penyedia pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan.

17.Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut

Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh

barang/jasa oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

18.Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk malaksanakan

(5)

5

19.Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan

yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/jasa lainnya.

20.Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan

penggunaan barang dan/atau jasa milik Negara/Daerah di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah.

21.Sertifikat Keahlian Pengadaan Barag/Jasa adalah tanda bukti

pengakuan dari Pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan barang/jasa.

22.Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

23.Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan

dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

24.Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).

25.Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu

yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan Pengadaan Barang.

26.Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut kontrak

adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA dengan Penyedia

Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola,

27.Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

28.Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

29.Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi

tinggi, mempunyai resiko tinggi, menggunakan desain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai di atas Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

30.Pengadaan Secara Elektronik atau E-Procurement adalah pengadaan

barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

31.Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disingkat SPSE

adalah kesisteman yang meliputi aplikasi perangkat lunak.

32.Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh

ULP/pejabat pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan barang/jasa.

33.Strategi pengadaan adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk

(6)

6 BAB II

PEMBENTUKAN Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan.

BAB III

KEDUDUDUKAN, TUGAS DAN KEWENANGAN Bagian Kesatu

Kedudukan Pasal 3

(1) ULP merupakan unit pelaksana pengadaan barang/jasa di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Bulungan yang merupakan lembaga non struktural yang berkedudukan pada Bagian Pembangunan.

(2) ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang

Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup Tugas dan Kewenangan Pasal 4

Ruang lingkup tugas dan kewenangan ULP mencakup pelaksanaan

pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang/jasa yang

pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Bagian Ketiga Tugas Pasal 5

Tugas ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi :

a. Mengkaji ulang Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa bersama

PA/KPA;

b. Menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa;

c. Mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di webside,

papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan pada portal pengadaan Nasional;

d. Menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melalui prakualifikasi atau

pascakualifikasi;

e. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap

penawaran yang masuk;

f. Menjawab sanggahan;

g. Menyampaikan hasil pemilihan dan menyerahkan salinan dokumen

pemilihan penyedia barang/jasa kepada PA/KPA;

h. Menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia barang/jasa;

i. Mengusulkan perubahan Harga Perkiraan Sendiri, Kerangka Acuan

(7)

7

j. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada

Bupati;

k. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan

Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

l. Menyusun dan melaksanakan strategi Pengadaan Barang/Jasa di

lingkungan ULP;

m. Melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan menggunakan sistem

pengadaan secara Elektronik di LPSE;

n. Melaksanakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pengadaan

barang/jasa yang telah dilaksanakan; dan

o. Mengelola sistem informasi manajemen pengadaan yang mencakup

dokumen pengadaan, daftar survey harga, daftar kebutuhan barang/jasa, daftar hitam penyedia.

Bagian Keempat Kewenangan

Pasal 6

Kewenangan ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi :

a. Menetapkan dokumen pengadaan;

b.Menetapkan besaran jaminan Penawaran;

c. Menetapkan pemenang untuk :

1.Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan

2.Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa

Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

d.Mengusulkan penetapan pemenang kepada Bupati untuk Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai di atas Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupaih) dan penyedia jasa Konsultansi yang benilai di atas Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) melalui kepala ULP;

e. Mengusulkan kepada PA/KPA agar Penyedia Barang/Jasa yang

melakukan perbuatan dan tindakan seperti penipuan, pemalsuan dan pelanggaran lainnya untuk dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; dan

f. Memberikan sanksi administratif kepada Penyedia Barang/Jasa yang

melakukan pelanggaran, perbuatan atau tindakan sebagaimana yang berlaku dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa beserta perubahannya.

BAB IV

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 7

Susunan Organisasi Perangkat ULP, terdiri atas :

a. Kepala Unit;

b.Sekretariat;

c. Kelompok Kerja, dan

(8)

8 BAB V

TUGAS KEPALA, SEKRETARIAT, KELOMPOK KERJA DAN STAF PENDUKUNG ULP

Bagian Kesatu Kepala Pasal 8

(1) Kepala ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a,

mempunyai tugas :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan ULP;

b. Menyusun dan melaksanakan strategi Pengadaan Barang/Jasa

ULP;

c. Menyusun program kerja dan anggaran ULP;

d. Mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa di ULP dan

melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi

penyimpangan;

e. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan

pengadaan barang/jasa kepada Bupati;

f. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya

Manusia ULP;

g. Menugaskan anggota Pokja sesuai dengan beban kerja

masing-masing;

h. Mengusulkan penempatan/pemindahan/pemberhentian anggota

Pokja kepada Bupati; dan

i. Mengusulkan Staf Pendukung ULP sesuai dengan kebutuhan;

(2) Kepala ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat merangkap

dan bertugas sebagai Anggota Pokja ULP.

Bagian Kedua Sekretariat

Pasal 9

(1) Sekretariat ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b,

dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala ULP.

(2) Sekretariat ULP mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian,

ketatausahaan, perlengkapan dan rumah tangga ULP;

b. Menginventarisasi paket-paket yang akan dilelang/diseleksi;

c. Menyiapkan dokumen pendukung dan informasi yang dibutuhkan

Pokja ULP;

d. Memfasilitasi pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa yang

dilaksanakan oleh Pokja ULP;

e. Mengagendakan dan mengkoordinasikan sanggahan yang

disampaikan oleh penyedia barang/jasa;

f. Mengelola sistem pengadaan dan sistem informasi data manajemen

pengadaan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

g. Mengelola dokumen pengadaan barang/jasa;

h. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengadaan dan

(9)

9

i. Menyiapkan dan mengkoordinasikan Tim Teknis dan Staf

Pendukung ULP dalam proses pengadaan barang/jasa.

(3) Sekretariat ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat merangkap

dan bertugas sebagai anggota Pokja ULP.

Bagian Ketiga Kelompok Kerja

Pasal 10

(1) Pokja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, dipimpin oleh

seorang Ketua Pokja yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala ULP.

(2) Pokja mempunyai tugas :

a. Melakukan kaji ulang terhadap Spesifikasi dan Harga Perkiraan

Sendiri paket-paket yang akan dilelang/diseleksi;

b. Mengusulkan perubahan Harga Perkiraan Sendiri, Kerangka Acuan

Kerja/spesifikasi teknis pekerjaan dan rancangan kontrak kepada PA/KPA;

c. Menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa dan

menetapkan dokumen pengadaan;

d. Melakukan pemilihan penyedia barang/jasa mulai dari

pengumuman kualifikasi atau pelelangan sampai dengan menjawab sanggahan;

e. Mengusulkan penetapan pemenang kepada Bupati untuk Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai di atas Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dan penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai di atas Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) melalui Kepala ULP;

f. Menetapkan pemenang untuk :

1.Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau

2.Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa

Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

g. Menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan kepada PA/KPA

melalui Kepala ULP;

h.Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan

Barang/Jasa kepada Kepala ULP.

Pasal 11

Pokja terdiri dari Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa Pemerintah.

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Pokja dan setiap anggota Pokja ULP mempunyai kewenangan yang sama dalam pengambilan keputusan yang ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 13

(10)

10 Pasal 14

Anggota Pokja ULP dapat bertugas dan menjadi pejabat pengadaan di luar ULP.

a. Menyiapkan bahan koordinasi pengadaan barang/jasa;

b.Menyiapkan bahan koordinasi perencanaan dan pengelolaan keuangan,

kepegawaian, ketatausahaan dan kerumahtanggaan kegiatan

pengadaan barang/jasa;

c. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai

dengan bidang tugasnya.

yang akan memanfaatkan barang/jasa yang diadakan dan unit kerja terkait lainnya.

(2) ULP wajib berkoordinasi dan menjalin hubungan kerja dengan LKPP.

Pasal 18 Hubungan kerja ULP dengan SKPD, meliputi :

a. Menyampaikan laporan periodik tentang perkembangan pelaksanaan

pengadaan barang/jasa;

b.Mengadakan konsultasi secara periodik atau sesuai dengan kebutuhan

dalam rangka penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan barang/jasa;

c. Memberikan pedoman dan petunjuk kepada SKPD dalam penyusunan

rencana pengadaan barang/jasa; dan

d.Melaksanakan pedoman dan petunjuk pengendalian pelaksanaan

pengadaan barang/jasa yang diberikan Bupati.

Pasal 19 Hubungan kerja ULP dengan LKPP, meliputi :

a. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai

dengan pedoman yang ditetapkan oleh LKPP;

b.Konsultasi sesuai dengan kebutuhan dalam rangka penyelesaian

persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan barang/jasa;

c. Koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya; dan

d.Penyempaian masukan untuk perumusan strategi dan kebijakan

(11)

11 Pasal 20

(1)Kepala ULP wajib mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(2)Kepala ULP wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya dan

apabila terjadi penyimpangan agar segera mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keputusan Bupati melalui proses seleksi yang dilaksanakan oleh tim penilai.

(2) Pengangkatan Staf Pendukung ULP dengan Keputusan Kepala ULP

tanpa melalui proses seleksi yang dilaksanakan oleh tim penilai.

(3) Tim penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Sekretaris

Daerah, Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan dan

Kesejahteraan, Asisten Bidang Administrasi, Kepala Badan

Kepegawaian Daerah dan Inspektur Inspektorat Kabupaten Bulungan.

(4) Anggota masing-masing Pokja ULP berjumlah gasal beranggotakan

paling sedikit 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

(5) Dalam menugaskan anggota Pokja ULP, Kepala ULP memperhatikan

kompetensi dan rekam jejak anggota Pokja ULP.

Bagian Kedua Pemberhentian

Pasal 22

Kepala ULP diberhentikan oleh Bupati dengan mempertimbangkan :

a. Pendapat Inspektur Inspektorat Kabupaten Bulungan;

b.Pendapat Pengguna Anggaran; dan

c. Masukan dari Asosiasi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pasal 23

Sekretaris dan anggota Pokja ULP diberhentikan oleh Bupati atas usul

Kepala ULP dengan ketentuan :

a. Tugasnya dinyatakan selesai oleh Pengguna Anggaran; dan/atau

b.Terdapat indikasi terjadinya pelanggaran terhadap peraturan di bidang

pengadaan barang/jasa Pemerintah.

Pasal 24

Staf Pendukung ULP diberhentikan oleh Kepala ULP dengan ketentuan :

a. Tugasnya dinyatakan selesai oleh Kepala ULP; dan/atau

b.Terdapat indikasi terjadinya pelanggaran terhadap peraturan di bidang

(12)

12 BAB VIII

PEMBIAYAAN Pasal 25

Segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan ULP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bulungan melalui Bagian Pembangunan serta sumber-sumber lainnya yang sah.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulungan.

Ditetapkan di Tanjung Selor pada tanggal 23 September 2012

BUPATI BULUNGAN, ttd.

BUDIMAN ARIFIN Diundangkan di Tanjung Selor

pada tanggal 23 September 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN, ttd.

SUDJATI

BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2012 NOMOR 17.

Salinan sesuai dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

(13)

13 KETERANGAN :

: garis komando : garis koordinasi

Ditetapkan di Tanjung Selor pada tanggal 23 September 2012

BUPATI BULUNGAN,

ttd.

BUDIMAN ARIFIN LAMPIRAN :

PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2012

TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT LAYANAN PENGADAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN SBB :

Diundangkan di Tanjung Selor pada tanggal 23 September 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN,

ttd.

SUDJATI

BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2012 NOMOR 17.

Salinan sesuai dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

Hj. INDRIYATI, SH, M.Si Pembina / IV a Nip.1964032819950320

POKJA POKJA

POKJA

KEPALA

LKPP

SKPD

SEKRETARIAT

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengguna mobil Toyota Kijang LGX mesin diesel tipe GL 2.0 2400 cc keluaran tahun 2000 ke atas yang memiliki ciri-ciri atau karakter

status hara K... 15 6 Penyiangan Padi Sawah dengan Menggunakan Gasrok 21.. Dalam upaya peningkatan produksi pertanian khususnya padi sangat diperlukan pengetahuan

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara intensitas berahi dengan peningkatan angka konsepsi hasil inseminasi buatan pada kerbau lokal.. Dalam penelitian ini

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (6) Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf e dan Pasal 17 ayat (7) Undang-Undang Nomor 36 Tahun