• Tidak ada hasil yang ditemukan

artikel tri sugiyono sunan hotel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "artikel tri sugiyono sunan hotel"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Karakter Peserta Didik Peduli Lingkungan pada

Pembelajaran IPA Bervisi SETS (

Science, Evironment,Technology and

Society

)

Tri Sugiyono

Guru SD Negeri Sarirejo Kota Semarang Jln. Kartini No. 151 Kota Semarang tri.sugiyono@yahoo.com/081326118450

ABSTRACT

This research is aimed to improve the learners’ character of environmental concern, learners' learning activities, and improve learning outcomes of students in learning science with SETS oriented. The research subject is a class VI students at the primary school of Semarang city Sarirejo academic year 2010/2011, with the number of the students as many as 32 students consisting of 19 boys and 13 girls. The research method used was action research class. The study, carried out through three cycles of the first cycle, cycle II and cycle III. Each cycle consists of four stages of planning, action, observation, and reflection. The implementation of a vision for learning science SETS (Science, Environment, Technology and Society) linking between science, environment, technology, and society, and get the product that can repair damage of the environment. The result of the research shows that the character of students about the environment care in teaching-learning process of natural science subject with the vision SETS could increase from 48% in the pre cycle to 60% in the first cycle to 76 % in the second cycle and to 83 % in the third cycle. Students’ activity also increased from 71 % in the first cycle to 80 % in the second cycle to 89 % in the third cycle. The teaching-learning process of natural science subject with the vision SETS could increase the students achievement with the mean of score 66 in the pre- cycle, 74 in the first cycle, 81 in the second cycle and 86 in the third cycle.

Kata kunci: Karakter peduli lingkungan, IPA Bervisi SETS.

Perkembangan zaman yang semakin pesat ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi. Suatu penemuan dan inovasi teknologis telah menawarkan banyak kemudahan, kenyamanan dan kemewahan dalam kehidupan modern. Namun, dibalik segi-segi positifnya, modernitas juga menyimpan segi-segi negatif bagi manusia (Pancasiwi dalam Natahan Hindarto. 2010: 2). Doni Koesoema (2007:286) menyebut dengan tegas dunia pendidikan Indonesia selama bertahun-tahun mengalami penyakit kronis yang bahkan mengancam jiwa orang lain dan peserta didik sendiri. Pendidikan dapat berperan kuat dalam pembentukan karakter peserta didik.

(2)

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Pembelajaran IPA sebagai subsistem pendidikan nasional memberi kontribusi penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Sedangkan karakter sebagai hasil dari pendidikan membawa arti penting dalam kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat. Karena itu penting sekali memahami nilai karakter yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPA.

(3)

menciptakan alat yang dapat memperbaiki lingkungan sekolah dan masyarakat serta peserta didik belum melakukan penanaman pohon secara berkelanjuatan mendapat 35%. Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas belajar peserta didik rendah dan berdampak pada hasil pembelajaran rendah.

Untuk mengatasi permasalahan itu, maka peneliti memilih judul “Upaya Meningkatkan Karakter Peserta Didik Peduli Lingkungan Pada Pembelajaran IPA Bervisi SETS (Science, Evironment,Technology and Society) di Kelas VI SD Negeri Sarirejo” yang merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan karakter peserta didik peduli lingkungan yang mengkaitkan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta mendapatkan produk yang dapat memperbaiki kerusakan lingkungan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) bagaimana pembelajaran IPA Bervisi SETS dapat meningkatkan karakter peserta didik Peduli Lingkungan? (2) bagaimana aktivitas peserta didik pada pembelajaran IPA bervisi SETS dapat meningkatkan? (3) bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA bervisi SETS?

(4)

Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara serta membantu untuk membuat keputusan yang dapat dipertangunggjawabkan. Pendidikan karakter mengajarkan peserta didik berpikir cerdas, mengativasi otak tengah secara alami (Khan.2010: 1).

Pendidikan karakter adalah suatu peluang bagi penyempurnaan diri manusia. Pendidikan karakter harus dipahami sebagai sebuah usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan (Hindarto: 2010.4).

Jadi dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik, membiasakan berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, bernegara sebagai sebuah usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan.

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah, oleh karena itu harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

Nilai-nilai karakter Bangsa

(5)

Penelitian ini hanya memfokuskan pada nilai karakter bangsa peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Kemendiknas. 2010: 9-10).

Aktivitas belajar

Sardiman (2001) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan peserta didik”. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun antar peserta didik itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam kegiatan belajar peserta didik harus aktif. Aktif, berarti mereka yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, mengaplikasikan apa yang baru dipelajari ke dalam suatu persoalan kehidupan nyata (Zaini 2008: 16).

Berdasarkan definisi-definisi aktivitas belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu bentuk yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan mengarah pada peningkatan prestasi.

Pembelajaran IPA Bervisi SETS

(6)

Gambar 1 Keterhubungkaitan unsur-unsur SETS (Binadja, 2007a: 21)

Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir

Unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, dalam kehidupan manusia pada dasarnya saling berkaitan satu sama lain. (Binadja 2007a: 120). Implikasi pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS bila dilaksanakan dengan sunggu-sungguh tentu akan memberi keuntungan bagi berbagai pihak, para peserta didik itu sendiri, pendidik, dan masyarakat (Binadja, 2006). Lebih jauh visi dan pendekatan SETS itu memungkinkan penjagaan pada nilai-nilai positif pendidikan, agama, budaya, dan karakter (Binadja, 2000; Pusat Kurikulum, 2004). Pembelarajaran IPA bervisi SETS merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan karakter peserta didik peduli lingkungan yang mengkaitkan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta mendapatkan produk yang dapat memperbaiki kerusakan lingkungan.

Kerangka Berpikir

(7)

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 dengan subjek penelitian peserta didik kelas VI SD Sarirejo yang berjumlah peserta didik sebanyak 32 anak yang terdiri dari 19 putra dan 13 putri. Variabel penelitian ini mencakup tiga variabel yaitu; (1) karakter peserta didik peduli lingkungan, (2) aktivitas belajar, (3) hasil belajar.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Pengkategorian penelitian ini kedalam penelitian tindakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap satu siklus atau putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan (Planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya, atau dengan beberapa siklus (Aqib, Z., 2006:22). Penelitian ini dengan menggunakan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah; (1). Dokumenter, teknik ini digunakan untuk memperoleh data peserta didik dalam pembelajaran IPA sebelum diberi tindakan, (2). Observasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data karakter peserta didik peduli lingkungan dan aktivitas belajar peserta didik. Tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan kognitif (hasil belajar).

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif. Data yang dianalisis meliputi hasil pengamatan karakter peserta didik peduli lingkungan, data aktivitas belajar peserta didik dan tes hasil belajar peserta didik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANYA

Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan pertama 2 jam pelajaran (2x35 menit) dan pertemuan kedua 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Diharapkan, pada pelaksanaan setiap siklus akan terjadi perbaikan karakter peserta didik peduli lingkungan, aktivitas belajar peserta didik, dan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA bervisi SETS. Kondisi awal, hasil pengamatan pendidikan karakter peduli lingkungan belum membudaya dengan kriteria kurang yaitu 48%.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Karakter Peserta Didik Peduli Lingkungan

No. Aspek karakter peduli lingkungan Skor

1 Menjaga lingkungan sekolah tetap bersih 54 2 Menjaga lingkungan tetap nyaman 43

3 Merawat lingkungan 49

4 Membuang sampah pada tempatnya 57 5 Melakukan usaha memperbaiki kerusakan lingkungan 35

Jumlah skor 238

Rata-rata 47,60

(8)

Berdasar data nilai sebelum perbaikan maka diketahui bahwa karakter peserta didik peduli lingkungan dari 5 aspek karakter peduli lingkungan mendapat 47,60% dalam kategori mulai terlihat. Pembelajaran IPA yang belum meningkatkan karakter peserta didik peduli lingkungan dan mengkaitkan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat membuat aktivitas peserta didik rendah. Rendahnya aktivitas belajar peserta didik tersebut peneliti memperoleh temuan-temuan sehubungan dengan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran yaitu; (1) peserta didik belum siap menghadapi kegiatan pembelajaran, peserta didik merasa takut menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, (2) peserta didik belum memperhatikan penjelasan guru terlihat peserta didik masih ramai dan melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pemebelajaran, peserta didik belum terjalin kerjasama. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan memberi tugas yang harus dikerjakan belum menggunakan diskusi kelompok, sehingga peserta didik belum aktif dalam diskusi kelompok, (3) peserta didik merasa takut mengemukan pendapatnya, (4) pembelajaran IPA materi pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan belum menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan masyarakat untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Pembelajaran yang tidak melibatkan peserta didik menyebabkan partisipasi peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.Penemuan-penemuan peneliti yang berkaitan dengan karakter peduli lingkungan dan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran mengakibatkan hasil pembelajaran menjadi rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA kelas VI SD Negeri Sarirejo yaitu 70. Data-data di atas nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian tindakan kelas selanjutnya.

Siklus I

Perencanaan pelaksanaan, peneliti membuat lembar pengamatan karakter peduli lingukugan, lembar pengamtan aktivitas peserta didik, lembar kerja peserta didik bervisi SETS dan lembar evaluasi. Peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran, yaitu lingkungan sekolah, video kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan, gambar pembuatan pupuk kompos, alat dan bahan pembuatan pupuk kompos.

Pelaksanaan siklus I terdapat dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, tanggal 11 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran dan pada hari selasa, tanggal 16 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau tiga jam pelajaran.

(9)

kelompok dengan topik kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan alam dengan mengkaitkan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Menyimpulkan materi dan mengkaitkan dengan karakter yang telah didapat oleh peserta didik selama pembelajaran seperti peduli lingkungan, kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan jujur. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, setelah selesai guru memberi tugas berupa portofolio tentang kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) dan usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk memperbaiki keseimbangan alam/ekosistem. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu pembuatan pupuk kompos.

Pertemuan kedua sebelum pembelajaran peserta didik ke luar kelas untuk mengambil sampah disekitar kelas VI, berbaris dan masuk kelas. Guru mengucapkan salam, guru mengumpulkan dan membahas tugas portofolio peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran pembuatan pupuk kompos untuk meningkatkan kepedulian lingkungan peserta didik. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik, apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat mengetahui usaha untuk memperbaiki keseimbangan alam/ekosistem dan peserta didik dapat meningkatkan karakter peduli lingkungan dengan pembuatan pupuk kompos. Tanya jawab dengan peserta didik tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk memperbaiki keseimbangan alam. Guru mengajak keluar kelas, peserta didik keluar kelas dengan membawa kantong plastik untu memunguti sampah. Peserta didik mengambil sampah yang ada di lingkungan sekitar sekolah dan membuang pada tempat sampah organik dan nonorganik. Peserta didik secara berkelompok membuat pupuk kompos dan mengamati serta mencatat hasil kegiatan yang mereka lakukan. Peserta didik membuat kesimpulan sementara tentang pembuatan kompos dengan campuran kotoran sapi dan dengan campuran kotoran kambing. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi dan pendidikan karakter yang terdapat dalam materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem). Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan pendidikan karakter yang telah didapat oleh peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) portofolio tentang dampak kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) bagi masyarakat. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu dampak kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) bagi masyarakat dengan keterkaitan unsur-unsur SETS lainnya.

(10)

peserta didik mendapat rata-rata 74 dengan ketuntasan 78%. Hasil observasi dicatat dalam lembar observasi untuk dianalisa dan dilakukan refleksi.

Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi antara peneliti dan teman sejawat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Kelebihan tersebut adalah karakter peserta didik mengalami peningkatan dari pra siklus 48% menjadi 60%, berhasil membuat pupuk kompos yang terbuat dari sampah yang dapat terurai yang berupa daun, sisa makanan, dan bahan-bahan lain yang mudah membusuk, aktivitas peserta didik dari 66% menjadi 71%, dan hasil belajar mendapat rata-rata kelas sebesar 74 dengan ketuntasan 78%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik. Namun demikian, kegiatan pembelajaran pada siklus I masih perlu perbaikan karena hasil pengamatan karakter peduli lingkungan yang memuat 5 aspek penilai hanya mendapat hasil rata-rata kelas 60% dalam kategori mulai terlihat terutama dalam aspek Menjaga lingkungan tetap nyaman mendapat 53% dan merawat lingkungan mendapat 58%. Dari temuan beberapa permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran di siklus I, maka peneliti dan tim kolaborasi melakukan perencanaan ulang pembelajaran di siklus II.

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kemudian peneliti mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah. Peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat (obsever) untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan nilai-nilai karakter terutama peduli lingkungan. mengontrol kembali efektivitas pembelajaran IPA bervisi SETS pengerjaan lembar kerja diskusi kelompok yang efektif. Peneliti memeriksa dan menyiapkan rencana pembelajaran, lembar pengamatan karakter peduli lingukugan, lembar pengamtan aktivitas peserta didik, lembar diskusi kelompok, dan lembar evaluasi. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran, yaitu lingkungan sekolah, video banjir dan pencemaran lingkungan serta dampak yang ditimbulkan, gambar alat penjernih air dengan komposisi pasir, ijuk, arang, & krikil yang berbeda, dan alat bahan pembuatan alat penjernih air.

Pelaksanaan siklus II terdapat dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, tanggal 18 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pada hari selasa, tanggal 23 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.

(11)

didik. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) portofolio tentang usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dari banjir. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu pembuatan alat penjernih air sederhana.

Pertemuan kedua, sebelum pembelajaran peserta didik ke luar kelas untuk mengambil sampah disekitar kelas VI, berbaris dan masuk kelas. Guru mengucapkan salam, guru mengumpulkan dan membahas tugas portofolio peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran pembuatan alat penjernih air sederhana. Guru menjelaskan cara pembuatan dan mengajak peserta didik ke luar kelas. Kelompok peserta didik merancang cara alat penjernih air sederhana dengan berbagai komposisi pasir, ijuk, arang, dan krikil sesuai dengan kreativitas serta pengetahuan peserta didik. Peserta didik secara berkelompok membuat alat penjernih air sederhana. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi dan menuliskan pendidikan karakter yang terdapat dalam materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem). Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan pendidikan karakter yang telah didapat oleh peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) portofolio tentang usaha mencegah kepunahan hewan dan tumbuhan. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu mencegah kepunahan hewan dan tumbuhan dengan keterkaitan unsur-unsur SETS.

Kegiatan observasi terhadap obyek penelitian dilakukan secara langsung oleh satu orang pengamat pada saat proses pembelajaran IPA bervisi SETS. Kegiatan yang diamati meliputi : (1) karakter peserta didik peduli lingkungan mendapat 76%, (2) aktivitas belajar peserta didik 80%, dan (3) hasil belajar peserta didik mendapat rata-rata 81 dengan ketuntasan klasikal 89%.

Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi antara peneliti dan teman sejawat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Kelebihan tersebut adalah karakter peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I 60% menjadi 76% dalam kategori mulai berkembang, berhasil membuat alat penjernih air untuk mengatasi kualitas air yang kotor akibat banjir, aktivitas peserta didik dari 71% menjadi 80%, dan hasil belajar mendapat rata-rata kelas sebesar 81 dengan ketuntasan 89%.

(12)

Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, maka kemudian peneliti mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah. Peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat (obsever) untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan nilai-nilai karakter terutama peduli lingkungan, mengontrol kembali efektivitas pembelajaran IPA bervisi SETS pengerjaan lembar kerja diskusi kelompok yang efektif. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran, yaitu lingkungan sekolah, video tentang pemanfaatan tumbuhan secara berlebihan untuk kebutuhan manusia, gambar tumbuhan yang mulai langka di Indonesia.

Pelaksanaan siklus III terdapat dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, tanggal 23 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pada hari selasa, tanggal 30 Nopember 2010 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.

Pertemuan pertama, ketua kelas memimpin berdoa. Guru mengabsen peserta didik apabila ada yang tidak berangkat guru mendoakan peserta didik yang belum berangkat karena sakit, memeriksa kesiapan peserta didik. Guru melakukan apersepsi tanya jawab dengan peserta didik. Guru menunjukkan video tentang pemanfaatan tumbuhan secara berlebihan untuk kebutuhan manusia. Mendiskusikan materi bersama peserta didik tentang bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia yang mengarah pada ketidakseimbangan lingkungan dan upaya pelestarian. Melakukan disklusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi dan menjelaskan pendidikan karakter yang telah di dapat peserta didik dalam pembelajaran. Evaluasi dan pemberian tugas berupa portofolio tentang bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia yang mengarah pada ketidakseimbangan lingkungan dan upaya pelestarian. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu menanam pohon di lingkungan sekolah.

(13)

Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) portofolio tentang usaha mencegah kepunahan tumbuhan.

Kegiatan observasi terhadap obyek penelitian dilakukan secara langsung oleh satu orang pengamat pada saat proses pembelajaran IPA bervisi SETS. Kegiatan yang diamati meliputi : (1) karakter peserta didik peduli lingkungan mendapat 83% dengan kategori membudaya, (2) aktivitas belajar peserta didik 88%, dan (3) hasil belajar peserta didik mendapat rata-rata 86 dengan ketuntasan klasikal 100%.

Hasil refleksi pembelajaran pada siklus III adalah sebagai berikut: Pembelajaran IPA bervisi SETS sebagai upaya meningkatkan karakter peserta didik peduli lingkungan sudah menunjukkan karakter peduli lingkungan mulai membudaya pada diri peserta didik. Hasil pengamatan karakter peduli lingkungan yang memuat 5 aspek penilaian sudah mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari data pra siklus yang mendapat 48% meningkat menjadi 83% pada siklus III. Aktivitas belajar peserta didik siklus III meningkat apabila dibandingkan dengan siklus I yang hanya 71%, siklus II 80%, dan pada siklus III menjadi 89%. Hasil belajar pada siklus III telah mengalami kenaikan dari pra siklus 66 menjadi 86 pada siklus III dengan ketuntasan klasikal 100%. Secara garis besar, pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah baik dan mengalami peningkatan maka kegiatan perbaikan pembelajaran berhenti di siklus III.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengamatan karakter peserta didik peduli lingkungan pada pra siklus 48% dalam kategori mulai terlihat, siklus I mendapat 60% dalam kategori mulai terlihat, siklus II 75% kategori mulai berkembang dan siklus III mendapat kriteria membudaya yaitu 83%. Hasil pengamatan tersebut dinyatakan dengan persentase dalam grafik 1 berikut ini.

Grafik 1. Data hasil pengamatan karakter peserta didik peduli lingkungan

(14)

Aktivitas belajar peserta didik yang memuat 5 aspek penilaian memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas kelompok dengan tanggung jawab, mengemukakan gagasan/ide pemecahan masalah, aktif terlibat dalam menyusun laporan diskusi dan pembuatan alat, menyampaikan hasil diskusi/percobaan secara lisan diketahui bahwa dari hasil observasi menunjukkan bahwa aktvitas belajar pada siklus III meningkat apabila dibandingkan dengan siklus I yang hanya 60 %, siklus II 76%, dan pada siklus III menjadi 83%. Hasil belajar pada siklus III telah mengalami kenaikan dari pra siklus 60 menjadi 83 pada siklus III.

Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA bervisi SETS meningkat, hasil pengukuran aktivitas peserta didik tersebut sebagaimana pada grafik 2.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik pada pembelajaran IPA bervisi SETS meningkat siklus I, 71%, siklus II 80%, dan siklus III 88%. Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar (Sardiman. 1996). Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi/hasil belajar.

Berdasarkan hasil tes pembelajaran IPA bervisi SETS rata-rata kelas VI SDN Sarirejo mengalami peningkatan pada pra siklus 66, siklus I meningkat menjadi 74, siklus II 81, dan siklus III menjadi 86. Ketuntasan klasikal dari pra siklus 56% menjadi100% pada siklus III.

(15)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bervisi SETS (Science, Evironment,Technology and Society) sebagai upaya meningkatkan karakter peserta didik peduli lingkungan yang sudah dilaksanakan peneliti di kelas VI SD Negeri Sarirejo Kota Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Karakter peserta didik peduli lingkungan dalam pembelajaran IPA bervisi SETS dapat meningkat, terlihat dari pra siklus karakter peserta didik hanya memperoleh rata-rata 48% dalam kategori mulai terlihat, setelah dilakukan perbaikan pada siklus I karakter peserta didik peduli lingkungan memperoleh rata-rata 60% dalam kategori mulai terlihat. Perbaikan pada siklus II karakter peserta didik peduli lingkungan meningkat 16%, sehingga memperoleh 76% dengan kategori mulai berkembang. Siklus III karakter peserta didik peduli lingkungan memperoleh 83% dalam kategori membudaya. (2). Aktivitas peserta didik dalam Pembelajaran IPA bervisi SETS dapat meningkat dalam pembelajaran siklus I aktivitas peserta didik memperoleh 71% dalam kategori baik, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II aktivitas peserta didik meningkat 9%, sehingga diperoleh 80% dengan kategori baik, setelah dilakukan perbaikan lagi pada siklus III aktivitas peserta didik memperoleh peningkatan 9%, sehingga diperoleh 89% dalam kategori sangat baik. (3). Penelitian pembelajaran IPA bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai analisis data diketahui nilai rata– rata evaluasi meningkat pada pra siklus: 66, Siklus I: 74, Siklus II: 81 menjadi 86 pada Siklus III

SARAN

(16)

REFERENSI

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Binadja, A. 2005a. Pedoman Praktis Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS. (Science, Environment, Technology, and Society). Semarang: Laboratorium SETS UNNES. Binadja, A. 2005b. Pedoman Praktis Pengembangan Bahan Pembelajaran Bervisi

dan Berpendekatan SETS. (Science, Environment, Technology, and Society). Semarang: Laboratorium SETS UNNES.

Binadja, A. 2005c. Pedoman Praktis Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS. (Science, Environment, Technology, and Society). Semarang: Laboratorium SETS UNNES.

Binadja, A. 2007a. Pemikiran dalam SETS. Semarang: Laboratorium SETS UNNES.

Binadja, A. 2007b. Visi SETS, Landasan Penyejahteraan Pendidik secara Sinergetik, makalah disajikan dalam seminar lokakarya Nasional Pendidikan, Semarang: Laboratorium SETS UNNES.

Binadja, A. 2007c. Pembelajaran Bervisi SETS untuk Sekolah Dasar dan yang Sederajat. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Eksplorasi dan Diseminasi Karya Dalam Meningkatkan Mutu Pendidik dan Pendidikan di Pendidikan Dasar dan Menengah, Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, and Society). Semarang: Laboratorium SETS UNNES.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_ Indonesia_ Nomor_ 20_Tahun_2003. diunduh pada tanggal 15 Oktober 2010.

Hindarto, Nathan. 2010. Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Fisika Modern. Semarang. UNNES.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa pedoman sekolah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengemabangan Pusat Kurikulum.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta.

Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan karakter strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: PT. Gramedia

Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrasindo Persada.

Sudjana, Rivai. 1989. Media Pengajaran. Jakarta: Algensindo.

(17)

BIODATA PENULIS

Tri Sugiyono, S.Pd, mengajar di SD Negeri Sarirejo Kota Semarang. Pendidikan D2 di UNNES pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar lulus tahun 2005, pendidikan S1 pada jurusan yang sama di UNNES lulus tahun 2008, sekarang baru melanjutkan pendidikan S2 di UNNES pada jurusan Pendidikan Dasar konsentrasi IPA.

Gambar

Gambar 1  Keterhubungkaitan unsur-unsur SETS (Binadja, 2007a: 21)
Grafik 1. Data hasil pengamatan karakter peserta didik peduli lingkungan
grafik 2.Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik pada pembelajaran IPA

Referensi

Dokumen terkait

Jagung lokal asal Selayar Sulawesi Selatan yaitu Batara Didi dan Batara Didi Pamatata memiliki tongkol yang lebih pendek dibanding jagung CIMMYT dan varitas

Bagi peserta didik, diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penalaran ilmiah peserta didik di pembelajaran fisika, khusunya pada materu usaha

In order to know morphology and genetic characters of the tropical freshwater eel in lndonesian Waters, a total of 292 specimens collected in 2004 and 2005 from western,

Fisioterapi pada kasus ini dapat menurunkan nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan fungsional dengan menggunakan modalitas

PENETAPAN NAMA-NAMA PESERTA UJI KOMPETENSI GURU BAGI GURU MADRASAH TAHUN 2015.. PROVINSI : NUSA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi tepung beras hitam dan tepung beras putih pada roti tawar terhadap sifat fisikokimiawi,

Hasil daripada temu bual dan analisis dokumen yang telah dijalankan untuk mendapatkan maklum balas daripada murid setelah menggunakan Kaedah Tahfiz Akhyar, murid menyatakan

Pembelajaran menggunakan jejaring facebook bervisi SETS membuat peserta didik lebih memahami materi kelarutan dan hasilkali kelarutan, hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki self monitoring tinggi menunjukkan ciri-ciri tanggap terhadap tuntutan lingkungan di

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 3 tahap pembentukan karakter siswa terutama karakter peduli lingkungan melalui pendidikan lingkungan hidup pada

Alasan yang tepat: Karena larutan HNO 3 , H 2 SO 4 , KCl merupakan senyawa kovalen yang bersifat elektrolit yang mana jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya

Kerena tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk membongkar apa dan bagaimana suatu wacana dibangun dalam program Mata Najwa episode “Para Penantang Ahok”

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengevaluasi seberapa efektif penerapan sistem pengendalian internal pada PT Tirta Saka Pratama Yogyakarta sehingga dapat

Hasil penelitian, meliputi perangkat pembelajaran IPA Biologi bervisi SETS pada kompetensi kependudukan dan permasalahan lingkungan yang dikembangkan memiliki

Peristiwa anak kedua meninggalkan rumah lebih awal dibandingkan dengan anak pertama dari pasangan beda etnis ini yakni, informan 1 dan informan 2, menunjukkan

Pernyataan awal yang penulis berikan dalam karya tulis ini adalah dengan akal budinya, manusia mampu mengendalikan hasrat yang muncul dalam dirinya.. Berdasarkan

Menurut O’Brien (2002, p.130), CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses

Perusahaan Saudara diminta untuk membawa Semua Dokumen Asli sesuai dengan Dokumen Kualifikasi yang telah anda isi dan unggah (upload) untuk membuktikan kebenaran dan keabsahan

[r]

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals sedangkan variabel independennya adalah karakteristik

Multiplexer dengan menggunakan analog switch memberikan efek turunnya tegangan sinyal dari sensor ECVT sedangkan multiplexer dengan menggunakan rele mekanik

Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran belanja perlu diperhatikan (1) Penetapan

Dari beberapa variasi game tersebut salah satunya yaitu game desktop masih menjadi pilihan.dari sekian banyak game baru yang bermunculan.. Dari keadaan tersebut penulis

[r]