• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0905768 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0905768 chapter1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Wibowo, Dimas M. 2014

KARAKTERISASI MAGNETIK PADA TANAH GAMBUT DESA KARYA WANGI, KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumberdaya alam berupa lahan yang sangat luas dengan

aneka ragam tanah, bahan induk, fisiografi, ketinggian tempat, dan iklim

memungkinkan untuk meproduksi berbagai macam komoditas. Indonesia dengan

total luas daratan sekitar 188,2 juta ha, terdiri dari 148 juta ha lahan kering dan 40,2

juta lahan basah. Dari total lahan basah tersebut 21 juta ha berupa lahan gambut yang

tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua (BB Litbang SDLP, 2008). Sebagian

lahan gambut masih berupa tutupan hutan sehingga memungkinkan menjadi habitat

flora dan fauna. Lahan gambut memiliki fungsi sebagai penyangga hidrologi areal

sekelilingnya karena memiliki daya penahan air yang tinggi sampai 13 kali beratnya

(Agus dan Subiksa, 2008). Ciri utama dari lahan gambut adalah kandungan

karbonnya yang tinggi yaitu 18% (berdasarkan berat kering) dan ketebalan minimal

50 cm (BB Litbang SDLP, 2011). Menurut Hardjowigeno dan Abdullah (1987)

gambut merupakan tanah yang terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah

mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Lingkungan yang jenuh air dan miskin

hara menjadi salah satu penyebab terjadinya lahan gambut sehingga bahan organik

tidak melapuk sempurna dikarenakan lebih sering ditemukan pada daerah cekungan

memiliki drainase yang buruk. Dalam keadaan yang belum terganggu, lahan gambut

berfungsi sebagai pengikat karbon sehingga memiliki kontribusi mengurangi gas

rumah kaca di atmosfer (Agus dan Subiksa, 2008). Karbon yang tersimpan didalam

tanah gambut bersifat tidak stabil yang mengakibatkan jika lahan gambut di drainase,

maka bahan organik (menyimpan karbon) akan mudah terdekomposisi membentuk

(2)

2

Pengetahuan mengenai luas dan ketebalan gambut diperlukan untuk

menghitung volume didalam lahan gambut. Volume gambut sangat menentukan

besarnya simpanan karbon di lahan gambut, sehingga dapat dijadikan indikator awal

besarnya simpanan karbon dalam tanah gambut. Pengukuran kedalaman lapisan

gambut dapat dilakukan dengan menggunakan bor gambut. Tingkat kesuburan tanah

gambut sangat ditentukan oleh ketebalan dan kematangan gambut, jenis substratum di

bawah gambut, bahan pembentuk gambut, kandungan mineral, dan tingkat

pengkayaan yang diperoleh dari limpasan air (BB Litbang SDLP, 2011). Hasil visual

dengan menggunakan bor gambut hanya dapat digunakan untuk mementukan lapisan

gambut secara fisik saja. Sehingga terkadang sulit untuk menentukan mana lapisan

gambut dan mana lapisan tanah. Untuk mendukung dalam penentuan lapisan gambut

dibutuhkan pengujian lain untuk yaitu dengan memanfaatkan metode magnetik.

Metode magnetik digunakan pada penentuan lapisan gambut ini dengan

mengukur nilai suseptibilitas mineral magnetik lapisan gambut. Pengukuran nilai

suseptibilitas dapat mengidentifikasi kandungan mineral unsur Fe, menghitung

konsentrasi atau volume mineral, mengklasifikasi jenis mineral, dan mengidentifikasi

proses dan perpindahan mineral (Dearing, 1999). Penelitian yang dilakukan Rothwell

(2006) telah menganalisis nilai suseptibilitas magnetik pada tanah gambut dengan

perbedaan topografi dan elevasi. Tanah gambut yang memiliki sifat anoxide

memberikan peluang terbentuknya mineral magnetik sulfida besi.

Sag pond yang berada di bagian ruas patahan Lembang terbentuk karena

aktivitas patahan yang masih aktif. Keberadaan sag pond itu memberikan peluang

untuk mengetahui tingkat keaktifan Patahan Lembang berdasarkan jejak-jejak

kegempaan purba yang ditinggalkan dalam endapan sag pond tersebut (Yulianto,

2009). Aktivitas tersebut mengakibatkan terbentuknya lingkungan danau atau rawa

(3)

3

1.2 Rumusan Masalah

Tanah yang terbentuk dari proses sedimentasi memungkinkan memiliki

variasi lapisan di bawahnya yang bersifat non-homogen, begitu pula tanah gambut

yang tidak hanya memiliki lapisan gambut saja melainkan memiliki lapisan tanah di

bawahnya (berupa tanah mineral). Dari kandungan mineral magnetik yang ada pada

tanah gambut dibuat suatu rumusan masalah:

1. Apakah dengan menganalisis nilai suseptibilitas magnetik dapat menentukan

lapisan pada tanah gambut?

2. Bagaimana hubungan antara delineasi visual tanah gambut dengan nilai

suseptibilitas magnetik tanah gambut? dan

3. Apakah nilai suseptibilitas magnetik tersebut dapat menentukan pembagian

lapisan tanah?

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi oleh tanah gambut diambil dari satu

core yang berasal dari Desa Karya Wangi, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat

dengan kedalaman core 5 meter dan diameter 4 cm.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hubungan antara delineasi

visual tanah gambut dengan nilai suseptibilitas magnetiknya dan juga untuk

mengetahui pembagian lapisan tanah gambut jika dilihat dari nilai suseptibilitas

(4)

4

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman dan

ketebalan gambut berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya sehingga dapat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh

4.3.1 Setelah melihat video, siswa mampu menuliskan contoh kegiatan yang dapat menjaga keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dengan baik BAHASA INDONESIA..

Dengan menggunakan aplikasi “mobile community” pengguna dapat dengan mudah melihat kalender dimana kalender ini nantinya akan dijadikan fitur untuk memuat event

Identifikasi masalah dilakukan dengan menganalisa data primer dan data sekunder untuk mengetahui berbagai masalah dan kendala peternak yang berkaitan dengan

Pada sub iterasi kedua piksel bernilai 1 akan diperiksa dan jika memenuhi syarat penghapusan maka piksel diberi nilai 0 dan nilai UBAH ditambah satu kemudian setelah keluar dari

Hasil analisa nilai OR 24.571 dapat disimpulkan bahwa remaja yang pengetahuannya baik mempunyai peluang 24,571 kali berisiko dibandingkan dengan remaja yang pengetahuan

Jenis kesulitan pendidik dalam membentuk kecerdasan emosional peserta didik yakni ada yang cepat dengan sendirinya terbentuk ada juga yang kecerdasanya kurang cepat untuk menerima

Untuk meningkatkan kinerja bisnis tinggi dan sulit diikuti oleh kompetitor, kemudian lepas dari persaingan yang bersemangat secara berlebih di samudra merah dengan