• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Sumber Daya Pertanian Lahan Kering di Pegunungan Karst Gunungkidul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Sumber Daya Pertanian Lahan Kering di Pegunungan Karst Gunungkidul"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) E. 50 Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Pemanfaatan Sumber Daya Pertanian Lahan Kering di Pegunungan Karst

Gunungkidul

Yunita Khusnul Khotimah1, Suprapti Supardi2, Ernoiz Antriyandarti2

1

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

2

Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Pegunungan karst Gunungkidul tergolong dalam wilayah kering yang kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian maupun peternakan. Kondisi ini menyebabkan rendahnya pendapatan usahatani dan tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lahan kering di pegunungan karst Gunungkidul. Metode yang digunakan dengan deskriptif adalah mengambil sampel sebesar 60 responden rumah tangga tani. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan lahan kering berkontribusi kecil dalam pendapatan rumah tangga tani. Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, petani dan anggota rumah tangga harus bekerja diluar sektor pertanian seperti buruh bangunan, buruh pabrik, buruh pasar dan berdagang. Selain itu, pendapatan rumah tangga tani lain juga bersumber dari kiriman saudara. Aset lahan kering digunakan untuk budidaya tanaman padi gogo, palawija (jagung, kacang tanah dan ubi kayu) dan tanaman tahunan seperti petai, mangga, melinjo.

Kata kunci: distribusi pendapatan, lahan kering, pegunungan karst, rumah tangga tani

Pendahuluan

Potensi ketersediaan lahan pertanian di Indonesia cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Terdapat 95,81 juta hektar yang potensial untuk pertanian, terdiri dari 70,59 juta hektar berada di lahan kering, 5,23 juta hektar di lahan basah non rawa, dan 19,99 juta hektar di lahan rawa (Kementerian pertanian, 2015). Salah satu yang tergolong dalam lahan kering adalah kawasan karst. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kawasan karst yang cukup luas, diperkirakan mencapai ± 15,4 juta hektar (BAPPENAS, 2016). Kawasan karst tersebar hampir diseluruh pulau, mulai dari Papua sampai Aceh. Sebagian besar wilayah pantai selatan dari Pulau Jawa merupakan kawasan karst, dengan bentuk memanjang dari barat hingga ke arah timur. Terdapat tujuh belas kawasan karst mayor di Indonesia. Diantara kawasan karst tersebut, terdapat

(2)

dua kawasan karst yang paling baik dan dianggap sebagai prototipe dari karst daerah tropis, yaitu karst Maros dan Gunung Sewu (Adji et al 1999).

Gunung sewu merupakan kawasan pegunungan karst yang satu-satunya menjadi Global Geopark Network di Indonesia (UNESCO, 2017). Gunung Sewu telah Resmi menjadi Global Geopark Network sejak tahun 2015. Geopark merupakan kawasan geografis dimana situs-situs warisan geologis menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan. Luas gunung sewu sebesar 130.000 hektar tersebut berada di Kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) dan Kabupaten Pacitan ( Jawa Timur).

Karst adalah bentuk permukaan bumi yang umumnya ditandai dengan depresi tertutup, drainase permukaan, dan gua. Iklim rezim, endapan kolluvial yang tebal telah terakumulasi dalam beberapa depresi karst, dihasilkan dari pengendapan sedimen tanah dan bahan lainnya dari lereng. Gunungsewu juga dapat dikategorikan sebagai karst terbuka (bare/nackter karst) berupa conical hills yang tidak dijumpai di kawasan karst lainnya di seluruh dunia (Cahyadi, 2013). Kawasan Karst Gunungkidul memiliki kondisi hidrologi yang unik. Sistem airtanah di kawasan ini didominasi oleh celah-celah hasil pelarutan yang menyebabkan kondisi kering di permukaan. Area ini terbentuk terutama oleh pelarutan batu, sebagian besar batu kapur sehingga hampir pasti tanah pertanian di pegunungan karst adalah tanah kering dengan sistem padi tadah hujan.

Kelangkaan air permukaan adalah kendala utama pada kegiatan pembangunan ekonomi di pegunungan Karst Gunungkidul, terutama untuk pertanian dan peternakan (Antriyandarti et al, 2018). Kerentanan alam, agroklimat dan iklim kondisi geografis yang tidak sesuai untuk kegiatan ekonomi pertanian, Pendapatan masyarakat pertanian di wilayah pegunungan karst sangat kecil yang menyebabkan tingginya kemiskinan diwilayah studi (Retnowati, et al 2014);(BPS, 2017a). Kondisi ini diperparah dengan curah hujan di wilayah tersebut sangat fluktuatif dan perubahan iklim ekstrem yang dapat merusak. Sehingga kemiskinan banyak terjadi di Gunungkidul yang mana kondisi geografisnya didominasi oleh lahan kering dan pegunungan karst.

Berdasarkan uraian di atas, penting untuk mengetahui pemanfaatan lahan kering di pegunungan karst Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi pendapatan rumah tangga tani di kabupaten Gunungkidul. Selain itu, untuk mengetahui peran usahatani sebagai mata pencaharian utama di lahan kering pegunungan karst Gunungkidul.

Metodologi

Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang mempelajari fenomena dan menggambarkan karakteristik untuk suatu situasi tetapi bukan penyebab atau kejadian untuk situasi tersebut. Metode penelitian deskriptif dapat menggunakan kuantitatif

(3)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) E. 52

menghasilkan representasi yang akurat, peristiwa atau situasi. Metode ini berfokus pada pencarian fakta untuk membangun sifat sesuatu sebagaimana adanya dan dapat digunakan untuk menemukan karakteristik, makna dan atau hubungan yang baru dalam data yang sudah ada (Hakansson, 2013). Data yang sudah terkumpul disusun dan dianalisis (Morissan, 2014). Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik survei, dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data. Penelitian ini mengambil sampel 60 rumah tangga petani. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian untuk petani diambil dengan menggunakan metode Random sampling. Menurut Sugiyono (2004) Random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu di dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Metode pengambilan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Purposive menunjukkan bahwa cara ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sugiyono, 2004). Pada penelitian ini fokus utama di kawasan pegunungan karst. Pegunungan Seribu terletak di Kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah kemiskinan terbesar di Provinsi Yogyakarta (BPS, 2017a). Berdasarkan penelitian Tjia (2013) pegunungan karst Seribu menempati sebagian besar wilayah selatan daerah Gunungkidul. Selain itu, berdasarkan penelitian Retnowati et al (2014) ciri-ciri fisik karst di Kabupaten Gunungkidul di bagian selatan wilayah ini unik, representatif dan berkorelasi dengan kelangkaan air dan kemiskinan. Salah satu daerah selatan di Kabupaten Gunungkidul antara lain wilayah kecamatan Girisubo. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil dan Pembahasan

a. Kondisi Geografi di Lokasi Penelitian

Sebesar 46,63 % dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah Kabupaten Gunungkidul. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul tercatat 1.485,36 Km2 yang meliputi 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Kecamatan Girisubo terletak pada bagian paling timur dan paling selatan dalam wilayah Kabupaten Gunungkidul. Lebih dari 50 % wilayah Girisubo merupakan tanah kering, sementara sekitar 30 % adalah hutan rakyat. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Girisubo antara lain sebelah utara berbatas-batasan dengan Kecamatan Rongkop Gunungkidul, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tepus Gunungkidul, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pracimantoro Wonogiri (BPS, 2017b)

(4)

Gambar 1. Peta Kecamatan Girisubo, Gunungkidul Sumber : BPS Kecamatan Girisubo, 2017

Berdasarkan kemiringgan lahan, Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 3 kelompok yaitu curam, sedang dan landai. Wilayah yang tergolong curam memiliki kemiringan lahan yang lebih besar dari 25o dan tergolong sedang dengan kemiringan lahan antara 15-20o. sedangkan wilayah tergolong landai memiliki kemiringan sebesar kurang dari 15o. Berdasarkan data BPS tahun 2016 sebagian besar wilayah Gunungkidul tergolong landai yaitu sebesar 52 persen. Sedangkan sebagian kecil tergolong curam atau sebesar 15 persen dan tergolong sedang sebesar 33 persen.

b. Kondisi Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang perekonomian terbesar di Kabupaten Gunungkidul dengan kontribusi sebesar 25,5 %. Selain itu, sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 52,8% di Kabupaten Gunungkidul. Sebagian besar padi di Kabupaten Gunungkidul dihasilkan dari jenis padi ladang. Luas panen padi jenis ini menyumbang sebesar 42.078 ha atau 73,8 persen dari seluruh luas panen padi. Sedangkan di Kecamatan Girisubo sama sekali tidak ditanami padi sawah. Hal ini disebabkan sebagian besar lahan di Kabupaten Gunungkidul maupun Kecamatan Girisubo merupakan lahan kering, sehingga padi ladang/gogo sesuai dibudidayakan di wilayah ini. Sedangkan palawija yang dibudidayakan antara lain jagung, kacang tanah dan ubi kayu.

Komoditas hortikultura di Kabupaten Gunungkidul maupun Kecamatan Girisubo didominasi oleh kelompok buah-buahan. Hasil panen kelompok buah-buahan di Kabupaten Gunungkidul pisang sebesar 135.816 kuintal, mangga sebesar 96224 kuintal, dan papaya sebesar 5219 kuintal. subsektor perkebunan hanya tanaman kelapa, karet dan kakao yang dibudidayakan di Kabupaten Gunungkidul. Produksi yang dihasilkan antara lain kelapa sebesar 5137,94 ton, karet sebesar 5,40 ton, dan kakao sebesar 476,49 ton. Sementara untuk Kecamatan

(5)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) E. 54

Girisubo hanya menghasilkan kelapa dengan produksi sebesar 34,52 ton (BPS, 2017b);(BPS, 2016).

Ternak yang dikembangkan di Kabupaten Gunungkidul antara lain sapi potong, kambing dan domba. Ternak kambing memiliki populasi terbesar daripada lainnya yaitu sebesar 175.767 ekor. Kemudian sapi sebanyak 148.586 ekor dan domba 11.983 ekor. Sementara, Kecamatan Girisubo tidak mengembangkan domba. perikanan laut mendominasi produksi ikan yang dihasilkan di Kabupaten Gunungkidul maupun Kecamatan Girisubo. Produksi perikanan laut sebesar 3.103,32 ton di Kabupaten Gunungkidul, sedangkan di Kecamatan Girisubo sebesar 2.196,17 ton. Ikan laut Kecamatan Girisubo berkontribusi sebesar 70% dari produksi keseluruhan di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini disebabkan Kecamatan Girisubo berbatasan langsung dengan wilayah kelautan (BPS, 2017b);(BPS, 2016).

c. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Tani

Distribusi pendapatan rumah tangga tani sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 3. terdiri dari pendapatan usahatani (on farm) padi, usahatani palawija, kiriman dan pendapatan di luar pertanian (off farm). Pola pergiliran tanaman yang dilakukan petani di Kecamatan Girisubo antara lain padi/jagung/ubi kayu pada musim tanam pertama, sedangkan musim tanam kedua ubi kayu/kacang tanah. Padi ditanam ketika musim hujan tiba, setelah beberapa minggu disela penanaman tanaman jagung dan ubi kayu. Padi panen pertama, kemudian panen jagung, sedangkan ubi kayu belum panen. Kemudian musim tanam kedua ditanami kacang tanah dan ubi kayu masih belum dipanen pada musim tanam sebelumnya. Setelah kacang tanah dipanen, baru ubi kayu dipanen.

Gambar 2. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Tani

Sumber : Survey Rumah Tangga, 2018

Usahatani padi memberikan kontribusi terkecil dalam pendapatan rumah tangga tani di lahan kering. Hal ini disebabkan tanah dipegunungan karst kurang cocok untuk budidaya padi.

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000

Usahatani Padi Usahatani Palawija Pendapatan non pertanian

Kiriman

Distribusi Pendapatan Rumah Tangga dalam 1 Tahun

(6)

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air, sementara di kawasan karst sering terjadi kekeringan dan kekurangan air. Selain itu kondisi tanah di pegunungan karst yang mengandung bebatuan sehingga produksi padi menjadi kurang optimal. Usahatani palawija yang dibudidayakan antara lain jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Dari ketiga komoditas tersebut yang paling besar keuntungannya adalah kacang tanah.

Pekerjaan non pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan rumahtangga tani di lahan kering Gunungkidul. Pendapatan non pertanian yang dilakukan petani sebagian besar bekerja sebagai buruh bangunan. Lainnya bekerja sebagai pedagang, sopir dan buruh di pasar. Pekerjaan non pertanian ini memegang peran yang penting karena petani yang hanya mengandalkan alam saja tidak mampu memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Kiriman

(remittance) memberikan kontribusi dalam pendapatan rumahtangga petani. Kiriman biasanya berasal dari anak maupun suaminya yang sedang merantau keluar daerah yang lebih maju. Jangka waktu kiriman bermacam-macam ada yang diberikan setiap bulan sekali, tiga bulan sekali, setengah tahun sekali bahkan ada yang diberikan satu tahun sekali.

Gambar 3. Mata Pencaharian Utama Penduduk Sumber : Survey Rumah Tangga, 2018

Sebagian besar pekerjaan penduduk di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai petani (Gambar 3). Kondisi ini sesuai dengan potensi alam di pegunungan karst Gunungkidul. Pekerjaan terbesar kedua yaitu sebagai buruh antara lain buruh bangunan, buruh pasar dan buruh pabrik. Sebagian besar penduduk di kecamatan Girisubo berprofesi sebagai buruh bangunan. Hal ini karena pendapatan dari buruh bangunan nilainya lebih besar daripada pendapatan usahatani. Pekerjaan lain yang berkontribusi kecil antara lain perangkat desa, nelayan dan pedagang. Beberapa wilayah di Kecamatan Girisubo berbatasan langsung dengan pantai selatan pulau Jawa. Penduduk memanfaatkan potensi maritime yang ada. Sebagian kecil

59% 27%

3%

3% 3% 5%

Mata Pencaharian Utama Penduduk

(7)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) E. 56

Gambar 4. Aset Rumah Tangga Tani Sumber : Survey Rumah Tangga, 2018

Berdasarkan Gambar 4. dapat diketahui bahwa aset terbesar yang dimiliki oleh petani adalah alat transportasi. Jenis alat transportasi yang paling banyak digunakan oleh petani adalah sepeda motor, hanya sebagian kecil yang memiliki sepeda dan mobil. Hal ini disebabkan kondisi geografis di wilayah studi yang memiliki kemiringan dan kecuraman yang tinggi sehingga tidak memungkinkan menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Hanya sebagian kecil penduduk yang memiliki mobil, karena kondisi perekonomian penduduk yang sebagian besar dibawah garis kemiskinan.

Aset lahan kering sebesar 8 persen, dimanfaatkan untuk menanam padi, palawija (jagung, kacang tanah dan singkong) dan tanaman tahunan seperti mangga, petai. Ternak yang dimiliki petani antara lain lembu, domba dan ayam. Lembu dan domba digunakan untuk investasi dimasa mendatang. Ternak mengalami kendala pakan ketika musim kemarau tiba (Antriyandarti, et al 2018). Akibatnya pertumbuhan ternak tidak bisa optimal.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

Distribusi pendapatan rumah tangga di lahan kering mulai dari terbesar ke terkecil adalah pendapatan di luar sektor pertanian, pendapatan dari usahatani palawija, kiriman dan pendapatan usahatani padi. Mata pencaharian utama penduduk sebagian besar adalah petani (59%). Sisanya buruh,pedagang, perangkat, nelayan dan lainnya. Asset terbesar ke terkecil yang dimiliki petani antara lain transportasi, toko, rumah, lahan kering, ternak, mesin non pertanian, perhiasan, elektronik dan furniture.

Saran :

Sebaiknya petani meningkatkan efisiensi usahatani lahan kering dengan teknologi yang dapat mensiasati kekurangan air untuk meningkatkan produktivitas dan mengantisipasi terjadinya

25.3% 1.54% 7.51% 28.58% 25.58% 0.89% 1.83% 8.21% 0.52%

Aset Rumah Tangga

Rumah Perhiasan Ternak Transportasi Toko/kios Elektronik

Mesin non pertanian Lahan Kering Funiture

(8)

gagal panen. Perlu adanya diversifikasi aktivitas ekonomi untuk menambah pendapatan rumah tangga tani di lahan kering pegunungan karst.

Ucapan Terimakasih

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Laboratorium Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret yang telah memfasilitasi pendanaan penelitian ini.

Daftar pustaka

Adji T Haryono E and Woro S. 1999. Kawasan Karst Dan Prospek Pengembangannya Di Indonesia. Seminar PIT IGI di Universitas Indonesia, 26-27 Oktober 1999

Antriyandarti E, Uchyani R, Darsono, Agustono , S Marwanti, S Supardi, J Sutrisno, M Ferichani, U Barokah, Wt Rahayu, S Wuri Ani and R Khairiyakh. 2018. Poverty alleviation system of dryland farm community in karst mountains Gunungkidul, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 200 (2018) 012062

BAPPENAS Badan Perencana Pembangunan Nasional/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 2016. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2015-2020.

Bhattacherjee A. 2012. Social Science Research: Principles, Methods, and Practices. University of South Florida

BPS 2016. Kabupaten Gunungkidul dalam Angka. Badan Pusat Statistik

BPS 2017a. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka. Badan Pusat Statistik BPS 2017b. Kecamatan Girisubo dalam angka. Badan Pusat Statistik

Cahyadi A, Ayuningtyas E.A, Prabawa B.A. 2013. Urgency of Management Effort Sanitation Water Resources Conservation In Karst Area Gunungsewu Gunungkidul District.

Indonesian Journal of Conservation Vol. 2 No. 1 - Juni 2013 : 23—32

Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 Morissan 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup

Retnowati A, Anantasari E, Marfai M.A, and Dittmann A. 2014. Environmental Ethics in Local Knowledge Responding to Climate Change: An Understanding of Seasonal Traditional Calendar PranotoMongso and Its Phenology in Karst Area of GunungKidul, Yogyakarta, Indonesia. Procedia Environmental Sciences 20 ( 2014) 785 – 794

Sugiyono 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta

Tjia. H.D. 2013 Morphostructural Development of Gunungsewu Karst, Jawa Island. Indonesian Journal of Geology, Vol. 8 No. 2 June 2013: 75-88

UNESCO 2017 UNESCO global geoparks celebrating earth heritage, sustaining local communities www.globalgeopark.org. diakses pada 30 Januari 2019

Gambar

Gambar 1. Peta Kecamatan Girisubo, Gunungkidul  Sumber : BPS Kecamatan Girisubo, 2017
Gambar  2. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Tani
Gambar 3. Mata Pencaharian Utama Penduduk  Sumber : Survey Rumah Tangga, 2018
Gambar 4. Aset Rumah Tangga Tani  Sumber : Survey Rumah Tangga, 2018

Referensi

Dokumen terkait

Rerata bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, panjang akar, panjang tongkol dan diameter tongkol jagung di lahan kering Gunungkidul.. Bobot segar tanaman

Kecamatan Tretep terletak di lereng Gunung perahu dengan kondisi tanah yang subur yang sebagian besar terdiri dari lahan kering yang berupa tegalan dengan jenis tanaman semusim

Penelitian ini bertujuan memperoleh sistem pengendalian gulma dan teknik olah tanah terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Indramayu,

Dengan tahapan dan mekanisme seperti itu, maka pengembangan pertanian lahan kering dengan pendekatan agribisnis akan mampu mengintegrasikan perekonomian wilayah Kabupaten

Pertumbuhan dan produksi padi gogo di lahan kering sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya air akibat jumlah dan distribusi hujan yang tidak merata. Hal ini menyebabkan

Dari kedua peta tersebut dapat kita lihat bahwa untuk wilayah Kecamatan Kupang Tengah lebih didominasi oleh lahan kering dari pada lahan non kering, wilayah lahan

Luas lahan kering di wilayah pesisir Kabupaten Kulon Progo adalah sebesar 5.115 hektar, sehingga dengan jumlah hari tidak hujan rata-rata setiap tahunnya sejumlah 259 hari

Untuk mencoba mengkaji peluang dengan melihat sifat/ karakteristik dan potensi dari lahan kering dalam pengembangannya untuk pertanian tanaman pangan khususnya padi gogo, maka