• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Nomor: a./UN.16.2/TU/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Nomor: a./UN.16.2/TU/2015"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

Nomor: 10685.a./UN.16.2/TU/2015

Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERN

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

PERATURAN DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

Nomor: 10685.a./UN.16.2/TU/2015

Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

(3)

PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Tim Editor :

1. dr.Rina Gustia, Sp.KK(K) 2. dr. M. Hidayat, Sp.M(K) 3. Dr.dr.Rika Susanti, Sp.F

(4)

KATA SAMBUTAN

KETUA SUB PROGRAM PROFESI

Assalamualakum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Sejak dimulainya Program Pendidikan Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas berdasarkan masalah atau dikenal dengan Problem Based

Learning (PBL) pada tahun 2004, maka kurikulum di tahap profesi dokter juga

mengalami perubahan.

Saat ini kurikulum pendidikan profesi berpedoman kepada perubahan kurikulum pada tahun 2015. Beberapa perubahan pada kurikulum tahun 2015 ini adalah bertambahnya lama waktu kepaniteraan klinik pada semua siklus serta bertambahnya jumlah siklus seperti siklus pulmonologi dan siklus elektif.

Buku panduan ini merupakan pedoman untuk bagian, mahasiswa serta semua unsur yang terkait dalam menjalankan program pendidikan profesi dokter. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada panduan pendidikan profesi dokter ini.

Mudah –mudahan panduan pendidikan profesi dokter ini dapat berguna bagi semua unsur yang terlibat dalam pendidikan profesi dokter.

Padang, Oktober 2015

ttd

(5)

KATA SAMBUTAN

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Assalamualakum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan Ketetapan Senat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Keputusan Rektor Universitas Andalas bahwa sistem pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas adalah Belajar Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning/PBL) dan telah dimulai pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2004/2005. Pada pendidikan profesi dokter sistem pembelajaran juga mengacu kepada sistem PBL.

Pada tahun 2015, kurikulum pendidikan ditahap profesi mengalami beberapa perubahan yaitu bertambahnya lama waktu kepaniteraan klinik serta bertambahnya jumlah siklus. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan serta keterampilan klinis dari dokter lulusan FK Unand.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menyusun Buku Panduan Pendidikan Profesi Dokter ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua untuk mencapai tujuan pendidikan yang kita harapkan.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, Oktober 2015

ttd

(6)

KATA PENGANTAR

Panduan Pendidikan Profesi Dokter, merupakan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan Klinik Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Kegiatan kepaniteraan klinik profesi dokter yang disusun mengacu kepada buku Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia dan Buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2012.

Pelaksanaan kepaniteraan klinik bertujuan untuk melatih keterampilan klinis mahasiswa kedokteran dengan tujuan utama adalah menghasilkan dokter yang memiliki kemampuan sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia.

Standar kompetensi dokter Indonesia terdiri dari 7 area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi dokter layanan primer. Area kompetensi tersebut terdiri dari profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif, pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis dan pengelolaan masalah kesehatan. Berdasarkan kepada standar pendidikan profesi dokter Indonesia tahun 2012 maka lama waktu pelaksanaan pendidikan dokter di tahap profesi adalah minimal 4 semester. Pelaksanaan kepaniteraan klinik dilaksanakan di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit jejaring serta pada sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas.

Pelaksanaan kepaniteraan klinik harus berpedoman kepada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang diterbitkan KKI pada tahun 2012, dimana didalamnya terdapat lampiran daftar masalah yang dihadapi dokter di layanan primer, daftar penyakit yang merupakan diagnosis banding dari masalah yang dijumpai pada daftar masalah, serta daftar keterampilan klinis yang berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai oleh dokter layanan primer di Indonesia. Sehingga setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan kepaniteraan klinik terutama preseptor dan mahasiswa harus memahami kompetensi yang terdapat didalam SKDI sehingga tujuan pendidikan kedokteran untuk menghasilkan dokter layanan primer yang mampu melakukan penanganan secara komprehensif dengan pendekatan dokter keluarga dapat tercapai. Selama pendidikan di tahap profesi mahasiswa juga harus dilatih dalam mengambil keputusan etik terhadap kasus yang dihadapi dengan menggunakan

(7)

maleficence (tidak merugikan), beneficience (berbuat baik), autonomy (menghormati

otonomi pasien) dan justice (keadilan).

Panduan pendidikan profesi dokter ini disusun oleh Sub Program Profesi yang menjadi pedoman bagi seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan kepaniteraan klinik di lingkungan Fakultas Kedokteran Unand.

Padang, Oktober 2015 ttd

(8)

PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

NOMOR: 10685.a./UN.16.2/TU/2015 TENTANG

PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Menimbang :

a. Bahwa Buku Panduan Pendidikan Profesi Dokter, tahun 2009 tidak sesuai lagi dengan perubahan kurikulum pendidikan profesi tahun 2015.

b. Bahwa untuk mendukung pelaksanaan pendidikan di tahap profesi dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan dan pengembangan serta penyesuaian peraturan.

c. Bahwa untuk merealisasikan butir a dan butir b diatas, dipandang perlu untuk melakukan perubahan, pengembangan dan penyesuaian panduan pelaksanaan Pendidikan Profesi Dokter dalam suatu peraturan Dekan. Mengingat :

a. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional

b. Undang – Undang Nomor 20 tahun 2013, tentang pendidikan dokter. c. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Konsil kedokteran

Indonesia, tahun 2012.

d. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Konsil kedokteran Indonesia, tahun 2012.

e. Peraturan Rektor Universitas Andalas, nomor 7 tahun 2011, tentang peraturan akademik program sarjana universitas andalas.

f. Peraturan Rektor Universitas Andalas nomor: 12530/XIII/A/Unand-2010, tentang peraturan akademik program pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas andalas.

Menetapkan : MEMUTUSKAN

PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

(9)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam panduan ini yang dimaksud dengan :

1. Pendidikan Klinik Profesi Dokter adalah jenjang pendidikan dokter pada tahap klinik yang dilaksanakan di rumah sakit pendidikan utama, rumah sakit jejaring dan puskesmas.

2. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Utama yang dipakai untuk kegiatan pendidikan di klinik yaitu RSUP Dr.M Djamil Padang.

3. Rumah Sakit Jejaring adalah Rumah Sakit tambahan yang dipakai untuk kegiatan pendidikan di klinik.

4. Puskesmas adalah pusat pelayanan primer yang dipakai untuk kegiatan pendidikan di klinik.

5. Sub Program Profesi adalah struktur organisasi di Program Studi Profesi Dokter yang bertugas mengelola kegiatan pendidikan klinik profesi dokter. 6. Preseptor adalah dokter spesialis/S2 yang sudah mendapat pelatihan preseptor

yang akan membimbing mahasiswa selama kepaniteraan klinik.

7. Preseptor puskesmas adalah dokter puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan preseptor untuk membimbing dokter muda di puskesmas.

8. FOME (Family Oriented Medical Education) 3 adalah kegiatan kepaniteraan klinik di puskesmas yang meliputi kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative dengan menerapkan prinsip komunikasi efektif dan berimplementasi EBM dan pasien safety, yang dilaksanakan setelah dokter muda menyelesaikan siklus kepaniteraan klinik di Rumah Sakit.

9. Dokter muda adalah mahasiswa Program Profesi Dokter yang sudah mendapat gelar Sarjana Kedokteran dan sudah lulus ujian komprehensif .

10. Yudisium dokter adalah pelantikan dokter setelah dokter muda lulus seluruh kepaniteraan klinik dan lulus UKMPPD (Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter).

11. Lama studi di tahap profesi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menjalani siklus kepaniteraan klinik mulai dari pembekalan sampai dilakukan yudisium dokter.

(10)

12. Siklus besar adalah bagian klinik yang ditetapkan dengan lama kepaniteraan klinik 9 minggu

13. Siklus kecil adalah bagian klinik yang ditetapkan dengan lama kepaniteraan klinik 4,5 minggu

14. Siklus elektif adalah siklus pilihan yang terdiri dari kardiologi, radioterapi, rehabilitasi medik, gizi klinik serta ilmu kesehatan gigi dan mulut dengan lama waktu rotasi satu silkus kecil (wajib dipilih salah satu).

15. Mini CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise ) adalah salah satu bentuk evaluasi di klinis yang menunjukkan tingkatan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan, skill dan sikap secara terintegrasi untuk melaksanakan tugas profesional.

16. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah salah satu bentuk evaluasi untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran.

17. UKMPPD adalah ujian kompetensi untuk mahasiswa program pendidikan dokter yang bersifat nasional, yang merupakan salah satu syarat untuk lulus menjadi dokter.

BAB II

TUJUAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER Bagian Pertama

Tujuan Pendidikan Dokter

Pasal 2

Menghasilkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi dokter umum dengan pendekatan dokter keluarga yang profesional, kompeten dan beretika.

Bagian Kedua

Tujuan Umum Pendidikan Profesi Dokter

Pasal 3

Untuk melatih keterampilan klinik dan kemampuan pemecahan masalah kesehatan di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan primer sebagai aplikasi dari ilmu dasar yang sudah diperoleh pada tahap akademik.

(11)

Tujuan Khusus Pendidikan Profesi Dokter

Pasal 4 Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menerapkan prinsip – prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran klinik dan Ilmu Kesehatan masyarakat dalam pemecahan masalah pasien dan keluarga di tahap klinik

2. Melakukan prosedur diagnosis dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dasar serta interprestasi hasil pemeriksaan penunjang

3. Melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain

4. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif

5. Melakukan tindakan medis pada keadaan gawat darurat

6. Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikoetikolegal terhadap masalah kesehatan/kecederaan yang berhubungan dengan hukum

7. Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan.

Bagian Ketiga

Sistem Pendidikan Profesi Dokter

Pasal 5

1. Mahasiswa yang sudah mendapat gelar Sarjana Kedokteran dan sudah lulus ujian komprehensif selanjutnya mengikuti sistem pendidikan profesi dokter yang terdiri dari : Layanan Orientasi dan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) - Rotasi klinik - FOME 3 + UKMPPD dan yudisium dokter; 2. Selama mengikuti pendidikan profesi dokter mahasiswa disebut dengan

(12)

3. Pendidikan profesi dokter atau kepaniteraan klinik didahului dengan pengayaan yang disebut dengan Layanan Orientasi dan PPGD yang dilaksanakan selama satu minggu. Pengayaan merupakan persyaratan mutlak untuk boleh masuk ke siklus di kepaniteraan klinik;

4. Setelah pengayaan mahasiswa akan mengikuti kepaniteraan klinik pada 15 bagian klinik;

5. Selanjutnya jika telah lulus semua rotasi kepaniteraan klinik pada 15 bagian klinik, mahasiswa mengikuti FOME 3;

6. Selanjutnya jika telah lulus FOME 3, mahasiswa mengikuti UKMPPD;

7. Selanjutnya jika telah lulus UKMPPD maka akan mengikuti Yudisium Dokter.

Bagian Keempat Tempat Pelaksanaan

Pasal 6

1. Kepaniteraan/rotasi klinik dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan Utama yaitu RSUP Dr. M Djamil Padang dan di Rumah Sakit Jejaring, yaitu RSUD Dr. Ahmad Muchtar Bukittinggi, RSUD Pariaman, RSUD Batusangkar, RSUD Lubuk Basung, dan RSUD Payakumbuh, RSUD Painan, RSUD Sungai Dareh, RST Padang, RSUD Padang, RSJ HB Saanin Padang.

2. Kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas/Masyarakat (IKK/IKM) di Bagian IKK/IKM Fakultas Kedokteran Unand, Puskesmas Kota Padang, yaitu: Puskesmas Andalas, Puskemas Pauh, Puskesmas Ambacang Kuranji dan Puskesmas Lubuk Kilangan, PT Semen Padang, Kantor Kesehatan Pelabuhan Teluk bayur.

Pasal 7

Pendidikan profesi dokter FOME 3 dilaksanakan di Puskesmas Kota Padang, yaitu : Puskesmas Padang Pasir, Alai, Ulak Karang, Air Dingin, Bungus, Lubuk Buaya, Nanggalo, Seberang Padang, Kuranji, Belimbing dan Lubuk Begalung.

(13)

Bagian Kelima Lama Studi

Pasal 8

1. Lama studi dihitung sejak mahasiswa mengikuti pembekalan/ pengayaan sampai yudisium dokter;

2. Tahap-tahap kepaniteraan klinik yang harus dilewati terdiri dari : 1. Pembekalan/pengayaan : 1 minggu 2. Kepaniteraan klinik : 90 minggu

3. FOME 3 : 5 minggu;

3. Total tahap kepaniteraan klinik adalah 96 minggu.

BAB III

SIKLUS KEPANITERAAN KLINIK Bagian Pertama

Lama dan Nama Siklus Kepaniteraan Klinik

Pasal 9

Pendidikan profesi dokter dilaksanakan pada 15 bagian yang terdiri dari 5 bagian siklus besar, 10 bagian siklus kecil.

Pasal 10

Lama waktu kepaniteraan klinik untuk siklus bagian besar adalah 9 minggu, yang terdiri dari siklus bagian: Ilmu Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kedokteran Komunitas/Masyarakat.

Pasal 11

Lama waktu kepaniteraan klinik untuk siklus bagian kecil adalah 4,5 minggu, yang terdiri dari siklus bagian: Ilmu Kesehatan Mata, THT, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Neurologi, Psikiatri, Anestesi, Ilmu Kedokteran Forensik, Radiologi, Pulmonologi dan salah satu siklus elektif yang dipilih oleh mahasiswa.

Pasal 12

Siklus elektif yang dipilih pada saat pengayaan adalah : Kardiologi, Radioterapi, Rehabilitasi Medik, Gizi Klinik serta Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut

(14)

Pasal 13

FOME 3 dilaksanakan di puskesmas selama 5 minggu.

Bagian Kedua Angka kredit

Pasal 14

No Nama Siklus Lama

(Minggu)

Kredit

1. Pembekalan 1 1

2. Ilmu Penyakit Dalam 9 5

3. Obgyn 9 5

4. Ilmu Penyakit Bedah 9 5 5. Ilmu Kesehatan Anak 9 5 6. Ilmu Kedokteran Komunitas/Masyarakat 9 5 7. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4,5 2,5 8. Ilmu Psikiatri 4,5 2,5 9. Ilmu Neurologi 4,5 2,5 10. Ilmu Kesehatan Mata 4,5 2,5

11. Ilmu THT 4,5 2,5

12. Anestesi 4,5 2,5

13. Radiologi 4,5 2,5

14. Ilmu Kedokteran Forensik 4,5 2,5 15. Pulmonologi 4,5 2,5 16. Siklus Elektif :

1. Ilmu Kesehatan gigi dan mulut 2. Kardiologi

3. Rehabilitasi Medik 4. Kedokteran Nuklir 5. Ilmu Gizi Klinik

4,5 2,5 17. FOME 3 5 3 Total 96 minggu 54 SKS Bagian Ketiga Sistem Rotasi Pasal 15

1. Pertukaran/perpindahan siklus mahasiswa selama kepaniteraan klinik diatur oleh Sub Program Profesi;

2. Pertukaran digilir sesuai dengan alur siklus yang telah ditetapkan (Mary’s go Round).

   

(15)

Pasal 16

Secara garis besar, pertukaran siklus mahasiswa ditetapkan dengan aturan 1 siklus besar diikuti dengan 2 siklus kecil, akan tetapi jika terdapat kesenjangan dari jumlah mahasiswa antara satu bagian dengan bagian yang lain maka Sub Program Profesi akan membuat kebijakan lain guna memecahkan masalah tersebut.

Pasal 17

Secara umum skema alur kepaniteraan klinik adalah seperti sketsa berikut:

1 2&3 4 5&6 7 Ilmu Penyakit Dalam Neurologi Anak Kulit dan Kelamin Bedah 4,5 Minggu 4,5 minggu 9 minggu Radiologi 9 minggu THT 9 Minggu 4,5 Minggu 4,5 minggu

8 & 9 10 11 &12 13 14&15 16 Kesehatan Mata Obgyn Siklus Elektif IKK/IKM Psikiatri FOME 3 4,5 Minggu 4,5 minggu 4,5 Minggu Pulmonologi 9 minggu Kedokteran Forensik 9 minggu Anastesi 4,5 Minggu 4,5 minggu 4,5 minggu 5 minggu Pasal 18

Informasi siklus diumumkan di kantor Sekretariat Sub Program Profesi, 2 minggu sebelum siklus dimulai.

(16)

BAB IV

PEMBEKALAN/PENGAYAAN Bagian Pertama

Pelaksana Pembekalan/Pengayaan

Pasal 19

1. Pelaksanaan pembekalan merupakan kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, yang dikelola oleh Sub Program Profesi dan RSUP Dr. M. Djamil Padang, yang dikelola oleh Bagian Diklit RSUP Dr. M. Djamil; 2. Pembekalan/pengayaaan disebut dengan Layanan Orientasi Gabungan dan

Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

Bagian Kedua

Tatatertib Pembekalan/Pengayaan

Pasal 20

1. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembekalan;

2. Mahasiswa harus masuk tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Jika terlambat, maka dianggap tidak mengikuti sesi pembekalan; 3. Pakaian saat pembekalan adalah pakaian seragam kepaniteraan klinik

dilengkapi dengan name tag;

4. Mahasiswa perempuan yang memakai kerudung, selama pembekalan memakai kerudung berwarna putih;

5. Tidak diperkenankan mengaktifkan telepon genggam pada saat pembekalan; 6. Jika mahasiswa tidak mengikuti 1 sesi pembekalan, maka akan diberikan

sanksi harus mengikuti pembekalan pada periode berikutnya secara penuh, dalam pengertian bahwa ketika mengikuti pembekalan berikutnya mahasiswa yang bersangkutan tidak mengikuti siklus kepaniteraan klinik.

Bagian Ketiga Materi Pembekalan

Pasal 21

(17)

1. Pentingnya hubungan antara dokter dan pasien, dokter muda, perawat dan karyawan RSUP Dr.M.Djamil;

2. Peran dokter muda dalam akreditasi Rumah Sakit;

3. Tata tertib praktek profesi, sejarah dan SOTK RSUP Dr.M Djamil serta pelayanan prima;

4. Manajemen pelayanan rumah sakit dan patien safety; 5. Tatalaksana pelayanan medik di Rumah Sakit M Djamil; 6. Kewaspadaan Universal;

7. Peran dokter muda di Poliklinik;

8. Prosedur triage dan manajemen tatalaksana bencana; 9. SPGDT /trauma kepala;

10. Sosialisasi pengisian Medical Record;

11. Penatalaksanaan Farmasi di RSUP Dr.M.Djamil; 12. Pengantar laboratorium klinik;

13. Undang-Undang kesehatan; 14. Fungsi komite medik;

15. Etika Kedokteran dan etika Rumah Sakit; 16. Bantuan hidup dasar dan terapi cairan; 17. Praktek BHD (Bantuan Hidup Dasar); 18. Batasan kerja dokter muda dan perawat; 19. Hands hygiene;

20. APAR.

Pasal 22 Materi dari Fakultas Kedokteran Unand terdiri dari :

1. Sistem kepaniteraan klinik;

2. Gambaran siklus di kepaniteraan klinik dan SKDI;

3. Penatalaksanaan gawat darurat Obgyn, Bedah, IPD, Anak, THT, Mata, Neurologi, Kulit, Psikiatri, Jantung, Paru;

4. Persiapan rujukan pada kasus gawat darurat;

5. Undang-Undang kedokteran dan Malpraktek medis; 6. Pembacaan EKG;

7. Pembuatan Resep dan Farmakologi obat; 8. Peran Forensik dalam pelayanan kesehatan;

(18)

9. Pembuatan VeR;

10. Teknik pemeriksaan gigi dan rekam medis gigi; 11. Pengarahan dari FKDM.

Pasal 23

Materi dari Organisasi Profesi (IDI) adalah Peran IDI dalam menangani dokter teradu.

BAB V

KEGIATAN PENDIDIKAN DI KEPANITERAAN KLINIK Bagian Pertama

Tatacara Masuk Ke Siklus, Preseptor dan Bahan Ajar

Pasal 24

1. Sebelum masuk ke siklus bagian klinik, wakil dari dokter muda disuatu bagian mengambil surat pengantar dari Sub Program Profesi pada hari perpindahan siklus;

2. Dokter muda yang akan masuk ke siklus suatu bagian klinik adalah dokter muda yang namanya terdaftar pada surat pengantar masuk siklus dari Sub Program Profesi.

Pasal 25

1. Dokter muda sudah harus masuk ke siklus yang baru pada jam 09.00 WIB di hari Senin, untuk melapor ke Ketua Bagian atau Koordinator Pendidikan; 2. Untuk siklus kecil yang pertukaran di hari Rabu, dokter muda sudah harus

keluar dari siklus sebelumnya jam 12.00 WIB dan masuk ke siklus baru pada jam 13.00 WIB;

3. Tidak ada lagi kegiatan akademik setelah waktu berakhirnya siklus sesuai ketentuan ayat (1) dan ayat (2) dengan maksud agar tidak menggangu kegiatan dokter muda untuk pindah ke siklus berikutnya.

(19)

Pasal 26

1. Setelah mendapat pengarahan dari Ketua Bagian atau Koordinator Pendidikan, dokter muda akan mengikuti kepaniteraan klinik di bagian tersebut sesuai dengan lama waktu yang sudah ditentukan;

2. Pengarahan dari Ketua Bagian atau Koordinator Pendidikan, meliputi tata tertib kepaniteraan klinik di bagian, keterampilan klinis yang harus didapat dan hal lain yang dirasakan perlu.

Pasal 27 Preseptor

1. Pembimbing dokter muda di kepaniteraan klinik adalah preseptor;

2. Satu Preseptor membimbing paling banyak 10 dokter muda, kecuali jika jumlah preseptor tidak mencukupi;

3. Untuk bagian besar preseptor diganti pada hari senin di minggu ke 5.

Pasal 28

Preseptor harus memahami Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, sesuai dengan bidang ilmu masing-masing.

Pasal 29 Bahan Ajar

Secara umum Bagian Klinik harus menyiapkan bahan ajar sebagai berikut : 1. Buku log

2. Modul Penyakit, minimal 9 modul untuk siklus kecil dan minimal 18 modul untuk silkus besar

3. Preseptor guide

4. Absensi dokter muda dan preseptor

5. Buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia(SKDI) tahun 2012 6. Buku pedoman lain yang diperlukan

7. Rekam medis pasien

(20)

Pasal 30

Setiap dokter muda mendapatkan buku log dan modul di setiap Bagian Klinik dan membaca buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang dikeluarkan KKI tahun 2012

Pasal 31 Modul

1. Merupakan buku yang berisikan keterampilan klinis yang disiapkan oleh bagian untuk pedoman dalam menjalankan kepaniteraan klinik;

2. Dibuat berdasarkan kepada daftar lampiran penyakit atau keterampilan klinis yang terdapat pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012 diutamakan penyakit dengan level kompetensi 4 dan 3;

3. Setiap modul dibuatkan learning objective berupa kognitif, psikomotor dan

attitude;

4. Bagian kecil menyiapkan minimal 9 modul dan bagian besar minimal 18 modul.

Pasal 32 Buku Log

1. Dibuat oleh Bagian Klinik, yang berisi data dan pencapaian tujuan dari kegiatan berupa bed side teaching, case report session, clinical science

session, meet the expert dan keterampilan klinis, sesuai kompetensi klinis

yang harus dikuasai dokter muda serta kegiatan non preseptor lainya;

2. Berguna sebagai bahan evaluasi kegiatan atau pencapaian kompetensi yang sudah didapat;

3. Setiap kegiatan yang dikerjakan harus ditanda tangani oleh preseptor atau non preseptor;

(21)

Bagian Kedua Kegiatan Harian

Pasal 33

1. Kegiatan harian di Bagian dibimbing oleh preseptor berupa tatap muka selama 2 jam setiap hari, sebanyak 5 kali dalam satu minggu;

2. Selain kegiatan sesuai ayat (1), dokter muda mengikuti kegiatan lain yang diatur oleh bagian yang dibimbing oleh non preseptor;

3. Pelaksanaan kegiatan yang lebih rinci diserahkan kepada bagian dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi bagian dengan tetap mengacu kepada ketentuan umum yang sudah ditetapkan.

Pasal 34 1. Kegiatan harian dengan preseptor adalah:

a. Bedside Teaching (BST) : 2 x seminggu b. Clinical Report Session (CRS) : 1 x seminggu c. Clinical Scientific Session (CSS): 1 x seminggu d. Meet the Expert (MTE) : 1 x seminggu

2. Pada bagian tertentu, kegiatan preseptor menyesuaikan dengan tujuan pendidikan di bagian dan kondisi masing – masing bagian.

Pasal 35

Bed Side Teaching (BST)

1. Merupakan suatu kegiatan pembelajaran dokter muda secara aktif dengan langsung menggunakan pasien yang difasilitasi oleh preseptor;

2. Ketentuan pelaksanaan BST adalah : a) Dimulai pada minggu pertama siklus

b) Dilaksanakan 2 kali dalam 1 minggu, terdapat minimal 18 modul yang akan diberikan selama siklus di bagian besar dan minimal 9 modul di siklus bagian kecil

c) Topik penyakit yang diambil sesuai dengan penyakit yang ada di buku modul

(22)

d) Kegiatan BST dilakukan oleh 2-3 orang peserta, disaksikan oleh preseptor dan peserta dalam kelompok yang sama.

3. Bed Side Teaching dilaksanakan selama 2 jam di bawah bimbingan preseptor; 4. Urutan kegiatan Bed Side Teaching adalah:

a) Sebelum kegiatan, dokter muda telah mendapat pengarahan dari preseptor tentang kasus yang akan mereka pelajari;

b) Anamnesis, pemeriksaan fisik pasien didampingi preseptor;

c) Dokter muda membuat status dengan lengkap beserta pembahasan kasus, selanjutnya akan diperiksa oleh preseptor;

d) Presentasi dilanjutkan dengan diskusi pada ruang diskusi yang didampingi preseptor;

e) Preseptor melakukan penilaian, komponen penilaian (untuk presentan dan

audience) sesuai ketentuan dalam buku log;

f) Feedback oleh preseptor;

g) Selesai kegiatan, preseptor menandatangani buku log. Pasal 36

Case Report Session (CRS)

1. Merupakan kegiatan laporan kasus berupa hasil pemeriksaan serta penatalaksanaan pasien, yang dimulai pada minggu pertama;

2. Dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, selama 2 jam;

3. Kasus yang diambil dapat berasal dari kasus BST, penyakit yang jarang, penyakit yang memiliki implikasi berat, penyakit yang tidak termasuk dalam modul tetapi penting untuk diketahui oleh peserta;

4. Jumlah presentan 3-4 orang; 5. Kegiatan CRS terdiri dari:

a) Anamnesis, fisik diagnostik di ruang pasien dan tidak dihadiri preseptor; b) Status dan laporan dibuat dalam 1x24 jam, diperiksa oleh preseptor ; c) Presentasi dan diskusi dilakukan di ruang diskusi yang dihadiri oleh

preseptor dan anggota kelompok yang sama ;

d) Preseptor melakukan penilaian, komponen penilaian (untuk presentan dan

audience) sesuai dengan yang ada didalam buku Log ;

e) Feedback oleh preseptor ;

(23)

Pasal 37

Clinical Science Session (CSS)

1. Merupakan diskusi ilmiah mengenai salah satu topik yang berhubungan dengan masalah pasien, dimulai pada minggu pertama siklus;

2. Kegiatan dilaksanakan 1 kali dalam seminggu selama 2 jam;

3. Topik dapat diambil dari modul yang belum dibahas atau learning issue yang timbul pada saat BST atau CRS dan sebaiknya berdasarkan Evidence Based

Medicine, dan jurnal-jurnal terbaru ;

4. Kegiatan dilakukan oleh 1 sub kelompok yang terdiri dari 3-4 orang dokter muda ;

5. Presentasi dan diskusi dilakukan di ruangan diskusi, dihadiri Preseptor dan anggota kelompok yang sama;

6. Preseptor melakukan penilaian, komponen penilaian (untuk presentan dan

audience) sesuai dengan ketentuan di buku log ;

7. Feedback oleh preseptor;

8. Selesai kegiatan, preseptor menandatangani buku log.  

Pasal 38

Meet The Expert (MTE)

1. Berupa pertemuan dokter muda dengan dosen atau staf pengajar yang telah ditentukan oleh bagian, dimulai pada minggu pertama siklus;

2. Kegiatan dilaksanakan 1 kali seminggu selama 2 jam;

3. Pemberi kuliah adalah expert/profesor atau staf pengajar yang ahli;

4. Materi adalah hal yang dianggap penting dan harus dikuasai peserta yang tidak termasuk dalam modul, BST, CRS, CSS atau belum pernah dibicarakan.

(24)

Pasal 39

Skema aktivitas harian

Jam(WIB) Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

07.30-09.30 BST CRS BST CSS MTE 09.30-12.00 Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll 13.00-15.00 Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll Poliklinik/ OK/dll 15.00-16.00 diskusi diskusi diskusi diskusi diskusi > 16.00 Jaga malam Jaga malam Jaga malam Jaga malam Jaga malam

Catatan:

- Jam dan hari kegiatan disesuaikan dengan masing-masing bagian - Sabtu, Minggu serta hari libur jaga sesuai dengan jadwal jaga

di bagian masing-masing.

Pasal 40

1. Selama mengikuti kepaniteraan klinik, dokter muda harus mendapatkan keterampilan klinis yang sudah ditetapkan oleh bagian yang dibuat berdasarkan kepada daftar lampiran keterampilan klinis dan daftar penyakit pada SKDI.

2. Pencapaian keterampilan klinik diharapkan dapat mendekati angka 100% dari seluruh keterampilan klinik yang harus dicapai.

Bagian ketiga Kegiatan FOME 3

Pasal 41

1. Tujuan umum kegiatan FOME 3 adalah melakukan pelayanan kesehatan di layanan primer yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menerapkan prinsip komunikasi efektif dan berimplementasi EBM serta pasien safety;

(25)

2. Dokter muda yang masuk siklus FOME 3 adalah dokter muda yang sudah selesai menjalani kepaniteraan klinik pada 15 Bagian dan lulus dengan nilai minimal B-;

3. Selama kegiatan FOME 3, mahasiswa dibimbing oleh preseptor FOME 3 dan preseptor puskesmas;

4. Seluruh kegiatan selama FOME 3 diisi pada buku log FOME 3.

Pasal 42

Metode Pembelajaran FOME 3 1. BST dengan preseptor FOME 3;

2. Sesi laporan kasus;

3. Keluarga binaan yang dikelola selama siklus berlangsung dan dilakukan intervensi yang bersifat promotif dan preventif untuk memperbaiki perilaku hidup sehat;

4. Home visit bersama preseptor FOME 3.

BAB VI TATA TERTIB

Pasal 43

1. Mahasiswa harus mentaati tata tertib umum yang sudah ditetapkan oleh Sub Program Profesi dan tata tertib khusus yang ditetapkan oleh Bagian Klinik masing-masing ketika berada di dalam siklus klinik yang bersangkutan; 2. Selain ketentuan pada ayat (1), mahasiswa juga harus mentaati tata tertib yang

dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran dan Universitas Andalas serta tata tertib yang dibuat oleh wahana pendidikan dimana mahasiswa berada.

Bagian Pertama Pakaian

Pasal 44 Pakaian perempuan 1. Baju seragam kepaniteraan klinik pada jam kerja;

2. Memakai rok panjang hingga mata kaki, tidak ketat/ trasparan/ berbelahan tinggi;

(26)

4. Memakai name tag yang sesuai dengan ketentuan sub program profesi; 5. Memakai sepatu;

6. Rapi, bersih dan sopan;

7. Muka terlihat jelas, tidak memakai cadar; 8. Tidak memakai make up yang berlebihan.

Pasal 45 Pakaian Laki-laki 1. Baju seragam kepaniteraan klinik pada jam kerja; 2. Celana berbahan kain (tidak jeans) dan tidak ketat; 3. Baju jaga, pada saat jaga malam;

4. Memakai sepatu;

5. Memakai name tag yang sesuai dengan ketentuan sub program profesi; 6. Rapi, bersih, sopan.

Bagian Kedua Izin/Meninggalkan Siklus

Pasal 46 1. Ketentuan izin yang diperbolehkan adalah :

a. Izin untuk kepentingan akademik dan kepentingan lain dengan surat dari Dekan/Wakil Dekan

b. Izin sakit, dengan surat keterangan sakit dari dokter yang merawat c. Izin dengan alasan keluarga inti meninggal (ayah,ibu,adik,kakak,

mertua) dengan surat izin d. Izin melaksanakan pernikahan

e. Izin dengan alasan selain yang diatas yang diterima oleh Bagian; 2. Lama hari yang diperbolehkan izin untuk siklus kecil 1 hari;

3. Lama hari yang diperbolehkan izin untuk siklus besar 2 hari; 4. Lama hari yang diperbolehkan izin untuk FOME 3 adalah 1 hari;

5. Jika izin lebih dari ketentuan lama hari pada ayat (2), (3) dan (4) maka mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang siklus.

(27)

Pasal 47

1. Jika dokter muda mengundurkan diri dari siklus setelah nama dikirim oleh Sub Program Profesi ke Bagian dengan alasan lain kecuali sakit atau kondisi darurat yang tidak bisa diduga sebelumnya atau kegiatan akademik serta izin dengan surat dari dekan/wakil dekan, maka yang bersangkutan akan diberikan sanksi berupa tidak boleh mengikuti satu siklus kecil berikutnya.

2. Bagian memberitahu Sub Program Profesi jika ada kejadian sesuai ketentuan pada ayat (1)

Pasal 48

Tatacara mengundurkan diri dari siklus

1. Mahasiswa membuat surat permohonan izin mengundurkan diri kepada Ketua Sub Program Profesi, selambat – lambatnya 3 minggu sebelum siklus dimulai; 2. Pada kondisi darurat yang tidak bisa diduga sebelumnya, surat permohonan

izin mengundurkan diri sesuai ayat (1) bisa dibuat dalam waktu kurang dari 3 minggu sebelum siklus dimulai;

3. Ketua Sub Program Profesi selanjutnya membuat surat permohonan kepada Dekan untuk memberikan izin kepada mahasiswa yang bersangkutan;

4. Surat izin dari Dekan diserahkan oleh mahasiswa kepada ketua Sub Program Profesi, selanjutnya untuk diarsipkan dan disampaikan kepada pihak yang terkait;

5. Jika nama sudah keluar untuk siklus kecil, maka otomatis nama mahasiswa yang bersangkutan akan dikeluarkan dari siklus tersebut.

 

Pasal 49

Semua pengumuman atau perubahan jadwal serta libur selama di kepaniteraan klinik adalah yang dibuat resmi oleh Ketua Sub Program Profesi/ Dekan.

BAB VII

PENILAIAN DAN NILAI

Pasal 50

1. Selama kepaniteraan klinik dilakukan penilaian dan evaluasi, penilaian dapat dilihat pada buku log atau kompetensi klinik yang telah dicapai;

(28)

2. Penilaian akhir dilakukan pada minggu terakhir siklus oleh Preseptor dan Non Preseptor;

3. Bobot penilaian terdiri dari :

a) Penilaian preseptor 60% terdiri dari :

• BST

• CRS

• CSS

• Mini CEX

b) Penilaian non preceptor 40% terdiri dari: a. Ujian tulis MCQ

b. OSCE

4. Selain unsur diatas, penilaian juga dipengaruhi oleh unsur kondite/aspek etik dan perilaku mahasiswa selama mengikuti kepaniteraan klinik;

5. Metode penilaian dapat disesuaikan dengan kondisi di bagian masing-masing dan dengan tetap mengacu kepada penilaian yang sudah ditetapkan.

Pasal 51 Penyerahan nilai

1. Pada saat dokter muda sudah selesai melaksanakan kepaniteraan klinik di suatu bagian, maka bagian yang bersangkutan harus menyerahkan nilai paling lama dua minggu setelah siklus berakhir;

2. Nilai diserahkan ke Sekretariat Sub Program Profesi;

3. Jika dalam waktu yang ditetapkan nilai tidak selesai, maka Sub Program Profesi mengambil kebijakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Akademik Universitas Andalas, yaitu nilai dinyatakan B.

Pasal 52

Koordinator pendidikan yang dipimpin oleh ketua Sub Program Profesi dan Wakil Dekan 1 mengadakan rapat rutin pada minggu ketiga setelah siklus besar berakhir untuk evaluasi nilai di siklus kepaniteraan klinik.

(29)

Pasal 53 Nilai

1. Nilai dokter muda yang dikeluarkan oleh Bagian adalah : A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D, E atau BL;

2. Tidak ada kriteria lain dalam penilaian;

3. Nilai BL adalah nilai yang belum bisa dibuat oleh Bagian dengan alasan masih ada tugas atau persyaratan lain yang belum diselesaikan oleh dokter muda; 4. Untuk nilai BL diberi kesempatan 2 minggu untuk mengeluarkan nilai

definitif, jika tidak dapat mengeluarkan nilai dalam waktu 2 minggu maka nilai dianggap C+(tidak lulus);

5. Batas nilai lulus di kepaniteraan klinik minimal B-.

Pasal 54

1. Jika terdapat permasalahan nilai disuatu Bagian maka Ketua atau Sekretaris Sub Program Profesi dapat menghubungi Koordinator Pendidikan atau Ketua Bagian untuk menanyakan permasalahan tersebut;

2. Setiap nilai yang masuk ke Sekretariat Sub Program Profesi, akan di tempelkan di papan pengumuman untuk dilihat oleh Dokter Muda.

Pasal 55 Penilaian FOME 1. Instrumen penilaian yang digunakan adalah :

a. Log book dan portofolio

b. Mini CEX

2. Pada saat penyerahan nilai FOME 3 ke Sub Program Profesi, disertai dengan penyerahan absensi bukti kehadiran preseptor dan dokter muda di puskesmas; 3. Presentase penilaian adalah 30% preseptor puskesmas dan 70% preseptor

FOME.

Pasal 56 IPK

Penilaian akhir kepaniteraan klinik adalah kumulatif bobot penilaian kepaniteraan klinik di 15 Bagian dan FOME 3.

(30)

BAB VIII

MENGULANG SIKLUS DAN PEMERIKSAAN NILAI

Pasal 57

1. Jika nilai dokter muda tidak mencapai B- maka yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus;

2. Ulang siklus dilakukan setelah selesai mengikuti ke 15 bagian ditahap kepaniteraan klinik;

3. Jadwal ulang siklus ditentukan oleh Sub Program Profesi;

4. Pada FOME 3, ulang siklus dilaksanakan mengikuti jadwal siklus baru masuk ke FOME 3;

5. Tempat puskesmas untuk mengulang FOME 3 disesuaikan dengan puskesmas siklus baru.

Pasal 58

Lama waktu mengulang siklus

1. Nilai C+, C dan C-, mengulang selama setengah siklus (2 minggu 1 hari untuk siklus kecil dan 4,5 minggu untuk siklus besar)

2. Nilai D, E, mengulang selama satu siklus (4,5 minggu untuk siklus kecil dan 9 minggu untuk siklus besar)

Pasal 59

Lama waktu mengulang FOME 3

1. Nilai C+, C, C- mengulang selama setengah siklus yaitu 2,5 minggu; 2. Nilai D,E mengulang selama satu siklus yaitu 5 minggu.

Pasal 60 Pemeriksaan Nilai

1. Untuk menghindari kesalahan nilai, maka Sub Program Profesi melakukan pemeriksaan nilai ke Bagian Klinik sebanyak 2 kali;

(31)

2. Pemeriksaan nilai pertama dilakukan pada saat mahasiswa sudah selesai menjalani dan lulus ke 15 siklus kepaniteraan klinik untuk kepentingan mengikuti FOME 3;

3. Pemeriksaan nilai kedua dilakukan pada saat mahasiswa sudah selesai menjalani FOME 3 untuk kepentingan pendaftaran UKMPPD;

4. Pemeriksaan nilai dilakukan dengan cara Sub Program Profesi membuat rekap nilai semua mahasiswa ke suatu bagian dengan mencantumkan nama, nomor buku pokok serta nilai mahasiswa yang bersangkutan;

5. Bagian Klinik mencocokan nilai yang dikirim oleh Sub Program Profesi dengan arsip nilai yang ada di Bagian;

6. Selanjutnya berkas pemeriksaan nilai yang sudah ditandatangani oleh Ketua Bagian diserahkan ke Sub Program Profesi.

Pasal 61

Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan Nilai

1. Pemeriksaan nilai pertama sesuai Pasal 60 ayat (2) dilaksanakan paling cepat setelah 2 minggu siklus berakhir;

2. Pemeriksaan nilai kedua sesuai Pasal 60 ayat (3) dilaksanakan paling cepat 1 hari setelah selesai siklus FOME 3, yang disesuaikan dengan batas akhir berkas harus masuk untuk pendaftaran UKMPPD.

BAB IX UKMPPD

Pasal 62

1. UKMPPD adalah ujian kompetensi yang bersifat nasional untuk mahasiswa program pendidikan dokter yang dilaksanakan setelah mahasiswa selesai menjalani program pendidikan profesi dokter;

2. Pelaksana UKMPPD adalah Panitia Nasional Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (PNUKMPPD);

3. UKMPPD harus diikuti oleh seluruh dokter muda yang sudah selesai dan lulus menjalani kepaniteraan klinik dan FOME 3;

(32)

Pasal 63

Waktu Pelaksanaan dan Pendaftaran

1. UKMPPD dilaksanakan 4 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November;

2. Jarak waktu ujian MCQ dengan ujian OSCE adalah 1 minggu;

3. Pendaftaran UKMPPD dibuka lebih kurang 1 bulan sebelum jadwal pelaksanaan ujian (sesuai dengan ketentuan PNUKMPPD);

4. Pendaftaran dilakukan secara kolektif melalui petugas di Fakultas Kedokteran; 5. Nilai dan semua berkas untuk pendaftaran sudah diserahkan selambat –

lambatnya 3 hari sebelum jadwal pendaftaran ke Sub Program Profesi;

6. Jika tidak menyerahkan ketentuan sesuai ayat (5) maka mahasiswa yang bersangkutan tidak bisa didaftarkan pada periode ujian tersebut;

7. Selanjutnya kegiatan pembayaran dan kegiatan lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari PNUKMPPD.

Pasal 64 Bimbingan

1. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti UKMPPD diwajibkan mengikuti kegiatan bimbingan yang dilaksanakan oleh fakultas;

2. Kegiatan bimbingan harus diikuti secara penuh;

3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal bimbingan yang sudah dibuat oleh fakultas;

4. Bagi mahasiswa yang mengulang (retaker) juga diwajibkan untuk mengikuti lagi kegiatan bimbingan secara penuh.

Pasal 65

Try Out CBT dan OSCE

Sebelum ujian UKMPPD semua mahasiswa diwajibkan mengikuti try out CBT dan OSCE UKMPPD sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

(33)

Pasal 66 Kelulusan

1. Pengumuman kelulusan UKMPPD lebih kurang 1 bulan setelah pelaksanaan ujian;

2. Mahasiswa yang tidak lulus harus mengikuti lagi ujian UKMPPD berikutnya sesuai dengan jenis ujian yang tidak lulus (MCQ atau OSCE);

3. Jika masih tidak lulus, mahasiswa yang bersangkutan harus mengikuti lagi ujian UKMPPD berikutnya sampai lulus, dengan mengikuti aturan dan ketentuan dari PNUKMPPD;

4. Mahasiswa yang sudah lulus kedua jenis ujian UKMPPD selanjutnya akan diyudisium dan diambil sumpah dokter sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh Sub Program Profesi/Dekan.

BAB X

YUDISIUM DOKTER

Pasal 67

1. Yudisium dokter merupakan rangkaian acara untuk penyerahan gelar dokter dan pengambilan sumpah dokter, yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam jarak antara 2 wisuda.

2. Rangkaian kegiatan yudisium berupa : melakukan konfirmasi nilai yang sudah dicek sebelumnya kepada seluruh Ketua Bagian atau Kodik Bagian Klinik oleh ketua Sub Program Profesi, pemanggilan nama calon dokter baru, yudisium yang dilakukan oleh ketua Sub Program Profesi, dilanjutkan dengan photo bersama calon dokter baru, Pimpinan Fakultas dan Ketua Bagian/Kodik yang hadir.

3. Setelah yudisium, dilanjutkan dengan acara pengambilan sumpah dokter yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Kedokteran.

Pasal 68

Persyaratan Yudisium Dokter 1. Sudah mengikuti dan lulus UKMPPD;

2. Syarat minimal jumlah mahasiswa 10 orang;

3. Jadwal pelaksanaan yudisium ditetapkan oleh Dekan/Wakil Dekan dengan usulan dari Ketua Sub Program Profesi.

(34)

Pasal 69 Pakaian Yudisium

1. Calon dokter baru laki-laki memakai stelan jas dengan warna gelap, memakai sepatu yang sopan bukan sepatu olah raga;

2. Calon dokter baru perempuan memakai kebaya nasional atau baju kurung dengan stelan kain dibagian bawah, memakai sandal/sepatu dengan tumit tidak lebih dari 5-7 sentimeter, dandanan tidak terlalu mencolok.

BAB XI

KEGIATAN YANG DILARANG

Pasal 70

1. Melakukan pemalsuan surat / dokumen berkaitan dengan kegiatan akademik; 2. Memakai atau menyimpan narkoba dan zat adiktif lainya;

3. Melakukan kegiatan perjudian dan minum minuman beralkohol;

4. Membawa senjata tajam / senjata api di lingkungan rumah sakit atau puskesmas;

5. Melakukan kegiatan yang merusak sarana dan prasarana rumah sakit/puskesmas;

6. Berperilaku dan sikap tingkah laku yang bertentangan dengan nilai agama, adat istiadat, dan etika;

7. Terlibat dalam suatu tindak pidana;

8. Melakukan kegiatan melanggar kesusilaan;

9. Memiliki hubungan khusus dengan pria/perempuan yang sudah memiliki ikatan perkawinan;

10. Memiliki hubungan sesama jenis;

11. Menghalangi / mengganggu kegiatan kepaniteraan klinik; 12. Memakai asesoris berlebihan bagi wanita

13. Memakai anting dan berambut panjang bagi pria; 14. Memakai tato atau lukisan pada badan;

15. Merokok di lingkungan kampus, rumah sakit atau puskesmas; 16. Parkir pada tempat yang bukan untuk dokter muda atau mahasiswa; 17. Melanggar tata tertib/peraturan di rumah sakit/puskesmas.

(35)

BAB XII SANKSI

Pasal 71

1. Apabila terjadi pelanggaran tata tertib atau dokter muda melakukan kegiatan yang dilarang, maka dokter muda akan diberikan sanksi;

2. Setiap pelanggaran sesuai ketentuan ayat (1) akan diserahkan kepada Komisi Disiplin Fakultas Kedokteran;

3. Sanksi ringan berupa teguran secara lisan dan tulisan;

4. Sanksi sedang dan berat adalah merujuk kepada peratutan tata tertib kehidupan mahasiswa di Kampus Universitas Andalas, Peraturan Akademik dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran dan Universitas Andalas serta ketentuan yang tertuang dalam peraturan ini.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 72

1. Semua ketentuan dan peraturan pada panduan ini berlaku untuk semua mahasiswa di kepaniteraan klinik profesi dokter;

2. Panduan ini berlaku sejak ditetapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas;

3. Panduan ini digunakan untuk semua unsur yang terlibat dalam kegiatan kepaniteraan klinik baik pada rumah sakit pendidikan utama, rumah sakit jejaring maupun puskesmas.

BAB XIV PENUTUP

Pasal 73

1. Panduan pendidikan profesi dokter ini merupakan revisi dari panduan profesi dokter sebelumnya;

2. Dengan ditetapkan peraturan ini, maka Buku Panduan Pendidikan Profesi Dokter tahun 2009 tidak berlaku lagi.

(36)

3. Kesalahan dalam panduan pendidikan profesi dokter ini akan ditinjau ulang dan akan dituangkan dalam panduan pendidikan profesi dokter berikutnya.  

Ditetapkan di : Padang

Pada Tanggal : 30 Oktober 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

                                Dr.dr.Masrul, MSc, SpGK NIP : 195612261987101001

(37)

Lampiran 1:

Ketentuan penilaian berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Andalas nomor 7 tahun 2011.

Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu

≥ 85 -100 A 4.00 Sangat cemerlang

≥ 80 < 85 A- 3.50 Cemerlang

≥ 75 < 80 B+ 3.25 Sangat baik

≥ 70 < 75 B 3.00 Baik

≥ 65 < 70 B- 2.75 Hampir baik

≥ 60 < 65 C+ 2.25 Lebih dari cukup

≥ 55 < 60 C 2.00 Cukup

≥ 50 < 55 C- 1.75 Hampir cukup

≥ 40 < 50 D 1.00 Kurang

(38)

Referensi

Dokumen terkait