• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POPULASI NGENGAT PENGGEREK BATANG PADI YANG TERTANGKAP PERANGKAP LAMPU DENGAN INTENSITAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI DI SEKITARNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POPULASI NGENGAT PENGGEREK BATANG PADI YANG TERTANGKAP PERANGKAP LAMPU DENGAN INTENSITAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI DI SEKITARNYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POPULASI NGENGAT PENGGEREK BATANG PADI YANG TERTANGKAP PERANGKAP LAMPU DENGAN INTENSITAS

SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI DI SEKITARNYA

Evana Nuzulia Pertiwi, Gatot Mudjiono, Rina Rachmawati

Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan , Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT

The data of pest captured by light trap can be utilized to monitor pest attack in an area, so it can be determined early when the pest will attack that area. This research was conducted to determine the relationship of amount stem borer moths which captured by light trap with the attack intensity in field. The effectivity of light trap capture started on 7 pm until 10 pm. The highest population of stem borer moth were on 4 week after planted of plant (WAP) and decreased on the next week. The highest attack intensity were on 5 WAP (3,33%). The more population of stem borer moth which captured by light trap, the bigger percentage of attack intensity that happened in field with determination coeficiency is 0,789. Correlation coefficient (0.888) indicated a very strong relationship level.

Keywords: stem borer, light trap, attack, effectivity, correlation.

ABSTRAK

Data OPT hasil tangkapan perangkap lampu dapat digunakan sebagai bahan dalam memonitoring serangan hama dalam suatu kawasan sehingga dapat diketahui kapan terjadinya serangan OPT sejak dini. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan jumlah ngengat penggerek batang padi yang tertangkap perangkap lampu dengan intensitas serangan yang terjadi di lapang. Penggunaan perangkap lampu yang paling efektif dimulai pada pukul 19.00 sampai 22.00. Puncak populasi ngengat penggerek batang padi terjadi pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (MST) dan menurun pada minggu berikutnya. Intensitas serangan penggerek batang padi tertinggi (3,33 %) terjadi saat tanaman berumur 5 MST. Semakin banyak populasi ngengat yang tertangkap perangkap lampu, semakin besar persentase intensitas serangan penggerek batang padi yang terjadi di lapang dengan koefisien determinasi R2 = 0,789. Koefisien korelasi r yaitu 0,888 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat. Kata kunci : penggerek, perangkap lampu, serangan, efektif, korelasi

PENDAHULUAN

Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi utama sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini

beras masih merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sekitar 90 persen penduduk Indonesia. Salah satu kendala yang berhubungan erat dengan peningkatan produksi adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

(2)

Terdapat enam jenis penggerek batang padi di Indonesia, dua di antaranya dominan yaitu penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk.) dan penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Wlk.) (Mulyaningsih et. al, 2009). Kerusakan yang diakibatkan oleh serangan penggerek batang padi ada dua macam, yaitu sundep pada fase vegetatif dan beluk pada masa generatif (Pathak dan Khan, 1994).

Perangkap lampu umumnya sangat efisien digunakan untuk menangkap serangga terbang malam khususnya golongan famili Lepidoptera. Data OPT yang diperoleh dari hasil tangkapan perangkap lampu dapat digunakan sebagai bahan dalam memonitoring serangan hama dalam suatu kawasan sehingga dapat diketahui kapan terjadinya serangan OPT sejak dini (Anonymous, 2008).

Terkait dengan pemanfaatan perangkap lampu yang telah banyak dilakukan dan merupakan metode yang efisien dalam memerangkap ngengat, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan jumlah ngengat penggerek batang padi yang tertangkap perangkap lampu terhadap intensitas serangan yang terjadi di lapang.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung dan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura Tulungagung (LPHPTPH). Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Mei 2013. Alat dan bahan yang digunakan adalah perangkap lampu tenaga surya (terdiri dari lampu neon berdaya 20 Watt, tiang, panel solar, aki, corong, penangkap petir, dan baskom) alkohol 90%, air, dan detergen.

Metode

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu 1) tingkat populasi ngengat penggerek batang padi dan 2) intensitas serangan penggerek batang padi. Penelitian dilaksanakan di beberapa daerah endemis serangan penggerek batang padi di Kabupaten Tulungagung yang berlokasi di dua desa di Kecamatan Kauman, yaitu Desa Pucangan dan Desa Karanganom. Di areal persawahan setiap desa itu telah dipasang sebuah perangkap lampu oleh

LPHPTPH. Perangkap lampu

digunakan untuk melakukan percobaan 1. Setiap desa ditetapkan enam petak contoh sawah di sekitar perangkap lampu. Petak-petak tersebut digunakan untuk melakukan percobaan 2. Setiap petak contoh berukuran 10 meter ×10 meter.

Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Energi yang digunakan untuk menyalakan lampu berasal dari panel surya yang telah dihubungkan dengan aki. Perangkap lampu telah didesain untuk menyala secara otomatis pada malam hari dengan lama nyala 9 jam.

Pengamatan jenis serangga yang terperangkap dilakukan setiap hari selama 7 hari dimulai pada pukul 18.00 sampai 05.00 dan dihitung jumlah serangga yang terperangkap berdasarkan perannya kemudian diidentifikasi. Pengamatan populasi penggerek batang padi menggunakan perangkap lampu dilakukan seminggu sekali selama delapan minggu pengamatan.

Pengamatan tingkat serangan penggerek batang padi pada petak 1 sampai 6 dilakukan seminggu sekali dimulai saat tanaman berumur 3 MST sampai 10 MST. Setiap petak ditetapkan sembilan titik pengamatan

(3)

sistematis. Satu titik pengamatan ditetapkan empat rumpun tanaman padi. Jumlah rumpun yang diamati di setiap desa adalah 216 rumpun.

Kerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang padi dihitung dengan rumus

I =



× 100%

yang I adalah intensitas serangan mutlak (%), a adalah banyak contoh (rumpun tanaman) yang rusak mutlak atau dianggap rusak mutlak, b adalah banyaknya contoh yang tidak rusak (tidak menunjukkan gejala serangan) Analisis Data

Data percobaan yang diperoleh dianalisis dengan uji regresi dan uji korelasi. Uji regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara populasi ngengat penggerek batang padi yang terperangkap pada perangkap lampu dan intensitas serangan di sekitarnya. Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan parameter.

Tabel 1. Kriteria penilaian korelasi parameter pengamatan di Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung (Sugiyono, 2003)

Interval Koefisian Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.000 Sangat Kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Arthropoda yang Diperoleh pada Perangkap Lampu

Serangga-serangga hama dan musuh alami yang diperoleh pada perangkap lampu selama fase vegetatif berperan antara lain sebagai predator, herbivora, parasitoid, detrivora, dan vektor. Nilai persentase tertinggi adalah serangga yang berperan sebagai predator yaitu 48,50 % dari total jenis serangga yang diperoleh (Tabel 2). Boror (1996) menyatakan bahwa serangga-serangga predator memegang peranan penting dalam menekan populasi serangga hama. Oleh karena itu, nilai persentase spesies predator yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah musuh alami di lahan pengamatan tergolong memadai.

Nilai persentase serangga yang berperan sebagai herbivora adalah 8,68 %. Keberadaan herbivora pada lahan pengamatan tidak menimbulkan permasalahan yang serius karena populasi herbivora sedikit dan dapat diimbangi dengan keberadaan musuh alaminya, yaitu populasi predator dan parasitoid yang lebih tinggi sehingga dapat menekan populasi serangga herbivora. Sedangkan nilai terendah adalah serangga yang berperan sebagai parasitoid yaitu 7,5 %. Nilai persentase serangga lain seperti serangga detrivora dan vektor adalah 27,70 %.

Tabel 2. Komposisi Spesies Serangga Predator, Herbivora, Parasitoid, dan Serangga lain

Fauna Jumlah Famili Persentase (%)

Predator 11 48,50

Herbivora 8 8,68

Parasitoid 3 7,54

(4)

Gambar 1. Jumlah spesies serangga yang tertangkap perangkap lampu pada setiap jam mulai pukul 18.00 sampai 05.00

Populasi serangga yang tertangkap meningkat mulai pukul 19.00 dan menurun secara fluktuatif sampai pukul 05.00, kecuali serangga lain yang terdiri dari serangga detrivora dan vektor dengan puncak populasi tertinggi pada pukul 23.00 (Gambar 1). Serangga detrivora berfungsi sebagai serangga pemakan tanaman maupun tumbuhan yang telah mati dan membusuk. Selain itu, serangga detrivora merupakan sumber makanan alternatif bagi serangga predator. Mahrub (1997) menyatakan bahwa jumlah populasi predator yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh tingginya keberadaan serangga detrivora yang dapat berfungsi sebagai sumber pakan alternatif predator. Predator pada umumnya bersifat polifag, yaitu mampu bertahan hidup tidak hanya dengan memangsa golongan herbivora saja. Berdasarkan data tersebut

diketahui bahwa penggunaan

perangkap lampu yang efektif adalah sejak pukul 19.00 dan diakhiri pada pukul 22.00 sehingga dapat mencegah tertangkapnya lebih banyak serangga bermanfaat seperti predator, parasitoid, dan serangga lainnya.

Jumlah Ngengat Penggerek Batang Padi yang Terperangkap

Rerata populasi ngengat penggerek batang padi pada awal pengamatan 3 MST adalah 3,5 ekor/perangkap dan populasi tertinggi terjadi pada minggu kedua (4 MST) yaitu 6 ekor/perangkap (Tabel 3). Populasi meningkat pada awal tanam sampai awal muncul malai dan setelah itu menurun hingga tanaman berumur 10 MST menjadi 0,5 ekor/perangkap. Jenis penggerek batang padi yang banyak tertngkap adalah penggerek batang padi kuning S. incertulas.

53.89 12.88 11.53 35.53 0 10 20 30 40 50 60 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 T in gg ka t p o p ul as i se ra n gg a (e k o r) Waktu pengamatan

(5)

Tabel 3. Jumlah Ngengat Penggerek Batang Padi yang Terperangkap Perangkap Lampu.

Minggu ke- Jumlah (ekor/perangkap) Total Rerata

Pucangan Karanganom 1 3 4 7 3,5 2 8 4 12 6,0 3 7 4 11 5,5 4 5 3 8 4,0 5 2 2 4 2,0 6 2 1 3 1,5 7 1 0 1 0,5 8 1 0 1 0,5

Persentase Serangan Penggerek Batang Padi pada Pertanaman Padi

Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa rerata persentase tertinggi serangan penggerek batang padi di lapang mencapai 3,33 % pada minggu ketiga (5 MST) (Tabel 4). Serangan dari larva penggerek batang padi meningkat dari minggu kedua ke minggu ketiga dan menurun secara signifikan setelah tanaman berumur 5 hingga 10 MST (Gambar 2).

Hubungan Populasi Ngengat Penggerek Batang Padi terhadap Persentase Serangan

Dari hasil analisis regresi korelasi terhadap populasi ngengat dan

persentase serangan penggerek batang padi diperoleh nilai persamaan Yt = - 0,298 + 0,468 Xt-1 dengan koefisien determinasi R2 = 0,789 (F = 18,727; P < 0,05). Nilai koefisien determinasi menyatakan bahwa pengaruh populasi ngengat penggerek batang padi pada minggu t-1 dalam menentukan intensitas serangan pada minggu t sebesar 78,9 % dan 21,1 % lainnya dipengaruhi oleh faktor lain (Gambar 3). Koefisien korelasi memiliki nilai r = 0,888 (t = 4,327; P < 0,05). Berdasarkan kriteria penilaian korelasi, nilai r menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat..

Tabel 4. Persentase Rerata Serangan Penggerek Batang Padi pada Petak Pengamatan Minggu ke- Petak Total (%) Rerata (%) 1 2 3 4 5 6 1 0,11 3,64 1,90 0,71 0,38 0,00 6,74 1,12 2 1,43 0,40 1,15 1,95 0,42 0,65 6,00 1,00 3 1,91 2,89 4,33 3,11 2,38 5,35 19,97 3,33 4 1,96 1,50 2,56 1,31 1,72 2,63 11,66 1,94 5 1,69 1,07 0,63 0,52 0,91 0,75 5,58 0,93 6 0,49 0,59 0,92 1,87 0,71 1,29 5,88 0,98 7 0,21 0,36 0,42 0,35 0,31 0,38 2,03 0,34 8 0,12 0,09 0,17 0,31 0,07 0,20 0,96 0,16

(6)

Gambar 2. Persentase rerata serangan penggerek batang padi pada petak pengamatan

Gambar 3. Grafik regresi linier populasi ngengat terhadap persentase serangan

Pembahasan

Ngengat penggerek batang padi sudah terperangkap sejak tanaman padi berumur 3 MST. Populasi dapat ditemukan lebih awal apabila perangkap lampu diamati lebih awal karena penggerek batang dapat menyerang tanaman mulai dari persemaian sampai tanaman stadia matang. Penggerek batang yang terdapat di persemaian dapat terbawa ke pertanaman padi dan dapat menyebabkan serangan hama yang berkelanjutan. Populasi ngengat meningkat pada awal tanam sampai

muncul malai mencapai 6

ekor/perangkap dan menurun pada fase berikutnya. Jenis penggerek batang padi yang banyak ditemukan di pertanaman adalah penggerek batang padi kuning (S. incertulas). Menurut Hendarsih dkk. (2000), ngengat penggerek batang ini memliki sayap berwarna kuning dengan titik hitam pada kedua sayapnya sehingga mudah untuk diidentifikasi.

Intensitas serangan penggerek batang padi meningkat pada awal tanam dan menurun pada fase generatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusdiaman dan Kurniawati (2007) bahwa tingkat serangan

1.12 1 3.33 1.94 0.93 0.98 0.34 0.16 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 in te n si ta s se ra n g an ( % )

waktu pengamatan (minggu)

Yt = - 0,298 + 0,468 Xt-1 R² = 0,7898fdxbxdvdfvd -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 0 1 2 3 4 5 6 7 In te n si ta s se ra ng an ( % )

(7)

penggerek batang pada 3 MST menunjukkan tingkat serangan yang tinggi di atas ambang kendali yaitu 6,62 % sampai dengan 20,6 % dan pada 5 sampai 11 MST tingkat serangan penggerek batang cukup terkendali. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (2002), menetapkan ambang kendali penggerek batang padi berdasarkan kerusakan tanaman pada stadia vegetatif sebesar 6% dan pada stadia generatif 10%.

Semakin banyak populasi ngengat penggerek batang padi di lapang, maka semakin banyak juga persentase serangan yang disebabkan oleh larva. Pada penelitian ini didapatkan data korelasi dengan koefisien determinan yang cukup tinggi dan tingkat hubungan yang sangat erat antara jumlah populasi ngengat dengan persentase gejala di pertanaman yaitu R2 = 0,789. Koefisien determinan tersebut memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai koefisien determinan dari model peramalan luas serangan penggerek batang padi kuning sebesar R2 = 0,72 (BBPOPT, 2004).

KESIMPULAN

Serangga predator memiliki populasi yang lebih besar (48,50 %) dari pada jenis serangga lainnya. Penggunaan lampu perangkap yang paling efektif dimulai pada pukul 19.00 sampai 22.00 sehingga dapat mencegah tertangkapnya lebih banyak lagi serangga bermanfaat seperti predator, parasitoid, dan serangga lainnya.

Puncak populasi ngengat penggerek batang padi terjadi pada saat tanaman berumur 4 MST dan menurun pada minggu berikutnya. Intensitas serangan penggerek batang padi tertinggi (3,33 %) terjadi pada saat tanaman berumur 5 MST. Semakin banyak populasi ngengat yang

tertangkap perangkap lampu, semakin besar persentase serangan penggerek batang padi yang terjadi di lapang. Terdapat korelasi yang sangat erat antara hubungan populasi ngengat penggerek batang padi dengan intensitas serangan di lapang (r = 0,888).

DAFTAR PUSTAKA

Altieri, M. A., Nichols, C. I. 2004.

Biodiversity and Pest

Management in Agroecosystem, Second Edition. Food Products Press. New York. 185 hlm.

Anonymous. 2008. Pedoman

Pengamatan dan Pelaporan Perlindugan Tanaman Pangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta

BBPOPT. 2004. Pedoman

Pengembangan dan Operasional

Peramalan Organisme

Penggaggu Tumbuhan.

Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. 42 hlm.

Borror, D. J., C.A Triplehorn dan N. F. Johnson, 1996 Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi

Keenam. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. 1083 hlm.

Cherian, M. C., Subramaniam, C. K. 1940. Tetrastichus ayyari Rohw. A Pupal Parasite of Some Moth Borers in South India. Agricultural Researcch Institute. Indian J. Ent., II (1) : 75-77. Hendarsih, S., Kertoseputro D., Usyati

N. 2000. Pemetaan Spesies dan Parasitoid Penggerek Batang

(8)

Padi di Pulau Jawa. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Tanaman Padi. 30 hlm.

Kusdiaman, D., Kurniawati N., 2007. Kajian Pengendalian Penggerek Batang Padi dengan Monitorig

Lampu Perangkap dan

Pelepasan Parasitoid Telur. Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Hlm 383-392. Mahrub, E. 1997. Struktur Komunitas

Arthropoda Pada Ekosistem

Padi Tanpa Perlakuan

Insektisida. dalam Kumpulan

Prosiding Konggres

Perhimpunan Entomologi

Indonesia V dan Simposium

Entomologi. Bandung, 24 – 26 Juni 1997. Bandung

Mulyaningsih, Enung S., D. Puspita, dan L. Salmet. 2009. Dampak

Padi Transgenik

Mengekspresikan Gen cryIA(b) untuk Ketahanan terhadap Penggerek Batang Padi di Lapang Terbatas terhadap Serangga Bukan Sasaran. Jurnal HPT Tropika. Vol. 9, No. 2: 85-91

Pathak, M. D. dan Z. R. Khan. 1994. Insect Pest of Rice. IRRI. Manila. 89 hlm.

Sugiyono,2003. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. 540 hlm.

Gambar

Tabel  2.  Komposisi  Spesies  Serangga  Predator,  Herbivora,  Parasitoid,  dan    Serangga lain
Gambar 1. Jumlah spesies serangga yang tertangkap perangkap lampu pada  setiap jam mulai pukul  18.00 sampai 05.00
Tabel  3.  Jumlah  Ngengat  Penggerek  Batang  Padi  yang  Terperangkap  Perangkap  Lampu
Gambar 2. Persentase rerata serangan penggerek batang padi pada  petak pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang Perencanaan Metode Diskusi Tipe “ Buzz Group” dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat penulis

Fasilitas zakat, infaq dan shadaqah merupakan salah satu fungsi sosial yang sudah menjadi ketentuan, seharusnya tidak hanya memfokuskan kepada nasabah saja akan tetapi

Hasil penelitian tentang Covid-19 yang menggunakan perspektif ilmu kesehatan sudah lumayan banyak jumlahnya yang dimuat dalam berbagai jurnal ilmiah terutama

Pandangan demikian menimbulkan kesimpulan bahwa kurikulum al-Qabisi untuk mendidik anak adalah statis (jumud) tidak terbuka kepada perkembangan. Secara pribadi al-Qabisi

Analisis bertujuan untuk menguji pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara variabel independen dalam hal ini yaitu variabel komitmen organisasi dan

 Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang aktif selama Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 dan memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi PEG dan masa pengeringan benih yang tepat dalam meningkatkan daya simpan benih.Penelitian dilakukan di Laboratorium

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah harga saham emiten Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah.. Penelitian ini menggunakan