• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS PERBANDINGAN SENAM VITALISASI OTAK DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI PUSKESMAS DENPASAR BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS PERBANDINGAN SENAM VITALISASI OTAK DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI PUSKESMAS DENPASAR BARAT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PERBANDINGAN SENAM VITALISASI OTAK DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA

LANJUT USIA DI PUSKESMAS DENPASAR BARAT

I GUSTI AYU DWIANTARI NIM 1214068204

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2017

(2)

PERBANDINGAN SENAM VITALISASI OTAK DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA

LANJUT USIA DI PUSKESMAS DENPASAR BARAT

I GUSTI AYU DWIANTARI NIM 1214068204

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 13 MARET 2017 Mengetahui, PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr.dr.A.A.A. Putri Laksmidewi, Sp.S (K) dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S(K) NIP 196304031988032003 NIP 195610101983121001

Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK NIP 1958052119850312002

Prof. Dr. dr. Putu Astawa,M.Kes, Sp.OT (K), FICS NIP 196304031988032003

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

(4)

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 13 Maret 2017

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor : 32.3/UN14.2/PD/2017

Tanggal : 8 Maret 2017

Ketua : Dr. dr. A.A.A. Putri Laksmidewi, Sp.S(K) Sekretaris : dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S(K) Anggota :

1. dr. Anak Agung Bagus Ngurah Nuartha, Sp.S(K) 2. dr. I.G.N. Purna Putra, Sp.S(K)

(5)
(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini sebagai prasyarat mendapatkan tanda keahlian di bidang Neurologi dan Magister Ilmu Biomedik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berperan besar sehingga penulis dapat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi dan Program Magister Program Studi Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Udayana sampai tersusunnya karya akhir ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. I Wayan Sudana, MKes, selaku Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada pembimbing karya akhir ini, Dr. dr. A.A.A. Putri Laksmidewi, Sp.S(K) dan dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S (K) yang dengan penuh perhatian dan

(7)

kesabaran memberikan bimbingan, saran, serta dorongan semangat kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan, khususnya dalam menyelesaikan karya akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada para penguji, Dr. dr. A.A.A. Putri Laksmidewi, Sp.S (K), dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S (K), dr. A.A.B.N Nuartha, Sp.S (K), dr. I.G.N. Purna Putra, Sp.S (K), dan Dr. dr. Thomas Eko Purwata, Sp.S (K), FAANyang telah membantu, memberi dorongan semangat, saran dan koreksi dari tahap praproposal hingga ujian akhir tesis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. I Putu Eka Widyadharma, M.sc, Sp.S (K) atas segala bimbingan, saran, waktu, kesabaran, nasehat dan motivasi selama pendidikan dan penyusunan karya akhir ini.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada dr. A.A.B.N. Nuartha, Sp.S(K) selaku Kepala Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dr. dr. A.A.A. Putri Laksmidewi, Sp.S(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah serta dr. Ida Bagus Kusuma Putra, Sp.S selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah.

(8)

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. AAA. Meidiary, Sp.S sebagai pembimbing akademik, atas segala bimbingan, didikkan, nasehat, motivasi dan petunjuk yang diberikan selama proses pendidikan. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh supervisor di Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah atas segala bimbingan dan saran selama penulis mengikuti pendidikan.Terima kasih penulis ucapkan kepadadr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M.Epid atas segala diskusinya dalam hal statistik pada penyusunan tesis ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman seangkatan yaitu dr. Ni Made Oka Suliani, dr. Wahju Handojo Setiawan, dr. Agus Suryawan, dr. I Made Phala Kesanda dan dr. Tersilla Adolorata Duo Dedangdan kepada kakak kelas dr.I Komang Sri Mahendra Putra dan dr. I Wayan Putera Wiratma untuk kebersamaannya, saran serta diskusinya selama penyusunan tesis ini, juga kepada adik kelas dr. Winda Haeriyoko, dr. Nyoman Angga Krishna Pramana, dr. Ni Nyoman Ayu Trisna Dewi, dr. Ni Komang Dewi Mahayani, dan dr. Ida Bagus Dharma Putra yang telah banyak membantu selama penelitian.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Belly Sutrisna yang telah banyak membantu sampai terlaksananya penelitian ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh peserta PPDS I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah yang telah memberikan inspirasi, dorongan, segala bantuan dan kebersamaan selama penulis menjalani pendidikan dan menyelesaikan karya akhir ini. Terima kasih juga kepada tenaga administrasi Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah atas

(9)

kerjasama dan dorongan semangat selama penulis mengikuti pendidikan ini yang banyak membantu pelaksanaan penelitian ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Luh Supadmi sebagai kepala Puskesmas Denpasar Barat I dan A.A.A Madu Ratni sebagai petugas pemegang program lansia Puskesmas Denpasar Barat I serta dr. Lanawati, M.Kes sebagai kepala Puskesmas Denpasar Barat II dan Desak Made Nopiantari sebagai petugas pemegang program lansia di Puskesmas Denpasar Barat II yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat, serta terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Kepala Dusun Banjar Bumi Shanti, Banjar Bumi Sari, Banjar Jematang, Banjar Beraban, Banjar Mertegangga, Banjar Graha Shanti, Banjar Buana Kubu, Banjar Abian Tegal dan Banjar Tegal Sari atas dukungannya selama ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ni Kadek Widiasih atas bantuan dan kerjasamanya sebagai instruktur senam pada penelitian ini, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada para lanjut usia (lansia) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian dan berkenan menjadi subyek penelitian di Puskesmas Denpasar Barat.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua yang penulis cintai dan sayangi I Gusti Bagus Putra, B.Sc dan Ketut Nendri atas segala doa, dukungan dan pengorbanannya selama ini yang telah memberikan kasih sayang dan mendidik penulis serta memberikan doa, semangat dan dorongan dalam menyelesaikan pendidikan ini. Spesialuntuk Dewa Putu Suwarmahatika, S.T terimakasih atas waktunya selama ini dalam membantu, memberi semangat,

(10)

dan doasampai penelitian saya ini selesai.Terimakasih kepada saudari tercinta : I Gusti Ayu Maha Santi Dewi, S.H, M.Kn, I Gusti Ayu Nyoman Trisna Mahayuni, S.T, I Gusti Ayu Inten Purnama Sari, S.H, I Gusti Ayu Putu Putri Ulandari, dan kakak ipar I Gusti Ngurah Agung Surya Dinata, S.T atas dorongan, doa, dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Penulis telah berusaha membuat tesis ini dengan sebaik-baiknya namun tetap menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik dari aspek materi dan penyajiannya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan tesis ini.

Akhirnya penulis tidak lupa mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak, bila dalam proses pendidikan maupun dalam pergaulan sehari-hari ada tutur kata dan sikap yang kurang berkenan di hati. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.

Denpasar, 8 Maret 2017

(11)

ABSTRAK

PERBANDINGAN SENAM VITALISASI OTAK DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI

PUSKESMAS DENPASAR BARAT

Kemajuan teknologi di bidang kedokteran telah membuka wawasan pemahaman tentang gizi yang lebih baik dan pelayanan kesehatan yang lebih maju, menyebabkan populasi lansia bertambah. Bertambahnya populasi ini menimbulkan masalah lansia yang semakin komplek terutama ,masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan keseimbangan dan penurunan fungsi kognitif. Untuk mencegah penurunan fungsi kognitif pada lansia salah satunya dapat dilakukan dengan latihan senam vitalisasi otak.

Penelitian ini dilakukan pada lanjut usia (lansia)di Posyandu Lansia Puskesmas Denpasar Barat dengan mengambil subyek penelitian para lansia yang mengikuti senam, jumlah subyek penelitian ini berjumlah 38 orang terbagi menjadi 19 orang mendapatkan senam vitalisasi otak dan 19 orang mendapatkan senam lansia.

Pada ujit-testberpasangan didapatkan bahwapeningkatan rerata skor MoCA-Ina sebelum dan sesudah senam vitalisasi otak sebesar 1,53sedangkan pada senam lansia sebesar 0,11. Hasil uji t-test tidak berpasangan didapatkan bahwa efektivitas peningkatan rerata skor MoCA-Ina senam vitalisasi otak bermakna secara statistikdenganSenam lansia, dengan nilai p =0,047 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan senam vitalisasi otak lebih efektif meningkatkan skor MoCA-Inapada lansia dibandingkan senam lansia.

(12)

ABSTRACT

THE COMPARISON OF BRAIN VITALIZATION GYMAND ELDERLY GYM TO IMPROVING ELDERLY COGNITIVE FUNCTION

IN PUSKESMAS DENPASAR BARAT

Technological advances in the medical field that has opened the horizons of understanding about better nutrition and health services is more advanced, causing the elderly population increases. The Enhancement of elderly population makes elderly problem is increasingly complex, especially on health problems. health problems that often occur in the elderly are balance disturbances and cognitive decline. One of the good exercise how to prevent cognitive decline in the elderly is brain vitalization gym

This Research was conducted on elderly in Elderly Health Center West Denpasar by taking the elderly study subjects who followed the exercise.The number of subjects of this study amounted to 38 participant divided into 19 participant get brain vitalization gym and 19 participant get elderly gym

Onpaired t-testshowedthat an improvement in mean score of MoCA-Ina before and after doing brain vitaliation gym is 1.53while through Elderly gym is 0,11.On unpaired t test results is showedthatthe effectiveness improvement in mean score of MoCA-Ina through Brain Vitalization gym is statistically significant with the elderly gym, with p = 0.047 (p <0.05).

The results of this study has indicated thatbrain vitalization gym is more effective to increasing MoCA-Ina score than elderly gym.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN.. ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.4.1 Manfaat Akademis ... 6 1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Lanjut Usia (Lansia) ... 7

2.1.1 Definisi ... 7

2.1.2 Klasifikasi Lansia ... 7

2.2 Penuaan ... 8

2.2.1 Definisi ... 8

2.2.2 Teori Terjadinya Menua ... 10

2.2.3 Penuaan Pada Otak (Brain Aging) ... 13

2.3 Struktur dan Fungsi Otak ... 16

2.4 Perubahan Struktur dan Fungsi Otak Terkait Penuaan ... 17

2.5 Kognitif ... 19

2.5.1 Definisi Kognitif ... 19

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif ... 20

2.5.3 Aspek-Aspek Fungsi Kognitif ... 22

2.5.4 Perubahan Neurokognitif pada Lansia ... 27

2.6 Senam Vitalisasi Otak ... 29

2.7 Senam Lansia... ... 31

2.8 Pemeriksaan Fungsi Kognitif ... 33

2.8.1 Mini Mental State Examination (MMSE) ... 33

2.8.2 Montreal Cognitive Assesment (MoCA) ... 35

(14)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 41

3.1 Kerangka Berpikir ... ... 41

3.2Konsep Penelitian ... ... 44

3.3 Hipotesis Penelitian ... ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN ... ... 45

4.1 Rancangan Penelitian ... ... 45

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... ... 46

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ... ... 46

4.4 Penentuan Subjek Penelitian ... ... 46

4.4.1 Populasi Target... ... 46 4.4.2 Populasi Terjangkau ... ... 46 4.4.3 Sampling Frame ... ... 46 4.4.4 Kriteria Subjek ... ... 47 4.4.4.1 Kriteria Inklusi ... ... 47 4.4.4.2 Kriteria Eksklusi... ... 47

4.4.4.3 Kriteria Drop Out.. ... ... 48

4.4.5 Besaran Sampel ... ... 48

4.4.6 Teknik Pengambilan Sampel... ... 49

4.5 Variabel Penelitian ... ... 50

4.5.1 Klasifikasi Variabel ... ... 50

4.5.2 Definisi Operational Variabel ... ... 50

4.6 Alat Pengumpul Data ... ... 54

4.7 Prosedur Penelitian ... ... 55

4.8 Alur Penelitian ... ... 56

4.9 Pengolahan dan Analisis Data ... ... 57

BAB V HASIL PENELITIAN ... ... 58

5.1Karakteristik Dasar Subyek Penelitian ... ... 59

5.2 Efek Senam Vitalisasi Otak dan Senam Lansia terhadap peningkatan fungsi kognitif (MoCA-Ina) ... ... 60

BAB VIPEMBAHASAN ... ... 65

6.1Karakteristik Dasar SubyekPenelitian. ... ... 65

6.2 Efek Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif ... ... 66

BAB VIISIMPULAN DAN SARAN ... ... 71

7.1 Simpulan ... ... 71

7.2 Saran ... ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... ... 72

(15)

DAFTAR TABEL

5.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian... 60 5.2 Perbandingan rerata skor MoCA-Ina antara sebelum

dan setelah latihan pada masing-masing kelompok penelitian ... 61 5.3 Rerata peningkatan skor MoCA-Ina antara kelompok senam vitalisasi otak dan

kelompok senam lansia ... 62 5.4 Rerata peningkatan Domain MoCA-Ina antara kelompok senam

vitalisasi otak dengan kelompok senam lansia ... 63 HALAMAN

(16)

DAFTAR GAMBAR 3.1 Kerangka Berpikir ... 41 3.2 Konsep Penelitian... 44 4.1 Rancangan Penelitian ... 45 4.8 Alur Penelitian ... 56 HALAMAN

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Ethical Clerance ... 78

Lampiran 2 Rekomendasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan ... 79

Lampiran 3 Rekomendasi Badan KESBANGPOL ... 80

Lampiran 4 Informed Consent ... 81

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 6 The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) ... 88

Lampiran 7 Data Penelitian ... 89 HALAMAN

(18)

DAFTAR SINGKATAN

A4M : American Academy of Anti-Aging Medicine ADL : Activity of Daily Living

ATP : Adenosine Triphosphate

BDNF : Brain-Derived Neurotrophic Factor CRP : C-reactive protein

CSF : Cerebrospinal fluid

DM : Diabetes Melitus

DNA : Deoxyribonucleic Acid IL6 : Interleukin-6

JNC VIII : Eighth Joint National Committee Classification

KTP : Kartu Tanda Penduduk

MCI : Mild Cognitive Impairment MMSE : Mini Mental State Examination MoCA : Montreal Cognitive Assessment

PET : Positron Emmision Tomography

RB : Radikal Bebas

RNA : Ribo Nucleic Acid

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia atau umumnya disebut lansia merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari, dimana populasi penduduk lansia di dunia terus meningkat tanpa disadari. Kemajuan teknologi dibidang kedokteran akan membuka wawasan dan pelayanan kesehatan yang lebih maju, juga pemahaman tentang gizi yang lebih baik, maka usia harapan hidup lansia akan lebih panjang dari sebelumnya khususnya di negara maju sehingga populasi lansia pun akan meningkat. Secara langsung akan menyebabkan timbulnya berbagai masalah ekonomi, sosial, dan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah masalah gangguan keseimbangan dan penurunan fungsi kognitif.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Diperkirakan pada tahun 2025 terdapat sekitar 1,2 milyar penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas, dan menjadi 2 milyar di tahun 2050. Dari jumlah tersebut,sebanyak 80% tinggal di negara-negara berkembang. Populasi lansia di Indonesia pada tahun 1990 adalah sekitar 11,3 juta jiwa (6,29%) dengan usia harapan hidup 59,8 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia meningkat menjadi 23,9 juta jiwa (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan

(20)

pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia meningkat sebanyak 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (KKBKR, 2012).

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia, akan mengakibatkan meningkatnya permasalahan akibat proses penuaan. Permasalahan yang sering dialami oleh lansia seiring dengan berjalannya waktu adalah terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh. Penurunan ini disebabkan akibat berkurangnya aktivitas fisik dan kognitif, asupan nutrisi, dan radikal bebas, sehingga mengakibatkan semua organ pada proses penuaan akan mengalami perubahan secara fisiologis maupun struktural, begitu juga pada otak (Bandiyah, 2009). Otak adalah sebuah organ yang kompleks berfungsi sebagai pusat pengaturan sistem tubuh dan pusat kognitif, merupakan salah satu organ tubuh yang sangat rentan terhadap proses penuaan atau degeneratif (Turana, 2013). Otak akan mengalami kesulitan di dalam mengingat kembali (fungsi memori) seiring dengan proses penuaan, berkurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan lebih lamban dalam melakukan aktivitas yang dikenal dengan perubahan fungsi kognitif (Sarwono, 2010).

Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental manusia yang terdiri dari atensi, persepsi, proses berpikir, pengetahuan, dan memori. Fungsi kognitif juga dapat dipahami sebagai fase dalam proses informasi, seperti persepsi, belajar, memori, atensi, dan dalam proses memecahkan masalah, fungsi psikomotor (waktu reaksi, waktu pergerakan, kecepatan tindakan) telah dimasukkan dalam konsep ini (Hanna, et al., 2006).

Pada penelitian yang di lakukan oleh Kanthamalee dan Sripankew (2013), yang berjudul “Effect of neurobic exercise on memory enhancement in the elderly with dementia” , pemberian latihan fisik seperti latihan neurobik setiap 2 kali dalam seminggu

selama 4 minggu menunjukkan peningkatan hasil skor Mini Mental State Examination (MMSE).Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2015) tentang “ Pengaruh terapi teka

(21)

teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia” setiap 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu juga menunjukkan rerata skor MMSE yang meningkat.

Lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif akan ketergantungan di dalam menjalankan semua aktivitasnya karena dibantu oleh orang lain, sehingga perlu metoda-metoda yang tepat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dengan cara meningkatkan stimulasi otak (Bandiyah, 2009).

Beberapa cara atau metoda yang dapat digunakan untuk mencegah penurunan fungsi kognitif yaitu dengan memberikan kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan cerita melalui media sebaiknya dijadikan sesuatu kebiasaan yang bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus serta permainan membutuhkan konsentrasi atau atensi, orientasi (tempat, waktu, dan situasi) dan memori. Terdapat cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah penurunan fungsi kognitif dengan melakukan latihan fisik atau gerakan olahraga. Pada umumnya, terdapat dua macam latihan yang dapat meningkatkan dan menstimulasi potensi kerja otak dengan meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam vitalisasi otak (Markam, 2005).

Senam vitalisasi otak adalah senam yang bertujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Pada prinsipnya dasar latihan otak adalah agar otak tetap bugar dan mencegah penurunan fungsi kognitif. Senam vitalisasi otak ini merupakan penyelarasan antara fungsi gerak, pernafasan dan pusat berpikir (memori, imajinasi). Gerakan-gerakan pada senam vitalisasi otak dapat memberikan stimulasi pada otak yang dapat meningkatkan fungsi kognitif, menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berpikir pada saat yang bersamaan, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera, menjaga kelenturan, dan meningkatkan daya ingat (Markam, 2005).

Gerakan-gerakan dalam senam vitalisasi otak dapat merangsang kerja sama antar belahan otak dan pusat-pusat otak yang akan menyebabkan aliran darah ke dalam otak

(22)

bertambah sehingga nutrisi akan terserap lebih banyak dan akan memperbaiki fungsi struktural otak, salah satunya fungsi otak kecil (cerebelum) yang erat kaitannya dengan keseimbangan tubuh(Markam, 2005).

Senam vitalisasi otak telah digunakan oleh Pusat Intelegensia Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI pada kelompok lansia dibeberapa daerah di Indonesia yang disusun dan dikembangkan oleh Andre Mayza,dkk(Turana, 2013). Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan UNIKA Atma Jaya, lansia yang melakukan senam vitalisasi otak sebanyak 2 kali/minggu selama setahun menunjukkan fungsi kognitif dan keseimbangan yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol (Turana, 2013).

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukan senam vitalisasi otak pada lansia apabila dilakukan secara rutin dan dengan cara yang tepat. Dengan melakukan senam vitalisasi otak, maka gejala sering lupa (pikun) pada lansia dapat dikurangi sehingga lansia menjadi lebih produktif. Sehingga senam vitalisasi otak dapat menjadi salah satu alternatif dalam membantu mengoptimalkan fungsi otak dan mencegah penurunan fungsi kognitif pada lansia (Supardjiman, 2005). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh senam vitalisasi otak yang dilakukan setiap 2 kali seminggu selama 4 minggu dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah senam vitalisasi otak lebih baik dibandingkan dengan senam lansia dalam meningkatkan fungsi kognitif pada lansia di Puskesmas Posyandu Lansia Denpasar Barat?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan senam vitalisasi otak dengan senam lansia dalam meningkatkan fungsi kognitif pada lansia di Puskesmas Denpasar Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai pencegahan dan terapi gangguan kognitif pada lansia. 1.4.2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti klinis dalam perbaikan penatalaksanaan lansia dan sebagai panduan untuk melatih lansia terutama untuk meningkatkan fungsi kognitif.

2. Hasil penelitian ini dapat merekomendasikan senam vitalisasi otak sebagai pencegahan dan terapi non-farmakologis gangguan kognitif pada lansia.

3. Dapat digunakan sebagai masukan dalam program penanganan lansia di Dinas Kesehatan (Dinkes).

Referensi

Dokumen terkait