• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRAK ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing ... 5

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria Anjing ... 6

2.2 Urolitiasis ... 8

2.2.1 Urolit pada Anjing ... 9

2.2.2 Patogenesis Urolitiasis ... 12

2.2.3 Tanda Klinis ... 13

2.2.4 Diagnosis ... 13

2.3 Kerangka Konsep... 21

BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian ... 22

3.1.1 Objek Penelitian ... 22

3.1.2 Alat Penelitian ... 22

3.1.3 Bahan Penelitian ... 22

(2)

3.2.1 Cara Sampling ... 23

3.2.2 Prosedur Penelitian ... 23

3.2.3 Analisis Data ... 24

3.2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 26 4.1.1 Pengamatan Klinis ... 26 4.1.1 Pengamatan Laboratorium ... 29 4.2 Pembahasan ... 30 4.2.1 Pengamatan Klinis ... 31 4.2.2 Pengamatan Laboratorium ... 32 BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan ... 36 5.2 Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN ... 40

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelusuran Anamnesis ... 27 Tabel 2. Signalemen, Tanda Klinis, dan Uji Organoleptik Urin Anjing ... 28 Tabel 3. Hasil Pengujian Analisis Dipstik Urin Pada Anjing dan

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem urinaria anjing jantan ... 6 Gambar 2. Struvit ... 10 Gambar 3. Sistin ... 11 Gambar 4. Kiri: kalsium oksalat monohidrat; kanan: kalsium oksalat

dehidrat ... 12 Gambar 5. Bagan kerangka konsep penelitian ... 21 Gambar 6. Kristal kalsium oksalat monohidrat pada pemeriksaan sedimen

urin ... 33 Gambar 7. Kristal struvit pada pemeriksaan sedimen urin ... 34

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Dipstik ... 41 Lampiran 2. Dokumentasi ... 42 Lampiran 3. Jenis Sedimentasi Urin ... 43

(6)

ABSTRAK

Urolitiasis merupakan kondisi terbentuknya massa keras seperti batu (urolit) yang terbentuk di sepanjang saluran perkencingan seperti vesika urinaria, ginjal ureter dan uretra. Urolit terbentuk di dalam vesika urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pakan yang dikonsumsi, dan genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis sedimentasi, pH, dan berat jenis terhadap terjadinya urolitiasis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 anjing yang didiagnosis mengalami uroitiasis. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017 dengan metode purposive sample. Sampel adalah urin pasien anjing yang didiagnosis urolitiasis di klinik–klinik daerah Denpasar dan Badung. Setelah data anjing yang didiagnosis urolitiasis didapat, selanjutnya dilakukan koleksi urin untuk pemeriksaan uji dipstik dan sedimentasi urin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai pH urin dari sampel yang dikoleksi berkisar antara 7,1 ± 0.91, yang berarti masih pada kisaran normal namun cenderung basa dan 80% sampel memiliki konsentrasi berat jenis didalam rentang normal, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan ultrasonografi dan X-Ray sebagai peneguhan diagnosis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa derajat keasaman dan berat jenis urin anjing tidak berpengaruh dengan kejadian urolitiasis. Nilai pH berpengaruh terhadap jenis sedimentasi urin yang terbentuk pada kejadian urolitiasis.

(7)

ABSTRACT

Urolithiasis is a condition of the formation of hard masses such as rock (urolith) formed along urinary tracts such as urinary vesicles, ureteric and ureteric kidneys. Urolite is formed in the vesica urinary in various forms and the amount depends on the infection, the feed consumed, and the genetic. This study aims to determine the relationship of sedimentation type, pH, and specific gravity to the occurrence of urolithiasis. The samples used in this study were 15 dogs diagnosed with uroitiasis. Sampling was conducted from April to June 2017 by purposive sample method. The sample was urine of dog patients diagnosed with urolithiasis at Denpasar and Badung clinics. After the data of dogs diagnosed with urolithiasis are obtained, urine collection is then performed for dipstick examination and urine sedimentation. The results of this study indicate that the urine pH value of the collected samples ranged from 7.1 ± 0.91, which means still in the normal range but tends to be alkaline and 80% of the sample has a specific gravity concentration within the normal range, further examination such as ultrasonography and X -Ray as a confirmation of the diagnosis. Based on the results of the study can be concluded that the degree of acidity and specific gravity of urine dogs are not influenced the incidence of urolithiasis. The pH value affects the type of urine sedimentation that is formed on the occurrence of urolithiasis.

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat sekarang sudah menganggap anjing seperti anggota keluarga sendiri bahkan mereka sering memberi makan anjing makanan yang sama seperti yang mereka konsumsi. Terkadang hal tersebut dapat menyebabkan anjing mereka menjadi lebih rentan terhadap penyakit, khususnya urolitiasis. Banyak masalah kesehatan pada anjing yang disebabkan oleh ketidakseimbangan nutrisi yang diperoleh, salah satunya adalah urolitiasis. Urolitiasis merupakan kondisi terbentuknya massa keras seperti batu (urolit) yang terbentuk di sepanjang saluran perkencingan seperti vesika urinaria, ginjal ureter dan uretra. Urolit terbentuk di dalam vesika urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pakan yang dikonsumsi, dan genetik (Suryandari, 2012).

Urolit merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi pada urin dengan kandungan mineral–mineral tertentu. Saat urin mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan kelarutan garam, garam tersebut mengalami presipitasi dan membentuk kristal. Faktor umum penyebab terjadinya urolitiasis adalah derajat saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu, diet atau makanan, frekuensi urinasi, genetik, dan adanya infeksi saluran urinaria (Fossum, 2002 dan Ross et al., 2007).

(9)

2

Menurut Meyer dan Harvey (2004) asupan protein tinggi menyebabkan derajat keasaman (pH) urin lebih bersifat asam, sedangkan apabila asupan pakan mengandung karbohidrat tinggi menyebabkan pH urin bersifat alkalis. Menurut Dharmawan et al. (2000) pH urin anjing normal berkisar antara 6,0–7,0.

Hasil metabolisme pakan dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan urin. Pemeriksaan klinis urin secara rutin yaitu dengan melakukan pemeriksaan fisik urin yang meliputi warna, kekeruhan, dan bau urin (organoleptik) harian serta pengukuran derajat keasaman (pH) dan berat jenis urin dapat membantu pemilik anjing untuk mengatur diet pakan yang diberikan kepada hewan kesayangannya. pH dan berat jenis urin mempunyai arti penting didalam perkembangan kasus urolit. Berat jenis urin menunjukkan kemampuan ginjal untuk menghasilkan urin pekat atau encer. Rendahnya berat jenis diakibatkan oleh diuresis osmotik, yaitu pengeluaran urin secara berlebihan yang disebabkan oleh berkurangnya tonisitas ginjal yang dipicu oleh penyakit diabetes melitus, fancony syndrome, dan renal glukosuria primer (Parrah et al., 2013). Pemeriksaan fisik, pH, dan berat jenis urin merupakan pemeriksaan sederhana, mudah dilakukan serta biaya yang sangat murah, namun akan memberikan gambaran awal yang mempunyai nilai tinggi untuk pencegahan awal terbentuknya urolit pada anjing (Arjentinia dan Putriningsih, 2016).

Penelitian di Gerald V. Ling Urinary Stone Analysis Laboratory, Amerika Serikat dari tahun 1985–2006, yang dilakukan oleh Low et al, (2010) terdapat 25.499 kasus urolitiasis pada anjing. Dari 25.499 kasus tersebut, sebanyak 18.633 (73,1%) kasus yang urolitnya terdiri dari dua atau lebih campuran substansi

(10)

3

mineral yang berbeda. Urolit yang paling umum ditemukan adalah struvit, kalsium oksaalat, asam urat, apatit, brusit, sistin, dan silica. Urolit yang tidak umum ditemukan adalah potassium magnesium pirofosfat, santin, dan newberit. Kejadian urolitiasis pada anjing di Indonesia belum terpublikasi secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya data mengenai kasus ini sehingga perlu dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui kejadian urolitiasis di klinik hewan dan rumah sakit hewan di seluruh Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu adanya suatu penelitian yang meneliti tentang mengetahui hubungan jenis sedimentasi, pH, dan berat jenis terhadap terjadinya urolitiasis. sehingga dapat memberikan tindakan pencegahan yang sesuai dengan penyebab urolitiasis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana derajat keasaman (pH) dan berat jenis urin mempengaruhi kejadian urolitiasis?

2. Bagaimana hubungan antara sedimentasi urin yang terbentuk dengan pH urin?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pH, berat jenis, dan jenis sedimentasi terhadap terjadinya urolitiasis di klinik–klinik hewan yang ada di daerah Denpasar dan Badung berdasarkan prosedur pemeriksaan sedimentasi urin dan uji dipstik.

(11)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada dokter hewan mengenai kepentingan pemeriksaan rutin serta memberikan informasi kepada klien mengenai penyebab terjadinya urolitiasis berdasarkan bentuk sedimentasi yang ditemukan pada uji mikroskopis dan hasil uji dipstik, karena penyebab urolitiasis pada anjing sebagian besar dipicu oleh pakan, sehingga si pemilik anjing dapat merubah manajemen pemeliharaan hewan yang dapat menjadi faktor urolitiasis.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa yang tulisannya tentang korupsi politik dimuat di media massa nasional/lokal sampai dengan tanggal ujian akhir kuliah ini dibebaskan dari tugas menulis esai opini dan

Berdasarkan keuntungan dari model pembelajaran discovery learning tersebut, maka LKS yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan membuat

Populasi yang digunakan adalah pemain klub bolabasket Galaxy Kota Padang Panjang berjumlah 20 orang atlet putra, karena terbatasnya jumlah populasi yang ada, maka

Upaya tambahan pengawasan yang dilakukan oleh Penyewa yaitu dengan mengirimkan surveyor, loading master, serta mewajibkan Pemilik Kapal untuk melakukan pemasangan Vessel

Simpulan dilakukan untuk mencari penjelasan dari beberapa data yang telah dianalisis kemudian digunakan sebagai dasar dalam membuat perancangan corporate identity

NFA - Λ ini dapat mengenali bahasa yang dikenali oleh NFA sebelumnya namun dengan struktur yang lebih sederhana serta lebih mencerminkan konkatenasi kedua FA asal melalui

Melalui identi- fikasi awal hambatan melaluipembelajaran bersama dengan guru PAUD Gugus 11 Arjowinangun untuk menemukenali faktor kegagalan pemahaman pada K13 PAUD dari

Individu-individu bertindak berdasarkan sejumlah asumsi yang memungkinkan mereka menciptakan perasaan “saling” atau timbal balik : (a) yang lain dengan si aktor yang