• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT

MEMBACA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN

AKUNTANSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(

Studi Empiris pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas di Bali

)

1

Komang Nova Ariantini,

1

Edy Sujana,

2

Nyoman Trisna Herawati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: { nova_ariantini@yahoo.co.id, ediesujana_bali@yahoo.com,

aris_herawati@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi pada mahasiswa jurusan akuntansi universitas di Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, dimana data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada reponden. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 877 orang, dengan jumlah sampel 90 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji regresi linear sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA), pengujian data dilakukan dengan dibantu oleh Program SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi, (3) terdapat pengaruh signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi, (4) terdapat pengaruh signifikan antara minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.

Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Minat Membaca, Tingkat Pemahaman Akuntansi,

Kepercayaan Diri

Abstract

This study is intended to find out the impact of emotional quotient and interest in

reading on the level of accounting comprehension with self confidence as moderating variable of the students of accounting department of the universities in Bali. Purposive sampling was used to obtain samples. The data collected was primary data, which was collected by using survey method by delivering questionnaires directly to the respondents. The population included 877 people, with samples included 90 people. The technique of analyzing data used was simple linear regression test and Moderated Regression Analysis (MRA). Data testing was done assisted by SPSS 17 program.

The results of the study showed that (1) there is significant impact of emotional quotient on the level of accounting comprehension, (2) there is significant impact of interest in reading on the level of accounting comprehension (3) there is significant impact of emotional quotient on the level of accounting comprehension with self

(2)

confidence as moderating variable, (4) there is significant impact on interest in reading on the accounting comprehension with self confidence as moderating variable.

Keywords: emotional quotient, interest in reading, level of accounting comprehension,

self confidence

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia globalisasi telah membawa pengaruh besar dalam pendidikan akuntansi. Tekhnologi yang

berkembang sekarang sangat

memudahkan mahasiswa mengembangkan ilmu pengetahuannya. faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi adalah mental mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan mengembangkan kepribadian mahasiswa lebih dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional (Melandy, Aziza, dkk 2007).

Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenal siapa dirinya,mengendalikan dirinya dan memotivasi dirinya. Motvasi diri sangat diperluka untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena berkat motivasi kita yakin mampu memahami akuntansi. Kepercayaan diri merupakan faktor yang sangat penting bagi mahasiswa, karena sikap percaya diri akan membuat mahasiswa lebih punya kesiapan mental untuk belajar, lebih punya dorongan yang kuat untuk belajar dan lebih mampu mencapai level prestasi yang lebih tinggi, kemampuan ini mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Hasil penelitian Daniel Goleman (1995 dan 1998) dan beberapa Riset di Amerika (dalam Rachmi, 2010) memperlihatkan bahwa 80 persen bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritualnya.

Membaca merupakan sebuah kewajiban pada kegiatan belajar terutama diperguruan tinggi. Di mana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mereka mengerti menjadi lebih jelas setalah membaca, tidak mungkin mahasiswa memahami materi kuliah kalau mereka tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat berperan dalam membantu

seseorang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi yang dipelajari (Aditya, 2010).

Menurut Budhiyanto dan Ika Paska (2004), Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dapat dilihat dari seberapa mengerti mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari atau di dapat dikampus dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi. dipilihnya pemahaman akuntansi adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang dasar akuntansi. Pengetahuan tentang dasar akuntansi merupakan suatu kunci utama untuk menghasilkan laporan keuangan (Mawardi, 2011).

Keterkaitan antara variabel kecerdasan emosi dan kepercayaan diri adalah mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosi yang baik maka akan mampu bergaul dengan baik, mengenali dirinya, dan memiliki tanggung jawab dalam kehidupannya. Sehingga, akan membuat mahasiswa memiliki rasa percaya diri. Melalui pelatihan kecerdasan emosi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri dimana mahasiswa akan mampu atau berani menunjukkan potensi yang dimilikinya, sehingga mereka mampu mencapai tujuan hidup dengan sukses tanpa merugikan orang lain (Stein & Book, 2002).

Mengi

kuti pelatihan kecerdasan

emosi

diharapkan

mahasiswa

mampu bertahan

dalam

menghadapi situasi yang menimbulkan stress

dan

mampu mengendalikan dorongan untuk

tidak

melakukan tindakan yang

dapat

merugikan diri sendiri.

Dengan

pelatihan kecerdasan emosi diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri

mahasiswa

yang pada awalnya kurang memiliki rasa percaya diri (Baron dalam Stein & Book, 2002).

Minat membaca bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman akan suatu disiplin ilmu, dan menjadi sarana untuk

(3)

meningkatkan rasa percaya diri, karena dengan membaca mahasiswa akan dapat mengerti banyak hal. Dengan mengerti berbagai hal, maka mahasiswa jauh lebih mudah untuk memiliki rasa percaya diri. Selai itu membaca dapat mengatasi rasa tidak percaya diri mahasiswa terhadap kemampuan akademik yang dimilikinya Kurangnya minat membaca akan menimbulkan rasa kurang percaya diri pada mahasiswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.(http://ekonomi.kompasiana.com/ menumbuhkan-rasa-percaya-diri).

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang sudah dilakukan Aditya (2010) yang meneliti Pengaruh Minat Membaca dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntasi. Alasan peneliti mereplikasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian yang pernah dilakukan dahulu dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Penelitian ini menggunakan sampel dan lokasi yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi semester VI pada universitas di Bali. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menambahkan variabel moderasi yaitu kepercayaan diri. Dalam kaitannya dengan variabel moderasi, dipilih kepercayaan diri sebagai hubungan antara kecerdasaan emosional dan minat membaca dengan tingkat pemahaman akuntasi. Variabel moderasi adalah tipe variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memper lemah) hubungan antar variabel independen dengan dependen (Sugiyono 2012:60).

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi? (2) Apakah minat membaca berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi? (3) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi? (4) Apakah minat membaca berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan

kepercayaan diri sebagai variabel moderasi? Sedangkan yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, (2) Untuk mengetahui apakah minat membaca berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, (3) Untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi, (4) Untuk mengetahui apakah minat membaca berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa (Goleman, 2003). Kecerdasan emosional yang baik dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial. mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang baik akan berhasil di dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk terus belajar. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang kurang baik, akan kurang memiliki motivasi untuk belajar, sehingga dapat merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas individu tersebut sebagai mahasiswa (Rachmi, 2010). Hasil penelitian Hariyoga dan Suprianto (2011) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H1: Kecerdasan Emosional mahasiswa

akuntansi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Menurut Sandjaja (2009) minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendala seseorang disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkannya untuk membaca dengan kemampuannya sendiri. Mahasiswa yang senang akan membaca

(4)

buku-buku teks kuliah maka ia akan mudah mendapatkan gambaran materi kuliah. Hasil penelitian Aditya (2010) menunjukkan bahwa minat membaca berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi, berdasarka uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H2: Minat membaca mahasiswa akuntansi

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional dalam penelitian ini dan untuk memastikan seberapa penuh kah rasa percaya diri

seorang mahasiswa terhadap

kemampuannya mengenai pemahaman akuntansi. Goleman (2003) bahwa kepercayaan diri adalah kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri atau kemampuan yang dapat memperkuat atau melemahkan seorang mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman akuntansinya dan mencapai tujuan dan cita-citanya. Orang dengan kecakapan ini akan berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan. Hasil penelitian Febriastuti (2010) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi, berdasarka uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H3: Kecerdasan Emosional mahasiswa

akuntansi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.

Menurut Sandjaja (2009) minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendala seseorang disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkannya untuk membaca dengan kemampuannya sendiri. Minat membaca juga besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, apalagi dalam kaitanya

dengan mata kuliah akuntansi. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikir positif dan dapat menerimanya.

H4: Minat Membaca mahasiswa akuntasni

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada lima universitas yang ada diBali yaitu Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Nasional, Universitas Warmadewa, dan Universitas Mahasaraswati. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang akan disebar ke pada responden atau mahasiswa akuntansi, yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para responden. Sampel penelitian berjumlah 90 orang. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survey lapangan, menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung ke responden. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini memakai skala likert 1 sampai dengan 5. Pengujian data dibantu dengan menggunakan SPSS versi 17.

Pada penelitian ini, tahap pertama adalah data diuji dengan menggunakan uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Tahap kedua, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Pada tahap ketiga adalah pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi sederhana, analisis regresi moderasi, uji parsial (t), uji simultan (f), dan uji koefisien determinasi (R2).

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 90 kuesioner. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 3 minggu. Total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah 90 buah. Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan pengujian yang dibantu dengan menggunakan SPSS 17.

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar dan dapat diolah, diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sekitar 53 orang atau 58,9% sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 37 atau 41,1%. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011: 52). Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total

Correlation. Jika r hitung > r tabel, maka data

dikatakan valid. Jumlah responden kuesioner sebanyak 90 responden sehingga diperoleh harga rtabel sebesar

0,207 dan koefisien korelasi product

moment tiap butir instrumen lebih besar dari

rtabel.

Uji reliabilitas dinilai melalui besarnya koefisien Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien Alpha

Cronbach lebih besar dari 0,60. Jadi

instrument kecerdasan emosional, minat

membaca, kepercayaan diri dan tingkat pemahaman akuntansi adalah reliabel.

Uji normalitas sebaran data dilakukan pada data kecerdasan emosional, minat membaca, kepercayaan diri, dan tingkat pemahaman akuntansi. berdasarkan hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa angka-angka signifikansi lebih besar dari 0,05 untuk statistik Kolmogorov-Smirnov. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal.

Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakanVariance Inflation Factor

(VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas nilai VIF dari masing-masing variabel bebas berjumlah kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi linier.

Untuk menguji heteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi antara variable bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Pengujian hipotesis yang pertama digunakan analisis regresi sederhana. Rekapitulasi hasil analisis regresi sederhana antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Regresi Sederhana Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 30,573 2,504 12,209 0,000 KE 0,240 0,051 0,450 4,728 0,000 R Square 0,203 F Hitung 22,352 Sig. F 0,000

Keterangan: KE = Kecerdasan Emosional Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,203. Hal ini menyatakan bahwa 20,3% variansi

tingkat pemahaman akuntansi dapat dijelaskan oleh variansi variabel kecerdasan emosional dan sebesar 79,7%

(6)

disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b1 sebesar

0,240 dan kostanta a sebesar 30,573. Dengan demikian, dapat digambarkan kedua antara variabel dengan persamaan regresi Yˆ 30,5730,240KE. (1) Diperoleh harga thitung sebesar 4,728

dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai tabel (2-tailed) pada dk = 90-1 = 89 adalah 2,000 dengan demikian H0

Ditolak dan H1 diterima. Koefisien beta (b1)

0,240 dengan angka

probabilitas/signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dimana secara teori, lima dimensi kecerdasan emosional, yaitu empati, kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri dan keterampilan sosial dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Menurut Goleman (2000), empati merupakan perasaan simpati terhadap orang lain, secara tidak langsung dapat merasakan penderitaan orang. mahasiswa yang mempunyai empati

akan mampu membaca perasaan orang lain yang dapat berakibat terhadap peningkatan kualitas belajar sehingga pemahaman yang baik tentang akuntansi akan tercipta (Melandy dan Aziza, 2006).

Jadi semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Kerena kecerdasan emosional yang tinggi akan berdampak positif pada mahasiswa untuk mengelola emosi dan dapat memotivasi diri agar selalu merasa optimis dapat memahami akuntansi dengan baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hariyoga dan Suprianto (2011) dimana penelitiannya menunjukkan hubungan yang positif antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, Goleman (2009) mengatakan bahwa dengan adanya kecerdasan emosional yang tinggi orang-orang sukses dapat memiliki stabilitas emosional, motivasi kerja yang tinggi.

Pengujian hipotesis yang kedua digunakan analisis regresi sederhana. Rekapitulasi hasil analisis regresi sederhana antara minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi tersaji pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Regresi Sederhana Minat Membaca Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23,031 1,318 17,474 0,000 MM 0,413 0,028 0,844 14,753 0,000 R Square 0,712 F Hitung 217,649 Sig. F 0,000

Keterangan: MM = Minat Membaca Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,712. Hal ini menyatakan bahwa 71,2% variansi tingkat pemahaman akuntansi dapat dijelaskan oleh variansi variabel minat membaca dan sebesar 28,8% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b2 sebesar 0,413

dan kostanta a sebesar 23,031. Dengan demikian, dapat digambarkan kedua antara

variabel dengan persamaan regresi MM.

0,413 ,031

23

Yˆ   (2) Diperoleh harga thitung sebesar 14,753

dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk=90-1=89

(7)

dan H1 diterima. Koefisien beta (b2) 0,413

dengan angka probabilitas/signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Menurut Sandjaja (2009), minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam seseorang disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan mahasiswa untuk membaca dengan kemampuannya sendiri. Jika minat membaca mahasiswa tinggi tentang ilmu akuntansi, maka tingkat pemahaman akuntansi juga akan meningkat, ini disebabkan karena semakin tinggi intensitas mahasiswa membaca buku- kuliah sebelum perkuliahan berlangsung maka mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang suatu

materi kuliah akuntansi terlebih dahulu sehingga ketika dosen menjelaskan tentang mata kuliah akuntansi, mahasiswa hanya perlu untuk menanyakan hal yang belum dipahami kepada dosen yang sedang mengajar. Tentu cara ini akan memperkuat pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah akuntansi (Aditya, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aditya (2010) yang menunjukkan bahwa minat membaca, empati dan keterampilan sosial berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa.

Pengujian hipotesis yang ketiga digunakan analisis regresi moderasi. Rekapitulasi hasil analisis regresi moderasi antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi tersaji pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Regresi Moderasi Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Moderasi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 31,054 5,725 5,425 0,000 KE -0,263 0,121 -0,493 -2,172 0,033 KD 0,217 0,109 0,454 1,982 0,051 KE*KD 0,005 0,002 0,868 2,242 0,028 R Square 0,943 F Hitung 473,857 Sig. F 0,000

Keterangan: KE= Kecerdasan Emosional KD= Kepercayaan Diri Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,943. Hal ini menyatakan bahwa 94,3% variansi tingkat pemahaman akuntansi dapat dijelaskan oleh variansi variabel kecerdasan emosional dan sebesar 5,7% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b1 sebesar

-0,263, regresi b3 sebesar 0,217, dan

regresi b4 sebesar 0,005 serta konstanta a

sebesar 31,054. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan antara ketiga

variabel dengan persamaan regresi (3) KD. * KE 0,005 KD 0,217 KE 0,263 -054 , 31 Yˆ   

Diperoleh harga thitung sebesar 2,242

dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 90 – 1 =

89 adalah 2,000 dengan demikian H0

Ditolak dan H1 diterima. Koefisien beta (b4)

0,005 dengan angka

probabilitas/signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05.

(8)

Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi (Moderating Regression Analysis), maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kecerdasan emosional

mempengaruhi pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi adalah sikap dan mental serta kemampuan membaca diri sendiri dalam kaitannya aspek psikologi personal mahasiswa dalam mengembangkan pribadinya dan pengertian tersebut sering diistilahkan dengan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dengan adanya kemampuan tersebut, mahasiswa akan mampu memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya, mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya dan memiliki keterampilan bersosialisasi dengan kemampuan mahasiswa sendiri untuk meningkatkan pemahaman akuntansi (Goleman, 2000).

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa adalah kepercayaan diri. Dimana mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, akan cendrung memiliki motivasi yang tinggi pula karena mahasiswa percaya akan kemampuan yang dimilikinya, dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki kepercayaan diri akan cenderung tidak memiliki motivasi karena mahasiswa tidak yakin akan kemampuannya sendiri. Kepercayaan diri dapat mempengaruhi empati. Dimana mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan mudah untuk berempati kepada orang lain, dibandingkan mahaasiswa yang tidak memiliki kepercayaan diri (Melandy dan Azizah, 2006).

Get et al (2002) menyatakan ada beberapa cara untuk mengembangkan pengendalian diri yaitu mengendalikan diri, membangun atau meningkatkan kepercayaan diri dan selalu optimis terhadap diri sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa mengenal dirinya adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri akan

cenderung mampu mengendalikan dirinya, dari pada mahasiswa yang tidak memiliki kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga dapat mempengaruhi keterampilan sosial mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri akan terampil dalam bersosialisasi dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki kepercayaan diri (Melandy dan Azizah, 2006).

Jadi dapat diambil kesimpulan, bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional dan kepercayaan diri mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman akuntansi. Dimana kepercayaan diri mahasiswa mempengaruhi lima dimensi kecerdasan emosional seseorang, yaitu motivasi, empati, kesadaran diri, pengaturan diri dan keterampilan sosial dalam peningkatan kualitas tingkat pemahaman akuntansi.

Penelitian ini sejalan dengan Melandy dan Aziza (2006) dan Febriastuti (2010). Penelitian Melandy dan Aziza (2006) mengenai kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel pemoderasi. Menghasilkan pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengendalian diri, pengenalan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hasil penelitian Febriastuti (2010) menunjukkan hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan pemahaman akunatnsi melalui kepercayaan diri. Kecerdasan emosional cukup berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Karena tanpa kecerdasan emosional mahasiswa tidak akan mampu untuk mengelola emosi dan tidak mampu memberikan motivasi didalam dirinya. Sifat lain yang dapat mendukung mahasiswa memahami akuntansi adalah kepercayaan diri, dimna mahasiswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi akan

mampu untuk mengungkapkan

pendapatnya.

Pengujian hipotesis yang keempat digunakan analisis regresi moderasi. Rekapitulasi hasil analisis regresi moderasi antara minat membaca terhadap tingkat

pemahaman akuntansi dengan

kepercayaan diri sebagai variable moderasi tersaji pada tabel 4.

(9)

Tabel 4. Hasil Regresi Moderasi Minat Membaca Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Moderasi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 32,323 5,723 5,648 0,000 MM -0,227 0,123 -0,464 -1,850 0,068 KD 0,123 0,113 0,258 1,088 0,280 MM*KD 0,006 0,002 1,149 2,502 0,014 R Square 0,951 F Hitung 556,551 Sig. F 0,000

Keterangan: MM = Minat Membaca KD = Kepercayaan Diri Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,951. Hal ini menyatakan bahwa 95,1% variansi tingkat pemahaman akuntansi dapat dijelaskan oleh variansi variabel minat membaca dan sebesar 4% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b2 sebesar -0,227,

regresi b3 sebesar 0,123, dan regresi b5

sebesar 0,006 serta konstanta a sebesar 32,323. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan antara ketiga variabel dengan persamaan regresi

(4) KD. * M M 0,006 KD 0,123 M M 0,227 -323 , 32 Yˆ   

Diperoleh harga thitung sebesar 2,502

dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 90-1 =

89 adalah 2,000 dengan demikian H0

Ditolak dan H1 diterima. Koefisien beta (b5)

0,006 dengan angka

probabilitas/signifikansi sebesar 0,014 lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi (Moderating Regression Analysis), maka dapat diambil kesimpulan

bahwa minat membaca mempengaruhi

pemahaman akuntansi dengan

kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin tinggi minat membaca dan kepercayaan diri mahasiswa, maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman akuntansi.

Menurut Listariono (2009: 4) semakin tinggi minat membaca pada diri seseorang, semakin tinggi pula hasi belajar yang diterimanya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang optimal. Tanpa adanya minat membaca, maka mahasiswa akan sulit untuk memahami akuntansi, karena akuntansi bukanlah bidang studi yang hanya menggunakan angka-angka dan menghitung penjumlahan atau pengurangan, akan tetapi akuntansi juga merupakan bidang studi yang

menggunakan penalaran yang

membutuhkan logika.

Sifat lain yang dapat mendukung mahasiswa dalam memahami akuntansi lebih mudah yaitu dengan dimilikinya sikap kepercaya diri, dengan kepercayaan diri yang tinggi mahasiswa akan mampu mengungkapkan pendapatnya, serta tidak akan malu untuk bertanya bila ada pelajaran yang tidak dimengerti. Dengan demikian mahasiswa yang mempunyai minat membaca tinggi dan kepercayaan diri tinggi dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan meraih prestasi dibidang akademis (Febriastuti, 2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil uji hipotesis analisis data pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

(10)

minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 3) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. 4) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara minat membaca terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI pada universitas di Bali, untuk penelitian selanjutnya dapat berusaha menambah jumlah sampel atau memperluas daerah penelitian agar diperoleh hasil yang lebih bervariasi. 2) Pentingnya untuk membuka satu bentuk kepercayaan kepada mahasiswa dalam rangka memberikan motivasi akan pentingnya pembelajaran suatu materi kuliah, karena melalui proses belajar yang efektif, prestasi akademik yang tinggi akan lebih mampu diperoleh. 3) Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner secara langsung, penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan juga metode pengumpulan data wawancara sehingga informasi yang didapat lebih akurat dan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Dewa Putu, (2010), Pengaruh Minat

Membaca Dan Kecerdasan

Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa di Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan.

Denpasar: Fakultas Ekonomi Universits Warmadewa.

Budhiyanto, Suryanti J. Dan Nugroho, Ika P. 2004. Pengaruh Kecerdasan

Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. X, No.2.

Febriastuti, Dina. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri Sebagai

Variabel Pemoderasi pada Siswa XII jurusan Akuntansi SMKN1 Sumenep.

Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Gea et al. 2002. “Relasi Dengan Diri

Sendiri”. Alex Media Komputindo.

Jakarta.

Ghonzali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Goleman, Daniel. 2000. Working With

Emotional Intelligence. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

______. 2003. Emotional Intelegence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

______. 2009. Emotional Intelegence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Prilaku Belajar dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Aceh: Simposium Nasiona Akuntansi XIV.

Listariono. 2009. Peranan Perpustakaan

Sokolah Dalam Upaya

Menumbuhkan Minat Baca Siswa.

Artikel UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang (http//listriono-min.baca.land.pdf) diakses tanggal 20 Juli 2014.

Mawardi. M.Cholid. 2011. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadapa Konsep Dasar Akuntansi di Perguruan Tinggi di Kota Malang.

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam (UNISMA) Malang. Melandy, Rissyo dan Aziza, Nurna (2006),

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai

(11)

Variabel Pemoderasi. Padang: Symposium Nasional Akuntansi IX. Melandy, Aziza, dkk. (2007). Sinkronisasi

Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan tingkat Akuntansi. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X.

Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Prilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi tidak

diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Sandjaja, Soejanto. 2009. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stress Lingkungan. http://www.scribd.com/Pengaruh- Keretlibatan-Orang-Tua-Terhadap-Minat-Membaca-Anak-Ditinjau-Dari Pendekatan-Stres-Lingkungan.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Stein, S.J. & Book, H.E. 2002. Ledakan EQ

: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih sukses (Terjemahan). Bandung : Kaifa.

http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/ 2013/02/16/menumbuhkan-rasa-percaya-diri-534074.html (diakses 25 oktober 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan