• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK DI KOPERASI SISWA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK DI KOPERASI SISWA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK DI

KOPERASI SISWA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI Hadi Kesuma Sanjaya, Prof. Dr. Drs. Khairinal, D.pt, BA, M.Si

dan Rosmiati, S.pd, M.pd FKIP Universitas Jambi hadikesumasanjaya@yahoo.co.id

ABSTRAK

Hadi Kesuma Sanjaya, 2013. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) Prof. Dr. Drs. Khairinal, Dpt, BA, M.Si. Pembimbing (II) Rosmiati, S.Pd, MPd.

Kata Kunci: Perilaku Konsumen.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertujuan tidak hanya mengajarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan sesuai kurikulum, akan tetapi diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa tentang budaya dan tata cara berorganisasi di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk pembekalan terhadap siswa dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah adanya koperasi di sekolah. Koperasi di sekolah merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan formal, khususnya dengan mata pelajaran ekonomi.

Sesuai dengan masalah yang diteliti, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana penelitian ini menggambarkan mengenai situasi kondisi sosial yang sedang terjadi tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS yang menjadi konsumen dari koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi. Data diperoleh melalui observasi partisipasif, wawancara mendalam dan dokumentasi yang kemudian dideskripsikan menjadi suatu situasi yang terjadi.

Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan bahwa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi ditarik kesimpulan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal: persepsi, kepribadian, pembelajaran, motivasi dan sikap, dan faktor eksternal: budaya, demografi, status sosial dan referensi kelompok.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik faktor internan maupun faktor eksternal sangat mempengaruhi minat siswa untuk berbelanja di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi, dan berdasarkan hasil penelitian ini, juga dapat disarankan kepada siswa hendaknya siswa harus lebih selektif dalam memilih tempat untuk berbelanja, baik itu dari segi tempat, kualitas produk yang dijual, harga, kebersihan, kenyamanan dan orang yang menjual produk yang akan dibeli, dan untuk pengurus koperasi agar dapat menciptakan suasana yang nyaman serta menempatkan koperasi siswa ditempat yang lebih strategis.

(2)

2

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertujuan tidak hanya mengajarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan sesuai kurikulum, akan tetapi diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa tentang budaya dan tata cara berorganisasi di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk pembekalan terhadap siswa dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah adanya koperasi di sekolah. Koperasi di sekolah merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan formal, khususnya dengan mata pelajaran ekonomi.

SMA Negeri 8 Kota Jambi memiliki koperasi siswa yang berdiri pada tahun 2006 atas inisiatif dari siswa, ketika itu siswa mengadakan kegiatan pentas seni yang bertujuan sebagai wadah kreatifitas siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Jambi, pada saat itu siswa mulai mencari sponsor untuk mendanai kegiatan tersebut dengan memasukkan proposal-proposal tersebut kepada beberapa perusahaan yang ada di kota jambi. Salah satu perusahaan yang menerima proposal itu adalah produsen teh botol sosro, namun pada saat itu bantuan yang diberikan bukanlah berupa uang namun dalam bentuk produk yaitu teh botol yang harus dijual kembali oleh para siswa, bantuan inipun diterima dan alhasil siswa berhasil menjual produk tersebut dan menghasilkan uang yang cukup untuk menggelar acara pentas seni. Setelah menggelar pentas seni tersebut dana yang diperoleh dari sponsor tadi masih tersisa lalu para siswa berkonsultasi dengan salah satu guru mereka yaitu ibu fetmarwati untuk mendirikan koperasi siswa dan atas persetujuan dari kepala sekolah maka berdirilah koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Saat itu koperasi siswa pengelolaannya diserahkan kepada siswa namun tetap sebagai coordinator dan tempat berkonsultasi adalah ibu fetmarwati yang merupakan salah satu guru di SMA Negeri 8 kota jambi. Koperasi sekolah awalnya bertempat di ruang OSIS yang dipergunakan saat ini (dapat dilihat di lampiran) perkembangan yang dialami oleh koperasi siswa ini cukup pesat dan bisa dikatakan berhasil pengelolaanya. Saat itu koperasi sekolah memang sangat vital keberadaannya karena pada saat itu jumlah kantin sekolah tidak sebanyak saat ini.

Seiring berjalannya waktu kepengurusan koperasi siswa berganti tepatnya pada tahu 2008 kepengurusan koperasi berganti, peran ibu fetmarwati digantikan dengan ibu yur, saat itu diberikan tambahan modal oleh kepala sekolah yatu bapak Muhamad Sholeh sebesar dua ratus ribu rupiah dan hasil dari penjualan barang-barang bekas sebesar seratus delapan puluh ribu rupiah. Dengan modal tiga ratus delapan puluh ribu inilah koperasi siswa berjalan dengan pengurus yang rata-rata adalah anggota OSIS SMA Negeri 8 Kota Jambi. Modal yang tersedia dipergunakan untuk membeli barang-barang yang akan dijual seperti makan ringan, kue-kue, gorengan, minuman serta alat-alat tulis belanja ini dilakukan seminggu sekali oleh pengurus koperasi sesuai dengan barang apa yang stoknya berkurang atau habis. Salah satu bukti bahwa koperasi ini cukup maju pada saat itu adalah dengan mampunya koperasi membeli satu buah showcase yang masih dipergunakan pada saat ini.

Pada tahun 2010 kepengurusan koperasi kembali berganti ruangan koperasi siswapun berpindah dari ruang OSIS ke sebuah ruang yang tidak terpakai disamping WC guru. Pada masa inilah peran siswa mulai berkurang. Pengurus koperasi merupakan guru-guru ekonomi SMA Negeri 8 Kota Jambi hal ini bertujuan untuk menyelamatkan keberadaan koperasi sekolah yang mulai terpuruk karena pada saat itu kepengurusan koperasi sekolah mulai tidak stabil, para siswa pengurus koperasi saling lempar tanggung jawab yang menyebabkan manajemen koperasi ini mulai tidak teratur, selain itu keberadaan kantin sekolah mulai mendapat perhatian dari sekolah juga menjadi salah satu

(3)

3

faktor penyebab keterpurukan koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi, dimana kantin sekolah yang telah direnovasi memberikan kenyamanan bagi para siswa untuk berbelanja, dimana jika siswa berbelanja di koperasi mereka harus berdesakkan untuk membeli maupun melakukan pembayaran karena ruang koperasi sekolah yang memang sempit, selain faktor-faktor tadi juga ada faktor internal dan faktor eksternal yang juga mempengaruhi minat berbelanja siswa di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Dari beberapa permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi, dimana setelah diketahui faktor apa saja yang berpengaruh tersebut dapat dijadikan landasan untuk menarik minat siswa untuk membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

ACUAN TEORITIK

Nitisusastro (2012:31) menyatakan istilah perilaku konsumen merujuk pada perilaku yang diperlihatkan pada konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk barang dan jasa yang mereka harapkan memuaskan kebutuhan mereka. Pada dasarnya perilaku konsumen ini dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

a) Faktor internal

Dimana faktor ini terdiri dari beberapa sub bagian: 1) Persepsi 2) Kepribadian 3) Pembelajaran 4) Motivasi 5) Sikap b) Faktor eksternal

Dimana faktor ini terdiri dari beberapa sub bagian: 1) Budaya

2) Demografi 3) Status sosial

4) Referensi kelompok 5) Keluarga

Perilaku konsumen sebenarnya merupakan tahapan-tahapan langkah yang

ditempuh dan dilakukan oleh seseorang/individual atau kelompok orang dalam

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya menurut Nitisusastro (2012:33),

tahapan-tahapan dan langkah dimaksud meliputi:

a) Need Recognition ( mengenali kebutuhan)

b) Pre-Purchase Search (mencari informasi sebelum membeli)

c) Evaluation of Alternativas (melakukan evaluasi terhadap beberapa pilihan) d) Purchase (melakukan pembelian)

i. Trial (mencoba-coba)

ii. Repeat Purchase (melakukan pembelian ulang) e) Post Purchase Evaluation (melakukan evaluasi pasca beli)

Nitisusastro (2012:33), menyatakan tahapan-tahapan yang dilakukan konsumen dalam perilaku konsumen meliputi:

a) Problem Recognition (mengenali permasalahan) b) Information Search (mencari informasi)

c) Evaluation of Alternative (mengevaluasi beberapa pilihan) d) Purchase Decision (keputusan membeli)

(4)

4

Kedua pendapat tersebut diatas secara prinsip tidak berbeda, hanya berbeda dalam hal mengutarakannya. Keduanya dimulai dengan pengenalan kebutuhan atau permasalahan, dilanjutkan dengan mencari informasi tentang barang dan jasa yang dibutuhkan, disusun dengan keputusan membeli dan disambung dengan evaluasi pasca beli.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan metodologi penelitian dan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:9) metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), análisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 8 Kota Jambi dan waktu penelitian dimulai pada tanggal 7 Februari 2013-7 April 2013.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dari hasil analisis dan wawancara yang peneliti lakukan , maka peneliti dapat mengambil temuan-temuan bahwa siswa/I SMA Negeri 8 Kota Jambi kurang berminat untuk berbelanja di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi . adapun faktor yang mempengaruhi perilaku siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah

1. Faktor Internal

Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah :

a. Persepsi siswa mengenai produk yang di jual di koperasi siswa adalah kebanyakan siswa menganggap harga dari produk yang dijual di koperasi siswa lebih mahal daripada produk yang dijual dikantin, sehingga menyebabkan siswa merasa enggan untuk berbelanja di koperasi siswa dan lebih senang berbelanja di kantin.

b. Karena harga yang dianggap mahal tadi sikap siswa terhadap produk yang dijual di koperasi siswa adalah tidak menyukai dan lebih memilih untuk berbelanja di kantin yang harga produknya dianggap lebih murah.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor budaya seperti kebiasaan kebiasaan siswa yang berbelanja di kantin menyebabkan siswa merasa enggan untuk berbelanja di kopeasi siswa. b. Faktor jarak ruang kelas ke KOPSIS juga mempengaruhi perilaku siswa

dalam membeli produk di koperasi siswa, jarak yang cukup jauh dari ruang kelas XI IPS menyebabkan siswa tidak mau berbelanja di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

c. Faktor ruangan koperasi siswa yang sempit sehingga ketika berbelanja siswa selalu berdesakkan hal ini juga membuat siswa merasa enggan untuk berbelanja di Koperas Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi

d. Faktor pendapat keluarga yang menyarankan siswa berbelanja di tempat yang membuat siswa merasa nyaman juga mempengaruhi perilaku siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi dan tempat yang dianggap siswa dapat memberikan kenyamanan adalah kantin yang tempatnya lebih luas dan produk yang disediakan pun beraneka ragam jadi secara tidak langsung keluarga dari siswa menyarankan untuk berbelanja di kantin daripada di koperasi sekolah.

(5)

5

Alternatif Pemecahan Masalah yang Dilakukan dan Diharapkan Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siwa dalam Membeli produk di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukanlah beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dipertimbangkan oleh pengelola koperasi untuk menarik minat siswa berbelanja di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi diantaranya adalah : 1) Kepada siswa harus lebih selektif dalam memilih tempat untuk berbelanja, baik itu dari segi tempat, kualitas produk yang dijual, harga, kebersihan, kenyamanan dan orang yang menjual produk yang akan dibeli. 2) Kepada pengurus Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi agar dapat meluruskan persepsi siswa yang keliru mengenai produk yang dijual di koperasi siswa, hal ini harus mencakup spesifikasi dari produk yang dijual, mulai dari harga sampai pada keunggulan kualitas produk yang dijual di koperasi siswa agar tidak terjadi kesalahan persepsi mengenai produk-produk yang dijuall di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi. 3) Pengelola koperasi siswa hendaknya mulai mempertimbangkan kenyamanan siswa dalam berbelanja khususnya pada ruangan yang sekarang dipakai sebagai ruangan koperasi siswa, karena apabila siswa merasa nyaman mereka pasti berminat untuk berbelanja di koperasi siswa. 4) Pengelola koperasi siswa dalam memutuskan tempat untuk dijadikan koperasi siswa haruslah tempat yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh para siswa. 5) Kepada pihak sekolah agar memberikan perhatian yang lebih kepada koperasi siswa karena koperasi siswa merupakan salah satu sarana pendidikan siswa dalam bidang berorganisasi.

PEMBAHASAN

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertujuan tidak hanya mengajarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan sesuai kurikulum, akan tetapi diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa tentang budaya dan tata cara berorganisasi di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk pembekalan terhadap siswa dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah adanya koperasi di sekolah. Koperasi di sekolah merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan formal, khususnya dengan mata pelajaran ekonomi. Koperasi siswa merupakan salah satu bentuk media pembelajaran bagi siswa khususnya dibidang berorganisasi, selain menjadi pengurus siswa juga dapat berperan sebagai konsumen. SMA Negeri 8 Kota Jambi sebagai salah satu lembaga pendidikan di provinsi jambi menanggapi hal diatas dengan mendirikan sebuah lembaga koperasi yaitu koperasi siswa yang pengurusnya terdiri dari siswa-siswi dan di koordinir oleh guru-guru SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Namun pada kenyataannya koperasi siswa seakan kurang mampu untuk bersaing terutama dengan keberadaan kantin yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini terihat ketika lebih banyak siswa yang memilih untuk berbelanja di kantin daripada di koperasi siswa. hal ini tak lepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dari para siswa tersebut.

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi dapat berasal dari dalam dirinya (internal) dan luar dirinya (eksternal). Faktor yang muncul dari dalam diri siwa dipengaruhi oleh adanya persepsi, motivasi, pengalaman dan sikap siswa terhadap produk yang dijual KOPSIS SMA Negeri 8 Kota Jambi, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain

(6)

6

faktor budaya, faktor demografi, faktor status sosial, kelompok sosial, dan pendapat keluarga dimana faktor diatas salling berkaitan dalam mempengaruhi perilaku siswa dalam membeeli produk di KOPSIS SMA Negeri 8 Kota Jambi.

Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Jambi kurang berminat untuk berbelanja di koperasi siswa dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu 1) persepsi siswa yang menganggap produk yang dijual di KOPSIS lebih mahal dari produk yang dijual di kantin, persepsi ini memang benar dari sisi harga, namun apabila ditinjau dari segi kualitas maka kualitas produk yang dijual di koperasi sekolah lebih baik dari pada yang dijual di kantin sekolah. 2) faktor budaya seperti kebiasaan kebiasaan siswa yang lebih suka dan nyaman berbelanja di kantin menyebabkan siswa merasa enggan untuk berbelanja di Koperasi siswa, hal ini berkaitan dengan kondisi ruangan koperasi siswa yang sempit sehingga menyebabkan siswa saling berdesakkan ketika mereka berbelanja di koperasi siswa. hal ini berbeda dengan kondisi ketika mereka berbelanja di kantin selain ruang yang luas dikantin juga disediakan tempat duduk untuk siswa yang ingin makan atau minum. 3) faktor jarak ruang kelas ke Koperasi siswa yang cukup jauh sehingga menyebabkan siswa merasa malas untuk berbelanja di koperasi siswa. keberadaan kantin yang tepat disebelah ruang kelas XI IPS juga menjadi salah satu faktor yang kuat mempengaruhi minat siswa untuk berbelanja di koperasi sekolah. 4) faktor ruangan KOPSIS yang sempit dan ketika berbelanja meyebabkan siswa berdesakkan sehingga siswa merasa tidak nyaman unutk berbelanja di KOPSIS, 5) Letak ruangan koperasi siswa yang kurang strategis juga menjadi faktor kurangnya minat siswa untuk berbelanja di koperasi siswa, letak koperasi siswa yang disebelan toilet guru menjadi dampak negative walaupun toilet ini jarang dipergunakan. 6) faktor pendapat keluarga yang lebih menyarankan siswa untuk berbelanja di tempat yang mereka anggap lebih nyaman dan tidak secara langsung menyarankan untuk berbelanja di koperasi siswa padahal jika di tinjau dari sisi kebersihan dan kualitas tentu produk yang dijual di koperasi siswa lebih baik dari produk yang di jual di kantin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi” maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Jambi kurang berminat untuk berbelanja di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi, adapun faktor yang mempengaruhinya adalah :

1. Faktor Internal

Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah :

a. Persepsi siswa mengenai produk yang di jual di KOPSIS sudah bagus namun kebanyakan siswa menganggap harga dari produk di KOPSIS tersebut mahal sehingga menyebabkan siswa merasa enggan untuk berbelanja di KOPSIS dan lebih senang berbelanja di kantih.

b. Karena harga yang dianggap mahal tadi sikap siswa terhadap produk yang dijual di koperasi siswa adalah tidak menyukai dan lebih memilih untuk berbelanja di kantin yang harga produknya dianggap lebih murah 2. Faktor Eksternal

(7)

7

a. Faktor budaya seperti kebiasaan kebiasaan siswa yang berbelanja di kantin

menyebabkan siswa merasa enggan untuk berbelanja di KOPSIS

b. Faktor jarak ruang kelas ke KOPSIS juga mempengaruhi perilaku siswa dalam membeli produk di KOPSIS, jarak yang cukup jauh dari ruang kelas XI IPS menyebabkan siswa merasa malas untuk berbelanja di KOPSIS SMA Negeri 8 Kota Jambi.

c. Faktor ruangan koperasi siswa yang sempit sehingga ketika berbelanja siswa selalu berdesakkan hal ini juga membuat siswa merasa enggan untuk mberbelanja di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi

d. Faktor pendapat keluarga yang menyarankan siswa berbelanja di tempat yang membuat siswa merasa nyaman juga mempengaruhi perilaku siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi dan tempat yang dianggap siswa dapat memberikan kenyamanan adalah kantin yang tempatnya lebih luas dan produk yang disediakan pun beraneka ragam jadi secara tidak langsung keluarga dari siswa menyarankan untuk berbelanja di kantin daripada di KOPSIS.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Kepada siswa harus lebih selektif dalam memilih tempat untuk berbelanja, baik itu dari segi tempat, kualitas produk yang dijual, harga, kebersihan, kenyamanan dan orang yang menjual produk yang akan dibeli.

2. Kepada pengurus Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi agar dapat meluruskan persepsi siswa yang keliru mengenai produk yang dijual di koperasi siswa, hal ini harus mencakup spesifikasi dari produk yang dijual, mulai dari harga sampai pada keunggulan kualitas produk yang dijual di koperasi siswa agar tidak terjadi kesalahan persepsi mengenai produk-produk yang dijuall di Koperasi Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi.

3. Pengelola koperasi siswa hendaknya mulai mempertimbangkan kenyamanan siswa dalam berbelanja khususnya pada ruangan yang sekarang dipakai sebagai ruangan koperasi siswa, karena apabila siswa merasa nyaman mereka pasti berminat untuk berbelanja di koperasi siswa.

4. Pengelola koperasi siswa dalam memutuskan tempat untuk dijadikan koperasi siswa harus strategis.

5. Kepada pihak sekolah agar memberikan perhatian yang lebih kepada koperasi siswa karena koperasi siswa merupakan salah satu sarana pendidikan siswa dalam bidang berorganisasi.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Apriandy, Surya. Sikap Siswa Tentang Program Kelas Unggul Ditinjau Dari Pendidikan Orang tua dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Kelas II Di SMUN Se-Kota Jambi. Skripsi: Universitas Jambi. Tidak Dipublikasikan.

Basu Swastha Dharmmesta & T. Hani Handoko. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Baswir, Revrisond.2012. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kartasapoetra,G.1989.Koperasi Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.

Kusnadi, Hendar.2005. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nitisusastro,Mulyadi.2012. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Nitisumeto, Alex S.1993. Marketing. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Paul N. Bloom & Louise N. Boone. Building a Tough Product Marketing. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Saudagar, Fachruddin. 2008. Gerbang Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jambi: Yayasan FORKKAT Jambi.

Setiadi J, Nugroho.2003. Perilaku konsumen Konsep dan Implikasinya untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran .Bogor: Kencana.

Subandi.2009.Ekonomi Koperasi Teori dan Praktiknya .Bandung:Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan kontrasepsi Suntik Dengan Kejadian Amenorea Sekunder di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Kecamatan Lalembuu

Peta struktur ekologi bentanglahan diperoleh dari overlay peta bentuklahan dan peta penutup lahan yang telah digeneralisasi menjadi data vektor.. Kenampakan

12.3 Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai berat badan akan mengakibatkan diskualifikasi bagi Peserta yang bersangkutan, dan setiap Peserta yang dikenakan diskualifikasi

Yüzyıllarda Konya, Sivas, Erzurum gibi merkezlerde hükümdarların, hükümdar ailelerine mensup kadın ve erkeklerin, büyük ve zengin devlet adamlarının ve zengin

Keadaan tersebut diamati pada saat melakukan kerja praktik yang mana kegiatan amil atau lembaga Baitul Mal Kota menerapkan sistem atau tata pelaksana pengelolaan dilakukan

Akan tampil kotak dialog Create Database, pada Kotak Isian Database name, tuliskan KKPI7, kemudian klik Tombol OK. hasil database yang telah kita buat tertampil dalam

Dari grafik kekuatan memanjang di atas FPSO Kapal memiliki moment yang jauh lebih besar yaitu 417,11 ton.m sedangkan FPSO Silinder hanya 45,53 ton.m. Hal tersebut sesuai

Selain itu, implementasi model lesson study pada calon guru sejarah pada tulisan ini juga bertujuan untuk membekali calon guru sejarah akan wahana yang dapat