• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

293 UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN

DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR

(Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh

Ni Putu Ayuk Denyka Mayrina Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

denyka_95@yahoo.com Abstrak

Pelaksanaan upacara Agama Hindu di Bali berlandaskan pada Tattwa (filsafat), Susila (etika) dan Upacara. Upacara ngerebeg merupakan salah satu upacara dari sekian banyak upacara yang dilaksanakan di Bali. Upacara Ngerebeg dilakukan di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut : (1) Bagaimanakah Mitologi Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin, Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar? (2) Bagaimanakah Implikasi Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin, Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar? (3) Nilai Pendidikan Agama Hindu apa sajakah yang terdapat pada Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin, Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar?. Dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui mitologi Upacara Ngerebeg (2) mengetahui implikasi dari Upacara Ngerebeg (3) mengetahui nilai- nilai pendidikan Agama Hindu yang terkandung dalam Upacara Ngerebeg.

Penelitian ini menggunakan beberapa teori untuk mengkaji permasalahan tersebut di atas. Teori yang diperguanakan adalah teori Religi, teori Fungsional Struktural, teori Nilai dan teori Behaviorisme. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek adalah Pemangku dan tokoh masyarakat di Desa Tegallalang dan objek dari penelitian ini adalah Upacara Ngerebeg. Untuk memperoleh data, digunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu metode Observasi, Wawancara, Kepustakaan dan Dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskrifsi dengan langkah-langkah penyajian data dan penarikan simpulan.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil penelitian : Mitologi Upacara Ngerebeg yaitu berawal pertama kalinya dibangun Pura Duur Bingin yang di bangun oleh Tjokorda Made pada saat perang dengan kerajaan Dalem Sukawati. Yang diempon oleh 11 KK pada saat itu sedang ada upacara di Pura Duur Bingin dan warga desa nunas ica kepada wong samar untuk dibantu pekerjaannya hingga sekarang di adakanlah Upacara Ngerebeg tersebut untuk menghormati wong samar.sehingga yang mengikuti upacara Ngerebeg menghiasi tubuhnya menyerupai dengan wong samar. Implikasi dari Upacara Ngerebeg yaitu adanya implikasi upacara Ngerebeg bagi masyarakat Desa Tegallalang, Implikasi Upacara Ngerebeg bagi Lingkungan Desa Tegallalang. Nilai- nilai yang terkandung dalam Upacara Ngerebeg adalah nilai pendidikan tattwa, nilai pendidikan susila, nilai pendidikan upacara.

(2)

294 I. PENDAHULUAN

Agama Hindu di Bali memiliki tiga kerangka dasar yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena saling berkaitan dan saling mendukung, tiga kerangka dasar itu yaitu : tattwa (filsafat/pengetahuan), susila (etika/tingkah laku) dan upacara (ritual keagamaan). Berbicara tantang keanekaragaman di Bali dalam adat istiadat, maka Desa Tegallalang yang merupakan salah satu Desa di Bali yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar merupakan desa yang memiliki peradaban yang tinggi serta spesifik dalam hal adat-istiadat dan tata cara keagamaan. Salah satu Upacara unik dan sakral yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali yang disebut dengan Ngerebeg. Upacara Ngerebeg dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada rahina Pegat Uakan atau Buda Kliwon Pahang.

Terdapat hal yang unik dalam rangkaian upacara ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegalalang ini, salah satunya dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti upacara ngerebeg yang mencapai ratusan orang. Ratusan anak-anak, para remaja dan orang dewasa yang mengikuti upacara ini mengecat tubuh mereka dengan cat warna warni. Pada saat prosesi pelaksanaan upacara ngerebeg dimana upacara dimulai dengan pembagian pica kecil dan pica besar. Pica bisa disimboliskan sebagai paica/ anugrah yang diberikan oleh Tuhan agar diberi keselamatan dan kesempurnaan. Pica kecil adalah berupa makanan yang telah dibagi menjadi porsi-porsi kecil dengan menggunakan daun pisang sebagai wadahnya

Upacara ngerebeg hingga sekarang tetap diyakini dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini apabila upacara ngerebeg tidak dilaksanakan maka upacara piodalan di Pura Duur Bingin tidak akan sempurna. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penting untuk diketahui, dipahami tentang pelaksanaan upacara ngerebeg di Desa Tegalalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar dalam Perspektif Pendidikan Agama Hindu sehingga tidak lagi sekedar gugon tuwon ataupun sekedar melaksanakan tanpa mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah upacara keagamaan

II. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa mitologi pelaksanaan Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar adalah upacara Ngerebeg diperkirakan ada pada awal abad ke-13 yakni pada saat dibangunnya Pura Duur Bingin oleh Tjokorda Made tepatnya pada saat perang dengan kerajaan Dalem Sukawati. Karena adanya pekerjaan yang besar dan tidak sanggup dikerjakan oleh mereka, maka warga itu meminta pertolongan (nunas sica) agar pekerjaan cepat selesai pada gamang agar upacara piodalan di Pura Duur Bingin terlaksana dengan baik. Setelah warga masyarakat Tegallalang itu nunas ica maka terkabullah permintaan dari warga tersebut, odalan yang ada di Pura Duur Bingin pada saat itu terselesaikan dan terlaksana dengan baik dan lancar tanpa halangan apapun. Sejak saat itu masyarakat Desa Tegallang selalu melaksanakan Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin.

Dalam pelaksanaan Upacara Ngerebeg dilakukan beberapa rangkaian yaitu mulai dari persiapan Upakara yaitu mulai dari rapat pengempon, ngayah pembuatan upakara, dan ngatur piuning. Dan adapun pelaksanaan Upacara Ngerebeg yaitu mulai dari pembuatan penjor, Upacara nunas pica alit, Upacara Ngerebeg, persembahyangan bersama, membersihkan diri di Taman Duur Bingin

Adapun tempat pelaksanaan Upacara Ngerebeg dilaksanakan di Pura Duur Bingin lalu masayarakat Desa Tegallalang mengelilingi seluruh desa Tegallalang dalam ngerebeg tersebut. Waktu pelaksanaan upacara Ngerebeg pada saat Buda Kliwon Pahang. Adapun sarana dalam pelaksanaan Upacara Ngerebeg tidak terlepas dari penggunaan sarana berupa banten yang sarat dengan nyasa atau makna yang terkait dengan makna dan tujuan upacara Ngerebeg. Upacara Ngerebeg termasuk jenis upacara yang menggunakan banten sebagai inti upakara. Adapun banten atau upakara yang dihaturkan sebagai sarana dan prasana dalam

(3)

295 upacara Ngerebeg yaitu (1) suci saji, suci saji dalam Upacara Ngerebeg di Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dihaturkan dalam pelinggih Padma/Surya, Pelinggih Sari, Penyimpenan dan di Petirtan (Beji). (2) Tumpeng solas, tumpeng solas dalam Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dihaturkan di Pelinggih Sari, Penyimpenan Di Petirtan (Beji). (3) Banten pejati saat Upacara Ngerebeg dihaturkan di Petirtan atau Beji. Selain upakara banten alat-alat yang dipergunakan oleh para peserta Ngerebeg yaitu penjor dan gambelan.

Adapun implikasi dari Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar yaitu Implikasi Upacara Ngerebeg bagi masyarakat Desa Tegallalang dan Implikasi Upacara Ngerebeg bagi lingkungan Desa Tegallalang. Implikasi Upacara Ngerebeg bagi masyarakat Desa Tegallalang Dengan adanya upacara Ngerebeg Bagi masyarakat Tegallalang dalam upacara ini memiliki implikasi yaitu (1) Penerapan Ajaran Tri Kaya Parisudha bagi Masyarakat Tegallalang.Tradisi Ngerebeg yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Pakraman Tegallalang merupakan bagian dari upacara piodalan di Pura Duur Bingin. (2) Menanamkan Sikap Bertanggung jawab yaitu Pelaksanaan Tradisi Ngerebeg yang ada di desa Pakraman Tegallalang sudah mencerminkan adanya rasa tanggung jawab dari seluruh peserta dan masyarakatnya.Ini terlihat dari pelaksanaan Tradisi Ngerebeg, dimana sebelumnya harus di persiapkan sesajen-sesajen berupa upakara yang akan di gunakan pada saat berlangsungnya tradisi. (3) Menanamkan pendidikan karakter pada masyarakat yaitu Upacara ngerebeg ini menekankan pada tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang ada dalam kehidupan beragama. Dalam sebuah ritual dan upacara terdapat suatu aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap orang yang melaksanakannya. (4) Menanamkan Sikap Kerja keras. (5) Menjalin hubungan harmonis antar Desa Tegallalang. (6) Menjalin Hubungan Harmonis masyarakat Desa Tegallalang dengan alam sekitar. Adapun Implikasi Upacara Ngerebeg bagi lingkungan Desa Tegallalang yaitu Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Tegallalang meyakini bila upacara Ngerebeg ini tidak dilaksanakan akan terjadi bencana di Desa mereka. Jadi dengan adanya Upacara Ngerebeg ini Desa Tegallalang menjadi aman dan tenteram, karena dalam upacara Ngerebeg ini dijadikan simbolik bagi masyarakat Desa Tegallalang untuk memberikan laba kepada wong samar (jin) tersebut agar tetap menjaga Desa Tegallalang dari marabahaya, maka diberikan sembahan itu pada saat melakukan prosesi Ngerebeg sebagai rasa sujud bhakti dan terima kasih karena telah melindungi Desa Tegallalang.

Adapun nilai-nilai pendidikan Agama Hindu yang terkandung dalam Upacara Ngerebeg ini adala (1) Nilai Pendidikan Tattwa dalam Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar adalah nilai filsafat yang berdasarkan pada filsafat ajaran kebenaran Agama Hindu, seperti sarana banten yang digunakan dalam Upacara Ngerebeg merupakan bentuk pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.(2) bahwa nilai pendidikan susila yang terkandung dalam pelaksanaan Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar adalah sangat nyata. Karena pelaksanaan upacara Ngerebeg tersebut merupakan ucapan rasa syukur dan terimakasih atau Sradha Bhakti Krama Desa Tegallalang kepada Tuhan Yang Maha Esa guna menetralisir kekuatan negative alam. Upacara ini juga merupakan pendidikan susila bagi anak-anak agar menanam rasa persaudaraan, dan saling menghormati sesame manusia. Sikap aktif dan padangan positif dalam paruman, dalam perencanaan pelaksanaan Upacara Ngerebeg merupakan susila dalam berpikir dan berkata.(3) Pelaksanaan Upacara Ngerebeg mengandung nilai pendidikan upacara karena dalam pelaksanaannya akan terjadi transfer pengetahuan tentang cara pembuatan banten dari generasi tua dan tukang banten kepada generasi muda dan Krama Desa lainnya. Karena dalam Upacara Ngrerebeg banyak menggunakan banten yang rumit pembuatannya sehingga perlu diajarkan kepada generasi muda.

(4)

296 III. SIMPULAN

Berdasarkan uraikan penyajian hasil penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Mitologi Upacara Ngerebeg yaitu sudah ada pada awal abad ke-13 pada saat mulai

pertama kalinya dibangun Pura Duur Bingin yang di bangun oleh Tjokorda Made pada saat perang dengan kerajaan Dalem Sukawati. Adapun prosesi dari upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin diwali dengan (1) Rapat Pengempon, (2) Ngayah pembuatan Upakara, (3) Ngatur piuning, (4) membuat penjor, (5) Upacara nunas pica alit, (6) upacara ngerebeg, (7) Persembahyangan bersama, (8) Membersihkan diri di Taman Duur Bingin.

2. Terikait dengan Implikasi Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar, terdapat dua implikasi yang dapat ditemukan antara lain : Implikasi upacara ngerebeg bagi masyarakat Desa Tegalalang dan Implikasi upacara ngerebeg bagi lingkungan Desa Tegalalang

3. Nilai- nilai Pendidikan Agama Hindu yang terkandung dalam Upacara Ngerebeg di Pura Duur Bingin Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar adalah : (1) Nilai pendidikan Tattwa (2) Nilai Susila .(3) Nilai Pendidikan Upacara.

DAFTAR PUSTAKA

Desi. 2015. Upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Adat Jempeng kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Perspektif Teologi Hindu. Denpasar : IHDN

Emzir. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. PT Raja Gapindo Persada

Hartaka. 2011. Studi Deskripsi Upacara Ngrebeg di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Denpasar : IHDN.

Hasan, Iqbal 2010. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara : Jakarta. Margono. Drs. S 2004. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Prawira, Purwa Atmaja. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif baru I. A-Ruzz. Media : Jogyakarta

Radam, Noerid Haloel. 2001. Religi Orang Bukit Suatu Lukisan Struktur dan Fungsi dalam Kehidupan Sosial-Ekonomi. Yogyakarta : Semesta.

Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiartana. 2010. Upacara Megebeng-gebengan di Desa Pakraman Dharmajati Tukadmungga

Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13.

Sudarsana, I. K. (2016, October). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Efektivitas Pola Interaksi Dalam Pembelajaran Di Sekolah. In SEMINAR NASIONAL AGAMA DAN BUDAYA (SEMAYA II) (No. ISBN : 978-602-71567-6-0, pp. 132-140). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar bekerjasama dengan Jayapangus Press. Sumartini, I Wayan. 2014. Eksistensi Upacara Ngerebeg di desa Adat Tegal Darmasaba

Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung (Perspektif Pendidikan Agama Hindu. Denpasar : IHDN

Sunari, Ni Putu. 2016. Upacara Ngerebeg di Pura Luhur Giri Kusuma Desa Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Denpasar : IHDN.

Suprayoga dan Tabroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(5)

297 Suratdityawan. 2014. Tradisi Ngrebeg Sasih Pada Tilem Sasih Kalima Di Desa Pakraman

Peliatan Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Denpasar : IHDN

Wiguna, I Made Arsa. 2014. Nilai Etika dan Moralitas dalam Canakya NitiSastra serta Kontribusinya dalam Pendidikan Karakter. Penelitian (tidakditerbitkan). IHDN Denpasar

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, setiap guru sekolah minggu dapat mencapai apa yang tidak bisa dicapai Henrietta Mears, karena Allah telah memberi karunia kepada kita

selaku ketua jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dengan penuh kesabaran membimbing dan mendorong penulis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran dan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran

Potensi Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang Limbah Komputer Dari limbah komputer, jika ditemukan beberapa komponen yang masih dapat berfungsi, seperti monitor, mouse ,

Keseluruhan hasil analisis menunjukkan bahwa Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya adalah Kabupaten yang paling besar luas lahan potensialnya disusul oleh Kota, merupakan

Batuan yang tersingkap di daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 5 satuan, yaitu : Satuan Batuan Gunungapi Formasi Carnba, Formasi Walanae, Satuan Intrusi Basal,

Narrator: Namangha si Maria Clara nang idilat ang kanyang mga mata dahil sa namalas niyang anyo ni Padre Damaso.. Siya’y lumabas, at sa silong ng balag na nasa balkon ni Maria Clara

Kata sintaksis berasal dari kata Yunani ( sun = ‘ dengan’ + tattein ‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi