PENUGASAN – PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan kenegaraan Presiden ke India dalam rangka menghadiri Republic Day of India dan ke Davos, Swiss dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2011 pada tanggal 24 sampai dengan 30 Januari 2011;
‐ Dasar hukum: Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres No. 8 Tahun 2000.
‐ Undang-Undang ini mengatur tentang:
Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas Presiden
STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; ‐ Ditetapkan pada tanggal 23 Januari 2011.
CATATAN : Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden, selama Presiden melaksanakan rangkaian kunjungan kenegaraan ke India dalam rangka menghadiri Republic Day of India dan ke Davos, Swiss dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2011 pada tanggal 24 sampai dengan 30 Januari 2011 atau sampai dengan tanggal tiba kembali di tanah air.
PENUGASAN – PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 2 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan kenegaraan Presiden ke Brunei Darussalam pada tanggal 24 sampai dengan 25 Februari 2011;
‐ Dasar hukum: Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres No. 8 Tahun 2000.
‐ Undang-Undang ini mengatur tentang:
Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas Presiden
STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; ‐ Ditetapkan pada tanggal 23 Februari 2011.
CATATAN : Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden, selama Presiden melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam pada tanggal 24 sampai dengan 25 Februari 2011 atau sampai dengan tanggal tiba kembali di tanah air.
ASEAN – PANITIA NASIONAL KEKETUAAN INDONESIA TAHUN 2011 KEPPRES NO. 7 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PANITIA NASIONAL KEKETUAAN INDONESIA UNTUK ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIAN NATIONS TAHUN 2011
ABSTRAK : - Bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-16 Association of South East Asian Nations
(ASEAN) tanggal 8 sampai dengan 9 April 2010 di Hanoi, Vietnam, telah menetapkan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011. Berdasarkan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-17 tanggal 30 Oktober 2010, di Hanoi, Vietnam, Indonesia secara resmi telah menerima jabatan sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia mempunyai tanggung jawab sebagaimana termaktub pada Pasal 31 dan Pasal 32 Piagam ASEAN. Dimana sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011 Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18 pada bulan Mei 2011 di Jakarta dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19 serta Konferensi Tingkat Tinggi Terkait Lainnya pada bulan Oktober/November 2011 di Bali dengan tema Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2011 adalah “ASEAN Community in a Global Community of Nations”. Dan untuk mensukseskan kepemimpinan Indonesia di ASEAN Tahun 2011 sebagaimana dimaksud diatas dipandang perlu membentuk Panitia Nasional Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2011;.
- Dasar hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945; UU No. 37 Tahun 1999; UU No. 24 Tahun 2000; UU No. 38 Tahun 2008 dan Keppres No. 65 Tahun 1999.
- Peraturan Presiden ini mengatur mengenai :
1. Pembentukan Panitia Nasional Keketuaan ASEAN; 2. Kedudukan Panitia di Ibukota Negara Republik Indonesia; 3. Tugas Panitia Nasional Keketuaan ASEAN;
4. Panitia Nasional Keketuaan ASEAN dipimpin oleh Pengarah;
5. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Pengarah dibantu Penanggungjawab Substansi, Penanggungjawab Media dan Hubungan Masyarakat, dan Penanggungjawab Pelaksana Konferensi Tingkat Tinggi;
6. Susunan Panitia Nasional Keketuaan ASEAN;
7. Penanggungjawab Substansi membawahi Sekretariat dan 4 (empat) Bidang; 8. Penanggungjawab Media dan Hubungan Masyarakat dibantu beberapa anggota; 9. Penanggungjawab Pelaksana Konferensi Tingkat Tinggi membawahi Sekretariat dan
5 (lima) bidang;
10. Pembentukan tim Asistensi;
11. Pembentukan Panitia Pelaksana tingkat Kementerian/Lembaga dan Pemda;
PANITIA SAIL WAKATOBI - BELITONG KEPPRES NO. 9 TAHUN 2019
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL WAKATOBI – BELITONG TAHUN 2011
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka hari ulang tahu Ri ke-66 dan untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai Negara maritim, perlu menyelenggarakan Sail Wakatobi – Belitong. Untuk lancarnya kegiatan tersebut dipandang perlu untuk membentuk Panitia Nasional Penyelenggara Sail Wakatobi – Belitong.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :
Panitia nasional penyelenggara Sail Wakatobi – Belitong Tahun 2011.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 15 April 2011.
PELAKSANAAN TUGAS PRESIDEN OLEH WAKIL PRESIDEN - PENUGASAN KEPPRES NO. 14 TAHUN 2019
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
ABSTRAK : Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan kunjungan kerja dan/atau kenegaraan Presiden ke Swiss dan Jepang pada tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan 18 Juni 2011, maka untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan tersebut.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan Keppres No. 8 Tahun 2000.
Undang-Undang ini mengatur tentang :
Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari presiden dalam hal presiden sedang berada di luar negeri pada tanggal 13 – 18 Juni 2011 atau sampai tiba kembali di tanah air.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 10 Juni 2011.
TIM TERPADU PERLINDUNGAN TKI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 15 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TIM TERPADU PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka meningkatkan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap segala aspek yang berkaitan dengan permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Untuk melakukan evaluasi tersebut secara terkoordinasi dan terintegrasi, dipandang perlu dibentuk Tim Terpadu Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :
1. Pembentukan Tim Terpadu Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
2. Adapun Tugas- tugas dari Tim terpadu ini, sebagai berikut:
a) menginventarisasi secara menyeluruh permasalahan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri;
b) melakukan evaluasi terhadap seluruh kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta mekanisme yang terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri;
c) mengkaji Memorandum of Understanding (MoU) yang terkait dengan penempatan TKI di luar negeri yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah negara tujuan; d) melakukan evaluasi terhadap penanganan TKI bermasalah di
luar negeri;
e) memberikan rekomendasi dan langkah-langkah penyelesaian permasalahan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 14 Juni 2011.
TIM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH MERAPI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 16 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH
ABSTRAK : Bahwa untuk mempercepat pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada bulan Oktober dan November 2010, termasuk pengintegrasian pengurangan resiko bencana di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, dipandang perlu untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No 24 Tahun 2007, PP No. 21 Tahun 2008, PP No. 22 Tahun 2008, dan PP No. 23 Tahun 2008.
Undang-Undang ini mengatur tentang :
1. Pembentukan Tim Koordinasi dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;
2. Adapun Tugas- tugas dari Tim koordinasi ini, sebagai berikut: a. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan umum dan strategi; b. mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi atas pelaksanaan rehabilitasi & rekonstruksi wilayah;
c. menetapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan rehabilitasi & rekonstruksi wilayah.
3. Masa kerja tim adalah 3 (tiga) tahun sejak tanggal Keputusan Presiden ini ditetapkan.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2011.
SATGAS PENANGANAN KASUS TKI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 17 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGANAN KASUS WARGA NEGARA INDONESIA/TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI YANG TERANCAM HUKUMAN MATI
ABSTRAK : bahwa dalam rangka memberikan perlindungan Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, perlu dilakukan tindakan secara menyeluruh terhadap segala aspek yang berkaitan dengan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati sehingga dipandang perlu dibentuk satuan tugas penanganan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :
1. Pembentukan Satuan Tugas penanganan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati ;
2. Adapun Tugas- tugas dari Tim koordinasi ini, sebagai berikut: a. Menginventarisasi permasalahan dan kasus-kasus Warga
Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati;
b. Melakukan advokasi dan bantuan hukum bagi Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang sedang menjalani proses hukum, khususnya yang terancam hukuman; c. Melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus hukum Warga
Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia, termasuk kasus-kasus yang merugikan Tenaga Kerja Indonesia di negara-negara penempatan;
d. Memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai langkah-langkah penyelesaian dan penanganan kasus hukum Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di negara penempatan
3. Masa kerja tim adalah 6 (enam) bulan sejak tanggal Keputusan Presiden ini ditetapkan.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 7 Juli 2011.
PTUN TANJUNG PINANG DAN SERANG - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TANJUNG PINANG DAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SERANG
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat demi tercapainya penyelesaian perkara dengan sederhana, cepat dan biaya ringan, dianggap perlu membentuk Pengadilan Tata Usaha Negara Tanjung Pinang dan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 48 Tahun 2009, UU No. 14 Tahun 1985, UU No. 5 Tahun 1985, dan Keppres No. 21 Tahun 2004.
Undang-Undang ini mengatur tentang :
Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara Tanjung Pinang dan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.
KEANGGOTAAN ISTA - PENETAPAN KEPPRES NO. 19 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KEANGGOTAAN INDONESIA PADA INTERNATIONAL SEED TESTING ASSOCIATION (ASOSIASI PENGUJIAN BENIH INTERNASIONAL)
ABSTRAK : Bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing perdagangan benih ditingkat Internasional, Indonesia perlu menjadi anggota International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945, UU No. 37 Tahun 1999, dan UU No. 64 Tahun 1999.
Undang-Undang ini mengatur tentang :
Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.
DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL - PERUBAHAN KEPPRES NO. 20 TAHUN 2011
2011
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL
ABSTRAK : Bahwa dengan berlakunya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, perlu menyesuaikan susunan keanggotaan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, perlu menyesuaikan nomenklatur Sekretaris merangkap Anggota Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.
Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Perpres No. 47 Tahun 2009, Perpres No. 24 Tahun 2010, Perpres No. 82 Tahun 2010, Keppres No84/P Tahun 2009, dan Keppres No 20 Tahun 2006.
Undang-Undang ini mengatur tentang :
Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).
STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.