• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENUGASAN – PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan kenegaraan Presiden ke India dalam rangka menghadiri Republic Day of India dan ke Davos, Swiss dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2011 pada tanggal 24 sampai dengan 30 Januari 2011;

‐ Dasar hukum: Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres No. 8 Tahun 2000.

‐ Undang-Undang ini mengatur tentang:

Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas Presiden

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; ‐ Ditetapkan pada tanggal 23 Januari 2011.

CATATAN : Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden, selama Presiden melaksanakan rangkaian kunjungan kenegaraan ke India dalam rangka menghadiri Republic Day of India dan ke Davos, Swiss dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2011 pada tanggal 24 sampai dengan 30 Januari 2011 atau sampai dengan tanggal tiba kembali di tanah air.

(2)

PENUGASAN – PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 2 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan kenegaraan Presiden ke Brunei Darussalam pada tanggal 24 sampai dengan 25 Februari 2011;

‐ Dasar hukum: Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Keppres No. 8 Tahun 2000.

‐ Undang-Undang ini mengatur tentang:

Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas Presiden

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; ‐ Ditetapkan pada tanggal 23 Februari 2011.

CATATAN : Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari Presiden, selama Presiden melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam pada tanggal 24 sampai dengan 25 Februari 2011 atau sampai dengan tanggal tiba kembali di tanah air.

(3)

ASEAN – PANITIA NASIONAL KEKETUAAN INDONESIA TAHUN 2011 KEPPRES NO. 7 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PANITIA NASIONAL KEKETUAAN INDONESIA UNTUK ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIAN NATIONS TAHUN 2011

ABSTRAK : - Bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-16 Association of South East Asian Nations

(ASEAN) tanggal 8 sampai dengan 9 April 2010 di Hanoi, Vietnam, telah menetapkan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011. Berdasarkan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-17 tanggal 30 Oktober 2010, di Hanoi, Vietnam, Indonesia secara resmi telah menerima jabatan sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia mempunyai tanggung jawab sebagaimana termaktub pada Pasal 31 dan Pasal 32 Piagam ASEAN. Dimana sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011 Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18 pada bulan Mei 2011 di Jakarta dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19 serta Konferensi Tingkat Tinggi Terkait Lainnya pada bulan Oktober/November 2011 di Bali dengan tema Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2011 adalah “ASEAN Community in a Global Community of Nations”. Dan untuk mensukseskan kepemimpinan Indonesia di ASEAN Tahun 2011 sebagaimana dimaksud diatas dipandang perlu membentuk Panitia Nasional Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2011;.

- Dasar hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945; UU No. 37 Tahun 1999; UU No. 24 Tahun 2000; UU No. 38 Tahun 2008 dan Keppres No. 65 Tahun 1999.

- Peraturan Presiden ini mengatur mengenai :

1. Pembentukan Panitia Nasional Keketuaan ASEAN; 2. Kedudukan Panitia di Ibukota Negara Republik Indonesia; 3. Tugas Panitia Nasional Keketuaan ASEAN;

4. Panitia Nasional Keketuaan ASEAN dipimpin oleh Pengarah;

5. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Pengarah dibantu Penanggungjawab Substansi, Penanggungjawab Media dan Hubungan Masyarakat, dan Penanggungjawab Pelaksana Konferensi Tingkat Tinggi;

6. Susunan Panitia Nasional Keketuaan ASEAN;

7. Penanggungjawab Substansi membawahi Sekretariat dan 4 (empat) Bidang; 8. Penanggungjawab Media dan Hubungan Masyarakat dibantu beberapa anggota; 9. Penanggungjawab Pelaksana Konferensi Tingkat Tinggi membawahi Sekretariat dan

5 (lima) bidang;

10. Pembentukan tim Asistensi;

11. Pembentukan Panitia Pelaksana tingkat Kementerian/Lembaga dan Pemda;

(4)

PANITIA SAIL WAKATOBI - BELITONG KEPPRES NO. 9 TAHUN 2019

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL WAKATOBI – BELITONG TAHUN 2011

ABSTRAK : Bahwa dalam rangka hari ulang tahu Ri ke-66 dan untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai Negara maritim, perlu menyelenggarakan Sail Wakatobi – Belitong. Untuk lancarnya kegiatan tersebut dipandang perlu untuk membentuk Panitia Nasional Penyelenggara Sail Wakatobi – Belitong.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :

Panitia nasional penyelenggara Sail Wakatobi – Belitong Tahun 2011.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 15 April 2011.

(5)

PELAKSANAAN TUGAS PRESIDEN OLEH WAKIL PRESIDEN - PENUGASAN KEPPRES NO. 14 TAHUN 2019

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

ABSTRAK : Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan kunjungan kerja dan/atau kenegaraan Presiden ke Swiss dan Jepang pada tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan 18 Juni 2011, maka untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugaskan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari Presiden selama berlangsungnya kunjungan tersebut.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan Keppres No. 8 Tahun 2000.

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menugaskan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari presiden dalam hal presiden sedang berada di luar negeri pada tanggal 13 – 18 Juni 2011 atau sampai tiba kembali di tanah air.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 10 Juni 2011.

(6)

TIM TERPADU PERLINDUNGAN TKI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 15 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TIM TERPADU PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

ABSTRAK : Bahwa dalam rangka meningkatkan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap segala aspek yang berkaitan dengan permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Untuk melakukan evaluasi tersebut secara terkoordinasi dan terintegrasi, dipandang perlu dibentuk Tim Terpadu Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :

1. Pembentukan Tim Terpadu Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

2. Adapun Tugas- tugas dari Tim terpadu ini, sebagai berikut:

a) menginventarisasi secara menyeluruh permasalahan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri;

b) melakukan evaluasi terhadap seluruh kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta mekanisme yang terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri;

c) mengkaji Memorandum of Understanding (MoU) yang terkait dengan penempatan TKI di luar negeri yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah negara tujuan; d) melakukan evaluasi terhadap penanganan TKI bermasalah di

luar negeri;

e) memberikan rekomendasi dan langkah-langkah penyelesaian permasalahan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 14 Juni 2011.

(7)

TIM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH MERAPI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 16 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH

ABSTRAK : Bahwa untuk mempercepat pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada bulan Oktober dan November 2010, termasuk pengintegrasian pengurangan resiko bencana di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, dipandang perlu untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No 24 Tahun 2007, PP No. 21 Tahun 2008, PP No. 22 Tahun 2008, dan PP No. 23 Tahun 2008.

Undang-Undang ini mengatur tentang :

1. Pembentukan Tim Koordinasi dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah pasca bencana erupsi Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;

2. Adapun Tugas- tugas dari Tim koordinasi ini, sebagai berikut: a. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan umum dan strategi; b. mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan

dan evaluasi atas pelaksanaan rehabilitasi & rekonstruksi wilayah;

c. menetapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan rehabilitasi & rekonstruksi wilayah.

3. Masa kerja tim adalah 3 (tiga) tahun sejak tanggal Keputusan Presiden ini ditetapkan.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2011.

(8)

SATGAS PENANGANAN KASUS TKI - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 17 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGANAN KASUS WARGA NEGARA INDONESIA/TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI YANG TERANCAM HUKUMAN MATI

ABSTRAK : bahwa dalam rangka memberikan perlindungan Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, perlu dilakukan tindakan secara menyeluruh terhadap segala aspek yang berkaitan dengan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati sehingga dipandang perlu dibentuk satuan tugas penanganan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Undang-Undang ini mengatur tentang :

1. Pembentukan Satuan Tugas penanganan kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati ;

2. Adapun Tugas- tugas dari Tim koordinasi ini, sebagai berikut: a. Menginventarisasi permasalahan dan kasus-kasus Warga

Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang terancam hukuman mati;

b. Melakukan advokasi dan bantuan hukum bagi Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang sedang menjalani proses hukum, khususnya yang terancam hukuman; c. Melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus hukum Warga

Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia, termasuk kasus-kasus yang merugikan Tenaga Kerja Indonesia di negara-negara penempatan;

d. Memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai langkah-langkah penyelesaian dan penanganan kasus hukum Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia di negara penempatan

3. Masa kerja tim adalah 6 (enam) bulan sejak tanggal Keputusan Presiden ini ditetapkan.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 7 Juli 2011.

(9)

PTUN TANJUNG PINANG DAN SERANG - PEMBENTUKAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TANJUNG PINANG DAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SERANG

ABSTRAK : Bahwa dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat demi tercapainya penyelesaian perkara dengan sederhana, cepat dan biaya ringan, dianggap perlu membentuk Pengadilan Tata Usaha Negara Tanjung Pinang dan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU No. 48 Tahun 2009, UU No. 14 Tahun 1985, UU No. 5 Tahun 1985, dan Keppres No. 21 Tahun 2004.

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara Tanjung Pinang dan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.

(10)

KEANGGOTAAN ISTA - PENETAPAN KEPPRES NO. 19 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KEANGGOTAAN INDONESIA PADA INTERNATIONAL SEED TESTING ASSOCIATION (ASOSIASI PENGUJIAN BENIH INTERNASIONAL)

ABSTRAK : Bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing perdagangan benih ditingkat Internasional, Indonesia perlu menjadi anggota International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 UUD 1945, UU No. 37 Tahun 1999, dan UU No. 64 Tahun 1999.

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.

(11)

DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL - PERUBAHAN KEPPRES NO. 20 TAHUN 2011

2011

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL

ABSTRAK : Bahwa dengan berlakunya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, perlu menyesuaikan susunan keanggotaan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, perlu menyesuaikan nomenklatur Sekretaris merangkap Anggota Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Perpres No. 47 Tahun 2009, Perpres No. 24 Tahun 2010, Perpres No. 82 Tahun 2010, Keppres No84/P Tahun 2009, dan Keppres No 20 Tahun 2006.

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional).

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2011.

(12)

PANITIA SELEKSI PEMILIHAN CALON ANGGOTA

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

– PEMBENTUKAN

KEPPRES NO. 21 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI PEMILIHAN CALON ANGGOTA

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa keanggotaan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha masa jabatan Tahun 2006 - 2011 yang diangkat

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun

2006 akan berakhir pada bulan Desember 2011,

sehingga perlu segera dilakukan penggantian. Agar

proses penyeleksian Calon Anggota Komisi Pengawas

Persaingan Usaha masa jabatan Tahun 2011-2016

dapat berlangsung dengan cermat dan transparan,

dipandang perlu membentuk Panitia Seleksi Pemilihan

Calon Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU

No. 5 Tahun 1999, dan Keppres No 75 Tahun

1999.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Membentuk Panitia Seleksi Pemilihan Calon Anggota

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dengan

tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyusun dan menetapkan jadwal kegiatan seleksi

Calon Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha

b. Menyusun dan menetapkan mekanisme seleksi

Calon Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha

c. Melakukan pendaftaran dan seleksi administrasi

serta seleksi kualitas dan integritas Calon Anggota

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

d. Mengkaji jumlah Anggota Komisi Pengawas

Persaingan Usaha yang diperlukan sesuai kebutuhan

(13)

Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang

diperlukan sebagaimana dimaksud dalam huruf e

g. Memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas

kepada Presiden.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 14 Juli 2011.

(14)

BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA - PEMBENTUKAN

KEPPRES NO. 22 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG BADAN

PROMOSI PARIWISATA INDONESIA

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 36

ayat (3) Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan, maka dipandang perlu

menetapkan Keputusan Presiden tentang Badan

Promosi Pariwisata Indonesia

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, dan

UU No. 10 Tahun 2009.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Membentuk Badan Promosi Pariwisata Indonesia,

dengan tugas-tugas sebagai berikut:

a. Meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia

b. Meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara

dan penerimaan

c. Meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan

pembelanjaan

d. Menggalang pendanaan dari sumber selain

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Melakukan riset dalam rangka pengembangan usaha

dan bisnis pariwisata

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 2011.

(15)

ASIA PACIFIC GROUP ON MONEY LAUNDERING – PENETAPAN

KEANGGOTAAN

KEPPRES NO. 23 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

PENETAPAN KEANGGOTAAN INDONESIA PADA ASIA PACIFIC

GROUP ON MONEY LAUNDERING

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa tindak pidana pencucian uang merupakan

kejahatan lintas batas yang penanganannya perlu peran

aktif negara-negara di dunia, untuk itu dibentuk Asia

Pacific Group on Money Laundering yang merupakan

Financial Action Task Force Style Regional Bodies

yang merupakan salah satu upaya penanganan tindak

pidana pencucian uang. Indonesia telah menjadi

anggota pada Asia Pacific Group on Money

Laundering sejak tahun 1999.

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, dan

UU No. 37 Tahun 1999.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada Asia Pacific

Group on Money Laundering.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 2011.

(16)

EGMONT GROUP – PENETAPAN KEANGGOTAAN

KEPPRES NO. 24 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PENETAPAN KEANGGOTAAN INDONESIA PADA ASIA EGMONT

GROUP

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor

43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, dipandang perlu

menetapkan Keputusan Presiden tentang Penetapan

Cekungan Air Tanah

.

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU

No. 7 Tahun 2004, dan PP No. 43 Tahun 2008.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menetapkan Cekungan Air Tanah.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 15 September 2011.

(17)

CEKUNGAN AIR TANAH ‐ PENETAPAN

 

KEPPRES NO. 26 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN

CEKUNGAN AIR TANAH

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa tindak pidana pencucian uang merupakan

kejahatan lintas batas yang penanganannya perlu peran

aktif negara-negara di dunia, Egmont Group

merupakan salah satu upaya dalam penanganan tindak

pidana pencucian uang dengan melakukan kerja sama

dengan Financial Intelligence unit seluruh negara

anggota dan sejak tahun 2004 indonesia telah menjadi

anggota Egmont Group.

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11

UUD 1945, UU No. 37 Tahun 1999, dan Keppres

No. 64 Tahun 1999.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Menetapkan Keanggotaan Indonesia pada Egmont

Group.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 2011.

(18)

CEKUNGAN AIR TANAH ‐ PENETAPAN

 

KEPPRES NO. 27 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN

NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN

KEDUA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SOUTH EAST ASIAN GAMES (SEA

GAMES) XXVI TAHUN 2011 DAN ASEAN PARA GAMES VI TAHUN 2011

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa untuk mendukung dan memperlancar

penyelenggaraan SOUTHEAST ASIAN GAMES (SEA

GAMES) XXVI Tahun 2011 dan ASEANPARA

GAMES VI Tahun 2011, dipandang perlu mengambil

langkah-langkah khusus dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan kegiatan olahraga tersebut. Untuk

itu perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang

Perubahan Kedua atas Keputusan PresidenNomor 3

Tahun 2010 tentang Panitia Nasional Penyelenggara

SOUTHEAST ASIAN GAMES (SEA GAMES) XXVI

Tahun 2011 dan ASEANPARA GAMES VI Tahun

2011

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU

No. 3 Tahun 2005, PP No.16 Tahun 2007, PP No.

17 Tahun 2007 dan Keppres No. 3 Tahun 2010.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Panitia Nasional Penyelenggara SOUTHEAST ASIAN

GAMES (SEA GAMES) XXVI Tahun 2011 dan

ASEANPARA GAMES VI Tahun 2011.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 15 September 2011.

(19)

PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL ‐ 

PEMBENTUKAN

 

KEPPRES NO. 28 TAHUN 2011 

2011 

 

 

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMISI

KEPOLISIAN NASIONAL

 

 

ABSTRAK       : 

  

Bahwa masa jabatan Keanggotaan Komisi

Kepolisian Nasional periode tahun 2009 – 2012

akan berakhir pada tanggal 18 Mei 2012 dan

berdasarkan Pasal 29 ayat (2) Peraturan

Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Komisi

Kepolisian Nasional, Panitia Seleksi Calon

Anggota Komisi Kepolisian Nasional ditetapkan

oleh Presiden atas usul Menteri Koordinator

Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

 

 

 

  

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, UU

No. 2 Tahun 2002, dan Perpres No. 17 Tahun

2011.

 

 

 

Undang-Undang ini mengatur tentang :

Membentuk Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi

Kepolisian Nasional

.

 

 

 

STATUS      : 

 

Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

 

Ditetapkan pada tanggal 21 September 2011.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

SVLK merupakan respon terhadap beberapa aturan di beberapa negara importir yang melarang perdagangan kayu ilegal, misalnya Uni Eropa dengan EUTR dan Amerika Serikat dengan

Menunjuk Penetapan Pemenang Nomor : 027/1781/PJK.ULP.Aset tanggal 27 Mei 2011, dengan ini Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa

Data yang tercakup di dalam buku Kabupaten Ngawi Dalam Angka Tahun 2004 merupakan gambaran potensi/profil wilayah Kabupaten Ngawi tahun 2004.. Sajian data dimaksud diharapkan

Sifat biologi tanah terutama jumlah populasi mikroorganisme dalam tanah merupakan parameter penting lainnya guna menduga tingkat produktivitas suatu lahan hutan karena

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 01/09/PP-PL/POKJA II/2017 Tanggal 25 Juli 2017 dan Berita Acara Hasil pelelangan Nomor : 01/09/BAHP-PL/POKJA II/2017 Tanggal 24 Juli 2017

Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

Barang/ Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari dengan alamat Jl. Pramuka Muara

relevant authority that provides for a position with respect to such relevant requirements issued by the MAS that differs from the previously generally accepted position in