• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIDANG TESIS MAHASISWA: ARIF WAHYU KRISTIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Ir. SRI AMIRANTI SASTRO HUTOMO, MS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIDANG TESIS MAHASISWA: ARIF WAHYU KRISTIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Ir. SRI AMIRANTI SASTRO HUTOMO, MS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR JALAN

(Studi Kasus Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa

Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik)

MAHASISWA:

ARIF WAHYU KRISTIANTO NRP. 3207 205 715

PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2010

DOSEN PEMBIMBING :

Ir. SRI AMIRANTI SASTRO HUTOMO, MS

Ir. HERU PURWADIO, MSP

(2)

LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

Tingkat partisipasi untuk Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik pada tahapan Sosialisasi hingga tahapan pelaksanaan pada kegiatan pembangunan infrastruktur jalan paving pada Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik termasuk masih rendah.

 

Rendahnya partisipasi masyarakat diindikasikan dengan kurangnya keikutsertaan masyarakat dalam proses Sosialisasi, Musdes I, Rembug Desa, Musdes II, Musdes III dan Pelaksanaannya. Pada kegiatan musyawarah tersebut, rata-rata kehadiran warga miskin masih dibawah 60% dari jumlah warga miskin yang ada. Sedangkan pada tahapan pelaksanaan, ditemukan bahwa masyarakat yang ikut mengerjakan masih menerima upah sesuai dengan Standar Harga Satuan yang berlaku. Uraian mengenai kondisi partisipasi masyarakat, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat masih rendah.

Partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab; mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat serta ; menimbulkan dukungan dan penerimaan dari pemerintah. (Carter dalam Rustiningsih (2002))

Sasaran kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) diantaranya adalah : 1. Meningkatnya

kemampuan masyarakat pedesaan dalam

penyelenggaraan infrastruktur perdesaan; dan 2. Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan

Marschall (2006) dalam studinya di Afrika menyatakan bahwa selain representasi, keberhasilan pelaksanaan partisipasi masyarakat bergantung pada keefektifan komunikasi, peran fasilitator hingga kesesuaian proyek dengan kebutuhan masyarakat. Arnstein (1969) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat paling optimal terjadi pada saat kontrol pembangunan berada di tangan masyarakat atau partisipasi aktif dan tidak ada campur tangan sedikitpun dari pemerintah

(3)

PERTANYAAN PENELITIAN :

PERMASALAHAN PENELITIAN

:

Belum diketahuinya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur jalan paving desa pada program

kegiatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

serta penyebab kondisi partisipasi tersebut.

Belum adanya strategi peningkatan partisipasi masyarakat lebih lanjut dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan

paving desa pada program kegiatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan

Panceng Kabupaten Gresik

Dari latar belakang tersebut di atas dapat diperoleh suatu informasi bahwasanya pada lokasi penelitian terdapat bukti

empirik kondisi partisipasi yang rendah yang diindikasikan hanya dari tingkat ketidakhadiran masyarakat miskin/rentan/atau

wanita dalam kegiatan rapat. Yang menjadi pertanyaan penelitian adalah :

Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Campurejo dalam pembangunan infrastruktur jalan paving desa pada program

kegiatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dan

apa yang dapat dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat?

Belum diketahuinya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur jalan paving desa pada program kegiatan

Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik serta penyebab

kondisi partisipasi tersebut.

Belum adanya strategi peningkatan partisipasi masyarakat lebih lanjut dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan

paving desa pada program kegiatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng

Kabupaten Gresik

(4)

SASARAN PENELITIAN

a. Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan inftrastruktur dalam

pembangunan infrastruktur jalan paving desa pada program kegiatan Pembangunan Infrastruktur

Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dan penyebab

kondisi partisipasi tersebut.

b. Merumuskan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur dalam

pembangunan infrastruktur jalan paving desa pada program kegiatan Pembangunan Infrastruktur

Pedesaan (PPIP) di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

(5)

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Kegiatan analisis penelitian menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan sifat-sifat atau gejala yang khusus dalam

masyarakat secara tepat (Rianse dan Abdi, 2008:26), melalui pemaknaan dan penghayatan

terhadap perilaku dan pikiran manusia. Metode pendekatan ini menggunakan observasi, wawancara

dan pemanfaatan dokumen. Selain itu data primer diperoleh dengan penyebaran quisioner dan

wawancara

(6)

Variabel Penelitian

Variabel adalah faktor yang diteliti, memiliki ukuran yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dalam

penelitian ini, yang dimaksud dengan variable penelitian adalah variable tingkat partisipasi masyarakat.

•Indikator Prakarsa

•Indikator Pembiayaan

•Indikator Pengambilan Keputusan

•Indikator Kemampuan Memobilisai Tenaga

•Indikator Pelaksanaan Kegiatan

(7)

Kegiatan Musyawarah Desa I

2Juli 2008.

Materi/Agenda kegiatan :

1.

Mensosialisasikan Program Peningkatan

Infrastruktur Pedesaan kepada aparat pemerintah

desa, tokoh masyarakat dan masyarakat di

tingkat desa; pemerintah desa, tokoh masyarakat

dan masyarakat di tingkat desa;

2.

Memilih dan membentuk

OMS/Pokmas/LKD sebagai penanggung jawab

operasional kegiatan di desa.

3.

Memilih dan membentuk KD sebagai aktor

pemberdayaan.

4.

Mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur

perdesaan dan mengidentifikasi permasalahan

Kegiatan Musyawarah Desa II

12 Juli 2008.

Materi/Deskripsi kegiatan :

1. Menetapkan jenis dan lokasi kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh masyarakat. Adapun

jenis kegiatan dan lokasi kegiatan di Desa

Campurejo Kec. Panceng Kab.Gresik adalah

pemasangan paving, tetapi untuk lokasi

pemasangan belum dipastikan.

2.

Merumuskan prioritas usulan yang ada

dalam PJM. Prioritas pertama dari rumusan ini

akan menjadi jenis kegiatan program

pembangunan infrastruktur desa. Adapun

prioritas pertama yang terpilih adalah

pemasangan paving

Kegiatan Penyusunan Usulan

Rencana Kegiatan Masyarakat

(RKM)

15 Juli 2008.

Materi/Deskripsi kegiatan :

1. Penyusunan rencana kerja pelaksanaan

pembangunan infrastruktur.

2. Penyusunan rencana operasi dan

pemeliharaan.

3. Penyusunan Rencana Desain dan Anggaran

Biaya

Item Kegiatan Partisipatif

.

Kegiatan Musyawarah Desa III

28 Juli 2008.

Materi kegiatan

:

1. Menetapkan rencana pelaksanaan

pembangunan infrastruktur di Desa Campurejo

Kec. Panceng Kab.Gresik, yaitu swakelola.

2. Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan

Pemelihara (KPP).

Kegiatan

Pelaksanaan

Pembangunan

Kegiatan

Pengawasan

Pembangunan

Kegiatan

Pemeliharaan

(8)

Kegiatan Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sesuatu yang dipelajari dari sampel,

akan diberlakukan secara menyeluruh

untuk populasi (Sugiyono, 2007

).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan teknik

pengambilan sampel dengan metode purposive sampling.

Merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu, misalnya penguasa atau orang yang dianggap

tahu mengenai permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini diperoleh sampel sejumlah 17 sampel . 7 (tujuh) sampel

berasal dari unsur masyarakat yang terdiri dari anggota Organisasi Masyarakat

Setempat (OMS), Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama. Sedangkan dari unsure

pemerintah terdapat 10 sampel yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala

(9)

Analisis Skoring Untuk Penentuan Tingkat Partisipasi

Analisa ini di maksudkan untuk mengetahui kondisi riil di

lapangan yang berkaitan dengan tingkat partisipasi

masyarakat. Dari analisa ini akan diperoleh hasil akhir

berupa posisi tingkatan partisipasi masyarakat.

Digunakan skala yang telah dimodifikasi, yaitu dengan

membagi menjadi tiga kriteria yaitu masyarakat,

bersama-sama dan pemerintah. Kriteria-kriteria tersebut diberi nilai 3

untuk keterlibatan masyarakat, 2 untuk keterlibatan

bersama-sama, dan 1 untuk keterlibatan pemerintah

Penilaian terhadap tiga criteria tersebut dilakukan pada lima indikator

partisipasi masyarakat yaitu prakarsa, pembiayaan, pengambilan

keputusan, kemampuan memobilissi tenaga dan kegiatan pelaksanaan

pembangunan yang diidentifikasikan pada beberapa kegiatan

partisipatif. Penilaian akan menghasilkan nilai maksimal 3 (untuk

partisipasi masyarakat penuh) dan nilai minimal 1 (untuk tanpa

partisipasi masyarakat). Interval antara 1 dan 3 tersebut kemudian

dibagi menjadi 8 tingkatan partisipasi menurut Arnstein

N

o. peran serta Tingkat

menurut arnstein

Keterangan Skor

1 Manipulasi Tidak ada partisipasi, pemerintah yang menetapkan keputusan, arakat diarahkan untuk masyarakat masyarakat diarahkan untuk mendukung keputusan tersebut.

1,00 – 1,25

2 Terapi Tidak ada partisipasi, keputusan sudah dibuat dan merupakan alat pengobat (terapi) bagi masyarakat yang dianggap sakit.

1,26 – 1,50

3 Informasi Partisipasi semu, keputusan sudah dibuat dan masyarakat

luas perlu mengetahui keputusan tersebut. 1,51 – 1,75 4 Konsultasi Partsipasi semu, pengambil keputusan melakukan

konsultasi dengan masyarakat walaupun keputusan relative tidak bisa di ubah.

1,76 – 2,00

5 Penentraman Partisipasi semu, rancangan keputusan telah matang. Untuk memperoleh legitimasi masyarakat di undang untuk hadir pada saat penetapan keputusan.

2,01 – 2,25

6 Kemitraan Partisipasi aktif, masyarakat diperlakukan sebagai mitra

kerja. Terdapat pertukaran gagasan. 2,26 – 2,50 7 Pelimpahan

Kekuasaan Partisipasi aktif, terjadi pembagian kewenangan antara pemerintah dan masyarakat terutama terkait kewenangan pengambil keputusan.

2,51 – 2,75

8 Kontrol

(10)

Rekapitulasi Hasil Analisis Skoring

NO. PARAMETER SKOR POSISI

PARTISIPASI PADA TANGGA ARNSTEIN 1 PRAKARSA 1.26 TERAPI 2 PEMBIAYAAN 1.29 TERAPI

3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1.59 INFORMASI

4 MOBILISASI TENAGA 1.98 KONSULTASI

5 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 2.00 KONSULTASI

KONSULTASI

Mengandung opini masyarakat, setelah memberikan informasi kepada mereka dapat merupakan langkah penting dalam menuju peran serta penuh dari masyarakat. Akan tetapi bila konsultasi dengan masyarakat tersebut disertai dengan cara-cara peran serta yang lain, cara ini tingkat keberhasilannya rendah, karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan. Metode yang sering dipergunakan adalah survey tentang arah pikir masyarakat (attitude surveys) dan dengar pendapat (public hearing) dengan masyarakat

INFORMASI

Memberi informasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka, tanggung jawab dan berbagai pilihan, dapat menjadi langkah pertama yang sangat penting dalam pelaksanaan peran serta masyarakat, meskipun t anpa adanya kemungkinan untuk memberikan umpan balik atau kekuatan untuk negoisasi dari masyarakat. Dalam keadaan semacam itu, biasanya informasi diberikan pada saat-saat terakhir perencanaan sehingga masyarakat hanya memiliki sedikit kesempatan mempengaruhi rencana program terseburt, agar dapat menguntungkan mereka

TERAPI

Dengan berkedok melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, para perancangan memperlakukan anggota masyarakat seperti proses penyembuhan penyakit jiwa dalam grup terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada kenyataannya kegiatn tersebut lebih banyak untuk mengubah pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada mendapatkan masukan atau usulan-usulan dari mereka

(11)

Kendala Partisipasi Masyarakat

N

o. Pilihan Penyebab Prosentase

1 Pemimpin yang tidak mempunyai pengaruh dan pasif dalam mengambil inisiatif untuk memulai kegiatan partisipasi

32%

2 Terdapat hambatan dari masyarakat sendiri.

misalnya masyarakat kurang mempunyai inisiatif; 68%

KENDALA PRAKARSA

KENDALA PEMBIAYAAN

KENDALA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KENDALA MOBILISASI TENAGA

KENDALA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

N o .

Pilihan Penyebab Prosen

tase

1 Pemimpin yang tidak mempunyai pengaruh dan pasif dalam

mengambil inisiatif untuk memulai kegiatan partisipasi 6%

2 Masyarakat kurang mampu secara ekonomi; masyarakat yang mengharapkan insentif,; masih terdapat sebagian masyarakat yang tidak mau mengorbankan sebagian miliknya untuk kepentingan bersama

84%

3 Kegiatan pembangunan tidak langsung mempengaruhi kebutuhan

mendasar anggota masyarakat 10%

N

o. Penyebab Prosentase

1 Kurangnya kesadaran pihak pemerintah akan pentingnya partisipasi serta kebijakan maupun aturan yang kurang mendukung terwujudnya partisipasi

18%

2 Masyarakat tidak terorganisir dan tidak memiliki kapasitas memadai untuk terlibat secara produktif dalam proses pengambilan keputusan

74%

3 Kegiatan pembangunan tidak langsung mempengaruhi

kebutuhan mendasar anggota masyarakat 8%

N

o. Penyebab Prosentase

1 Kurangnya kesadaran pemerintah akan pentingnya partisipasi serta kebijakan maupun aturan yang kurang mendukung terwujudnya partisipasi.

26%

2 Masyarakat tidak terorganisir dan tidak memiliki kapasitas memadai untuk terlibat secara produktif dalam proses penyediaan tenaga.

74%

No

. Penyebab Prosentase

1 Pemimpin yang tidak mempunyai pengaruh dan pasif dalam mengambil inisiatif untuk memulai kegiatan partisipasi

34%

2 Masyarakat tidak memiliki kapasitas memadai untuk terlibat secara produktif dalam pelaksanaan

pembangunan

(12)

Analisa Triangulasi

Teknik analisa ini digunakan untuk merumuskan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PPIP di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Analisa Triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data atau satu metode penelitian saja. (Rianse dan Abdi, 2008:225). Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Terdapat minimal tiga macam triangulasi, yaitu (Sugiyono, 2007: 273-274):

•Triangulasi sumber data

Pada triangulasi sumber data, data di cek kredibilitasnya dari berbagai sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama misalnya, mengecek sumber data antara bawahan, atasan dan teman.

•Triangulasi teknik pengumpulan data

Pada triangulasi teknik pengumpulan data, data di cek kredibilitasnya dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data yang sama. •Triangulasi waktu pengumpulan data

Pada triangulasi waktu pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik yang sama

Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi lebih konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiyono, 2007:241). Dalam penelitian mengenai partisipasi masyarakat ini, analisis triangulasi digunakan untuk menjawab sasaran kedua

yaitu strategi peningkatan partisipasi masyarakat.

Dengan metode analisis ini, dilakukan pembandingan antara fakta empiris mengenai partisipasi masyarakat di lokasi studi, referensi literatur mengenai upaya peningkatan partisipasi serta hasil penelitian sebelumnya

(13)

S A R A N

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan tingkat partisipasi

masyarakat di desa Campurejo.

1.Peran pemerintah sangat diperlukan dalam upaya peningkatan keterampilan dan kepedulian individu. Hal ini

bisa dilakukan melalui sosialisasi, pendidikan dan ketrampilan mengenai segala sesuatu yang terkait

dengan partisipasi masyarakat.

2. Masyarakat perlu terus diberikan motivasi dan dorongan untuk mau berpartisipasi melalui pemberdayaan

yang terus menerus, terarah dan terencana agar kelak diperoleh masyarakat yang mandiri dalam hal

pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan

Referensi

Dokumen terkait