• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pra Siklus Kondisi pra siklus sebelum dilakukan tindakan di SD Negeri Sidokumpul Kecamatan Guntur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pra Siklus Kondisi pra siklus sebelum dilakukan tindakan di SD Negeri Sidokumpul Kecamatan Guntur"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pra Siklus

Kondisi pra siklus sebelum dilakukan tindakan di SD Negeri Sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak khususnya di kelas 4 pada mata pelajaran IPS, guru hanya menggunakan model pembelajaran tradisional dengan menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru. Pada saat pembelajaran berlangsung guru mendominasi pembelajaran sebagai sumber informasi dan siswa hanya mendengarkan penjelasan yang disampaiakan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran dan tidak mendapatkan pengalaman dalam belajar untuk menemukan sendiri pengetahuan yang baru. Dari 28 siswa hanya 6 (21%) siswa yang berani menjawab pertanyaan yang disampaiakn oleh guru, 22 (79%) siswa laninya diam dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, RPP yang digunakan hanya sebagai formalitas, karena apa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kegiatan awal pada pembelajaran guru tidak menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa. Metode yang digunakan dalam pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru, siswa menjadi tidak aktif karena hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh guru. Tidak ada langkah-langkah yang digunakan slama proses pembelajaran, karena pembelajaran hanya fokus kepada penjelasan guru kepada siswa, setelah itu dilakukan tanya jawab dengan murid dan hanya terajadi interaksi antara guru dan murid tetapi tidak ada interaksi antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran belum pernah menggunakan pendekatan yang membuat siswa untuk melakukan kerja ilmiah. Pada saat kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan observasai mengenai kegiatan siswa selama pembelajaran. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam

(2)

pemebalajaran meskipun di lab sudah tersedia alat peraga yang berguna untuk kegiatan pembelajaran.

Evaluasi yang digunakan adalan penilaian tes, pada kegiatan akhir guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan guru sebagai pegangan untuk mengajar IPS selama satu semester. Setelah siswa selesai mengerjakan soal kemudian guru menyuruh siswa untuk menukarkan kepada temanya untuk dikoreksi secara bersam-sama. Setelah selesai guru memanggil nama siswa satu persatu untuk memasukan nilai yang telah didapat untuk dimaasukan dalam daftar nilai siswa. Melihat evaluasi yang dilakukan guru pada akhir pemeblajaran, guru hanya meakukan peilaian hasil belajar dan tidak melakukan penilaian proses pada kegiatan pembelajaran.

Proses pelaksaan pembelajaran yang dilakukan tidak pernah menggunakan lembar observasi RPP yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan guru ketika mengajar. Saat mengajar juga tidak pernah ada observer yang mengamati kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Selain itu proses perbaikan mengajar juga tidak dilakukan karena guru tidak melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran, hasil observasi pada saat mengajar yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan saat mengajar, dan penilaian yang diguanakan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran itu berhasil apakah sudah mencakup tentang proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan hasil evaluasi dengan Kompetensi Dasar Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatdi kelas IV, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) (≥65). Dari 28 siswa terdapat 13 siswa yang memenuhi KKM (46,4%). Sementara itu 15 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (53,6%), dengan skor maksimal 90 dan skor minimal 50. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan potensinya yang berdampak pada hasil belajar

(3)

siswa. Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS siswa pada pra siklus.

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Belajar IPS Siswa pada Pra siklus

No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Skor Ketuntasan 1 < 65 Tidak tuntas 15 53.6 2  65 Tuntas 13 46.4 Jumlah 28 100

Sumber : Data Sekunder

Dari tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatpada siswa kelas 4 SD Negeri Sidokumpul Kecamatan GunturKabupaten Demak yang berjumlah 28 siswa,menunjukkan hasil ketuntasan belajar mata pelajaran IPS dengan KKM 65 tercatat 13 siswa (46.4%) dinyatakan tuntas dan 15 siswa (53.65) dinyatakan tidak tuntas, selain itu skor maksimal yang dicapai siswa 90 dan skor minimal 50. Hal ini menunjukan bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah tinggi sebesar 90 namun terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal sebersar 50. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut:

Sumber : Data Sekunder

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Kriteria Unjuk Kerja IPS Pra Siklus

Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui ketuntasan hasil belajar IPS tinggi 53.6 % belum tuntas.

53.60%

46.40% Tidak tuntas

(4)

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanyayang dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.2.1 Perencanaan Peretemuan I

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1) yang mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM, dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya dengan indikator mengevaluasi kinerja alat teknologi pangan yang digunakan pada masa lalau.Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalahscript materi pembelajaran, untuk alat peraga yang digunakan adalah cangkul yang akan digunakan untuk melakukan praktek, sedangkan sumber belajar yang digunakan diantaranya buku BSE IPS IV SD/MI, Reny Yuliati, BSE IPS IV SD/MI, Endang Sulistianingsih dan buku paket. Alat evaluasi yang digunakanpada pembelajaran adalah rubrik penenilaian unjuk kerjauntuk mengukur keaktifan siswa, rubrik penilaian laporan dan rubrik penilaian karakter yang digunakan untuk mengamati kerjasama, menghargai anatar teman dan kerapian menulis. Guru juga menyiapkan lembar implementasi RPP (lampiran 6)untuk menegamati pada saat proses pemeblajaran dan lembar observasi siswa (lampiran 7) untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pertemuan II

Pertemuan ke II hal-hal yang perlu disiapakan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran adalah adalah menyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1)

(5)

yang mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM, dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya dengan inidikator mengevaluasi kinerja alat teknologi bagunan yang digunakan pada masa lalu.Alat evaluasi yang digunakan pada pembelajaran adalah rubrik penenilaian unjuk kerjauntuk mengukur keaktifan siswa dan rubrik penilaian karakter yang digunakan untuk mengamati kerjasama, menghargai anatar teman dan kerapian menulis. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain script materi pembelajaran, untuk alat peraga yang dugunakan adalah cangkul yang akan digunakan untuk melakukan praktek, sumber belajar yang digunakan diantaranya buku BSE IPS IV SD/MI, Reny Yuliati, BSE IPS IV SD/MI, Endang Sulistianingsih dan buku paket. Guru juga menyiapkan lembar implementasi RPP (lampiran 6) untuk menegamati pada saat proses pemeblajaran dan lembar observasi siswa (lampiran 7) untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan berlangsung.

4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

Pertemuan I

Kegiatan awal pada pertemuan Iguru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, mempersiapkan siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu menanam jagung, kemudian guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dilakasanakan. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran dengan pendekatan yang akan digunakan yaitu model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi berpasangan, siswa menerima script materi tentang alat teknologi pangan pada masa lalu yang dibagikan oleh guru,setiap siswa menyimak script materi tentang alat

(6)

teknologi pangan pada masa lalu yang dibagikandan merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan praktek untuk mencari informasi tentang alat teknologi pangan yang digunakan dalam mengolah tanah. Setelah selesai mecarai informasi siswa menentukan siapa yang akan menjadi pembicara I dan pendengar I, pembicara I menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar I,pendengar I menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara I. bertukar peran pendengar I menjadi pembicara II untuk menjelasakan tentang hasi praktek kepada pendengar II, pendengar II menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara II. Siswa menganalisis tentang hasil praktek secara berpasangan, kemudian siswa mengevalusai hasil praktek dengan menemukan kekurangan dan kelebihan mengenai kinerja alat teknologi pangan yang digunakan pada masa lalu.

Kegiatan akhir,guru bersama siswa menegasakan konsep tentang alat teknologi pangan yang digunakan pada masa lalu dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami,setelah itu siswa menyusun laporan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi.

Pertemuan II

Kegiatan pada pertemuan II diawali apersepsi dengan menyanyikan lagu pendidikan karakter, kemudian guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelasakan langkah-langkah model pembelajaran dan pendekatan yaitu model pemeblajaran cooperative script dengan pendekatan STM.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi untuk duduk berpasangan, siswa menerima script materi tentang alat teknologi bangunan yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan oleh guru, setiap siswa menyimak script materi tentang alat teknologi bangunan yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan dan merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan praktek untuk mencari informasi tentang alat teknologi bangunan yang digunakan pada

(7)

masa lalu dalam memotong kayu.Setelah selesai mecarai informasi, siswa menentukan siapa yang akan menjadi pembicara I dan pendengar I, pembicara I menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar I, pendengar I menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara I.Bertukar peran, pendengar I menjadi pembicara II untuk menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar II, pendengar II menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara II.Siswa menganalisis tentang hasil praktek secara berpasangan, kemudian siswa mengevalusai hasil praktek dengan menemukan kekurangan dan kelebihan mengenai kinerja alat teknologi bangunan yang digunakan pada masa lalu.

Guru bersama siswa menegasakan konsep tentang teknologi bangunanyang digunakan pada masa lalu dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami, setelah itu siswa menyusun laporan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP dan aktifitas siswa pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 35 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.Item pernyataan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 11 item terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan

(8)

pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian unjuk kerja siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa semangat dalam menjalankan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan refleksi.

Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, guru tidak mengajak siswa untuk menegaskan konsep, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru belum mengajak seluruh murid untuk melakukan refleksi. Pertemuan II

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian unjuk kerja siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa semangat dalam menjalankan langkah-langkah dalam

(9)

pembelajaran menggunakan model cooperative script dengan pendekatan STM. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan refleksi. Sedangkan yang menjadi kelemahan, guru tidak mengajak siswa untuk menegaskan konsep, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru belum mengajak seluruh murid untuk melakukan refleksi. 4.2.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru dengan observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran cooperative scriptdengan pendekatan STM kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dilakukan untuk mempersiapkansiswa sebelum menerima pelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian unjuk kerja terhadap aktifitas siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian.Namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa,pengelolaan waktu, penempatan tempat duduk yang sudah rapi tapi kurang menarik, penegasan konsep, refleksi diakhir pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian unjuk kerja IPS. Data yang diperoleh menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 (71%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 (29%) siswa. Berikut ini adalah table distribusi kelayakan unjuk kerja IPS pada siklus I

(10)

Tabel 4.2

Distribusi kelayakan Unjuk Kerja IPS pada Siklus I

No. skor Kelayakan Unjuk Kerja Frekuensi (siswa) Persentase (%) 1 <75 Tidak layak 20 71 2  75 Layak 8 29 Jumlah 28 100

Sumber : data primer

Dari tabel 4.2 dapat dilihat kelayakan unjuk kerja IPS pada siklus I menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 siswa dengan persentase 71%, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 siswa dengan persentase 29%. Dari tabel kelayakan unjuk kerja IPS tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Sumber: data primer

Gambar 4.2 Diagram kelayakan unjuk kerja IPS siklus I

Dari gambar 4.2 diagram tersebut persentase siswa yang telah mencapai unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 29%. Persentase tersebut masih tergolong masih rendah untuk mencapai kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak dengan persentase yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa, sehingga peru dilaukan tindakan siklus II.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:

0 10 20

Tidak layak Layak 71%

(11)

Kekuatan

1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran yang menggunakan pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti:menganlaisis, mengevaluasi dan kegiatanbelajar menggambarkan pembelajaran aktif.

2. Pada kegiatan awal telah menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran untuk mempersiapakan siswa sebelum melaksanakan pembelajaran, pada kegiatan inti membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan dan dikegiatan akahir siswa melakukan refleksi bersama guru untuk memperbaiaki pembelajaran selanjutmya.

3. Perkembangan belajar siswa diperhatikan dengan menggunakan penilaian proses, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian hasil laporan dan penilaian karakter , penghargaan terhadap siswa berupa pujian. 4. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, aktif dalam

pembelajaran, melakukan kegiatan praktek dan mengemukakan pendapatnya masing-masing kepada teman sebangku.

5. Siswa melakukan refleksi bersama guru. Kelemahan

1. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru tidak perlu cepat-cepat, sehingga siswa tahu apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu penegasan konsep akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama siswa, pada akhir pembelajaran semua siswa dibimbing untuk melakukan refleksi.

2. Perlu dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa. Selain itu perlu diperhatikan dalam manajemen waktu pembelajaran sehingga pembelajaran belangsung efektif dan efisien.

(12)

3. Berikan penghargaan bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan yang sudah disampaiakan agar mereka lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

4. Guru tidak menghasilkan pesan yang menarik diakhir kegiatan pembelajaran

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya yang dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan Peretemuan I

Tahap pada pertemuan I pada siklus IIKegiatan yang dilakukan adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 2) yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM, dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya dengan indikator menganalisis kinerja alat teknoogi komunikasi yang digunakan pada masa lalu. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah script materi pembelajaran, untuk alat peraga yang digunakan adalah kentongan digunakan untuk melakukan praktek, sedangkan sumber belajar yang digunakan diantaranya buku BSE IPS IV SD/MI, Reny Yuliati, BSE IPS IV SD/MI, Endang Sulistianingsih dan buku paket. Alat evaluasi yang digunakan pada pembelajaran adalah rubrik penenilaian unjuk kerja untuk mengukur keaktifan siswa, rubrik penilaian laporan dan rubrik penilaian karakter yang digunakan untuk mengamati kerjasama, menghargai anatar teman dan kerapian menulis. Guru juga menyiapkan lembar observasi implementasi RPP (lampiran 6) untuk

(13)

mengamati pada saat proses pembelajaran dan lembar observasi siswa (lampiran 7) untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pertemuan II

Pertemuan ke II hal yang perlu disiapakan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran adalah adalah menyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1) yang mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM, dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya dengan indikator menganalisis kinerja alat teknologi trasanportasi yang digunakan masa lulu. Alat evaluasi yang digunakan pada pembelajaran adalah rubrik penenilaian unjuk kerja untuk mengukur keaktifan siswa, rubric penilaian laporan untuk mengamati hasil laporan siswa dan rubrik penilaian karakter yang digunakan untuk mengamati kerjasama, menghargai anatar teman dan kerapian menulis. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain script materi pembelajaran, untuk alat peraga yang dugunakan adalah sepeda yang akan digunakan untuk melakukan praktek, sedangkan sumber belajar yang digunakan diantaranya buku BSE IPS IV SD/MI, Reny Yuliati, BSE IPS IV SD/MI, Endang Sulistianingsih dan buku paket. Guru juga menyiapkan lembar implementasi RPP (lampiran 6) untuk menegamati pada saat proses pemeblajaran dan lembar observasi siswa (lampiran7) untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan berlangsung.

4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

Pertemuan I

Kegiatan awal pada pertemuan I guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, mempersiapkan siswa sebelum melakukan kegiatanpembelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan

(14)

menyanyikan lagu menanam jagung. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk menata bangku menjadi bentuk huruf”U”, kemudian guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dilakasanakan. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran dengan pendekatan yang akan digunakan yaitu model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM.

Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah pertama membagi siswa menjadi berpasangan, siswa menerima script materi tentang alat teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan oleh guru, setiap siswa menyimak script materi alat teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan dan merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan praktek untuk mencari informasi tentang alat teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lalu. Setelah selesai mecarai informasi siswa menentukan siapa yang akan menjadi pembicara I dan pendengar I, pembicara I menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar I, pendengar I menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara I. bertukar peran pendengar I menjadi pembicara II untuk menjelasakan tentang hasi praktek kepada pendengar II, pendengar II menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara II. Siswa menganalisis tentang hasil praktek secara berpasangan, kemudian siswa mengevalusai hasil praktek dengan menemukan kekurangan dan kelebihan mengenai kinerja alat teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lalu.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa menegasakan konsep tentang alat teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lalu dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami, setelah itu siswa menyusun laporan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi.

Pertemuan II

Kegiatan pada pertemuan II diawali apersepsi dengan menyanyikan lagu pendidikan karakter. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk menata

(15)

tempat duduk agar menjadi menarik, setelah selesai guru menyampaiakn tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelasakan langkah-langkah model pembelajaran dan pendekatan yaitu model pemeblajaran cooperative script dengan pendekatan STM.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi untuk duduk berpasangan, siswa menerima script materi tentang alat teknologi transportasi yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan oleh guru, setiap siswa menyimak script materi tentang alat teknologi transportasi yang digunakan pada masa lalu yang dibagikan dan merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan praktek untuk mencari informasi tentang alat teknologi transportasi yang digunakan pada masa lalu. Setelah selesai mecarai informasi, siswa menentukan siapa yang akan menjadi pembicara I dan pendengar I, pembicara I menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar I, pendengar I menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara I. Bertukar peran, pendengar I menjadi pembicara II untuk menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar II, pendengar II menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara II. Siswa menganalisis tentang hasil praktek secara berpasangan, kemudian siswa mengevalusai hasil praktek dengan menemukan kekurangan dan kelebihan mengenai kinerja alat teknologi transportasi yang digunakan pada masa lalu.

Guru bersama siswa menegasakan konsep tentang teknologi transportasi yang digunakan pada masa lalu dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami, setelah itu siswa menyusun laporan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi yang melibatkan semua siswa.

Deskripsi Pelaksanaan Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP dan aktifitas siswa pada siklus II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 35 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi

(16)

pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.Item pernyataan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 11 item terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik dengan membuat tempat duduk berbentuk huruf ”U”, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan cukup baik. Selanjutnya pada penilaian unjuk kerja siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa semangat dalam menjalankan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan refleksi.

Pertemuan II

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat

(17)

siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian unjuk kerja siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa semangat dalam menjalankan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model cooperative script dengan pendekatan STM. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan refleksi. 4.3.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru dengan observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dilakukan untuk mempersiapkan siswa sebelum menerima pelajaran tidak tergesa-gesa, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas dan menata tempat duduk menjadi menarik, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian unjuk kerja terhadap aktifitas siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Sedangkan yang menjadi kelemahan, guru tidak mengajak siswa untuk menegaskan konsep, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus II , maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya observer

(18)

berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah melakukan penegasan konsep bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian kriteria unjuk kerja IPS. Data yang diperoleh kelayakan unjuk kerja menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 7 (25%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 21 (75%) siswa. Berikut ini table distribusi kelayakan unjuk kerja IPS pada siklus II:

Tabel 4.3

Distribusi Kelayakan Unjuk Kerja IPS pada Siklus II

No. Rentang Skor Kelayakan Unjuk Kerja Frekuensi (siswa) Persentase (%) 1 <75 Tidak layak 7 25 2  75 Layak 21 75 Jumlah 28 100

Sumber : data primer

Dari tabel 4.3 dapat dilihat kelayakan unjuk kerja IPS pada siklus II menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebnyak 7 siswa dengan persentase 25%, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 21 siswa dengan persentase 75%. Dari tabel kelayakan unjuk kerja IPS tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

(19)

Sumber: data primer

Gambar 4.3 Diagram Kelayakan Unjuk Kerja IPS Siklus II

Dari gambar 4.3 diagram tersebut persentase siswa yang telah mencapai unjuk kerja IPS yang layak sebesar 75%. Walaupun Persentase tersebut sudah tergolong tinggi namun belum mencapai kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak dengan persentase yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus III.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus II maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II untuk ditingkatkan pada siklus III adalah sebagai berikut:

Kekuatan

1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran yang menggunakan pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti: menganlaisis, mengevaluasi dan kegiatanbelajar menggambarkan pembelajaran aktif.

2. Pada kegiatan awal telah menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran untuk mempersiapakan siswa sebelum melaksanakan pembelajaran, pada kegiatan inti membantu siswa membangun 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Tidak layak Layak

71%

(20)

pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan dan dikegiatan akahir siswa melakukan refleksi bersama guru untuk memperbaiaki pembelajaran selanjutmya.

3. Perkembangan belajar siswa diperhatikan dengan menggunakan penilaian proses, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian hasil laporan dan penilaian karakter.

4. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, aktif dalam pembelajaran, melakukan kegiatan praktek dan mengemukakan pendapatnya masing-masing kepada teman sebangku.

5. Manajemen kelas yang baik dan meneata tepat duduk menjadi menarik dan membuatsiswa tidak jenuh

6. Siswa melakukan refleksi bersama guru. Kelemahan

1. Dalam menegasan konsep akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama siswa, pada akhir pembelajaran semua siswa dibimbing untuk melakukan refleksi.

2. Perlu diperhatikan dalam manajemen waktu pembelajaran sehingga pembelajaran belangsung efektif dan efisien.

3. Berikan penghargaan bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan yang sudah disampaiakan agar mereka lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanaan pada siklus III dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya yang dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.4.1 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(21)

(lampiran 3) yang mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM, dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakanya dengan indikator mengevaluasi kinerja alat teknologi pangan yang digunakan pada masa kini.Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah script materi pembelajaran, untuk alat peraga yang digunakan adalah blender yang akan digunakan untuk melakukan praktek, sedangkan sumber belajar yang digunakan diantaranya buku BSE IPS IV SD/MI, Reny Yuliati, BSE IPS IV SD/MI, Endang Sulistianingsih dan buku paket. Alat evaluasi yang digunakan pada pembelajaran adalah rubrik penenilaian unjuk kerja untuk mengukur keaktifan siswa, rubrik penilaian laporan dan rubrik penilaian karakter yang digunakan untuk mengamati kerjasama, menghargai anatar teman dan kerapian menulis. Guru juga menyiapkan lembar implementasi RPP (lampiran 6) untuk menegamati pada saat proses pemeblajaran dan lembar observasi siswa (lampiran 7) untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.4.2 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru mempersiapkan siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan menyanyikanpendidikan karakter. Menata tempat duduk menjadi menarik, kemudian guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dilakasanakan.Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran dengan pendekatan yang akan digunakan yaitu model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi berpasangan, siswa menerima script materi tentang alat teknologi pangan yang digunakan pada masa kini yang dibagikan oleh guru, setiap siswa

(22)

menyimak script materi tentang alat teknologi pangan yang digunakan pada masa kini yang dibagikan dan merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan praktek untuk mencari informasi tentang alat teknologi pangan yang digunakan dalam mengolah makanan dan minuman. Setelah selesai mecarai informasi siswa menentukan siapa yang akan menjadi pembicara I dan pendengar I, pembicara I menjelasakan tentang hasil praktek kepada pendengar I, pendengar I menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara I. bertukar peran pendengar I menjadi pembicara II untuk menjelasakan tentang hasi praktek kepada pendengar II, pendengar II menyimak penjelasan tentang hasil praktek dari pembicara II. Siswa menganalisis tentang hasil praktek secara berpasangan, kemudian siswa mengevalusai hasil praktek dengan menemukan kekurangan dan kelebihan mengenai kinerja alat teknologi pangan yang digunakan pada masa kini.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa menegasakan konsep tentang alat teknologi pangan yang digunakan pada masa kini dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami, setelah itu siswa menyusun laporan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi yang dilakukan guru dan seluruh siswa

Deskripsi Pelaksanaan Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP dan aktifitas siswa pada siklus III ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 35 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian. Item pernyataan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 11 item terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik,

(23)

indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik dan tempat duduk siswa sudah menaik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian unjuk kerja siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa semangat dalam menjalankan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script dan pendekatan STM. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan refleksi.

4.4.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru dengan observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dilakukan untuk mempersiapkan siswa sebelum menerima pelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, tempat duduk yang menarik, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian unjuk kerja terhadap aktifitas siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki

(24)

misalnya mobilitas guru ketika memfasilitasi seluruh siswa, pemberian pujian pada siswa yang belum memberikan motivasi dalam pembelajaran. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian unjuk kerja IPS. Data yang diperoleh dari menunjukan unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 28 (100%) siswa.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus III, maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus III sebagai berikut:

Kekuatan

1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran yang menggunakan pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti: menganlaisis, mengevaluasi dan kegiatanbelajar menggambarkan pembelajaran aktif.

2. Pada kegiatan awal telah menyampaikan apersepsi dsan tujuan pembelajaran untuk mempersiapakan siswa sebelum melaksanakan pembelajaran, pada kegiatan inti membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan dan dikegiatan akahir siswa melakukan refleksi bersama guru untuk memperbaiaki pembelajaran selanjutmya.

3. Perkembangan belajar siswa diperhatikan dengan menggunakan penilaian proses, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian hasil laporan dan penilaian karakter , penghargaan terhadap siswa berupa pujian. 4. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, aktif dalam

pembelajaran, melakukan kegiatan praktek dan mengemukakan pendapatnya masing-masing kepada teman sebangku.

5. Siswa melakukan refleksi bersama guru diakhir pebelajaran

6. Tempat duduk yang dibenuk menjadi menarik membuat siswa tidak jenuh dalam pembelajaran.

(25)

Kelemahan

1. Kurang memanfaatkan media dilingkungan sekitar dalam kegiatan pembelajaran, mobilitas guru perlu ditingkatkan ketika memfasilitasi siswa dalam egiatan pembelajaran.

2. Berikan penghargaan bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan yang sudah disampaiakan agar mereka lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

4.5 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan yang sudah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan unjuk kerja siswa pembelajaran pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya bagi siswa kelas 4 SD Negeri sidokumpul kecamatan Guntur Kabupaten Demak pada semester 2 tahun ajaran 2012-2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5dibawah ini:

Tabel 4.4

Perbandingan Distribusi Kelayakan Unjuk Kerja IPS Siklus I, Siklus II, Siklus III

Sumber : data primer

Dari tabel 4.4 dapat dilihat terdapat peningkatan unjuk kerja siswa pada mata peajaran IPS. Pada siklus I menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 siswa (71%) , unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 siswa (29%). Pada siklus II menunjukkan unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 7 siswa (25%), unjuk kerja IPS yang layak 21 siswa (25%). Pada siklus III menunjukkan unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 28 siswa (100%). Hal ini Kelayakan

unjuk kerja

Rentang Skor

Siklus I Siklus II Siklus III

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tidak layak <75 20 71 7 25 - 0

Layak  75 8 29 21 75 28 100

(26)

dapat digambarkan pada gambar diagram perbandingan kelayakan unjuk kerja IPS di bawah ini:

Sumber : data primer

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Kelayakan Unjuk Kerja IPS Siklus I, II Dan II

Dari gamabar 4.4 diagram kriteria unjuk kerja IPS siklus I,II,III dapat dilihat peningkatan unjuk kerja IPS yang layak, pada siklus I mencapai 29%, , pada siklus II mencapai 75%, pada siklus III mencapai 100%.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 4.6.1 Pembahasan Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD Negeri sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak terlihat bahwa ada peningkatan unjuk kerja siswa setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM. Sebelum dilakukan tindakan siswa tidak aktif atau tidak melakukan unjuk kerja dalam pembelajaran. Dengan dilakukan penilaian unjuk pada siklus I maka didapatkan hasil dari kelayakan unjuk kerja siswa, unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 (71%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 (29%) siswa. Persentase tersebut masih tergolong masih rendah untuk mencapai kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak

0 5 10 15 20 25 30 71% 25% 0% 29% 75% 100% Tidak layak Layak

(27)

dengan persentase yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa, sehingga peru dilaukan tindakan siklus II.

Perolehan unjuk kerja pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa,pengelolaan waktu, penempatan tempat duduk yang sudah rapi tapi kurang menarik, penegasan konsep, refleksi diakhir pembelajaran.

4.6.2 Pembahasan Siklus II

Perbaikan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan unjuk kerja siswa. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa,pengelolaan waktu, penempatan tempat duduk yang sudah rapi tapi kurang menarik, penegasan konsep, refleksi diakhir pembelajaran.

Selanjutnya pada siklus II perbaikan unjuk kerja siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I.Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif. Pada siklus I , unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 (71%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 (29%) siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan kelayakan unjuk kerja siswa, unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 7 (25%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 21 (75%) siswa.Walaupun Persentase tersebut sudah tergolong tinggi namun belum memenuhi kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak persentase yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus III.

Perolehan unjuk kerja pada siklus II masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus II ini antara lain, guru tidak

(28)

mengajak siswa untuk menegaskan konsep, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang.

4.6.3 Pembahasan Suklus III

Perbaikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan unjuk kerja siswa. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi dianataranya guru tidak mengajak siswa untuk menegaskan konsep, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang.

Selanjutnya pada siklus III perbaikan unjuk kerja siswa difokuskan pada kekurangan di siklus II. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih antusia dan aktif. Pada siklus II unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 7 (25%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 21 (75%) siswa. Pada siklus III unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 28 (100%) siswa. Berdasarkan indikator kinerja dengan kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak dengan persentasi yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa dan dicapai pada siklus III, maka indikator kinerja telah tercapai.

Perolehan unjuk kerja pada siklus III sudah optimal, namun masih beberapa kekurangan dalam tindakan siklus III ini antara lain, mobilitas guru ketika memfasilitasi seluruh siswa, pemberian pujian pada siswa yang belum memberikan motivasi dalam pembelajaran.

4.6.4 Pembahasan Perbandingan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas 4 SD Negeri sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Sebelum dilakukan tindakan siswa tidak aktif atau tidak melakukan unjuk kerja dalam pembelajaran. Pada siklus I maka didapatkan hasil dari kelayakan unjuk kerja siswa, unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 20 (71%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 8 (29%) siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan kelayakan unjuk kerja siswa, unjuk kerja IPS yang tidak layak sebanyak 7 (25%) siswa, unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 21 (75%). Walaupun Persentase tersebut sudah tergolong tinggi namun belum memenuhi kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak

(29)

persentase yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus III. Pada siklus III unjuk kerja IPS yang layak sebanyak 28 (100%) siswa. Berdasarkan indikator kinerja dengan kriteria minimal unjuk kerja IPS yang layak dengan persentasi yang akan dicapai diatas 80% dari jumlah seluruh siswa dan dicapai pada siklus III, maka indikator kinerja telah tercapai. Peningkatan unjuk kerja dalam penelitian ini terjadi karena ada tindakan yang merangsang siswa dalam pembelajaran yang berupa model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM dan unjuk kerja yang dilakukan dalam pembelajaran meliputi, menyimak, merespons, mengumpulkan data, menjadi pendengar, menjadi pembicara, menganalisis, mengevaluasi dan membuat laporan (Hidayati, dkk. : 6-30).

Mendasarkan pada hasil penelitian terjadi peningkatan pada siklus I unjuk kerja IPS yang layak sebesar 29%, pada siklus II menjadi 75% dan pada siklus III meningkat menjadi 100%. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa melalui penggunaan model pembelajaran cooperative script dengan pendekatan STM dapat meningkatkan unjuk kerja IPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

utama bagi masyarakat Indonesia. Peneliti merasa tertarik untuk menulis tentang bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan Selluler di Indonesia Tahun 2017 dilihat dari

Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain.

Warna agak kecoklatan pada mie jagung basah disebabkan oleh hal yang sama seperti pada mie kering, yaitu mie terbuat dari tepung jagung yang dibuat melalui

Setelah melakukan redesign, hasil redesign rasio transmisi pada tingkat gigi pertama (tingkat 6, 7, 8, 9 dan 10) menghasilkan traksi kotor yang lebih tinggi dari kondisi standar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesensitivitasan harga pengguna Blackberry operator Indosat terhadap penggunaan layanan data, suara serta pesan singkat sebagai

Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang