▸ Baca selengkapnya: contoh lpj dana hibah musholla
(2)2
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR
OUTLINE
1. LHP BPK RI atas LKPP 2014;
2. Peraturan terkait Pengelolaan Hibah;
3. Klasifikasi Hibah;
4. Berbagai Variasi Proses Pelaksanaan Hibah;
5. Mekanisme Pengesahan Hibah Uang;
6. Mekanisme Pengesahan Hibah Barang/Jasa;
7. Berita Acara Serah Terima;
8. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah Langsung
Barang Kepada Daerah
9. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah Langsung
Uang Kepada Daerah;
Click to edit Master subtitle style
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e n g e l o l a a n U t a n g
© alnanza
1. LHP BPK RI atas LKPP 2014
Te m u a n Rekomendasi Tindak Lanjut
KL Belum Tertib
Melaksanakan Rekonsiliasi
Penerimaan Hibah Tahun
2014 dan 14 KL Belum
Melaporkan Realisasi
Pendapatan Hibah Secara
Akuntabel Sebesar Rp1,45 Triliun dan USD77.96 Juta
BPK merekomendasi kan kepada Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah agar mengistruksikan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko untuk membentuk
helpdesk dalam rangka
mempermudah koordinasi
mengenai penatausahaan hibah baik dengan KL maupun dengan pemberi hibah DJPPR Telah membentuk helpdesk terkait Pengelolaan Hibah dengan alamat: www.djppr.kemenkeu.go.id/hib ah
Temuan terkait Kepatuhan terhadap Perundang-Undangan
4
Daftar KL yang Belum Melaporkan Realisasi Pendapatan Hibah
UU No.1/ 2004
tentang
Perbendaharaan
PMK No. 271/2014 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan HibahUU No.17/2003 tentang
Keuangan Negara
PMK No. 191/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan HibahPP.10/2011 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
PMK No. 188/2012 Tentang Hibah dari
Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah
Daerah
UU No.33 /2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah
PMK No. 84/2015 Tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar
Negeri
PP. 2/2012 Tentang Hibah Daerah
HIBAH TERENCANA/DRKH Menteri Keuangan KPPN UANG NPH,WA,NOD LANGSUNG/NON DRKH Menteri/Pimpinan Lembaga NON KPPN NON KPPN
UANG BARANG/ JASA UANG BARANG/ JASA
SP2HL, SPTMHL,SPTJM REKENING KORAN •BAST, SP3HLBJS •MPHLBJS, SPTMHL LC, DP, REKSUS, RKUN REIMBURSEMENT LANGSUNG KL
3. Klasifikasi Hibah
Jenis Hibah Penandatangan Hibah Pencairan Hibah Bentuk Hibah Dokumen Pertanggungja waban Cara PenarikanT y p e
Jenis Hibah Pencairan
Alternatif
Pelaksanaan Bentuk Ket
Terencana (DRKH) Langsung (Non DRKH) Melalui KPPN (On Treasury) Tidak Melalui KPPN (Off Tresury) 1 x x DRKH - On Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 2 x x DRKH – Off Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 3 x x Barang dan Jasa 4 x x Non DRKH – Off Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 5 x x Barang dan Jasa Uang utk Membiayai Kegiatan Diteruskan kepada Pemda (SKPD) 6 x x 7 x x Barang dan Jasa
4. Berbagai Variasi Proses Pelaksanaan Hibah
9
5. Mekanisme Pengesahan Hibah Uang
(PMK 191/PMK.05/2011)
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR
• Naskah Perjanjian Hibah
• Grant Summary/ Ringkasan Hibah
• Izin Pembukaan Rekening • Nomor Register
• SP2HL • SPTMHL • SPTJM
• Copy Rekening Hibah • Pernyataan Penggunaan Rekening
• Surat Kuasa
• Surat Ket. sumber dana, mekanisme penyaluran • Kesanggupan mencantumkan
dana hibah dalam DIPA • Nomor Register
10
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR
• SP3HLBJS • SPTMHL • BAST • MPHLBJS • SP3HLBJS • SPTMHL • SPTJM • Naskah Perjanjian Hibah • Grant Summary/ Ringkasan Hibah
6. Mekanisme Pengesahan Hibah Barang/Jasa/
Surat Berharga (PMK 191/PMK.05/2011)
7. BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
Pihak Pemberi dan Penerima
(1)
Nilai nominal (valas dan IDR)
(2) Tanggal serah terima (3) Tujuan Penyerahan Barang (5) Bentuk hibah (6) Rincian harga per barang (4)
BAST
BAST adalah satu-satunya bukti penyerahan dan penerimaan hibah yang diakui oleh kedua belah pihak (dokumen sumber)
BAST yang Belum Terlaporkan (Nilai Rupiah Diketahui)
Penyerahan hibah yang belum terlaporkan
2013 2014
2015
BAST $100 e.q Rp.12.000.000
BAST Tahun Berjalan
BAST Tahun Lalu
BAST $100 e.q. Rp.12.000.000 BAST $100 e.q. Rp.14.500.000 BAST $100 e.q Rp.13.000.000 BAST $100 e.q Rp.13.000.000 BAST $200 eq.Rp.25.000.000
Note : Donor mungkin belum
menandatangani BAST untuk barang yang diserahkan tahun lalu karena laporan keuangan 2014 telah ditutup. Sehingga, EA akan mengalami
kesulitan untuk memasukkan aset ke dalam SIMAK BMN dan laporan
keuangan.
Laporan Keuangan
BAST yang Belum Terlaporkan (Nilai Rupiah Tidak Diketahui)
Penyerahan hibah yang belum terlaporkan
2013 2014
2015
BAST $100
HOC Tahun Berjalan
BAST Tahun Lalu
BAST $100 BAST $100 e.q. Rp.14.500.000 BAST $100 BAST $100 BAST $200 eq.Rp.23.000.000
Note : Donor mungkin belum
menandatangani BAST untuk barang yang diserahkan tahun lalu karena laporan keuangan 2014 telah ditutup. Sehingga, EA akan mengalami
kesulitan untuk memasukkan aset ke dalam SIMAK BMN dan laporan
keuangan.
Laporan Keuangan
*konversi menggunakan kurs tengah BI pada tanggal BAST
8. Mekanisme Pertanggungjawaban
Hibah Langsung Barang Kepada Daerah
Pengelolaan Hibah Langsung Barang/Jasa - SKPD
(Non DRKH – Off Treasury)
Perencanaan PenandatangananNegosiasi/ Pelaksanaan Pelaporan
K/L menyiapkan usulan kegiatan/propos al ke Donor KL melakukan negosiasi dan penandatanganan Grant Agreement dengan Donor
K/L mengajukan pengesahan pendapatan yang bersumber dari hibah ke DJPPR
(SP3HL-BJS)
Dit EAS DJPPR menerbitkan nomor register dan SP3HL-BJS
K/L mengajukan permohonan penerbitan nomor register
K/L mengajukan pengesahan belanja yang bersumber dari hibah ke KPPN
(MPHL-BJS) Dit EAS DJPPR menyusun Laporan Keuangan BA 999.02 berdasarkan MPHL-BJS dari KPPN KPPN menerbitkan Persetujuan MPHL-BJS K/L menyusun Laporan SAI berdasarkan MPHL-BJS K/L membuat BASTO dengan Daerah
9. Mekanisme Pertanggungjawaban
Hibah Langsung Uang Kas Kepada Daerah
BP-KL
Grant Agreement BPP-Pemda LPJ-BP KPPN KPH SP2HL Membuka Rekening Hibah langsung ke KPPN KPH Membuka Rekening Penampungan Hibah Ke DJPBN 1 2 3 4 5 Aliran uang Aliran pertanggungjawaban PPK-PemdaKPA-KL
LKPP
6Mekanisme Pengelolaan Hibah Langsung Uang Kas
di Daerah
STRUKTUR ORGANISASI PEJABAT PERBENDAHARAAN TERKAIT PENYALURAN DANA DI DAERAH
10. MEKANISME PENGELOLAAN
DANA PILKADA GUBERNUR DAN
BUPATI/WALIKOTA
TAHUN 2015
Peraturan Terkait Pilkada Serentak dan Pendanaan Pilkada
UU No. 22/2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota
Permendagri No.32/2011 jo Permendagri No.39/2012
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD
UU No. 1/2015 jo. UU No. 8/2015 tentang Penetapan PERPU No. 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota
Permendagri No.44/2007 Jo. Permendagri No. 57/2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Permendagri 44/2015 jo 51/2015 tentang Pengelolaan dana kegiatan pemilihan Gub/Bupati/Walikota dan Wakilnya
Dana Pilkada (Belanja Hibah
APBD)
≠
Pendapatan APBN< 2015
≥ 2015
Dana Pilkada (BelanjaHibah APBD)=
Pendapatan APBN
Pasal 200 ayat (1), : Pendanaan kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota yang dilaksanakan pada tahun 2015 dibebankan pada APBD”;
Sesuai ketentuan UU No. 8/2015:
Pasal 166 ayat (1), :Pendanaan kegiatan
Pilkada dibebankan pada APBD dan dapat didukung oleh APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”;
Belanja Hibah
Rekening KPU / Bawaslu Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI
Swakelola Tidak Dicatat pada APBN Dimasukkan pada CALK dlmLKPP Belanja Langsung (Belanja Barang untuk Pilkada)
APBD
APBN
Pendapatan Hibah
PEMDA
KPU / Bawaslu /
TNI / POLRI
Naskah Perjanjian Hibah Rekomendasi BPK Harmonisasi Peraturan Laporan Pertanggungjawaban kepada PemdaTransfer dana ke KPU / Bawaslu / TNI / POLRI
tanpa register
APBD
APBN
Register
(DJPPR) KPU / Bawaslu
Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI (SATKER) Ijin Pembukaan Rekening (KPPN) Laporan Keuangan LKPP Laporan Kepada Daerah Transfer Dana Belanja Operasional Belanja Hibah Pendapatan Hibah Revisi DIPA (Kanwil DJPB/ DJA) SP2HL (KPPN) NPHD
KPU / Bawaslu Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI
KPU / Bawaslu Provinsi / Kab / Kota
/ TNI / POLRI KPA PPK Bendahara Pengeluaran PPK + BPP PPK + BPP PPK + BPP
Sesuai Ps 25 PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN, BPP harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran
Pemilihan Bupati/ Walikota Pemilihan
Keistimewaan Pendanaan Pilkada 2015
1. PPKD/Pemda
tidak mengusulkan setahun sebelumnya
atas
pengganggaran Pilkada Serentak pada APBD 2015;
2. Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI
diperkenankan untuk
membuka rekening mendahului register
dengan catatan tidak mengorbankan akuntabilitasnya;
3. Pemda diminta untuk
memprioritaskan penganggaran dana Pilkada
pada APBD dengan melakukan optimalisasi dari belanja lainnya
pada APBD 2015;
4. Dalam hal dibutuhkan anggaran tambahan, Bawaslu / KPU
Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI dan Pemda
dapat
melakukan penyesusaian tanpa menunggu perubahan APBD-P
.
Karakteristik Penganggaran Pilkada Yang Dibiayai Belanja
Hibah APBD Sesuai Permendagri 44 jo 51/2015
1. Batas Tertinggi Indeks Satuan Harga mengacu pada APBN
sesuai PMK
no.: 53/PMK.02/2014 jo PMK No. :57/PMK.02/2015
yang
selanjutnya ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota;
2. Penetapan Harga Satuan oleh Bupati/Walikota
terutama untuk
mengakomodasi kemampuan masing masing Pemda. Dengan demikian,
honor bulanan untuk Komisioner ataupun KPA/PPK berbeda Antara
Bawaslu/ KPU daerah satu dengan Bawaslu/KPU daerah yang lain;
3. Komisioner tidak diperkenankan menerima honor Pokja di luar
gaji/honor bulanan
(12 bulan) yang ada kaitannya dengan penugasannya
dalam rangka Pilkada. Namun Komisoner dapat menjadi anggota Pokja.
4. Non Komisioner diperkenankan menerima honor pokja
sepanjang
memang belum menerima honor bulanan.
Implikasi Perubahan Status Dana Pilkada Terhadap Pertanggungjawabannya 1. Pemda bertanggung jawab sampai
batas penyaluran (transfer dana); 2. Pemda tidak diperkenan untuk
meminta Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI;
3. Pemda hanya berwenang untuk
meminta Laporan Penggunaan
Dana dari Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI.
4. Inspektorat Pemda, tidak
diperkenankan melakukan audit
pada Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI.
1. Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI bertanggung jawab atas penerimaan & penggunaan dana sesuai APBN;
2. Dalam hal tertentu, Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI dapat menyampaikan copy kuintansi;
3. Bawaslu / KPU Provinsi / Kab / Kota / TNI / POLRI menyampaikan laporan penggunaan dana pilkada kepada Pemda;
4. Penerimaan dan Penggunaan dana hibah Pilkada diaudit oleh BPK R.I.
Jasa Giro dan Sisa Dana Hibah
Apabila pengaturan terkait Jasa Giro tidak disebutkan dalam NPHD maka
Jasa Giro disetorkan ke Kas Negara
sebagai PNBP; Contoh : NPHD : 10 M DIPA : 10 M Penerimaaan Dana 2015 : 10 M Belanja 2015 : 8 M
Sisa dana dalam NPHD, tidak dikembalikan pada 31 Desember 2015. Sisa dana dikembalikan pada Kas Daerah setelah kegiatan Pilkada selesai (tahun 2016).
Sisa Dana 31-12-2015 : 2 M (dalam Rek Bendahara)
Belanja 2016 : 1.5 M
Sisa Dana 2016 : 0.5 M (dikembalikan ke Kas Daerah)
Terima Kasih
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Gedung Frans Seda Lt. 7, Jalan Wahidin Raya No.1 Jakarta
Jenis Hibah Perencanaan AgreementGrant Penganggaran Pelaksanaan danPencairan Hibah yang Direncana kan • Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH) • Menteri Keuangan Cq DJPPR
• Uang Untuk Membiayai Kegiatan :
Penuangan dalam DIPA; • Barang dan Jasa :
• Dituangkan dalam DIPA
• Tender dan KPBJ • Pencairan melalui : On Treasury Pertanggungjawaban : NOD- SP3 BAST-SP3HLBJS Hibah Langsung •Tanpa DRKH Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Pejabat yang diberi Kuasa
• Uang Untuk Membiayai Kegiatan :
Tanpa DIPA (dapat direvisi sewaktu- waktu sepanjang tahun; bersifat on top menambah pagu,dan Belanja dapat mendahului DIPA);
• Barang dan Jasa :
• Tanpa DIPA dan tidak perlu direvisi; • Tender dan KPBJ • Pencairan Off Treasury; Pertangungjawaban : Uang – SPHL BAST-SP3HLBJS
Berkas dokumen pengajuan register disampaikan Kepala Satker selaku PA/KPA ke:
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan
Gedung Frans Seda Lantai 7
Jl. DR. Wahidin No 1 Jakarta 10710 Telp. 021-3864778, Fax 021-3843712
Amendment NPHD Dalam Kaitannya Dengan Registrasi
NPHD Rp.8 M (APBD)
NPHD Rp.10 M
(APBD-P)
REGISTER
-236J9VAG
AMENDMENT
REGISTER
-236J9VAG
32
Dilampiri paling sedikit :
Surat Ijin Pembukaan Rekening
Surat Pernyataan Penggunaan Rekening
Surat Kuasa kepada Kuasa BUN terkait informasi rekening
Surat register hibah
SATKER KPPN – DJPB
Ijin Pembukaan Rekening
(PMK 252/PMK.05/2014 tentang Rekening milik
KL/Satker)
1 (satu) NPH - 1 (satu) nomor register - 1 (satu) nomor rekening
Pengelolaan rekening hibah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
Satker yang dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(PMK 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan & tanggungjawab
Bendahara pada Satker pengelola APBN)
K/L dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah
langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan rekening
Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan
saldonya disetor ke rekening KUN (SSBP) / kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian hibah (dikembalikan ke donor)
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas
Yang di Revisi adalah Pagu Belanja di K/L Revisi tersebut bersifat on-top
Menggunakan kode Fungsi, Sub Fungsi, Kegiatan & Output yang sesuai Menggunakan akun belanja dalam 6 digit (52xxxx, 53xxxx & 57xxxx)
Berpotensi menambah honorarium penanggungjawab pengelola kegiatan Satker Syarat Revisi DIPA:
1. Ringkasan naskah perjanjian 2. Nomor Register dari DJPPR
3. Persetujuan pembukaan rekening hibah dari Dit. PKN/KPPN
4. Surat pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana sesuai standar biaya dan peruntukan
Revisi DIPA:
1. Diajukan ke DJA/Kanwil DJPBN
2. Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan dalam
1 (satu) tahun, setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah
3. Dalam hal terdapat sisa pagu TA berjalan yang akan digunakan pada TA berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA tahun anggaran berikutnya (setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang bersumber dari hibah pada akhir tahun berjalan)
PMK 257/PMK.02/2014 tentang Tata cara revisi
anggaran TA 2015 & PMK 53/PMK.02/2014
tentang Standar Biaya Masukan TA 2015
Pengelompokan Belanja
Kel Akun Uraian
52
XXXX Belanja Barang &Jasa
(disesuaikan dgn Keputusan KPU atau koordinasi dengan Kanwil DJB)
Lingkup pengesahan :
Pendapatan hibah & Belanja yang bersumber dari hibah Dokumen Pengesahan
SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) K/L
SPHL (Surat Pengesahan Hibah Langsung) KPPN
Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor ke rekening KUN (SSBP) / kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah (disetor kembali ke donor)
K/L : SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah
Langsung)
KPPN : SP3HL (Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung) Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas negara sebagai
PNBP kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah
SATKER KPPN – DJPB SP2HL / SP4HL SPHL / SP3HL SPTMHL SPTJM Rek Koran SPTJM Rek Koran Bukti transfer
Sistem Aplikasi Satker (SAS) LK
Contoh BAST
Trend penerimaan hibah di setiap periode mengalami kenaikan seiring menurunnya hibah yang tidak dilaporkan oleh K/L;
Temuan hibah langsung yang belum dilaporkan mengalami kenaikan di tahun 2013 menjadi Rp2,7 triliun namun berdasarkan hasil pemeriksaan BPK, temuan di tahun 2014 kembali menunjukan penurunan terdiri dari Rp1,45 triliun dan USD77,960,070.- (ekuivalen Rp969,82 miliar kurs tengah BI 31 Desember 2014).
Perkembangan Pendapatan Hibah Tahun 2008 – 2014
[ Triliun Rupiah ] Sumber: *) LHP LK BA 999.02 (DJPPR-Kemenkeu) 2.95 1.01 1.90 4.66 0.80 4.48 2.33 0.85 3.34 4.14 5.44 5.79 6.97 5.07 3.90 1.53 0.86 0.29 0.50 2.70 2.42 15 16 18 15 15 19 12 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 -1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 APBN-P (LHS) Realisasi Hibah (LHS) Hibah tidak terlaporkan (LHS) Jumlah K/L yang Tidak Melaporkan Hibah (RHS)
0.87 0.71 0.53 0.51 0.47 0.47 0.29 0.22 0.15 0.14 0.13 0.13 0.08 0.36 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 PENERIMAAN HIBAH
K/L Penerima Hibah Tahun 2014
No. K/L Nilai 1 KEMENKES 866.776.379.125 2 KEMENDIKBUD 711.375.702.694 3 KEMENTAN 532.383.072.581 4 KEMENDAGRI 514.743.936.751 5 POLRI 470.798.514.991 6 KEMEN-PU 470.766.096.929 7 KEMENHAN 292.184.382.644 8 BAPPENAS 219.065.012.080 9 KEMENHUT 154.950.410.007 10 KEMEN-LH 136.886.547.938 11 KEMENPERIN 131.199.960.810 12 SETNEG 127.992.600.000 13 KEMENKUMHAM 84.096.789.817 14 KL LAINNYA 360.432.660.084 5.073.652.066.452 TOTAL [ Triliun Rupiah ] Sumber: *) LK BA 999.02 (DJPPR-Kemenkeu)
Bentuk Anggaran Belanja Pemerintah
A P B N
ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MELALUI KL
RKA - KL
ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN (MENKEU SELAKU BUN)
RA - BUN Kantor Pusat (KP) Kantor Daerah (KD) Dekon-sentrasi (DK) Tugas Pemban-Tuan (TP)
Mendanai Urusan Pusat
Dilaksanakan oleh Pemda
Mendanai Urusan APBD Transfer ke Daerah (DAU, DAK, DBH) Belanja Hibah DN (On Granting) Subsidi Belanja Lain – lain Belanja Hibah LN
Mendanai urusan pusat yang Dilaksanakan di Daerah
Hibah satu donor yang dikoordinasikan oleh satu K/L,
dimanfaatkan beberapa K/L, dengan
end beneficiaries
melibatkan
beberapa layer institusi daerah
Peace Corp US Executing Agency Donor Implementing Agency End Beneficiaries Nama Proyek
USAID BAPPENAS(Umbrella Agreement) Kemendiknas (Implementing Agreement) SMA di Daerah MA di Daerah Kemenag (Implementing Agreement) 45
Hibah Satu Donor yang dikoordinasikan oleh satu K/L
dimanfaatkan beberapa K/L, beberapa Pemda dan NGO
Assistance Agreement On Economic Growth Executing Agency Donor Implementing Agency End Beneficiaries Nama Proyek USAID BAPPENAS (Umbrella Agreement)
Menko Per Ekon (Implementing Agreement) Kementan (Implementing Agreement) Bapepam(Implementing Agreement) Kadin (Implementing Agreement) Asosiasi Komoditi (Implementing Agreement) 46
Mekanisme Pengelolaan Dana Hibah Langsung
di Daerah
• Dalam melaksanakan kegiatan hibah yang meliputi di daerah, KPA dapat menunjuk/menetapkan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) di daerah dengan syarat :
Terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara Pengeluaran (BP); dan/atau
Beban kerja BP sangat berat berdasarkan penilaian Kepala Satker.
• Pengangkatan BP/BPP harus dituangkan dalam surat Keputusan, setelah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan selaku Kuasa BUN • Jabatan BP tidak boleh dirangkap oleh KPA, PPK, PPSPM • Dalam keterbatasan jumlah sumber daya manusia, jabatan
BP/BPP dapat saling merangkap dengan izin Kementerian Keuangan.
• Setiap orang yang akan diangkat menjadi
Penerimaan /Bendahara Pengeluaran/BPP harus Sertifikat Bendahara. Sertifikat Bendahara diperoleh melalui proses sertifikasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan. Dalam hal proses sertifikasi belum terlaksana, persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai Bendahara adalah sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri;
b. Pendidikan minimal SLTA alau sederajat; dan c. Golongan II.b
• Dalam hal diperlukan KPA dapat menunjuk PPK di daerah atas kegiatan yang dilaksanakan di daerah yang dananya yang bersumber dari hibah langsung • Dalam melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara, PPK memiliki tugas dan wewenang: a. melaporkan
pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
b. menyerahkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada KPA
c. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan d. melaksanakan tugas dan
wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran dan hibah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.