Laporan perjalanan trip Bodogol 18, 19 dan 20 Desember
Tak pernah lelah menuju tempat indah ini, tak pernah lelah menapaki jalan jauh demi menikmati hutan yang masih asri dibawah kaki Gunung Gede Pangrango. Kami berangkat ber lima seperti biasa tim herpetologi yang kami sebut L borbonica bodogol yang terdiri dari saya sendiri Dhany, Talita, Arin, kak Isnin dan Kadir. Hari itu hari Jum’at dan saya sendiri masih harus kerja sampai jam setengah 6, sedangkan kadir dan kak isnin izin kerja hari itu dan berangkat duluan ke Bodogol. Saya, talita dan arin janjian di pasar rebo jam 18.30 dan kami pun tiba tepat waktu tak lama kita langsung mencari bus kearah ciawi dan menyambung angkot menuju ke lido.
Kak Isnin dan Kadir sudah sampai dari jam setengeh 8 malam, sedangkan kami baru saja sampai lido sekitar pukul setengah 9. Perjalanan masih jauh kedalam kami memutuskan untuk mengisi perut kami dahulu makan nasi goreng. Setelah kenyang kami berencana menyarter angkot keatas atau mencari ojek tapi sungguh beruntung justru kami ditawari oleh satpam yang berjaga saat itu untuk naik mobil patroli. Setengah jalan naik mobil patroli, mobil itu berhenti dan mati mendadak akhirnya satpa itu menelpon temannya untuk mengantar kami sampai batas desa perjalanan dari lido kebatas desa kira kira 7 km. Sampailah kami di depan resort dan batas desa dengan hutan,
jam. Setengah jam setelah itu akhirnya kita sampai di camp SPB (Stasiun Penelitian Bodogol). Tepat pukul 11 malam kita tiba di SPB. Istirahat sebentar kemudian kita bersiap menyusul kak isnin dan kadir untuk pengamatan malam itu. Sebelumnya tim ini terbentuk pada saat saya melakukan penelitian skripsi di sini dan meneliti tentang suara dari Leptophryne borbonica.
Beberapa kali trip yang bisa diajak orangnya hanya itu itu saja dan sudah paham cara kerja jadi kami memutuskan untuk tetap berjalan dengan tim ini. Hari ini pengambilan data bukan untuk skripsi melainkan menambahkan data untuk penelitian visual signal dari Leptophryne borbonica yang sebelumnya sudah kami ambil datanya karena reviewer paper menginginkan data yang lebih banyak lagi agar paper yang ditulis oleh Kak Isnin bisa publish. Jalur yang biasa digunakan adalah jalur afrika kanopi dan hanya menyusuri sungai Cisuren yang terdapat di jalur itu. Disepanjang sungai Cisuren sangat melimpah spesies ini.Belum ada setengah perjalanan kita bertemu dengan Kak Isnin dan Kadir kembali menuju camp dan kamipun ikut kembali. Besok malamnya kita berangkat lagi untuk mengambil data.
Saya masih ingat saat penelitian skripsi saya disini sangat minim sekali alat hanya bermodal recorder kecil dan mikrofon yang mungkin tidak cukup
memadai untuk penelitian namun sekarang instrumen penelitian sudah memadai di mulai dari mikrofon yang merupakan standart internasional recorder profesional dan handycam yang dilengkapi infrared untuk merekam dikegelapan. Selain data suara dan data video untuk visual signalnya kami juga mengambil data tutupan daun dengan mengambil tumbuhan sekitar kodok bersuara kemudian daunnya di scan dan akan di analisis menggunakan software image j. Semua prosedur penelitian di lakukan berdasarkan rujukan paper
terkait dan di analisis dengan berbagai sofware. Dalam perjalanan menuju jalur dari jauh kami mendengar suara kucing. Awalnya Mang Ae (guide) yang
bersama kita mengira itu suara anak macan yang mencari induknya namun seteklah ditelusuri ternyata memang kucing domestik yang terjebak ditengah hutan dan terus mengeluarkan suara berisik. Entah darimana datangnya kucing itu yang anehnya lagi kucing tersebut tidak kotor rambutnya seharusnya bila sudah hampir sehari rambut kucing yang berwarna dominan putih dan hitam itu kotor karena tanah tetapi ini tidak. “Mana ada orang yang jauh-jauh kemari hanya untuk membuang kucing” kata Mang Ae. Tapi pengambilan data terus dilanjutkan walau sedikit terganggu dengan adanya kucing tersebut yang terus berisik. Sampai kami pulang menuju camp kucing itu terus mengikuti kami dan ditengah perjalanan saat sudah mulai naik ke tangga kanopi kucing tersebut hilang tanpa suara lagi. Kami sampai camp kembali pukul 12.00 setelah itu ritual kami seperti biasa kadir yang emang selalu masakin kita masak nasi goreng.