• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT LADA SEBAGAI AD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH KULIT LADA SEBAGAI AD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT LADA SEBAGAI ADSORBEN ALTERNATIF

LOGAM BERAT Pb DALAM AIR LIMBAH PENAMBANGAN TIMAH DI LEPAS

PANTAI PERAIRAN PESISIR DESA BATU BELUBANG, BANGKA TENGAH

UTILIZATION WASTE PEEL OF PEPPER AS ADSORBENT PB HEAVY METAL IN WASTEWATER MININGTIN IN THE COASTAL WATERS OF BATU BELUBANG VILLAGE

Oleh : Alfiatul Rafiah & Muhammad Rahmat Subhan, SMK Negeri 1 Bontang alfiatulrafiah@gmail.com

Abstrak

Semua kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah terjadi perubahan penggunaan lahan karena aktivitas penambangan, yang biasanya dinamakan Tambang Inkonvensional (TI) Apung. Penambangan ini menyebabkan penurunan kualitas perairan. Desa Batu Belubang merupakan kawasan perikanan memerlukan kualitas perairan yang baik untuk keberlangsungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi limbah kulit lada dengan menjadikan kulit lada sebagai adsorben alternative logam berat Pb dalam air limbah penambangan timah. Metode penelitian secara kualitatif untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam air lahan bekas penambangan timah dan secara kuantitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penelitian ini menunjukkan bahwa kulit lada dapat digunakan sebagai absorben alternatif polutan logam berat Pb, dengan mengikuti persamaan Freundlich. Berdasarkan persamaan Freundlich yang diperoleh, maka diperoleh kapasitas adsorpsi sebesar 0,7621 mol/gram, dan kecepatan adsorpsi sebesar 198,2 gram/menit. Penerapan teknologi penyerapan dengan adsorben kulit lada dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan air limbah penambangan timah di lepas pantai pesisir Desa Batu Belubang, Bangka Tengah.

Kata kunci: adsorben, logam Pb, kulit lada, timah

Abstract

All districts in Bangka Belitung Province has been a change of use of land for mining activities,which are usually called Mine Unconventional (TI) Floating. This mining causes a decrease in waters quality. Batu Belubang Village is an area of fisheries that require good quality water for sustenance. This study aims to reduce waste by use the peel of pepper as heavy metals adsorbent Pb in tin mining waste water. Qualitative research methods to determine the compounds contained in the former tin mining land water and quantified by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)). This study shows that the skin of the pepper can be used as an alternative adsorbent Pb heavy metal pollutants, by following the Freundlich equation. Based Freundlich equation obtained, the obtained adsorption capacity of 0.7621 mol / g, and the adsorption rate of 198.2 grams / minute. Application of technology absorption by the skin adsorbent pepper can be used as an alternative treatment of waste water offshore tin mining in the coastal Batu Belubang village of Central Bangka.

Keywords: adsorbents, Pb, peel of pepper, tin

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan produsen timah terbesar di dunia yang tersebar di wilayah Pulau Karimun, Kundur, Singkep dan sebagian di daratan Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kepulauan Bangka Belitung, (PT. Timah Tbk, 2011). Semua kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah terjadi

(2)

Pemanfaatan limbah kulit lada (Alfiatul Rafiah dan Rahmat Subhan) bawah baku mutu air laut untuk biota laut. Logam Pb di perairan telah melebihi baku mutu untuk biota laut. Hal itu menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang mengancam keberlangsungan makhuk hidup maupun biota laut yang berada di sekitar lokasi penambangan timah tersebut (Hasti, Wahyuni: 2013).

Selain penambangan timah, di Kepulauan Bangka Belitung terdapat perkebunan tanaman lada (Piper nigrum L.) yang merupakan tanaman rempah-rempah yang memainkan peranan penting dalam sejarah peradaban dan perdagangan di dunia karena menjadi komoditi pertama yang diperdagangkan secara internasional. Bangka Belitung merupakan daerah urutan teratas penghasil lada di Indonesia. Mengingat banyaknya hasil tanaman lada ini, pasti banyak pula hasil limbah yang dihasilkan terutama kulit hasil pengupasan lada, kulit lada ini tidak dimanfaatkan sedemikian rupa dan hanya menjadi sampah. Masalah sampah kulit lada dan penurunan kualitas perairan, membuat penulis berinovasi untuk membuat adsorben dari kulit lada yang dapat mengadsorpsi polutan logam berat Pb dalam air limbah penambangan timah di perairan pesisir Desa Batu Belubang, Bangka Tengah.

METODE

Penelitian mengenai adsorben alternatif dari kulit lada ini dilakukan dengan tahapan aktivasi, penggunaan larutan model Pb dengan konsentrasi tertentu sebagai contoh uji, dan penentuan kadar logam Pb setelah penambahan adsorben kulit lada. Metode yang digunakan adalah uji kualitatif secara anion atau kation untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam air lahan bekas penambangan timah dan uji kuantitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi dari logam berat Pb yang terkandung di dalam air limbah sebelum dan sesudah pengolahan menggunakan adsorban kulit lada.

Alat dan Bahan

Dalam upaya menunjang keberhasilan dari penelitian penggunaan adsorben kulit lada dalam mengikat kandungan logam berat yang terkandung di dalam air lahan bekas penambangan timah, maka alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Uji Kualitatif Anion,Kation No Nama Alat Nama

3 Pipet tetes Gelas 6 buah

4 Gelas beaker Gelas 250 ml 2 buah

5 Hot plate Pemanas 1 buah

6 Kips generator

pembuat gas H2S 1 buah

7 Gegep kayu Non gelas 2 buah

8 Aquades Pelarut Secukupnya

9 HCl Larutan 5 N 10 ml

10 FeS Padatan 5 gr

11 H2SO4 Larutan 0,1 N Secukupnya

Alat dan Bahan Uji Kuantitatif secara Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

1 SSA Agilent 228 1 buah

(3)

Alat dan Bahan Uji Kualitatif Anion,Kation

7 Hot plate Alat pemanas 1 buah

8 Larutan

11 HNO3 Larutan pekat 10 ml

12 Sampel akan dilakukan antara lain sebagai berikut;

a. Aktivasi Adsorben dari Kulit Lada

Kulit lada dikeringkan dalam oven pada suhu 50-600C. Kulit lada yang sudah kering dicampur dengan NaOH 50% dengan perbandingan 1:15. Campuran ini diaduk dengan

magnetic stirer pada suhu ruang selama 3 jam. Produk yang dihasilkan kemudian disaring dengan penyaring Buchner yang dibantu dengan vakum, untuk kemudian dicuci dengan aquades sampai volume 4 kali lebih besar dari volume larutan sampai netral. Perlakuan dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu 500C selama 12 jam (Nurrohmi, Omi., 2011).

b. Kontak Adsorbsi dalam Larutan Pb

Sebanyak 1 gram adsorben kulit lada yang telah di aktivasi dengan NaOH 50 % diaduk dengan larutan Pb dengan kontak waktu selama 60 menit. Setelah pengadukan, adsorben dipisahkan dengan filtrat. Konsentrasi ion logam

Pb sebelum dan sesudah adsorpsi diukur menggunakan instrumen SSA.

c. Uji Kualitatif secara Anion dan Kation Cuplikan ditambah larutan H2SO4, dan apabila terbentuk endapan putih maka dapat dipastikan terpaparnya air limbah oleh logam berat Pb.

d. Persiapan Contoh Uji

Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas piala, tambahkan 5 mL asam nitrat, panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering, tambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.

e. Pembuatan Larutan Kerja Logam

Pipet 0 mL; 1 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL dan 20 mL larutan baku timbal, Pb 10,0 mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera 100 mL sehingga diperoleh konsentrasi logam timbal 0,0 mg/L; 1,0 mgL; 5,0 mg/L; 10,0 mg/L; 15,0 mg/L dan 20,0 mg/L.

f. Pengukuran dan Pembuatan Kurva Kalibrasi SSA

(4)

Pemanfaatan limbah kulit lada (Alfiatul Rafiah dan Rahmat Subhan) HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Pendahuluan dengan Adsorben Kulit Lada

Kulit lada yang digunakan adalah bagian yang tidak dimanfaatkan lagi oleh masyarakat, sehingga kulit lada ini merupakan limbah. Hasil pengujian pendahuluan dengan adsorben kulit lada 1 g terhadap 100 mL larutan model PbO selama 1 jam menunjukkan bahwa adsorben dapat menurunkan kandungan Pb dalam larutan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari menurunnya jumlah endapan putih PbSO4 setelah perendaman dengan adsorben (Gambar 1).

(a) (b)

Gambar 1. Endapan PbSO4 yang Terbentuk pada Larutan Kontrol (a), dan

setelah Perlakuan dengan Adsorben kulit lada (b)

Gambar 2 . Kulit Lada yang sudah Dikeringkan

Kontak adsorbsi dalam larutan model di lakukan dengan cara pengadukan. Kontak adalah waktu yang di butuhkan untuk menyerap logam

berat di dalam larutan. Waktu kontak dilakukan selama 1 jam. Perlakuan ini sama terhadap larutan model dengan konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan 100 ppm (Gambar 3).

Gambar 3. Pengadukan Adsorben di dalam Larutan yang Mengandung Pb 2. Penurunan Kandungan Logam Berat oleh

Adsorben Kulit Lada

(5)

Gambar 4. Grafik Batang Persentase Keterserapan Logam Berat Pb

Pengolahan air limbah penambangan timah akan menggunakan IPAL yang didalamnya berisi adsorben kulit lada pada tingkat 2 dan 3 dimana proses adsorbansi berlangsung (Gambar 4).

Gambar 5 Instalasi Pengolahan Air Limbah Penambangan Timah

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Adsorben dari kulit buah tanaman lada

(Piper Nigrum) yang telah diaktivasi

menggunakan NaOH 50 % dapat mengurangi kandungan polutan logam berat Pb sesuai dengan persamaan Freundlich dan diperoleh kapasitas adsorpsi sebesar 0,7621 mol/gram, serta kecepatan adsorpsi sebesar 198,2 gram/menit. Catatan apabila semakin banyak adsorben kulit lada yang digunakan maka semakin besar kemampuan adsorben dalam menurunkan kandungan logam berat.

Saran

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai penanganan terhadap adsorben kulit lada setelah perlakuan agar dapat dimanfaatkan dan menghasilkan teknologi biorefinery. Penerapan teknologi penyerapan dengan adsorben kulit lada dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengolahan air limbah industri lainnya yang ada di Kabupaten Bangka Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Alberty, R.A dan Daniel, F. 1983. Kimia Fisika

(Alih bahasa: DR. N.M Surdia). Jakarta: Erlangga.

Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisika (Alih bahasa: Dra. Irma I. K). Jakarta: Erlangga. Badan Litbang Pertanian.2013.Lada Butiran Kecil Bernilai Besar.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/on e/1292/. Diakses tanggal 7 Oktober 2016.

Balittri. 2007. Teknologi Unggulan Tanaman Lada.http://balittri.litbang.deptan.go.id/. Diakses 7 Oktober 2016.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.1996. Monograf Tanaman Lada.Bogor: Balitro.

Nurrohmi, Omi. 2011. Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Adsorben Ion Logam Cd2+. Universitas Indonesia: F.MIPA Ju

Wahid, P. 1996. Identifikasi Tanaman Lada. Monograf Tanaman Lada. Balittro: hal. 27-32.

(6)

Gambar

Tabel 1 Alat dan Bahan
Gambar 3. Pengadukan Adsorben di dalam                 Larutan yang Mengandung Pb
Gambar  5  Instalasi  Pengolahan  Air  LimbahPenambangan Timah

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data tersebut adalah: (a) observasi dilakukan terhadap keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu rumah tangga yang bekerja pada sektor informal di Negeri Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah yang terdiri

Padahal, tulang ikan mempunyai nilai gizi yang tinggi salah satunya kalsium yang merupakan mineral penting bagi manusia karena mempunyai peran vital pada tulang sehingga

Sedangkan sosialisasi sekunder berada dalam kategori “cukup baik” di tinjau dari mereka cukup mengetahui tentang ruang lingkup Jurusan dan cukup mendapatkan

1).Transportasi darat merupakan moda transportasi yang paling dominan yang digunakan oleh masyarakat untuk melaksanakan setiap kegiatan dari- menuju suatu tempat untuk

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari PT Media Sumsel Perkasa Press dalam menghitung beban pokok produksi harian umum Sumsel Post, maka perumusan masalah yang

(b) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Kekurangan motivasi baik

1) Wali nasab terdiri dari empat kelompok dalam urutan kedudukan, kelompok yang satu didahulukan dan kelompok yang lain sesuai erat tidaknya susunan kekerabatan